SUKU BATIN
Jambi
Letak | : | Jambi |
Populasi | : | 70.000 jiwa |
Bahasa | : | Batin |
Anggota Gereja | : | 10 (0,014%) |
Alkitab dalam bahasa Batin | : | Tidak Ada |
Film Yesus dalam bahasa Batin | : | Tidak Ada |
Siaran radio pelayanan dalam bahasa | : | Tidak Ada |
Suku Batin berdiam di sekitar Pegunungan Bukit Barisan,
Kabupaten Sarolangun Bangko dan Bungo Tebo, Propinsi Jambi. Wilayah
tempat tinggal orang Batin meliputi Kecamatan Jangkat, Muara Siau,
Bangko, Tabir, dan Muara Bungo. Selain suku Batin, wilayah Jambi juga
sudah lama didiami oleh suku-suku lain, yaitu suku Kubu, suku Melayu
Jambi dan suku Kerinci. Menurut cerita rakyat setempat, nenek moyang
orang Batin adalah suku bangsa Kerinci yang pindah dari kaki Gunung
Kerinci ke daerah tempat tinggal mereka sekarang ini. Kebudayaan
Minangkabau yang sangat mempengaruhi suku Kerinci ke daerah tempat
tinggal mereka sekarang ini. Kebudayaan Minangkabau yang sangat
mempengaruhi suku Kerinci ini juga terlihat pada kehidupan orang
Batin.
SOSIAL BUDAYA
Orang Batin suka hidup berpindah-pindah dan berjiwa gotong
royong. Sifat gotong royong yang sangat menonjol juga terlihat di
antara dua kampung yang berbeda, di mana hubungan antara kepala
kampung yang satu dengan lainnya sangatlah baik. Ada 5 (lima) mata
pencaharian utama suku Batin, yaitu bertani, berkebun, mengumpulkan
hasil hutan, mendulang emas dan sebagai nelayan. Ladang mereka
disebut umo talang, ditanami dengan padi, palawija, karet dan kopi.
Kebudayaan orang Batin merupakan perpaduan unsur-unsur kebudayaan
Minangkabau dan Melayu Jambi. Misalnya, dalam hal berbahasa dan
sistem kekerabatan. Bahasa batin termasuk bagian dari bahasa Melayu
Jambi, tetapi dialek bahasa Batin banyak dipengaruhi oleh bahasa
Minangkabau. Sistem kekerabatan orang Batin adalah matrilineal (garis
keturunan ditarik dari pihak ibu). Dalam kehidupan sehari-hari, orang
Batin lebih dekat dengan kerabat pihak ibu daripada kerabat pihak
ayah. Tetapi laki-laki tetap berperan sebagai kepala keluarga dalam
rumah tangganya. Di samping sistem pendidikan umum yang dijalankan di
sekolah-sekolah, juga terdapat pendidikan dari madrasah-madrasah.
Sebuah dusun dihuni oleh sejumlah keluarga luas yang disebut piak.
Setiap piak dikepalai oleh seorang ninik mamak. Pemimpin dusun yang
bergelar rio diangkat berdasarkan hasil musyawarah dari seluruh ninik
mamak. Dalam menjalankan kepemimpinannya, rio didampingi oleh para
ninik mamak. Dengan demikian segala keputusan rio haruslah diambil
dengan persetujuan para ninik mamak dari piak yang ada di dusun
tersebut.
Suku Batin memiliki ciri khas dalam mendirikan bangunan tempat
tinggal mereka. Persiapan pembangunan sebuah rumah baru dimulai pada
saat lahirnya seorang puteri dalam keluarga tersebut. Rumah tersebut
biasanya berbentuk bangsal dengan ukuran 9x12 m dan biasanya juga
dilengkapi dengan tempat penyimpanan hasil panen dan barang-barang
pusaka. Bangunan itu biasanya juga dipenuhi dengan ukiran-ukiran dari
kayu yang bermotifkan tumbuh-tumbuhan dan binatang. Bangunan tempat
tinggal suku Batin itu biasanya disebut dengan istilah Kajang Lako.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Hampir semua orang Batin adalah pemeluk agama Islam. Napas
agama Islam juga terlihat dalam berbagai bentuk kesenian yang
berkembang di daerah ini. Walau demikian, masih ada juga kepercayaan
terhadap adanya makhluk halus/roh-roh di tempat-tempat tertentu,
dewa-dewa dan kekuatan gaib.
KEBUTUHAN
Sebagian besar orang Batin hidup berpindah-pindah mungkin
dikarenakan mereka bertani dengan menerapkan sistem ladang. Selain
itu, kondisi alam daerah Jambi yang memiliki tingkat penyinaran
matahari yang rendah ini kurang menguntungkan untuk meningkatkan
produksi pertanian. Karena itu dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan
untuk bertani dengan sistem yang lebih baik. Selain itu, mereka
memerlukan fasilitas penyediaan air bersih dan sarana transportasi
yang baik dan ekonomis. Masih ada yang tergantung pada sungai sebagai
sumber air minum karena PAM (Perusahaan Air Minum) belum menjangkau
seluruh wilayah. Sungai menjadi sarana transportasi yang penting.
Lalu lintas darat kurang baik dan memerlukan biaya mahal.
POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat :
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang
banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba !"
(\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di
tengah-tengah suku Batin, agar terang dan kemuliaan Tuhan
bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh
kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada
nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya
untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa
syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai
untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku
Batin
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan
untuk mengadopsi suku Batin yang juga berbeban dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup mereka.
Jika saudara ingin mengetahui informasi lebih lanjut,
silahkan menghubungi :
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Untuk kalangan sendiri