Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 43
dari 61 suku
SUKU MANDAR
Sulawesi Selatan

Letak : Sulawesi Selatan
Populasi : 250.000 jiwa
Bahasa : Mandar
Anggota Gereja : 5 (0,0002%)
Alkitab dalam bahasa Mandar : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Mandar : Tidak Ada
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Mandar : Tidak Ada

Suku Mandar mendiami dataran rendah pesisir dan pegunungan dari Kabupaten Majene dan Polmas di Propinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini dilingkupi oleh pegunungan dan terdapat lahan persawahan yang luas. Hasil lautnya yang terkenal adalah ikan cakalang dan penyu. Konon di sana ada sejenis burung langka yang disebut burung mandar dan jenis ini berasal dari famili arimadea (Latin). Burung ini termasuk burung yang dilindungi.

SOSIAL BUDAYA

Bahasa yang dipakai orang Mandar adalah bahasa Mandar dengan 4 dialek, yaitu : Balanipa, Majene, Pamboang dan Awok Sumakengu. Mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam di sawah maupun di kebun dan sebagai nelayan. Hasil perkebunan mereka adalah : kopra dan juga coklat di daerah Sendana dan Malunda.

Masyarakat Mandar mengenal pelapisan sosial. Sebagai masyarakat yang pernah berbentuk kerajaan, mereka mengenal tiga lapisan sosial, yakni lapisan atas yang terdiri atas golongan bangsawan (Todiang Laiyana), golongan orang kebanyakan (Tau Maradika), dan lapisan budak (Batua). Golongan bangsawan memiliki gelar kebangsawanan yaitu Daeng bagi "bangsawan raja" dan Puang bagi "bangsawan adat".

Sistem kekerabatan orang Mandar ditandai oleh beberapa periode, antara lain : periode Tomakala, ketika pemerintahan belum teratur dan hukum belum ada; periode transisi (Pappuangang), ketika hubungan sosial dalam masyrakat mulai menampakkan polanya: periode penuh tata cara, aturan, nilai yaitu periode Arajang.

Pada jaman ini raja tidak lagi berkuasa secara turun temurun akan tetapi dipilih oleh lembaga adat (hadat). Dalam tradisi Mandar, destar yang miring ke kiri bermakna isyrat bahwa raja harus mengoreksi diri dan kebijaksanaannya. Menurut pandangan orang Mandar, raja dianggap buruk (sikap/perilaku maupun kepemimpinannya) bila raja ditinggalkan rakyat.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Suku Mandar beragama Islam. Tak seorang pun boleh mengajak orang lain berpindah agama.

KEBUTUHAN

Suku Mandar membutuhkan peningkatan pengelolaan perkebunan agar lebih memberikan hasil yang maksimal. Disamping itu perlu dilakukan budi daya ikan cakalang dan penyu yang mempunyai nilai jual tinggi untuk meningkatkan pendapatan daerah.

POKOK DOA

Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)

  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Mandar, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Mandar
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Mandar yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

    Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
    PJRN
    Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
    Telp/Fax. (021) 45843235-42

    Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA