Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/152

Berita PESTA edisi 152 (28-2-2020)

Februari 2020

Berita PESTA -- Edisi 152, Februari 2020
 
Berita PESTA Edisi 152, Februari 2020
Berita & Pokok Doa
  1. Laporan Kelas PESTA
  2. Staf PESTA Mengikuti Progsif
  3. Staf PESTA Mengikuti Rapat Visi YLSA
Kabar Alumni
  1. 1. Claudia Debby Retnosatuti (Serang)
  2. 2. Jannes Pardede (Tapanuli Tengah)
  3. 3. Sudianto Tanjung (Jambi)
  4. 4. Daniel Iwan Wijaya (Bandung)
Blog
  1. Menjaga Integritas
Artikel
  1. First Love
Stop Press
  1. Situs GUBUK

Salam kasih dalam Kristus,

Masih ingatkah Saudara mengenai kasih mula-mula yang Saudara rasakan ketika pertama kali mengenal Tuhan Yesus secara pribadi? Tentu terasa hangat, murni, dan selalu ingin rela berkorban, bukan? Sekarang, masihkah kita memiliki dan memelihara kasih mula-mula itu? Dalam artikel Berita PESTA yang berjudul First Love, kita diajak untuk merenungkan kembali kasih mula-mula sesuai dengan firman Tuhan kepada jemaat di Efesus. Kiranya dapat semakin mengobarkan kasih kita kepada Tuhan dan sesama.

Berita PESTA kali ini juga menyajikan beberapa laporan kegiatan kelas PESTA, kabar dan pokok doa dari alumni, dan blog yang kiranya dapat memberkati iman Saudara. Selamat menyimak Berita PESTA edisi kali ini. Tuhan memberkati.

Mei

Mei
Pemimpin Redaksi Berita PESTA

Berita & Pokok Doa

1. Laporan Kelas PESTA

a. Penutupan Kelas DIK Januari/Februari 2020

Kelulusan Kelas DIK

Puji Tuhan! Kelas DIK Januari/Februari 2020 ini berhasil meluluskan 25 dari 30 peserta yang terdaftar. Kami sangat bersyukur karena peserta DIK periode ini sangat maksimal dalam kegiatan diskusi. Kelas DIK kali ini cukup unik karena pesertanya banyak yang hamba Tuhan dan pekerja penuh waktu di gereja, yang belum pernah mengikuti pendidikan formal di STT. Semangat mereka sangat besar dalam mengikuti setiap diskusi. Ini juga memacu antusiasme dan semangat tim PESTA dalam melaksanakan kelas-kelas PESTA berikutnya. Terima kasih kepada moderator tamu yang telah membantu dalam memoderasi kelas. Akhirnya, kami mengucapkan selamat kepada semua peserta yang lulus dan selamat membagikan pelajaran-pelajaran yang didapatkan kepada orang lain. Tuhan Yesus memberkati.

Rangkuman Diskusi DIK Januari/Februari 2020

b. Pelaksanaan Kelas DPA Februari/Maret 2020

Pelaksanaan Kelas DPA

Bersyukur kepada Tuhan Yesus karena PESTA dapat membuka kembali kelas Dasar Pengajaran Alkitab (DPA) pada tahun ini. Kelas ini sedang berlangsung sampai pada pertengahan Maret mendatang, ada 17 peserta mengikuti kelas ini. Marilah kita berdoa agar Tuhan menolong setiap peserta untuk makin mendalami pengajaran-pengajaran dasar di Alkitab. Berdoa juga untuk tim moderator, baik moderator inti maupun moderator tamu (Ibu Eveline Tay dan Bapak Tjuk Imansafi), agar Tuhan menolong mereka dalam memoderasi kelas diskusi.

2. Staf PESTA Mengikuti Progsif

Progsif

Pada Senin, 27 Januari 2020, tim PESTA berkesempatan mengikuti progsif (program intensif) di Hotel Adhiwangsa, Surakarta. Progsif bertema Pesona Akhir Zaman dan Penerapannya Saat Ini disampaikan oleh Pdt. Jimmy Pardede, M.Th.. Tema ini sangat menarik dan membuka banyak wawasan tentang akhir zaman yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Dalam pembahasannya, pembicara menjelaskan bahwa ada banyak kaitan antara konsep akhir zaman dengan pengharapan. Bahkan, pengharapan itupun sangat berkaitan dengan keadaan saat ini bahwa suatu saat Dia akan datang untuk memulihkan semuanya. Itulah harapan orang percaya. Kami juga belajar bahwa Eskatologi bukanlah ilmu ramalan karena semua simbol-simbol dalam Alkitab seharusnya menjadi refleksi bagaimana hidup orang percaya saat ini. Kiranya pelajaran yang kami dapatkan dari progsif ini membuat kami lebih bersemangat dalam berjuang dan terus bekerja untuk memperluas Kerajaan Allah melalui pelayanan PESTA. Amin.

3. Staf PESTA Mengikuti Rapat Visi YLSA

Rapat Visi

Pada Selasa, 11 Februari 2020, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) mengadakan Rapat Visi untuk seluruh staf YLSA. Rapat visi tersebut membahas mengenai sejarah berdirinya SABDA hingga rencana pelayanan YLSA untuk menjawab tantangan era digital yang semakin pesat. Mari berdoa supaya Tuhan menolong semua staf semakin menjiwai visi yang sudah Tuhan nyatakan bagi YLSA. Kiranya staf PESTA juga semakin mendalami peran PESTA sebagai salah satu perpanjangan tangan Tuhan di dunia digital untuk menjangkau, membimbing, dan memperlengkapi mereka dalam pengenalan akan Tuhan.

 
Kabar Alumni

Tim PESTA berusaha terus menjalin relasi dengan para alumni PESTA. Berikut adalah beberapa kabar dan pokok doa dari alumni PESTA. Mari kita mendukung dalam doa.

1. Claudia Debby Retnosatuti (Serang)

Claudia Debby

Puji Tuhan, putri dari Ibu Claudia Debby Retnosatuti, Christabel Felicia Aurum, yang beberapa waktu lalu terkena penyakit sindrom nefrotik atau kebocoran ginjal karena autoimun, kondisinya semakin membaik. Mari berdoa kiranya Tuhan memberikan mukjizat kesembuhan lewat tenaga medis dan obat-obatan yang diterima. Doakan juga agar keluarga besar tetap kuat dan penghiburan dari Tuhan menyertai keluarga besar.

2. Jannes Pardede (Tapanuli Tengah)

Jannes Pardede

Mari berdoa untuk Bapak Jannes Pardede yang sedang mengalami sakit di lambungnya. Kiranya Tuhan memberikan kesembuhan melalui obat-obatan dan perawatan tenaga medis dan keluarga yang merawatnya.

3. Sudianto Tanjung (Jambi)

Sudianto Tanjung

Saat ini, pekerjaan Bapak Sudianto Tanjung yang sebelumnya berada di China dipindahkan ke Rusia karena virus Corona. Mari berdoa agar Tuhan memberi kesehatan dan keselamatan dalam pekerjaannya, dan Bapak Sudianto dapat menjadi saksi Kristus di mana pun Tuhan menempatkannya.

4. Daniel Iwan Wijaya (Bandung)

Daniel Iwan Wijaya

Kabar gembira datang dari alumni PESTA, yaitu Sdr. Daniel Iwan Wijaya yang akan melangsungkan pernikahan pada 4 April 2020 di Bandung. Kiranya Tuhan memberi kelancaran dan mencukupkan segala kebutuhannya.

 
Blog: Menjaga Integritas

Oleh: Indriatmo (Cibitung)

Saya teringat ketika masih kecil, di lingkungan kompleks, bapak saya terkenal sebagai orang yang jujur. Tidak ada yang berani memberikan "tanda terima kasih" kepada bapak karena pasti ditolak dan diberi wejangan tentang kehidupan yang benar.

Indriatmo

Suatu hari, ada satu perusahaan rekanan yang merasa sangat berterima kasih sehingga mencari cara lain untuk menyampaikan tanda terima kasihnya, dengan memberikannya kepada ibu di rumah ketika bapak masih bekerja. Ketika bapak pulang, beliau melihat ada segepok uang di atas meja, kemudian menanyakan kepada ibu itu uang apa. Ketika dijelaskan bahwa itu adalah "tanda terima kasih", bapak hanya minta kalau ibu sudah menerima, sekarang ibu juga yang harus mengembalikan kepada yang memberi. Jadilah ibu kalang kabut mencari tahu di mana hotel pemimpin perusahaan yang sudah datang ke rumah, dan langsung ke sana untuk mengembalikannya. Tidak ada kompromi!

Akibat dari kejujuran yang ekstrem itu, kita melihat ada perbedaan kehidupan keluarga kita dibandingkan keluarga-keluarga perwira yang lain yang tinggal di kompleks. Kita melihat keluarga dan anak-anak perwira yang lain hidupnya "tajir melintir" sementara kita tetap menjadi "orang kebanyakan".

Selengkapnya »

 
Artikel
First Love

Kita bersyukur memiliki kitab Wahyu, khususnya surat kepada ketujuh jemaat. Sesungguhnya, jemaat Tuhan di mana saja dan kapan saja baik sekali membaca, menggali, dan merenungkan bagian itu sesering mungkin. Belajar dari surat kepada ketujuh jemaat tersebut, kita semua disadarkan untuk tidak berpuas diri dengan kondisi kita, di mana pun kita berada dan apa pun yang telah diraih. Gereja memang seharusnya tidak menilai dirinya sendiri dan berpuas diri dengan sistem nilai yang ditaruhnya sendiri. Biarlah Tuhan sendiri yang memberi penilaian kepada diri kita.

Kasih

Dari penilaian Tuhan Yesus kepada jemaat tersebut, kita menemukan bahwa FIRST LOVE, atau kasih semula, merupakan hal yang sangat penting. Hal inilah yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus kepada jemaat di Efesus. Tuhan, Sang Pemilik Gereja tersebut mengenal benar kondisi gereja di Efesus. Karena itu, kita membaca penegasan Tuhan dengan mengatakan: "Aku tahu" (Wahyu 2:4). Tuhan menggarisbawahi KASIH SEMULA sebagai hal yang sangat penting, melebihi segala pencapaian jemaat Efesus. Jika kita amati kondisi jemaat Efesus, "pantas" dan "wajar" saja mereka jika mereka menepuk dada dan berpuas diri. Mengapa? Karena mereka telah mencapai banyak hal yang baik untuk disyukuri dan dibanggakan. Hal itupun dinyatakan Tuhan Yesus secara eksplisit. Kita melihat tujuh hal yang menjadi kehebatan jemaat di Efesus, yang barangkali tidak dimiliki oleh banyak jemaat, termasuk kita (Wahyu 2:2-3). Mari kita perhatikan ketujuh hal penting berikut. Pertama, Tuhan menunjuk kepada pekerjaan mereka: "Aku tahu segala pekerjaanmu". Kedua, jemaat itu tidak hanya bekerja, tetapi bekerja keras: "Aku tahu segala jerih payahmu (Yunani: kopon)". Ketiga, kerja keras seperti itu tidak dilakukan dengan semangat "angin-anginan" atau "hangat-hangat tahi ayam" karena jemaat Efesus dipuji sebagai jemaat yang memiliki ketekunan (hupomonen). Keempat, secara moral mereka juga benar karena itu mereka tidak dapat sabar terhadap penjahat-penjahat. Kelima, mereka juga tegas terhadap mereka yang mengaku diri rohaniwan, tetapi hidupnya tidak sesuai dengan itu. Karena itu, Tuhan menilai mereka: "Mencobai rasul-rasul palsu dan menemukan bahwa mereka adalah pendusta". Keenam, dalam kehidupan berjemaat, ternyata perjalanan mereka tidak mulus. Namun demikian, menurut Tuhan Yesus, mereka "bertekun dan menderita (menanggung beban) karena nama-Ku, dan tidak mengenal lelah". Akhirnya, jemaat Efesus juga dipuji karena keteguhannya kepada etika dan ajaran yang tidak mengikuti kelompok Nikolaus (Wahyu 2:6,15).

Mengamati ketujuh hal tersebut di atas, maka jantung kita dapat berdetak lebih cepat karena kagum dengan kondisi jemaat tersebut. Namun demikian, sebagaimana telah saya sebutkan di atas, Tuhan Yesus menjadikan FIRST LOVE menjadi hal yang terutama yang seharusnya terus menerus dimiliki jemaat. Itulah sebabnya, ketika itu tidak dimiliki oleh jemaat Efesus, terlepas dari segala kehebatan tersebut di atas, Tuhan menegur mereka dengan sangat keras: "Tetapi aku mencela engkau karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula" (first love) (4). Selanjutnya, kita melihat bahwa ketiadaan kasih yang semula tersebut digambarkan sebagai suatu kejatuhan. Karena itu, pada ayat 5, kita mengamati tiga perintah Yesus: 1) "Sebab itu, ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! 2) "Bertobatlah ...." Kata yang digunakan dalam bahasa Yunani adalah metanoeson (aorist, imperative). Ini merupakan perintah yang menuntut tindakan segera. 3) "Lakukan lagi apa yang semula engkau lakukan". Kata poieson (aor, imp) juga merupakan perintah yang menuntut tindakan segera. Lakukan segera hal-hal yang baik yang dahulu dilakukan dalam first love. Robert Mounce menafsir ayat ini dengan menulis: "Bear in mind the loving relationship you once enjoyed and make a clean break with your present manner of life".

Maria Meminyaki Kaki Yesus

Bagaimana dengan kita semua, khususnya alumni Perkantas, yang hidup sedemikian sibuk dengan berbagai macam godaan? Apakah masih memiliki first love dengan Yesus dan terus memelihara kasih tersebut? Kasih semula tersebut memang penting. Sungguh sangat penting, melebihi semuanya yang dapat kita raih bagi Yesus. Apakah masih ingat bagaimana kasih semula tersebut menampakkan dirinya? Kasih tersebut adalah kasih yang murni, tidak campur aduk dengan yang lain. Karena itu, dia juga hangat, menggetarkan serta bersifat spontan, jauh dari sikap pura-pura atau rekayasa. First love tersebut juga takut menyakiti serta rela berkorban – tanpa merasa berkorban -, mempersembahkan apa saja demi yang dikasihinya. Tindakan seperti inilah yang kita amati dilakukan oleh perempuan yang menumpahkan minyak narwastu yang sangat mahal harganya dan meminyaki Yesus (Markus 14:3-9). Kasih seperti inilah yang dialami oleh pencipta lagu dengan syair berikut: "Jesus, Jesus, Jesus. Never have I heard a name that thrill my soul like Thine. Jesus, Jesus, Jesus. O what wondrous grace that links that lovely name with mine". Jika kasih seperti ini masih terus kita miliki, betapa bahagianya hidup kita. Karena dengan demikian, kita telah memperkenankan hati Yesus.

Kasih seperti di ataslah yang membuat alumni tetap rela dan mencari-cari kesempatan untuk melayani, sekalipun dia sebenarnya sangat sibuk. Suatu kali, saya melihat seorang alumni bersandar di sebuah dinding kantor Perkantas karena kelelahan. Setelah dia terbangun, dia menjelaskan kepada saya bahwa dia tertidur. Sebenarnya, dia hanya ingin istirahat sejenak menunggu teman-teman yang akan rapat dalam sebuah kepanitiaan. Dalam kondisi kelelahan seperti itu, dia tetap rindu untuk terlibat dalam pelayanan, memberi yang terbaik kepada Tuhannya. Kasih seperti itu jugalah yang membuat sepasang suami istri berani memilih gaya hidup yang sangat sederhana. Dengan demikian, mereka dapat mendukung pekerjaan Tuhan dengan memberi lebih banyak. Saya yakin, first love seperti itu jugalah yang membuat mantan dosen saya di TTC, alm. Prof. Dr. Alan Cole, seorang ahli Biblika dunia, yang walaupun memiliki honorarium yang sangat tinggi, tetapi selalu tampil sangat sederhana. Ketika seorang mahasiswa memberanikan diri bertanya mengenai prinsip hidupnya, dia menjawab: "Saya berusaha menikmati sesedikit mungkin dari seluruh penghasilan saya, dan mempersembahkan sebanyak mungkin kepada-Nya."

Kesaksian itu benar. Kami sendiri telah menyaksikannya. Itulah sebabnya, di tengah-tengah gaya hidup banyak orang yang sedemikian gemerlapan dan hidup materialis di Singapura, dia mampu hidup tanpa memiliki kendaraan. Lalu, bagaimana dia melakukan pelayanannya yang sedemikian sibuk? Dengan BMW, alias Bus, MRT, dan Walk! Alan Cole meninggal pada tahun 2003 yang lalu. Saya kira, walau dia adalah salah seorang dosen termiskin ketika itu di TTC, Singapura, sekarang dia adalah salah seorang terkaya di rumah Bapa di surga. Doa dan kerinduan hati saya, ribuan bahkan jutaan di antara kita, khususnya alumni yang mampu hidup seperti Prof. Alan Cole tersebut. Tentu, tidak harus persis sama. Namun, mari kita ungkapkan kasih kita kepada-Nya, semakin tekun dan semakin sungguh. Mari kita camkan kenyataan ini: jika suatu kali kita akan meninggalkan dunia ini bersama Alan Cole dan banyak orang lainnya, hanya buah kasih seperti itulah yang bisa kita bawa ke "sana" kelak karena itulah yang kekal.

Audio First Love

Diambil dari:
Nama situs : Mangapul Sagala Ministry
Alamat situs : http://www.mangapulsagala.org/artikel-mangapul-sagala/artikel-lainnya/187-first-love.html
Judul artikel : First Love
Penulis artikel : Pdt. Mangapul Sagala (staf senior Perkantas Jakarta)
Tanggal akses : 15 Desember 2019
 
Quote
Stephen Tong
Quote
Oswald Chambers
 
Stop Press! Situs Gudang Buku Kristen (GUBUK)

Situs GUBUK

Anda ingin membaca buku-buku Kristen secara daring? Atau, mengunduh buku-buku dan bundel publikasi e-Buku? Anda tidak perlu bingung mencari. Situs Gudang Buku Kristen (GUBUK) hadir untuk menyediakan buku-buku online yang mungkin Anda cari. Berbagai buku berkategori konseling, Alkitab, kepemimpinan, dan pelayanan Anak dapat Anda baca di situs GUBUK. Selain itu, ada juga banyak resensi buku dengan berbagai kategori yang memberi informasi sebelum Anda membeli buku. Anda pun bisa membaca berbagai informasi yang terkait dengan buku dan kegiatan membaca. Pastikan Anda berkunjung ke situs ini, berkomentar, dan mengirimkan bahan untuk dimuat. Tertarik? Ketik https://gubuk.sabda.org/ dan Anda akan langsung tiba di beranda situs GUBUK. Selamat berkunjung!

Situs GUBUK
Komunitas e-Buku
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi Berita PESTA.
Redaksi: Mei, Roma, dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2020 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org