SUKU KONJO PEGUNUNGAN
Sulawesi Selatan
Letak | : | Sulawesi Selatan |
Populasi | : | 150.000 jiwa |
Bahasa | : | Konjo |
Anggota Gereja | : | 90 (0,06%) |
Alkitab dalam bahasa Konjo Pegunungan | : | Tidak Ada |
Film Yesus dalam bahasa Konjo Pegunungan | : | Tidak Ada |
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Konjo P | : | Tidak Ada |
Suku Konjo terbagi dua, yaitu suku Konjo Pegunungan dan Konjo
Pesisir. Suku Konjo Pegunungan terutama tinggal di wilayah pegunungan
di Kecamatan Tinggi Moncong dengan kotanya Malino, hampir seluruh
Kabupaten Gowa dan Sinjai. Wilayah Kalimporo/Jannaya merupakan pusat
wilayah Konjo, yang memiliki keterikatan dengan daerah Tana toa lama
dan desa-desa Konjo yang lain. Bahasa yang mereka pergunakan adalah
bahasa Konjo yang termasuk dalam kelompok bahasa Makasar dan serupa
dengan bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan.
SOSIAL BUDAYA
Mayoritas suku ini bermata pencaharian sebagai petani. Sistem
pertanian bagi hasil sangat lazim di kalangan suku Konjo, dimana para
pekerja/penggarap menerima 1/2 atau 1/3 dari keuntungan, tergantung
siapa yang membayar untuk benih dan keperluan tanam. Rata-rata petani
memiliki 2-3 ha tanah, sawah dan ladang. Kacang dan tembakau
merupakan hasil bumi utama mereka untuk diperdagangkan.
Cara hidup gotong royong sangat melekat dalam kehidupan suku
Konjo, misalnya dalam membangun rumah, mempersiapkan pesta, atau
waktu panen. Tetapi segala hal yang telah dilakukan itu
diperhitungkan dan mereka biasanya mengharapkan bantuan serupa bila
kelak diperlukan. Keramah tamahan dan interaksi sosial sangat
ditekankan pada suku Konjo. Bila seseorang yang Anda kenal melintas
dan Anda tidak menyapa/memberi salam kepadanya, dia akan sakit hati.
Demikian pula bila Anda bersama dengan seseorang dan Anda tidak
banyak berbicara. Bahkan transaksi bisnis pun dilakukan
ditengah-tengah banyaknya percakapan dan obrolan. Orang Konjo sering
memberikan jawaban yang tidak langsung, menghindar, bahkan berbohong
demi kebaikan (white lies) atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,
sehingga kita seringkali harus bertanya pada beberapa orang untuk
mendapatkan jawaban yang benar.
Orang Konjo memberikan sambutan yang baik kepada tamu atau
pendatang baru dari luar. Mereka sering banyak bertanya mengenai dunia
luar dan mempelajari hal-hal baru. Mereka tampaknya siap menerima
perubahan-perubahan, terutama yang berupa barang-barang material atau
hal-hal yang menguntungkan bagi hidup mereka, tapi adat dan
kepercayaan-kepercayaan tradisional tidak boleh diubah. Semboyan
mereka `kami tidak pernah membuang peraturan-peraturan adat." Bahkan
dalam upacara pun ide-ide baru diperkenalkan dan disambut baik,
tetapi ditambahkan pada cara-cara lama, tidak pernah menggantikan
adat lama itu. Orang Konjo tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang
untuk mengadakan pesta adat, sehingga masalah ekonomi yang utama bagi
orang Konjo adalah kebutuhan untuk mengadakan pesta-pesta adat ini.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Orang Konjo 100% beragama Islam. Tetapi 75% dari orang Konjo
masih mempertahankan praktek animisme mereka: bahkan orang Muslim
yang paling taat sekalipun takut akan roh-roh dan melakukan apa saja
yang diperlukan untuk menyenangkan roh-roh itu. Tampaknya jelaslah
bila ada konflik antara ajaran Islam dan praktek tradisional mereka,
praktek tradisional itulah yang akan menang. Kebanyakan anak-anak
belajar membaca Qur'an dan setiap upacara tidaklah lengkap tanpa
pembacaan Qur'an, sekalipun mereka kurang memahami apa yang mereka
baca itu.
KEBUTUHAN
Kebutuhan suku Konjo ini adalah teknik pengairan/irigasi yang
tepat sehingga bisa meningkatkan hasil pertanian mereka. Selain itu
hasil perkebunan mereka juga potensial untuk dikelola dengan lebih
baik. Sikap orang Konjo yang positif terhadap pendidikan membuka
kesempatan bagi para tenaga pendidik yang bisa beradaptasi dengan
adat istiadat mereka untuk memotivasi mereka untuk mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 15% di antara mereka yang
menamatkan pendidikan di sekolah menengah atas.
POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat :
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba !"
(\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di
tengah-tengah suku Konjo, agar terang dan kemuliaan Tuhan
bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh
kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada
nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya
untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa
syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai
untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku
Konjo.
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan
untuk mengadopsi suku Konjo yang juga berbeban dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut,
silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Untuk kalangan sendiri