Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/40hari/5

Doa 40 Hari 2002 edisi 5 (31-10-2002)

Suku Dohoi ot Danum di Kalimantan


                        Kamis, 31 Oktober 2002

SUKU DOHOI OT DANUM DI KALIMANTAN
=================================

Istilah Ot Danum (nama lain untuk orang Dohoi) artinya orang yang
tinggal di hulu sungai. Orang Dohoi hidup di Kalimantan. Ada 4 anak
sungai dan suku bangsa Dohoi mendiami daerah sungai sepanjang 180 mil
yang terbentang dari hulu sungai Melawi sampai ke hulu sungai Barito.

Orang Dohoi memiliki cerita sendiri tentang asal-usul mereka. Dahulu
kala ada dua orang saudara laki-laki dan dua orang saudara perempuan
yang turun dari langit di atas sebuah palangka emas atau tempat
pemujaan. Saudara yang laki-laki berjalan menyusuri sungai Kahayan dan
yang perempuan bepergian melalui sunga Barito. Waktu berburu, yang
laki-laki melihat jejak manusia dan mulai mengikutinya. Mereka
kemudian bertemu dengan saudara perempuan tadi dan menikahinya. Salah
satu dari pasangan ini kembali ke Kahayan dan keturunan mereka itulah
yang kemudian dikenal sebagai orang Dohoi.

Mereka terkenal dengan kerajinan anyaman topi, keranjang dan tikarnya.
Mereka membuat alat pertanian dan perburuan sendiri. Jumlah penduduk
desa berkisar antara 100 sampai 400 orang. Rumah mereka berbentuk
empat persegi panjang dan berdiri pada tiang-tiang kayu setinggi 6
dampai 10 kaki di atas tanah. Tanah yang mengelilingi setiap desa
sampai radius sekitar 3 km dianggap sebagai milik desa. Tanah yang
tidak ditanami selama lebih dari lima tahun dapat diklaim oleh
siapapun di desa tersebut. Hubungan dengan tetangga berbeda antara
satu kelompok dengan kolompok yang lain. Hubungan yang lebih erat
terjadi antara kelompok yang berdialek sama.

Orang Dohoi menanam padi dan mengumpulkan hasil hutan seperti damar,
karet, kayu besi dan kulit binatang. Pakaian mereka berupa kain yang
dililitkan di pinggang sering dipakai untuk acara-acara tidak resmi,
sedangkan rok yang dililitkan di pinggang dipakai untuk acara-acara
resmi. Anjing, babi dan ayam dipelihara sebagai binatang peliharaan
dan lembu dipelihara untuk dimakan pada perayaan-perayaan besar.

Perkawinan antara saudara sepupu lebih disukai di antara orang-orang
Dohoi. Bila antara kedua orangtua calon telah mencapai kesepakatan,
maka keluarga mempelai pria memberikan suatu hadiah secara simbolik
kepada keluarga mempelai perempuan. Hadiah kedua diberikan pada waktu
pertunangan diumumkan. Mas kawin diberikan setelah hari perkawinan.

Populasi orang Dohoi 105.000 jiwa. Telah ada 500 jiwa orang Kristen.
Belum ada Film Yesus dan pelayanan Radio dalam bahasa Dohoi. Alkitab
belum lengkap diterjemahkan. Orang Dohoi dikenal beragama Islam yang
masih sangat kuat mempraktekkan kekuatan animisme. Mereka menyembah
dewa burung enggang dan dewa ular air. Mereka sering melakukan
berbagai upacara mistik, dan mengandalkan dukun untuk mengobati
penyakit mereka.

Pada masa yang lalu orang Dohoi dianiaya oleh pemerintah Malaysia yang
berbatasan dengan mereka, mereka banyak kehilangan tanah mereka akibat
serbuan pemenggal kepala.


POKOK DOA:

* Berdoa agar orang-orang Kristen Dohoi akan dimuridkan menjadi
   anak-anak Tuhan yang militan, penuh Roh Kudus, dan bersedia
   untuk menyampaikan berita Injil bagi saudara mereka yang belum
   diselamatkan.

* Berdoa agar Tuhan akan mengutus lebih banyak lagi duta-duta
   kerajaan-Nya untuk menolong orang Dohoi, dengan berbagai
   ketrampilan praktis sehingga ekonomi mereka semakin meningkat.

* Berdoa agar terjadi kesembuhan luka dan trauma sejarah yang
   ditinggalkan dalam kehidupan mereka.


 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org