Home
       

Resources
Artikel
Artikel-artikel MISI
Bahan PA
Misi Allah Bagi Dunia &
Para Pengubah Dunia
Cerita Misi
Alkitab di Seluruh Dunia :
48 Kisah Nyata
Buku
Buku-buku Misi
Doa
Doa bagi Negara
Doa bagi Kota
Doa bagi Suku
PD Timotius
40 Hari Doa
e-KJDN
Info
Sejarah
Ulasan Tokoh MISI
Lembaga
Lebih dekat dengan lembaga MISI
Media
Berbagai program pengabaran Injil
Lintas
Lintas Religi
Profil Suku di Indonesia
 
 Renungan
 Kesaksian
 
 
| suku 13
dari 61 suku
SUKU BETAWI
DKI Jakarta

Letak : DKI Jakarta
Populasi : 500.000 jiwa
Bahasa : Betawi
Anggota Gereja : 0
Alkitab dalam bahasa Betawi : Tidak Ada
Film Yesus dalam bahasa Betawi : Tidak Ada
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Betawi : Tidak Ada

Orang Betawi yang dianggap sebagai penduduk asli Jakarta merupakan suku yang terbentuk dari hasil pembaruan suku-suku yang datang ke Batavia (nama Jakarta di masa lampau) dan yang menduduki kota pelabuhan sejak abad ke-15. Keaslian orang Betawi bisa dijumpai di kawasan pinggir kota Jakarta, misalnya, di Pasar Minggu (Jakarta Selatan), kawasan Condet (Jakarta Timur), Marunda, dll.

SOSIAL BUDAYA

Orang Betawi di tengah kota umumnya hidup sebagai pedagang, pegawai pemerintah, buruh, tukang, atau pegawai swasta. Sedangkan di daerah pinggiran, sebagian besar adalah petani, yaitu petani buah-buahan, petani sawah, dan pemelihara ikan. Misalnya di daerah Jagakarsa, Ciracas dan Cilacap. Namun karena areal pertanian mereka makin lama makin menyempit, karena banyak yang dijual untuk pembangunan perumahan, industri dan lain-lain, maka para petani itu mulai beralih pekerjaan menjadi buruh, pedagang, tukang ojek dan lain-lain. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu dialek kota dan pinggiran.

Bagi orang Betawi, sangat sulit untuk berrpisah dengan keluarga. Menurut mereka, kalau di kampung sendiri, susah sedikit, mereka bisa lari ke keluarga yang agak mampu dan meminta sedikit bantuan, sehingga ada kesan mereka kurang gigih dalam mencari nafkah dibandingkan pendatang. Tingkat pendidikan formal penduduk asli Jakarta ini umumnya amat rendah. Pengaruh dari guru-guru mengaji mendorong mereka untuk memilih belajar mengaji, masuk pesantren, atau masuk madrasah daripada pergi ke sekolah yang dianggapnya sebagai bagian dari kebudaya Kristen.

Mereka juga memiliki kesenian yang khas, seperti lenong, ondel-ondel, topeng, tanjidor, atau wayang golek Betawi. Sampai awal tahun 1970-an, kehidupan kesenian Betawi tampaknya lumayan subur. Tapi sekarang kita sulit menemukan keriaan orang Betawi yang terlihat dari pagelaran kesenian tradisional mereka. Sekarang ini, orang Betawi sudah banyak yang menikah dengan suku-suku lain di Jakarta.

AGAMA/KEPERCAYAAN

Orang Betawi, dalam hidup sehari-hari maupun dalam cara bergaul banyak berorientasi pada etika Islam. Pandangan hidup yang masih terlihat dalam kehidupan mereka sehari-hari antara lain : pertama, setiap kali berjumpa, orang Betawi akan mengucapkan "Assalamualaikum" yang dibalas dengan ucapan "Walaikumsalam", kedua, jika punya gadis sudah cukup dewasa, harus segera dinikahkan, ketiga, kalau ada tamu harus disuguhi atau dijamu menurut kemampuan masing-masing. Filsafat dasar mereka "Rezeki hanya buat hari ini, besok urusan besok. "Mereka juga yakin, Allah SWT pasti akan memberi rezeki. Mereka juga percaya akan roh-roh di tepat-tempat tertentu, misalnya pohon, jembatan, kuburan dll.

KEBUTUHAN

Generasi muda Betawi membutuhkan bekal ilmu pengetahuan yang cukup agar bisa beradaptasi di era teknologi dan informasi ini. Sementara itu orang Betawi lapisan bawah, yang sub-kulturnya masih agraris, membutuhkan pembaharuan sikap atau pandangan baru (mis : mengejar prestasi, hemat, daya saing dll) agar bisa bertahan hidup di kota metropolitan yang amat produktivitas dan efesiensi.

POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
  1. Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Betawi, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
  2. Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Betawi
  3. Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Betawi yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42

Untuk kalangan sendiri
|



 Ke atas 
© 2003 YLSA