Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 34
dari 61 suku
SUKU KONJO PEGUNUNGAN
Sulawesi Selatan

Letak : Sulawesi Selatan
Populasi : 150.000 jiwa
Bahasa : Konjo
Anggota Gereja : 90 (0,06%)
Alkitab dalam bahasa Konjo Pegunungan : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Konjo Pegunungan : Tidak Ada
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Konjo P : Tidak Ada

Suku Konjo terbagi dua, yaitu suku Konjo Pegunungan dan Konjo Pesisir. Suku Konjo Pegunungan terutama tinggal di wilayah pegunungan di Kecamatan Tinggi Moncong dengan kotanya Malino, hampir seluruh Kabupaten Gowa dan Sinjai. Wilayah Kalimporo/Jannaya merupakan pusat wilayah Konjo, yang memiliki keterikatan dengan daerah Tana toa lama dan desa-desa Konjo yang lain. Bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa Konjo yang termasuk dalam kelompok bahasa Makasar dan serupa dengan bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan.

SOSIAL BUDAYA

Mayoritas suku ini bermata pencaharian sebagai petani. Sistem pertanian bagi hasil sangat lazim di kalangan suku Konjo, dimana para pekerja/penggarap menerima 1/2 atau 1/3 dari keuntungan, tergantung siapa yang membayar untuk benih dan keperluan tanam. Rata-rata petani memiliki 2-3 ha tanah, sawah dan ladang. Kacang dan tembakau merupakan hasil bumi utama mereka untuk diperdagangkan.

Cara hidup gotong royong sangat melekat dalam kehidupan suku Konjo, misalnya dalam membangun rumah, mempersiapkan pesta, atau waktu panen. Tetapi segala hal yang telah dilakukan itu diperhitungkan dan mereka biasanya mengharapkan bantuan serupa bila kelak diperlukan. Keramah tamahan dan interaksi sosial sangat ditekankan pada suku Konjo. Bila seseorang yang Anda kenal melintas dan Anda tidak menyapa/memberi salam kepadanya, dia akan sakit hati. Demikian pula bila Anda bersama dengan seseorang dan Anda tidak banyak berbicara. Bahkan transaksi bisnis pun dilakukan ditengah-tengah banyaknya percakapan dan obrolan. Orang Konjo sering memberikan jawaban yang tidak langsung, menghindar, bahkan berbohong demi kebaikan (white lies) atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sehingga kita seringkali harus bertanya pada beberapa orang untuk mendapatkan jawaban yang benar.

Orang Konjo memberikan sambutan yang baik kepada tamu atau pendatang baru dari luar. Mereka sering banyak bertanya mengenai dunia luar dan mempelajari hal-hal baru. Mereka tampaknya siap menerima perubahan-perubahan, terutama yang berupa barang-barang material atau hal-hal yang menguntungkan bagi hidup mereka, tapi adat dan kepercayaan-kepercayaan tradisional tidak boleh diubah. Semboyan mereka `kami tidak pernah membuang peraturan-peraturan adat." Bahkan dalam upacara pun ide-ide baru diperkenalkan dan disambut baik, tetapi ditambahkan pada cara-cara lama, tidak pernah menggantikan adat lama itu. Orang Konjo tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk mengadakan pesta adat, sehingga masalah ekonomi yang utama bagi orang Konjo adalah kebutuhan untuk mengadakan pesta-pesta adat ini.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Orang Konjo 100% beragama Islam. Tetapi 75% dari orang Konjo masih mempertahankan praktek animisme mereka: bahkan orang Muslim yang paling taat sekalipun takut akan roh-roh dan melakukan apa saja yang diperlukan untuk menyenangkan roh-roh itu. Tampaknya jelaslah bila ada konflik antara ajaran Islam dan praktek tradisional mereka, praktek tradisional itulah yang akan menang. Kebanyakan anak-anak belajar membaca Qur'an dan setiap upacara tidaklah lengkap tanpa pembacaan Qur'an, sekalipun mereka kurang memahami apa yang mereka baca itu.

KEBUTUHAN

Kebutuhan suku Konjo ini adalah teknik pengairan/irigasi yang tepat sehingga bisa meningkatkan hasil pertanian mereka. Selain itu hasil perkebunan mereka juga potensial untuk dikelola dengan lebih baik. Sikap orang Konjo yang positif terhadap pendidikan membuka kesempatan bagi para tenaga pendidik yang bisa beradaptasi dengan adat istiadat mereka untuk memotivasi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 15% di antara mereka yang menamatkan pendidikan di sekolah menengah atas.

POKOK DOA

Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)

  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Konjo, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Konjo.
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Konjo yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA