Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/140

Berita PESTA edisi 140 (4-3-2019)

Februari 2019

Februari 2019
 
SABDA PESTA
Berita PESTA -- Edisi 140, Februari 2019

DAFTAR ISI

 
EDITORIAL

Salam damai dalam Kristus,

Seluruh isi Alkitab dari kitab Kejadian -- Wahyu mengacu kepada satu tema, yaitu "kasih". Kasih itu digenapi oleh Yesus Kristus ketika Dia lahir, melayani, mati, bangkit, dan naik ke surga. Yesus juga memberi Amanat Agung kepada orang percaya untuk mengalirkan kasih-Nya tersebut kepada semua orang. Sifat kasih Tuhan Yesus adalah terus mengalir. Selengkapnya mengenai topik kasih ini dapat Anda baca dalam artikel kami yang berjudul Allah Adalah Kasih.

Dalam edisi ini, kami juga menyajikan berita-berita seputar pelayanan PESTA. Mari terus berbagi berkat melalui pelayanan PESTA agar semakin banyak orang menerima dampak dari pelayanan ini. Doakan juga supaya pelayanan PESTA semakin maju dan berkat bagi banyak orang, secara khusus untuk kaum awam. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi Berita PESTA,
Roma

Roma
Situs PESTA

 
BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Pembukaan Kelas DAL Periode April/Mei 2019

Informasi Kelas DAL

Alkitab adalah firman Allah yang memiliki otoritas tertinggi, dan melalui Alkitab, kita dapat mengetahui seluruh kebenaran Allah bagi setiap orang percaya. Alkitab mengajarkan dengan jelas tentang segala kebenaran dari sudut pandang Allah. Berdasarkan apa kita menerima otoritas Alkitab tersebut? Bagaimana kita tahu dan yakin bahwa Alkitab itu benar adanya? Kami mengundang Anda, yang sudah lulus dari kelas DIK, untuk mengikuti kelas Doktrin Alkitab (DAL). Ikutilah kelas DAL 2019 yang akan berlangsung pada Mei/Juni 2019. Silakan mengeklik tautan berikut untuk mendaftar dan mengikuti kelas DAL, dan admin kami akan segera merespons Anda:

Pokok doa: Doakan agar ada banyak alumni yang tertarik untuk belajar tentang Alkitab, untuk mengukuhkan keyakinan kita pada otoritas Alkitab. Kiranya Tuhan memakai sarana ini untuk semakin mendorong setiap anak Tuhan mencintai firman Allah.

2. Penutupan Kelas DIK Januari/Februari 2019

Penutupan Kelas DIK

Kami bersyukur atas berlangsungnya Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari 2019. Kelas ini diikuti oleh 23 peserta, dan pada akhir diskusi dapat meluluskan 16 peserta. Beberapa peserta mengundurkan diri karena sibuk bekerja, sakit, dan tidak terjangkau oleh internet hingga tidak dapat mengikuti diskusi secara aktif. Kami juga berterima kasih kepada Sdr. Dedy Yanuar yang sudah turut memoderasi kelas ini dengan baik serta mendorong seluruh peserta untuk terus bersemangat mengikuti diskusi dari Termin I hingga Termin IV. Untuk mengetahui apa saja yang didiskusikan dalam kelas DIK Januari/Februari 2019, Saudara dapat membaca Rangkuman Diskusi kelas ini.

Baca Rangkuman Diskusi DIK Januari/Februari 2019

3. Kabar Alumni dan Pokok Doa

Alumni adalah aset terbesar yang dimiliki PESTA. Sejauh ini, kerja sama para Alumni dan PESTA berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat melalui promosi yang mereka lakukan untuk pelayanan PESTA dan relasi yang terus mereka jalin di Facebook Alumni PESTA. Kabar yang datang dari beberapa alumni di antaranya adalah:

a. Bapak Adhi Subagio (Bekasi)


        Adhi Subagio

Berdoa untuk kemajuan gereja-gereja di Indonesia supaya makin mengenal Tuhan. Khususnya di gereja saya, doakan supaya Tuhan semakin hari semakin memakai pelayanan saya sebagai majelis gereja. Doakan juga untuk kaum muda dan remaja agar lebih bergairah dalam ibadah. Kiranya mereka tetap setia dan bersemangat dalam beribadah dan melakukan pelayanan.

b. Ibu Heny Lodia Foes (Tangerang)


        Henny Fos

Bersyukur kepada Tuhan yang masih memberikan saya kesempatan untuk melayani Dia sampai sekarang, dan atas kesibukan saya sehari-hari melayani jemaat yang Tuhan percayakan. Tentunya, ada banyak tantangan yang kami alami dalam melayani jemaat, tetapi Tuhan senantiasa memberikan kami kekuatan dan penghiburan untuk tetap semangat dalam Dia. Kami juga berencana merenovasi gereja tempat kami melayani. Dan, jika Tuhan berkehendak, kami dapat membangun gereja menjadi bangunan dua lantai. Kami mohon dukungan doa dari Saudara seiman untuk setiap rencana yang sudah ada. Biarlah setiap rencana yang ada boleh berjalan dengan baik dan atas seturut kehendak Tuhan.

c. Bapak Harlinton Simanjuntak (Riau)

Harlinton Simanjuntak

Shalom Saudara, kiranya kita tetap semangat dalam melayani Dia yang memberikan kita hidup. Dalam mengikuti Dia, tentunya ada suka dan duka, ada juga kejutan-kejutan yang tidak pernah terpikirkan, tidak didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul dalam hati. Namun, semuanya itu disediakan oleh Dia yang mengasihi. Hal itu jugalah yang kami rasakan saat ini. Bersyukur, kami dipercaya Tuhan untuk melakukan pelayanan misi di Riau. Sasaran pelayanan yang saat ini kami kerjakan adalah kaum intelektual di PT, sekolah, dan alumni PT. Kami mohon dukungan doanya, kiranya Tuhan yang menolong kami untuk setia dan tekun melakukan pelayanan ini, serta kami boleh bersatu hati untuk saling bekerja sama di antara anggota tim, dan Tuhan akan mencukupkan segala kebutuhan daya dan dana.

 
ARTIKEL: ALLAH ADALAH KASIH

Karena Allah itu kasih adanya, Dia memberikan anak-Nya kepada dunia ini sehingga kita yang mengenal Allah juga harus saling mengasihi. Di sini, kita melihat satu urutan: Allah yang kasih – memberikan anak-Nya – anak-Nya itu memberikan hidup kepada kita – hidup itu mengakibatkan kita mempunyai cinta kasih satu dengan yang lain.

Paulus disebut sebagai rasul iman, Petrus sebagai rasul pengharapan, Yakobus sebagai rasul perbuatan, maka Yohanes disebut sebagai rasul cinta kasih karena dia adalah satu-satunya rasul yang akhirnya kembali ke bukit Golgota, tampil di tempat Yesus Kristus, berlutut di bawah kaki salib, dan dengan air mata yang mengalir, dia tidak berbicara satu kalimat pun.

Gambar: Rasul Paulus

Orang yang bijaksana suka mendengar, suka melihat, tetapi tidak banyak buka mulut. Orang yang bodoh akan terus berbicara, tetapi tidak melihat, tidak mengamati, tidak teliti, tidak memikirkan, dan tidak mendengar suara yang penting. Di bawah salib Kristus, Yohanes mengingat, menilai, membandingkan, dan akhirnya introspeksi diri sendiri: apakah yang terjadi di depanku, apa yang terjadi saat ini. Yesus tidak lagi mengajar, berkhotbah, menyembuhkan, dan melakukan mukjizat di atas kayu salib.

Pada waktu Yesus di kayu salib, kedua tangan dan kaki-Nya dipaku dan kepada-Nya dikenakan mahkota duri, darah mengalir, dan di situ Dia berbicara tiga kalimat kepada Tuhan Allah dan empat kalimat kepada umat manusia:

Kalimat ke-1: Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Kalimat ke-4: Allah-Ku Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Kalimat ke-7: Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.

Kalimat awal dan akhir memakai istilah "Bapa", yang tengah memakai "Allah-Ku, Allah-Ku" karena dari permulaan hingga akhir, Dia adalah anak yang menjalankan kehendak Bapa yang mengutus Dia menjadi Juru Selamat.

Siapa yang tidak mengalami salib Kristus tidak mungkin mengerti apa artinya cinta kasih yang sejati. Kasih mengakibatkan perdamaian.

Saat Dia memanggil Bapa, Dia adalah Anak Allah, bersifat Ilahi. Akan tetapi, pada waktu Dia menyebut "Allah-Ku, Allah-Ku", saat itu Dia tidak berkedudukan sebagai Anak, tetapi sebagai manusia yang dibuang oleh Tuhan Allah. Sifat Ilahi dinyatakan pada kalimat pertama dan terakhir, sifat manusia dinyatakan pada kalimat ke-4. Dengan demikian, Dia adalah Allah, Dia adalah manusia, dan Dia adalah satu pribadi. One person, two natures: the nature of God and the nature of man within one person.

Empat kalimat yang disampaikan Yesus di atas kayu salib kepada manusia adalah:

Janji keselamatan kepada seorang perempuan yang berdosa paling besar.

Dia menyuruh manusia mengingat orang tua dan Dia serahkan ibu-Nya kepada Yohanes.

Berbicara kepada seluruh umat manusia: "Aku haus" karena Dia menyatakan bahwa Dia mengharapkan semua orang pulang kepada Tuhan.

Yesus juga mengatakan satu kalimat "Sudah genap" memberikan suatu kemenangan kepada seluruh umat manusia bahwa Anak Allah sudah membuka pintu surga, menghentikan kuasa setan, dan mengampuni segala dosa.

Cinta kasih Allah yang dinyatakan di atas kayu salib seperti ini dimengerti oleh satu orang yang ada di situ, yaitu Yohanes. Di sini, dia mengerti kasih lebih dalam dari siapa pun di dalam dunia.

Pengaruh Yohanes lebih besar dari pengaruh Plato, Sokrates. Yohanes menerima langsung wahyu dari Allah, pengajaran dari Yesus Kristus, dan terakhir dengan kedua matanya, dia melihat bagaimana Yesus mati di atas kayu salib, bagaimana Dia sabar, menanggung kebencian dari seluruh umat manusia, dan mengalirkan cinta kasih dari Allah. Dan, akhirnya kalimat-kalimat dari Roh Kudus membentuk pikiran dan hatinya: Karena demikianlah Allah mengasihi isi dunia sehingga dikaruniakan anak-Nya yang tunggal. Allah itu kasih adanya. Bukan saja Allah itu mempunyai cinta kasih, Allah itu diri-Nya adalah kasih, sehingga kasih itu adalah Allah, Allah adalah kasih. Kasih itu adalah substansi dari Ilahi itu sendiri, bukan hanya salah satu dari begitu banyaknya sifat moral Tuhan Allah.

Dalam pembacaan Alkitab 1 Yohanes 4:9 dikatakan: "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus anakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya."

Gambar: Kasih dari Allah

Bagaimana dunia mengenal kekristenan? Kalau kita mempunyai cinta kasih. Kasih Allah menyatakan hidup Allah, dan hidup Allah menjadi fondasi kasih Allah. Allah mengasih kita karena Allah itu adalah Allah yang hidup dan hidup Allah adalah hidup yang kasih maka kasih itu memberi. Di mana ada cinta kasih, di situ ada pemberian. Kasih mengakibatkan sesuatu yang dihasilkan, yaitu memberikan hidup.

Ayat 10 menyatakan: "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." Sebelum kita mengasihi Allah, Allah mengasihi kita terlebih dahulu. Sebelum kita bertobat, Yesus mati bagi kita terlebih dahulu. Kristus mati bagi kita sudah cukup menyatakan kasih Allah.

Janganlah kita menjadi sombong. Walaupun kita sampai menghancurkan tubuh, patahkan tulang demi memberi persembahan kepada Tuhan, tetap tidak layak karena Dia sumber kasih. Dia yang mengasihi kita terlebih dahulu.

Siapa yang tidak mengalami salib Kristus tidak mungkin mengerti apa artinya cinta kasih yang sejati. Kasih mengakibatkan perdamaian.

Tuhan mengirim anak-Nya untuk menjadi pendamai, untuk membawa orang berdosa kembali kepada Dia. Dan, kita harus belajar bagaimana mengampuni, mendamaikan, bagaimana kita boleh membawa semua yang dahulu musuh kita kembali kepada Tuhan. Bukan berarti kita kompromi dengan dosa, bukan berarti kita tidak memedulikan kesalahan, tetapi kita tidak membenci orangnya, tetapi membenci dosa-dosanya.

Audio Allah Adalah Kasih

Diambil dari:
Nama situs : GRII Melbourne
Alamat situs : http://www.griimelbourne.org/ibadah/kebaktian-minggu/ringkot-details.aspx?id=16533
Judul asli artikel : Allah Adalah Kasih
Penulis artikel : Pdt. Dr. Stephen Tong
Tanggal akses : 26 September 2018
 
STOP PRESS
Stop Press! Promosi: SUARA SABDA

Suara SABDA

Suara SABDA, publikasi YLSA dalam wajah baru!

Jika Anda ingin diperlengkapi dalam pelayanan dengan bahan-bahan kekristenan yang alkitabiah, bermutu, dan relevan dalam berbagai bentuk dan media, bergabunglah menjadi pelanggan Suara SABDA!

Suara SABDA adalah publikasi gabungan dari 11 publikasi YLSA (e-BinaAnak, e-BinaSiswa, e-Doa, e-JEMMi, e-Reformed, e-Penulis, e-Konsel, KISAH, Bio-Kristi, e-Leadership, dan e-Wanita) yang disajikan dalam berbagai bentuk dan media. Buletin ini terbit sebulan dua kali (minggu kedua dan keempat) dan dikirimkan ke email pelanggan secara GRATIS!

Untuk berlangganan, silakan kirimkan email Anda kepada kami dengan subjek: Berlangganan Suara SABDA ke: berlangganan@sabda.org

Mari menjadi orang-orang percaya yang bertumbuh dan relevan bersama publikasi Suara SABDA dari YLSA!

 

Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr')
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan Berita PESTA.

Redaksi: Lena, Mei, Roma, dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©,2019 -- Yayasan Lembaga SABDA

 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org