SUKU DAMPELES
Sulawesi Tengah
Letak | : | Sulawesi Tengah |
Populasi | : | 13.000 jiwa |
Bahasa | : | Dampeles |
Agama Mayoritas | : | Islam |
Anggota Gereja | : | 3 (0,02%) |
Alkitab dalam bahasa Dampeles | : | Tidak Ada |
Film Yesus dalam bahasa Dampeles | : | Tidak Ada |
Program penginjilan Radio dalam bahasa Dampeles | : | Tidak Ada |
Suku Dampeles berdiam di Kecamatan Damsol (Dampeles Sojo),
suatu kecamatan yang berbatasan dengan kecamatan Dampal Selatan.
Daerah Tingkat II Kabupaten Buol, Toli-toli, Propinsi Sulawesi
Tengah. Di sebelah timur, wilayah suku Dampeles berbatasan dengan
kecamatan Tomini dan di sebelah barat dengan Selat Makasar.
SOSIAL BUDAYA
Kehidupan suku Dampeles pada umumnya ialah berburu, meramu,
pertanian dan kerajinan. Sebagai petani mereka sering berpindah-pindah
karena mereka belum mengetahui cara-cara memeihara kesuburan tanah.
Sebagian besar daerahnya adalah daerah pegunungan dan ditanami
tanaman holtikultura, sedang daerah pedalaman masih merupakan hutan
lebat. Hasil hutan yang terkenal ialah rotan, kayu, damar. Komoditi
utamanya kopra, cengkeh rotan dan damar. Hasil terpenting yang
diperdagangkan ke luar pulau adalah kopra dan rotan. Kerajinan tangan
tradisional mereka adalah mogoolyo, kerajinan kain tenun sutera dan
bonja lipuku, kerajinan cengkeh khas Toli-toli.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Sebagian besar suku Dampeles beragama Islam namun mereka juga
mempertahankan kepercayaan animisme. Suku Dampeles mengenal berbagai
nama makhluk untuk kekuatan gaib dan juga sebagai tempat perlindungan
dan tempat memohon berkat dengan menggunakan cara-cara tertentu. Suku
Dampeles juga dikenal sebagai suku yang masih menggunakan benda-benda
sakti yang berkhasiat sebagai penangkal serangan musuh. Orang yang
menggunakan alat itu seakan-akan menjadi kebal, tidak diganggu oleh
hantu, anti terhadap guna-guna yang lain dan sebagainya. Suku
Dampeles mempunyai suatu tradisi yaitu upacara kematian yang
merupakan perpaduan antara adat dan agama, yang mereka sebut
mogupas, yaitu upacara adat sebagai penghormatan terakhir bagi orang
yang meninggal. Ada juga upacara mengusir wabah atau penyakit kronis
yang disebut moguto bwuiyano; mobuso, gabungan dua upacara adat,
yaitu monilam yang berarti khitanan dan malead yang berarti meratakan
gigi bagi remaja putri; moduai, upacara adat menyambut tamu.
KEBUTUHAN
Saat ini mereka membutuhkan pelayanan medis yang baik serta
obat-obatan, karena keadaan kesehatan mereka yang kurang baik. Mereka
juga masih membutuhkan perbaikan tehnik pertanian agar memberikan
hasil yang maksimal sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup
mereka yang saat ini masih minim.
POKOK DOA
Firman Tuhan:
Kemudian daripada itu aku melihat :
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba !"
(\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di
tengah-tengah suku Dampeles, agar terang dan kemuliaan Tuhan
bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh
kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada
nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya
untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa
syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai
untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku
Dampeles
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan
untuk mengadopsi suku Dampeles yang juga berbeban dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut,
silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Untuk kalangan sendiri