Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/155

Berita PESTA edisi 155 (2-6-2020)

Mei 2020

Berita PESTA -- Edisi 155, Mei 2020
 
Berita PESTA Edisi 155, Mei 2020
Berita & Pokok Doa
  1. Pelaksanaan Kelas PIR Mei/Juni 2020
  2. Pelaksanaan Kelas PESTA RIA -- Injil Mei/Juni 2020
  3. Pendaftaran Kelas AUA I Juli/Agustus 2020
  4. Pengiriman e-Sertifikat Paskah
Kesaksian Peserta PESTA
  1. 1. Nanang Trimanta (Surakarta)
  2. 2. Yermia M. Kristanto (Tangerang)
  3. 3. Edison Hutagalung (Depok)
  4. 4. Harlinton Simanjuntak (Jambi)
  5. 5. Indah Kristyaningrum (Karanganyar)
  6. 6. Jupinis Sugilan (Sabah, Malaysia)
Blog
  1. Ketika Tuhan Memberikan Jalan
Artikel
  1. Otoritas dan Natur dari Karunia Bernubuat
Stop Press
  1. Aplikasi HE Cares

Salam kasih dalam Kristus,

Apa kabar Sahabat PESTA? Kami berharap Sahabat dalam keadaan sehat dan tetap efektif dalam mengerjakan panggilan Tuhan meski pandemi COVID-19 belum berakhir. Mari bersyukur kepada Tuhan yang mengaruniakan Roh Kudus untuk menuntun kita melakukan bagian kita dalam pelayanan Tuhan. Mohon doakan pelayanan PESTA supaya dapat tetap melayani sesuai visi yang sudah Tuhan berikan dan tetap relevan sesuai dengan perkembangan yang ada. Selamat membaca edisi Berita PESTA ini dan kiranya kita bisa terus terhubung dan saling mendoakan. Tuhan Yesus memberkati

Bima

Bima
Redaksi Berita PESTA

Berita & Pokok Doa

1. Pelaksanaan Kelas Pembinaan Iman Remaja (PIR) Mei/Juni 2020

Kelas PIR

Kami bersyukur kelas PIR bisa dibuka kembali di Grup Facebook. Sebenarnya, banyak peminat untuk kelas ini, ada 58 pendaftar. Namun, hanya 32 orang yang dapat menjadi peserta karena telah mengumpulkan tugas pradiskusi. Puji Tuhan! Ada banyak anak muda dalam kelas PIR kali ini. Doakan supaya semua peserta dapat berdiskusi dan saling berbagi pelajaran dengan baik. Doakan pula para moderator dan admin agar mereka dapat menjadi fasilitator dan menolong proses diskusi dengan efektif dan baik.

2. Pelaksanaan Kelas PESTA RIA -- Injil Mei/Juni 2020

PESTA RIA

Kelas PESTA RIA -- Injil sudah berlangsung selama 4 minggu melalui Grup WhatsApp dan diikuti oleh 22 peserta. Para peserta sangat antusias mengikutinya karena menggunakan bahan media visual yang sangat menarik dan mudah untuk dipahami dari The Bible Project. Topik yang didiskusikan juga membuat peserta semakin mendalami setiap konteks, tema, tujuan, dan kunci-kunci utama setiap Injil dengan lebih mudah. Dukung dalam doa untuk peserta dan moderator supaya dapat saling melengkapi sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik. Kiranya semua yang terlibat dapat menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menyebarkan firman-Nya kepada banyak orang.

3. Pendaftaran Kelas Apologetika untuk Awam (AUA I) Juli/Agustus 2020

Kelas AUA I

Tahun ini, PESTA membuka kelas Apologetika untuk Awam I (AUA I). Dalam kelas AUA I ini, kita akan mempelajari pokok-pokok penting bagaimana membangun "rumah apologetika" Kristen, khususnya dengan mempelajari tentang Allah dan karakter manusia ketika diciptakan, jatuh ke dalam dosa, dan ditebus oleh Kristus, juga perbedaan mendasar antara filsafat Kristen dan non-Kristen.

Bagi Bapak/Ibu/Sdr. yang telah lulus kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK), silakan mendaftarkan diri mengikuti kelas AUA I ini sebelum 20 Juni 2020 melalui cara-cara di bawah ini.

4. Pengiriman e-Sertifikat Paskah

Sertifikat Paskah

Sebanyak 16 peserta kelas PESTA Paskah 2020 sudah menerima e-Sertifikat PESTA. Ini adalah bentuk apresiasi kepada peserta yang sudah mengikuti kelas Paskah dengan baik dan setia sampai selesai. Kiranya e-Sertifikat yang diterima dapat menjadi pendorong untuk terus belajar firman Tuhan di mana pun dan dengan media apa pun. Kami tunggu kehadirannya di kelas-kelas PESTA berikutnya!

 
Kesaksian Peserta dan Penerima Sertifikat Paskah

Kami mengucap syukur karena kelas PESTA Paskah tahun ini dapat dilakukan dengan baik dan menjadi berkat bagi peserta yang mengikutinya. Berikut adalah kesaksian dari beberapa peserta yang telah lulus kelas Paskah dan mendapatkan e-Sertifikat PESTA.

1. Nanang Trimanta (Surakarta)

Nanang Trimanta

Pembelajaran melalui kelas ini sangat bermanfaat bagi saya. Banyak hal baru disampaikan melalui materi yang dibagikan. Secara khusus, di bagian diskusi betul-betul menarik bagi saya sebagai kaum awam karena pertanyaan-pertanyaannya betul-betul membuka pemahaman kita tentang perkara-perkara rohani yang sebelumnya tidak saya pahami. Walaupun saya tidak pernah berjumpa dengan Bapak/Ibu yang ada di kelas ini, saya merasa ada kesatuan hati, yaitu sama-sama mau belajar firman Tuhan. Tuhan memberkati kemauan dan ketulusan hati untuk belajar firman Tuhan.

2. Yermia M. Kristanto (Tangerang)

Yermia M. Kristanto

Saya bersyukur dapat mengikuti kelas Paskah Maret/April 2020 di tengah pandemi COVID-19. Mengapa? Dari pelajaran yang saya ikuti, saya memeroleh banyak hal yang sangat berguna dalam pelayanan. Pengorbanan Kristus telah menyemangati saya dan banyak orang, betapa Kristus mengasihi kita.

3. Edison Hutagalung (Depok)

Edison Hutagalung

Kelas Paskah ini adalah momen yang pas karena bertepatan dengan saat kita merayakan Paskah. Perayaan Paskah kali ini saya rayakan dengan lebih bermakna karena saya mendapatkan penyegaran kembali tentang pengetahuan dan makna Paskah. Tuhan kita, Yesus Kristus, yang adalah Domba Paskah bagi kita, sebagai Kurban kekal yang merupakan penggenapan Paskah Perjanjian Lama. Peristiwa penyaliban, kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga adalah karya keselamatan yang sudah dirancangkan Allah sejak awal.

4. Harlinton Simanjuntak (Jambi)

Harlinton Simanjuntak

Saya senang, bahagia, dan bersyukur dapat mengikuti kelas Paskah ini. Pelayanan PESTA telah memberikan kesempatan yang sangat besar bagi saya untuk tetap dapat terhubung dalam komunitas pemahaman Alkitab melalui kelas daring. Melalui kelas ini, saya belajar banyak akan rahasia besar tentang kasih dan anugerah Allah. Tanpa karya penyelamatan yang Kristus genapi, apalah arti hidup ini yang dipenuhi bayang-bayang maut.

5. Indah Kristyaningrum (Karanganyar)

Indah Kristyaningrum

Saya bersyukur boleh belajar dan mengikuti kelas Paskah ini. Melalui kelas ini, saya mendalami tentang Paskah. Belajar mengenai sejarahnya, pengertian Paskah di PL dan di PB, dan juga maknanya; mendalami kematian, kebangkitan Kristus, dan arti salib. Paskah menunjukkan kasih Tuhan yang teramat besar dan Yesus yang menjalankan rencana keselamatan Allah untuk manusia berdosa. Terima kasih untuk pelayanan tim PESTA yang telah mengadakan kelas Paskah ini. Tuhan memberkati.

6. Jupinis Sugilan (Sabah, Malaysia)

Jupinis Sugilan

Puji Tuhan, saya berterima kasih atas sertifikatnya sebagai penghargaan dan pendorong bagi saya untuk terus menimba ilmu kerohanian melalui situs PESTA. Kiranya Tuhan memberkati dan menyertai pelayanan tim PESTA yang bersusah payah menyediakan bahan ilmu, memperhatikan setiap komentar dan mengulas untuk membetulkan jawaban yang kurang tepat agar setiap peserta memperoleh pengetahuan yang benar mengenai suatu topik yang telah dibahas seperti topik ini, yaitu mengenai Paskah. Kiranya Tuhan terus memenuhi tim PESTA dengan hikmat kebijaksanaan dan kecukupan selalu. Amin.

 
Blog: Ketika Tuhan Memberikan Jalan

Oleh: Florida Siregar (Banten)

Florida Siregar

Komitmen dalam berelasi dengan Tuhan merupakan komitmen seumur hidup yang perlu terus diperhatikan. Komitmen ini perlu dikerjakan dengan disiplin dan penuh kerinduan untuk menjalankannya. Pada tahun ini, saya bersyukur sekali, sebab selain melayani Tuhan sebagai seorang guru, Tuhan memercayakan saya untuk melahirkan dan membesarkan seorang putra. Kesibukan dalam dunia kerja dan mengurus rumah tangga semakin menggerus waktu dan kemampuan saya untuk mengenal Tuhan. Oleh karena itu, saya berusaha untuk mencari cara agar saya benar-benar memiliki wadah dan pengingat untuk belajar mengenal Tuhan.

Tuhan mendengar kerinduan saya. Saya memikirkan kuliah online yang dapat "memaksa" saya untuk memiliki waktu dalam mempelajari firman Tuhan. Ketika saya mencari di internet, puji Tuhan saya menemukan kelas PESTA. Materi yang diberikan kepada saya benar-benar mampu membawa saya kembali mengingat dan mempelajari tentang Allah. Saya bersyukur bisa menemukan komunitas yang mengingatkan saya untuk mempelajari semua itu. Saya bersyukur mengetahui ada banyak orang di luar lingkungan saya, yang walaupun tidak saya kenal, memiliki kerinduan yang sama dengan saya. Ketika saya mempelajari bahan-bahan yang diberikan, saya menyadari bahwa bahan yang diberikan benar-benar berkualitas dari referensi yang tidak sembarangan.

Selengkapnya »

 
Artikel
Otoritas dan Natur dari Karunia Bernubuat

Minggu lalu, saya berusaha untuk menunjukkan bahwa 1 Korintus 13:8-12 mengajarkan bahwa karunia bernubuat akan berlalu ketika Yesus datang kembali -- seperti suatu gambaran yang samar-samar dalam cermin, akan mengalah kepada wajah yang hidup. Dan, saya berpendapat bahwa karena itu karunia bernubuat masih tetap sah dalam gereja zaman ini. Saya berjanji bahwa pada zaman ini, kita akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan: Apakah karunia bernubuat itu, dan bagaimana karunia bernubuat itu dijalankan?

Finalitas dan Kecukupan Kitab Suci

Biarlah saya memulai dengan menegaskan finalitas dan kecukupan Kitab Suci, 66 kitab dari Alkitab. Tidak sesuatu pun yang saya katakan tentang nubuat-nubuat pada zaman ini berarti bahwa nubuat-nubuat itu memiliki otoritas atas hidup kita seperti Kitab Suci. Apa pun nubuat yang diberikan pada zaman ini, itu tidak menambahi Kitab Suci. Nubuat-nubuat itu diuji oleh Kitab Suci. Kitab Suci sudah ditutup dan final; Kitab Suci merupakan dasar, bukan bangunan yang sedang dalam proses.

Pentakosta

Cara terbaik untuk melihat hal ini adalah melihat bagaimana pengajaran para rasul merupakan otoritas final dalam gereja mula-mula dan bagaimana nubuat-nubuat yang lain tidak memiliki otoritas final ini. Contohnya, Paulus mengatakan di 1 Korintus 14:37-38, "Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan. Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia." Implikasinya jelas: pengajaran sang rasul memiliki otoritas final. Klaim-klaim kepada nubuat dalam gereja, waktu itu dan sekarang, tidak memiliki otoritas ini.

Anda dapat melihat hal yang sama di 2 Tesalonika 2:1-3. Di sini, Paulus mengatakan bahwa bahkan jika seseorang mengklaim memberimu informasi tentang kedatangan kedua oleh suatu "roh", jangan memercayainya jika itu berbeda dengan ajaranku: "Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad ...." Dengan kata lain, nubuat-nubuat harus diuji dengan perkataan sang rasul.

Jadi, maksudnya adalah demikian: Pada zaman ini, Perjanjian Baru berdiri di mana para rasul berdiri. Otoritas mereka dijalankan pada zaman ini melalui tulisan-tulisan mereka dan tulisan-tulisan rekan-rekan dekat mereka seperti Lukas, Markus, dan Yakobus (saudara Tuhan). Jadi, dengan cara yang sama, Paulus menjadikan ajaran kerasulan otoritas final pada zaman itu sehingga kita menjadikan ajaran kerasulan otoritas final pada zaman kita. Itu berarti Perjanjian Baru adalah otoritas kita. Dan, karena Perjanjian Baru menyokong Perjanjian Lama sebagai perkataan Allah yang diinspirasikan, kita mengambil seluruh Alkitab sebagai kaidah kita dan tongkat pengukur dari semua ajaran dan semua nubuat tentang apa yang harus kita percayai dan bagaimana kita harus hidup.

Apa yang Terjadi pada Pentakosta?

Sekarang, marilah kita beralih kepada Kisah Para Rasul 2:16, dst. untuk melihat apa yang dapat kita pelajari tentang karunia bernubuat Perjanjian Baru. Situasinya: itu adalah hari Pentakosta, 50 hari setelah kebangkitan Yesus. Ada 120 orang Kristen laki-laki dan perempuan sedang menanti di Yerusalem untuk "diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi" (Lukas 24:49). Menurut Kisah Para Rasul 2:2, Roh Kudus datang dengan bunyi seperti angin yang bertiup keras. Di ayat 4, Lukas mengatakan, "Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain." Ayat 11 berbicara lebih khusus tentang apa yang sedang mereka katakan. Beberapa orang asing yang mendengar mereka berkata, "Kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Perhatikan isi dari perkataan mereka dengan sangat cermat. Itu penting untuk memahami natur dari karunia bernubuat.

Penggenapan Nubuat Yoel

Di ayat 16, Petrus menjelaskan apa yang sedang terjadi. Ia mengatakan bahwa ini adalah apa yang dikatakan oleh Nabi Yoel. Inilah permulaan penggenapan Yoel 2:28. Lalu, ia mengutip Yoel di ayat 17-18, "Akan terjadi pada hari-hari terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat."

Yoel telah mengatakan bahwa pada hari-hari terakhir akan ada pencurahan Roh yang besar yang meliputi seluruh dunia, dan tanda dari pencurahan itu akan merupakan nubuat yang tersebar luas: laki-laki dan perempuan, tua dan muda, kelas bawah dan kelas atas. Yoel mengatakan itu akan terjadi pada "hari-hari terakhir". Bilamana itu terjadi? Petrus mengatakan itu sedang terjadi waktu itu. "Itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan Nabi Yoel." Akan tetapi, jika hari-hari terakhir sedang mulai waktu itu, di mana itu menempatkan kita?

Hari-Hari Terakhir

Itu menempatkan kita pada hari-hari terakhir. Karena Yesus sudah datang, kita sedang hidup pada hari-hari terakhir. Ibrani 1:2 mengatakan, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya- ...." Karena Anak telah datang, kita hidup pada "hari-hari terakhir ini".

Jadi, ini menegaskan apa yang kita lihat minggu lalu tentang nubuat yang merupakan sesuatu yang harus kita harapkan pada zaman ini. Laki-laki dan perempuan, tua dan muda, kelas atas dan bawah akan bernubuat pada hari-hari terakhir ini (zaman kita), dan ini akan menjadi fenomena yang meliputi seluruh dunia karena, sebagaimana ayat 17 katakan, Allah akan mencurahkan Roh-Nya atas SEMUA MANUSIA -- bukan hanya orang Yahudi. Khotbah Petrus berakhir di Kisah Para Rasul 2:39, "Sebab bagi kamulah janji itu (tentang Roh di ayat 38) dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Itu mencakup kita, orang-orang bukan Yahudi, yang dipanggil oleh Allah. Tidak semua orang yang bertobat dan percaya akan bernubuat (1 Korintus 12:29). Akan tetapi, semua orang yang bertobat dan percaya akan menerima Roh Kudus (ayat 38). Dan, satu perwujudan Roh pada hari-hari terakhir ini akan merupakan karunia bernubuat yang secara menakjubkan tersebar luas (ayat 17-18): "Anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat."

Didorong oleh Roh, namun Tanpa Otoritas Ilahi yang Intrinsik

Sekarang tanyakanlah kepada diri Anda pertanyaan ini: Apakah Yoel dan Petrus serta Lukas berpikir bahwa semua laki-laki dan perempuan -- tua dan muda, hamba-hamba laki-laki dan perempuan -- akan menjadi nabi-nabi dalam arti yang sama bahwa Musa, Yesaya, Yeremia adalah nabi, yaitu orang-orang yang berbicara dengan inspirasi verbal dan dengan otoritas Allah dan yang dapat menulis Kitab Suci yang infalibel (tidak dapat salah)? Apakah penubuatan di Kisah Para Rasul 2:17 adalah macam nubuat itu? Atau, apakah ada suatu perbedaan?

Saya percaya ada suatu perbedaan. Saya tidak berpikir karunia bernubuat pada zaman ini memiliki otoritas para nabi Perjanjian Lama atau otoritas Yesus dan para rasul. Atau, mengatakannya secara lebih positif, macam nubuat ini didorong dan ditopang oleh Roh, tetapi tidak memiliki otoritas ilahi yang intrinsik.

Salah satu alasan bahwa macam nubuat ini begitu sulit untuk ditangani pada zaman ini adalah bahwa kebanyakan kita tidak memiliki kategori-kategori dalam pemikiran kita untuk suatu pernyataan yang didorong oleh Roh yang tidak memiliki otoritas ilahi yang intrinsik. Itu terdengar seperti suatu kontradiksi. Kita tersandung pada macam kemampuan berbicara yang didorong dan ditopang oleh Roh Kudus namun falibel (dapat salah). Tetapi saya akan mencoba untuk menunjukkan pagi ini dan sore ini bahwa ini adalah apa karunia bernubuat itu dalam Perjanjian Baru dan pada zaman ini. Itu adalah ucapan yang didorong oleh Roh, ditopang oleh Roh, namun tidak memiliki otoritas ilahi yang intrinsik dan dapat bercampur dengan kesalahan.

Jadi, jika itu membuat karunia bernubuat tampak tidak signifikan dan tidak membangun, pertimbangkan analogi karunia mengajar.

Analogi Karunia Mengajar

Mengajar

Tidakkah Anda mengatakan bahwa ketika karunia rohani mengajar dijalankan, pengajaran didorong dan ditopang oleh Roh dan didasarkan pada penyataan ilahi yang infalibel, yaitu Alkitab? Karunia mengajar adalah tindakan menjelaskan kebenaran Alkitab yang didorong oleh Roh dan ditopang oleh Roh untuk membangun jemaat. Dan, kita semua akan mengatakan itu sangat berharga dalam kehidupan jemaat. Akan tetapi, akankah di antara kita mengatakan bahwa kemampuan berbicara seorang guru, ketika ia menjalankan karunia mengajar, tidak infalibel? Tidak. Akankah kita mengatakan itu memiliki otoritas ilahi? Hanya dalam arti sekunder kita akan mengatakan tidak. Tidak kepada dirinya, tidak secara intrinsik, tetapi pada sumbernya, Alkitab.

Mengapa bahwa karunia yang didorong oleh Roh dan ditopang oleh Roh serta berakar pada penyataan yang infalibel (Alkitab) bagaimanapun juga falibel, bercampur dengan ketidaksempurnaan, dan hanya memiliki otoritas derivatif yang sekunder? Jawabannya adalah demikian: persepsi seorang guru kebenaran Alkitab adalah falibel; analisisnya akan kebenaran Alkitab adalah falibel; penjelasannya akan kebenaran Alkitab adalah falibel. Tidak ada jaminan bahwa kaitan antara Alkitab yang infalibel dan gereja akan menjadi kaitan yang infalibel. Karunia mengajar tidak menjamin pengajaran yang infalibel.

Namun, meskipun karunia mengajar itu falibel dan meskipun itu tidak memiliki otoritas ilahi yang intrinsik, kita tahu itu bukan main berharga bagi gereja. Kita semua dididik dan dibangun oleh para guru yang berkarunia. Allah ada di dalamnya. Ia menggunakannya. Itu adalah karunia rohani.

Sekarang, bandingkan hal ini dengan karunia bernubuat. Karunia bernubuat didorong oleh Roh dan ditopang oleh Roh dan didasarkan pada suatu penyataan dari Allah. Allah menyatakan sesuatu kepada pikiran nabi (dalam suatu cara di luar persepsi indrawi yang biasa), dan karena Allah tidak pernah melakukan kesalahan, kita tahu bahwa penyataan-Nya itu benar. Itu tidak memiliki kesalahan di dalamnya. Akan tetapi, karunia bernubuat tidak menjamin transmisi (pengalihan) yang infalibel dari penyataan itu. Nabi mungkin melihat penyataan itu secara tidak sempurna, ia mungkin memahaminya secara tidak sempurna, dan ia mungkin menyampaikannya secara tidak sempurna. Itulah sebabnya, Paulus mengatakan bahwa kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar (1 Korintus 13:12). Karunia bernubuat menghasilkan nubuat yang falibel seperti karunia mengajar menghasilkan pengajaran yang falibel. Dengan demikian, saya akan bertanya, "Jika pengajaran dapat menjadi baik untuk membangun jemaat, tidak dapatkah nubuat menjadi baik untuk membangun juga, sebagaimana Paulus katakan itu baik (1 Korintus 14:3, 12, 26) - meskipun keduanya falibel, bercampur dengan ketidaksempurnaan manusia, dan perlu diuji?

Selengkapnya »

 
Quote
W. Gary Crampton
Quote
Stephen Tong
 
Stop Press! Aplikasi Konseling Mobile - HE Cares

Aplikasi HE Cares

Tidak dapat dimungkiri bahwa kebutuhan akan konseling makin bertambah seiring dengan bertambah banyaknya masalah dalam kehidupan manusia. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, permasalahan manusia selalu ada sepanjang zaman, bahkan cenderung semakin banyak dan semakin kompleks. Sebagai orang percaya, kita mengerti bahwa solusi permasalahan manusia ada di dalam firman Tuhan. Firman Tuhanlah yang merupakan jawaban atas permasalahan kehidupan manusia, dan Konseling Alkitabiah membawa manusia yang bergumul dengan masalahnya kepada firman Tuhan.

Dalam konteks kebutuhan konseling, Yayasan Lembaga SABDA mengembangkan aplikasi konseling dengan nama HE Cares (DIA Peduli). Dengan satu praanggapan pemahaman bahwa Allah itu ada: Dia mendengar; Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya; Dia peduli; kami mengumpulkan bahan-bahan alkitabiah seputar masalah konseling di dalam aplikasi HE Cares ini.

Anda bisa mengunduh aplikasi HE Cares melalui tautan berikut ini:
Download Aplikasi HE Cares

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi Berita PESTA.
Redaksi: Bima, Mei, Roma, dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2020 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org