Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 45
dari 61 suku
SUKU MELAYU BELITUNG
Sumatera Selatan

Letak : Sumatera Selatan
Populasi : 400.000 jiwa
Bahasa : Melayu Belitung
Anggota Gereja : 30 (0,02%)
Alkitab dalam bahasa Belitung : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Belitung : Tidak Ada
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Belitung : Tidak Ada

Suku Melayu Belitung merupakan penduduk asli pulau Belitung di Kabupaten Belitung, Propinsi Sumatera Selatan. Pulau Belitung terletak di sebelah tenggara Pulau Bangka. Pulau Belitung juga dikenal dengan nama Pulau Biliton. Orang Melayu Belitung sendiri menyebut diri mereka uang Belitong. Wilayah pulau Belitung sebagian besar merupakan daerah rendah dengan beberapa bukit, di antaranya Gunung Tajam Laki dan Gunung Tajam Bini. Di beberapa daerah mengalir sungai-sungai kecil dan di beberapa tempat ditemui danau-danau kecil yang muncul dari bekas penggalian biji timah yang banyak ditemui di pulau itu. Hanya sebagian kecil lahan yang cocok dijadikan areal persawahan.

SOSIAL BUDAYA

Selain bekerja di pertambangan-pertambangan timah dan kaolin, orang Belitung yang hidup di daerah perkotaan umumnya menjadi pegawai di kantor. Mata pencaharian lainnya adalah bertanam karet, lada, cengkeh, kelapa. Bertanam padi umumnya dilakukan dengan cara membuka hutan. Selain menghasilkan padi ladang, penduduk daerah ini juga menanam jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan pisang. Sebagian masyrakat juga mengembangkan industri kerajinan, seperti membuat tembikar dan anyaman rotan atau pandan.

Bahasa yang dipergunakan orang Belitung masih termasuk ke dalam rumpun bahasa Melayu, yang disebut bahasa Melayu Belitung. Ciri khas bahasa Melayu Belitung adalah tidak digunakannya huruf h pada kata-kata tertentu dan penggunaan e pepet pada akhir kata, misalnya jauh menjadi jao, hujan menjadi ujan, atau apa menjadi apE, putih menjadi putE, dsb. Ciri-ciri lainnya adalah penggunaan kosakata yang berasal dari penggabungan dua kata atau lebih, misalnya nakmanE dari hendak kemana.

Rumah tradisional orang Melayu Belitung berbentuk panggung dengan dinding dari kulit kayu dan atap anyaman daun sagu. Mereka juga mengenal bentuk perkampungan lain yang disebut keleka.

Penarikan garis keturunan dilakukan secara bilateral, yaitu menurut garis ayah atau ibu. Kelompok kelurga luas orang Belitung pada umumnya terbentuk dalam keleka, yang menempati wilayah tertentu dan memiliki aturan-aturan tersendiri. Suatu keleka dipimpin oleh seorang kepala adat beserta pembantu-pembantunya. Pemimpin keagamaanya, adalah seorang dukun, yang bertugas memimpin upacara-upacara.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Orang Belitung kini dikenal sebagai pemeluk agama Islam. Agama Islam masuk ke daerah ini sekitar abad ke 17. Walaupun demikian, kepercayaan asli yang bersifat animisme masih berkembang di kalangan masyarakat. Terlihat, misalnya, dalam upacara-upacara mengerjakan ladang (maras taun), menangkap ikan (buang jong), menyelenggarakan perkawinan (gawai penganten), dsb. Mereka juga masih percaya kepada kekutan gaib pada benda-benda keramat dan melakukan berbagai pantangan.

KEBUTUHAN

Orang Belitung membutuhkan pembinaan dalam mengembangkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam pekerjaan. Industri-industri kecil yang ada (kerajinan tangan atau tukang besi) perlu penanganan yang lebih profesional agar dapat meningkatkan hasil yang lebih maksimal.

POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Belitung, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Belitung
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Belitung yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA