Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/2

Doa 40 Hari 2019 edisi 2 (25-4-2019)

Muhammadiyah

[40-Hari-2019] Muhammadiyah/[02]

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- KAMIS, 25 APRIL 2019

MUHAMMADIYAH: ORGANISASI ISLAM TERBESAR KEDUA DI INDONESIA

Sebagai salah satu organisasi modernis Islam di Indonesia, Muhammadiyah memiliki puluhan ribu amal usaha berupa sekolah (TK/SD/SMP/SMA), universitas, masjid, pondok pesantren, rumah sakit, panti asuhan yatim, bank/koperasi, dan jemaah pengajian yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Jaringan organisasi Muhammadiyah terdapat di seluruh provinsi dan di ratusan daerah tingkat kabupaten/kota madya dan di ribuan kecamatan (cabang) serta desa/kelurahan (ranting).

Jaringan dakwah Muhammadiyah telah merambah hingga Singapura (Muhammadiyah Association), Malaysia, khususnya di negara bagian Pulau Penang, Negeri Patani Raya (Thailand), dan Brunei Darussalam, serta negara-negara lainnya di wilayah Asia Tenggara. Tidak berlebihan bila Muhammadiyah dikatakan sebagai salah satu organisasi Islam Modernis (Pembaharu) terbesar di dunia. Menurut klaim mereka, ada sekitar 35 juta pengikut Muhammadiyah di Indonesia. Bahkan, Ir. Soekarno (Presiden pertama Republik Indonesia) pernah menjadi konsul pendidikan Muhammadiyah di Bengkulu, dan Jenderal Soeharto (Presiden kedua Republik Indonesia) pernah mengaku sebagai bibit Muhammadiyah.

Dari segi bahasa, Muhammadiyah berarti pengikut Muhammad SAW. Pengertian ini sangat luas sehingga seluruh umat Islam dapat dikatakan Muhammadiyah. Namun, dari segi istilah, Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan maksud agar umat Islam Indonesia melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan yang dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Menurut Qanun Asasi atau Anggaran Dasarnya, Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar beraqidah Islam dan bersumber pada Alquran dan Sunah Rasul, yang didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan 18 November 1912 M di Negeri Yogyakarta Hadiningrat (Daerah Istimewa Yogyakarta).

Visi dan misi dari gerakan ini lahir sebagai respons terhadap semakin berkembangnya misi zending agama Kristen yang dibawa pemerintah Belanda dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat pelayanan sosial lainnya pada zaman kolonial. Para pendirinya sangat menyadari bahwa apabila perkembangan tersebut tidak diimbangi, makin lama umat Islam semakin ketinggalan. Kondisi objektif masyarakat Indonesia di atas mendorong K.H. Ahmad Dahlan untuk mendirikan organisasi ini.

Beberapa kegiatan utama Muhammadiyah antara lain: 1. Mendirikan masjid dan musala sebagai tempat sarana ibadah. 2. Mencetak kader ulama, fuqoha, dan sejenisnya melalui pendirian pendidikan pesantren Muhammadiyah. 3. Memberi fatwa dan tuntunan dalam bidang Keluarga Sejahtera/Sakinah (KB) dan berbagai masalah kemasyarakatan. 4. Melakukan dakwah ke daerah-daerah pedalaman atau masyarakat terpencil.

Di bidang pendidikan, organisasi sosial keagamaan ini memadukan sistem sekolah umum (modern) dengan pesantren (tradisional). Saat ini, fokus mereka adalah mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan unsur-unsur keagamaan. Pergerakan mereka di bidang ini jauh lebih pesat dibandingkan saudara mereka dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang kebanyakan masih mengandalkan pola pendidikan pesantren murni.

Dilihat dari asal muasal pendukungnya, warga NU lebih banyak tinggal di daerah pedesaan, bermata pencaharian sebagai petani, dan berbasis pendidikan pesantren, sedangkan warga Muhammadiyah lebih banyak tinggal di perkotaan, bermata pencaharian non-pertanian, dan berbasis pendidikan sekolah non-pesantren. Beranjak dari konteks sosiologis inilah sejumlah ahli ilmu sosial kemudian menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern dan menyebut NU sebagai organisasi Islam tradisional.

Muhammadiyah dipimpin oleh Syafii Maarif, menggantikan Amien Rais yang berpindah haluan terjun ke dunia politik dengan menjabat Ketua MPR RI (1999 -- 2004). Beliau mendapatkan pendidikan politik Barat di bidang doktoral dari Universitas Chicago pada 1982. Dua tahun kemudian, dua tokoh Islam terkemuka lainnya, yakni Amien Rais dan Nurcholish Madjid, menamatkan pendidikannya di universitas yang sama. Selain sebagai pemimpin Muhammadiyah, guru besar IKIP Yogyakarta ini juga rajin menulis dan menjadi pembicara dalam sejumlah seminar. Sebagian besar tulisannya adalah masalah-masalah Islam, dan dipublikasikan di sejumlah media cetak. Syafii Maarif menikah dengan Nurkhalifah dan dikaruniai seorang anak laki-laki.

Dalam pernyataannya pada Juli 2003, dia menolak memberikan dukungan kepada Amien Rais sebagai calon presiden dan menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak ingin terseret ke dalam politik praktis demi menjaga kenetralan dengan partai politik Islam lainnya. Tiga tahun sebelumnya, dalam Muktamar Muhammadiyah ke-44 tahun 2000 di Jakarta, gerakan ini mendorong generasi mudanya untuk berkiprah lebih banyak lagi di bidang politik. Ada kaitan erat antara lahirnya Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin oleh Amien Rais dengan Muhammadiyah seiring banyaknya pengurus partai yang berasal dari Muhammadiyah.

POKOK DOA

1. Doakan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berkiprah di bidang: agama, politik, pendidikan, hukum, militer, ekonomi, hiburan, komunikasi dsb., agar mereka memiliki rasa takut akan Tuhan dalam hati dan kehidupan mereka.

2. Sumber Daya Manusia (SDM) Muhammadiyah yang tergolong modern dapat menjadi akses perbandingan nilai, prinsip, dan tujuan. Doakan agar hati dan pikiran mereka terbuka untuk mengenal dan menerima kebenaran, nilai-nilai kekekalan, dan tujuan hidup akhir yang pasti. Doakan agar selaput yang mengaburkan mata rohani mereka disingkirkan, dan selubung yang menyelubungi dan kekuatan yang mengikat mereka yang tidak berasal dari kebenaran (Yohanes 14:6) dilucuti, diputuskan kuasa dan kekuatannya dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

3. Doakan para tokoh yang belajar ilmu perbandingan agama agar mereka berani mengakui secara terbuka kebenaran yang mereka temukan.

4. Doakan agar program-program yang dikembangkan di berbagai sektor melalui tubuh Muhammadiyah akan membuahkan persatuan dan kesatuan NKRI, ketenangan dan kedamaian bagi seluruh bangsa Indonesia.

Diambil dari:

Nama situs: SABDA.org

URL: http://sabda.org/publikasi/40hari/2003/07

Judul artikel: Muhammadiyah: Organisasi Islam Kedua Terbesar di Indonesia

Penulis artikel: Tidak dicantumkan

Kontak: doa(at)sabda.org

Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org

Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org

Arsip: http://sabda.org/publikasi/40hari

(c) 2019 oleh e-DOA dan "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org