SUKU MAMUJU
Sulawesi Selatan
Letak | : | Sulawesi Selatan |
Populasi | : | 60.000 jiwa |
Bahasa | : | Mamuju |
Anggota Gereja | : | 0 (0%) |
Alkitab dalam bahasa Mamuju | : | Tidak Ada |
Film Yesus dalam bahasa Mamuju | : | Tidak Ada |
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Mamuju | : | Tidak Ada |
Suku Mamuju mendiami tanah-tanah pesisir di tepi pantai timur
Sulawesi dan lereng-lereng pegunungan di Kabupaten Mamuju, dari batas
sebelah selatan kabupaten ini sampai mulut sungai Budong-Budong.
Daerah pedalaman suku ini dialiri oleh beberapa sungai seperti sungai
Hua, Karamu, Lumu, Budung-budung. Bahasa mereka adalah bahasa Mamuju,
yang memiliki 9 dialek.
SOSIAL BUDAYA
Mata pencaharian utama mereka bercocok tanam dan menangkap
ikan. Mereka mengusahakan perkebunan kopra secara kecil-kecilan, juga
perkebunan coklat, cengkeh, serta menanam jagung dan singkong di
sepanjang garis pesisir. Mereka juga memelihara ternak. Hasil hutan
mereka adalah kayu hitam. Di kota, orang Mamuju bekerja sebagai guru
dan perawat.
Rumah-rumah suku Mamuju di pedesaan berstruktur sederhana,
dindingnya kebanyakan terbuat dari anyaman bambu, dan beratap daun.
Rumah-rumah itu dibangun di atas tiang-tiang.
Suku Mamuju hidup damai dengan tetangga-tetangga, yang mereka
anggap sebagai saudara sendiri. Mereka sering bekerja sama misalnya
dalam membangun rumah, mempersiapkan perayaan-perayaan, mengeringkan
kopra, dll. Orang Mamuju memperlakukan orang-orang asing sebagai
raja, tetapi akan timbul konflik jika harga diri mereka dipermalukan.
Banyak gadis dan wanita memakai anting-anting emas untuk menunjukkan
bahwa mereka tidak miskin. Laki-laki dan wanita tidak pernah
berkumpul. Bila mereka menangkap ikan, laki-laki naik perahu, sedang
wanitanya tinggal di pantai.
Suku Mamuju memiliki beberapa macam pemimpin. Ada yang
seperti dukun, yang mencari hari baik untuk melakukan bermacam-macam
hal, seperti misalnya melangsungkan pernikahan. Mereka juga memiliki
pemimpin agama dan pemimpin yang dipilih oleh pemerintah. Pemimpin
agama mempunyai pengaruh yang paling besar. Pemimpin dari pemerintah
hanya berpengaruh bila masyarakat beranggapan dia adalah pemimpin
yang baik. Kepemimpinan di suku Mamuju selalu dipengang kaum pria.
Struktur politik suku Mamuju seperti piramid, satu pemimpin
untuk seluruh propinsi, satu pemimpin untuk kabupaten, satu untuk
kota, dsb. Pada jaman dahulu ada raja, hakim dan tua-tua. Mereka
memiliki 3 kelas dalam masyarakat : pemimpin/pemerintah, kelas
menengah, dan orang biasa.
Orang Mamuju mempunyai peraturan-peraturan sendiri. Sebagai
hukuman, seseorang diharuskan membayar dengan binatang, misalnya
seekor lembu. Pertemuan-pertemuan penting untuk memberikan informasi
biasanya diadakan di mesjid.
Pernikahan di kalangan suku Mamuju dilakukan atas pilihan
sendiri. Para gadis menikah pada usia 16-17 tahun, sedang laki-laki
pada usia 18-20 tahun. Mereka menyukai banyak anak, lazimnya 5-6 anak
dalam satu keluarga.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Suku Mamuju, hampir semuanya pemeluk agama Islam. Namun tidak
banyak wanita yang mengenakan kerudung. Hampir di setiap desa
terdapat mesjid. Masih nampak pengaruh animisme dalam kehidupan
mereka, seperti : ketakutan mereka terhadap hantu, atau suara
burung-burang tertentu yang mereka anggap hantu atau roh-roh.
KEBUTUHAN
Penyuluhan kesehatan dan penyuluhan gizi sangat dibutuhkan
suku Mamuju untuk mengubah pola hidup mereka yang kurang bersih dan
kurang bergizi (banyak anak kekurangan gizi; angka kematian anak-anak
cukup tinggi). Penyakit malaria juga berjangkit di sini. Orang Mamuju
memiliki sikap positif terhadap pendidikan, namun faktor ekonomi
menjadi penghambat. Oleh karenanya dibutuhkan usaha-usaha
meningkatkan maupun memasarkan hasil-hasil perkebunan mereka yang
sebenarnya secara ekonomis bernilai tinggi. Mereka juga perlu
diperlengkapi dengan ketrampilan untuk mengolah kekayaaan alam yang
melimpah ruah baik berupa bahan pangan maupun bahan industri.
POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat :
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba !"
(\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di
tengah-tengah suku Mamuju, agar terang dan kemuliaan Tuhan
bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh
kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada
nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya
untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa
syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai
untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku
Mamuju
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan
untuk mengadopsi suku Mamuju yang juga berbeban dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut,
silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Untuk kalangan sendiri