SUKU MUKO-MUKO
Sumatera Selatan
Letak | : | Sumatera Selatan |
Populasi | : | 30.000 jiwa |
Bahasa | : | Muko-Muko |
Agama Mayoritas | : | Islam |
Anggota Gereja | : | 0 |
Alkitab dalam bahasa Muko Muko | : | Tidak Ada |
Film Yesus dalam bahasa Muko-Muko | : | Tidak Ada |
Program penginjilan dalam bahasa Muko Muko | : | Tidak Ada |
Suku Muko Muko berdiam di Kecamatan Muko Muko Utara dan
Muko Muko Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara, Sumatera Selatan. Nama
kampungnya adalah kampung Rejang. Saat ini Muko Muko telah bebas dari
isolasi karena pemerintah membangun jalan raya dari kota Bengkulu ke
Muko Muko Rejang. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Muko Muko yang
termasuk rumpun bahasa Melayu yang memiliki ciri-ciri tersendiri.
SOSIAL BUDAYA
Mata pencaharian utamanya adalah bertani, menangkap ikan,
berburu babi hutan bertukang, berdagang, menganyam rotan dan pandan.
Kaum wanita umumnya membuat batik yang disebut Besurek dan songket
Bengkulu. Kerajinan khas suku Muko Muko adalah kerajinan batu ajik.
Di samping itu rakyat juga mengusahakan perkebunan rakyat dengan hasil
utama : karet, cengkeh dan kelapa sawit.
Sistem kekerabatannya bersifat bilateral, garis keturunan
ditarik melalui pihak laki-laki atau perempuan. Upacara pernikahan
biasanya dilakukan selama tujuh hari tujuh malam sebelum kedua
mempelai bersanding di pelaminan.
Budaya yang sangat terkenal dari suku Muko Muko adalah Tari
Gandai, yang merupakan bentuk kesenian dengan ciri budaya Melayu dan
dipengaruhi kesenian Minangkabau. Pada saat tertentu, misalnya,
menghadiri upacara adat tertentu, mereka memakai busana adat, yaitu
jenis teluk belanga/jas tutup warna hitam lengkap dengan destar kain
besurek (untuk pria) dan jenis baju/kebaya "Betabur" dengan pasangan
kain songket berbenang emas (untuk wanita). Dalam komunikasi
sehari-hari, suku Muko-Muko memakai bahasa Rejang yang merupakan
bahasa campuran antara bahasa Minangkabau dan bahasa Rejang.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Suku Muko Muko menganut agama Islam yang masih bercampur
dengan kepercayaan asli mereka (animisme). Mereka takut kepada roh
ibu yang meninggal karena melahirkan, dan mereka juga mengkeramatkan
pohon besar serta kuburan nenek moyang.
KEBUTUHAN
Saat ini suku Muko Muko membutuhkan peningkatan hasil
pertanian dan khususnya perkebunan rakyat agar dikelola dengan lebih
maksimal sehingga menaikkan kesejahteraan mereka. Di bidang
pendidikan mereka membutuhkan tenaga pengajar bahasa Indonesia karena
hanya 7% dari orang Muko Muko yang bisa berbicara dan mengerti bahasa
Indonesia, bahkan komunikasi di TK maupun SD masih menggunakan
bahasa Muko Muko.
POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat :
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba !"
(\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di
tengah-tengah suku Muko Muko, agar terang dan kemuliaan Tuhan
bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh
kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada
nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya
untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa
syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai
untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku
Muko Muko
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan
untuk mengadopsi suku Muko Muko yang juga berbeban dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut,
silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Untuk kalangan sendiri