You are heremisi / misi

misi

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Asia: Tantangan Pertama dan Terluas

Asia adalah benua yang paling menakjubkan di dunia. Meskipun Asia merupakan benua yang memiliki peradaban kuno yang agung, tetapi Bangsa Eropa di zaman Abad Pertengahan sangat tidak memerhatikan Asia selama berabad-abad. Akan tetapi, pada Zaman Eksplorasi, orang-orang Eropa mulai menjelajahi benua yang misterius dan luas ini.

Bukti Atas Jenazah yang Hilang : Apakah Jenazah Yesus Benar-Benar Hilang dari Makam-Nya? (2)

Diringkas oleh: Yudo

Apakah Penjaga Makam Yesus Benar-Benar Ada?

"Adakah bukti yang kuat bahwa kisah tentang penjaga-penjaga makam Yesus itu merupakan sesuatu yang historis?"

"Ada. Bayangkanlah sebuah dialog tentang kebangkitan antara orang Yahudi dan orang Kristen di abad pertama. Pernyataan orang Kristen mula-mula adalah 'Yesus bangkit'. Orang Yahudi menanggapi, 'Para murid mencuri tubuh-Nya'. Terhadap hal ini, orang Kristen berkata, 'Para penjaga di makam akan mencegah pencurian.' Orang Yahudi memberi tanggapan, 'Oh, tapi para penjaga makam tertidur.' Terhadap hal itu, orang Kristen menjawab, 'Tidak, orang Yahudi menyuap para penjaga untuk berkata bahwa mereka tertidur.'"

Bukti Atas Jenazah yang Hilang 1: Apakah Jenazah Yesus Benar-Benar Hilang dari Makam-Nya?

Diringkas oleh: Yudo

Adakalanya jenazah lenyap dalam cerita-cerita detektif dan dalam kehidupan nyata. Namun, Anda jarang menemui sebuah makam yang kosong. Masalah yang terjadi dalam kasus Yesus bukanlah bahwa Dia tidak terlihat. Dia terlihat ketika hidup, ketika mati, dan terlihat ketika Ia hidup sekali lagi. Jika kita percaya pada catatan Injil, maka ketika kita melihat makam yang kosong, kita tidak akan memikirkan tentang jenazah yang hilang. Ini adalah tentang Yesus yang hidup sampai hari ini, bahkan setelah mengalami kematian yang mengerikan dengan cara disalib.

Penyebaran Kekristenan di Jawa dan Pertemuannya dengan Islam pada Abad ke-19 (2)

Diringkas oleh: Yudo

William Carey, seorang tokoh misi dari Inggris, yang juga disebut sebagai "bapak misi modern" mendirikan British Missionary Society pada tahun 1792. Dalam tempo satu tahun, ia telah membuka posnya di Kalkuta, India. Dari sana, ia mengorganisasi misinya dan mengirim banyak utusan ke semua sudut Asia, termasuk Jawa. Setelah Carey berkonsultasi dengan Raffles, tibalah waktunya untuk mengirim William Robinson sebagai misionaris Baptis pertama ke Pulau Jawa. Robinson tiba di Batavia pada 1 Mei 1813. Tugas utamanya ialah menyampaikan Injil pada orang Jawa. Target utama yang diberikan oleh Carey kepada Robinson adalah ia harus menguasai Bahasa Jawa secepat mungkin agar mampu berkhotbah dalam bahasa tersebut, dan kemudian menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam Bahasa Jawa. Namun, ketika tiba di Batavia dan mengenali keadaan kota tersebut, Robinson menyadari bahwa tujuan awal yang telah dirancangkan di Kalkuta harus diubah. Batavia merupakan sebuah kota yang amat kompleks. Batavia merupakan kota perniagaan yang sibuk, pusat pemerintahan, dan dihuni oleh berbagai macam orang. Banyak sekali kelompok orang Kristen yang telah memulai karya misi di situ dan mereka bisa berbahasa Melayu, Portugis, maupun Belanda, namun tidak bisa berbahasa Jawa. Orang Jawa yang tinggal di Batavia, yang sebelumnya diperkirakan berjumlah besar oleh kantor pusat di Kalkuta, sebenarnya sangat sedikit. Sementara itu, ia mulai memelajari Bahasa Melayu dan Belanda secara intensif.

Penyebaran Kekristenan di Jawa dan Pertemuannya dengan Islam pada Abad ke-19 (1)

Pemerintahan Peralihan Inggris di Jawa (1811 -- 1816) yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles, hanya berlangsung singkat. Tetapi, dalam waktu yang singkat itu, Raffles mampu membuat beberapa perubahan penting dalam peta keagamaan di Pulau Jawa. Sebagai seorang pejabat muda di bidang administrasi politik, Raffles dipengaruhi oleh ide-ide baru mengenai kebebasan yang pernah mencapai puncaknya pada masa Revolusi Perancis, yaitu hak untuk terbebas dari tirani feodal dan hierarki gereja. Hak-hak dasar dan kebebasan pribadi, terutama kebebasan beragama sesuai keyakinan tiap-tiap pribadi, merupakan sebagian dari apa yang dijunjung oleh Raffles.

Misi dan Antropologi 2

Asumsi-Asumsi Antropologis

Teori evolusi budaya mendominasi Antropologi sampai seperempat awal abad 20. Pada masa itu, seperti dalam teologia Kristen abad pertengahan, sejarah menjadi acuan catatan pengalaman manusia. Tetapi di dalam teori-teori ini, sejarah murni dijelaskan secara naturalisme, bukan secara teisme. Kala itu, "budaya" dipandang sebagai ciptaan manusia dalam tahap perkembangan yang bervariasi di berbagai belahan dunia.

Teori evolusi budaya mulai dipertanyakan setelah PD I. Menolak gagasannya bukan berarti bahwa kita harus mengabaikan paradigma penjelasan berdasarkan sejarah. Alkitab sendiri menjelaskan kehidupan manusia dalam lingkup sejarah kosmik, bagai sebuah drama yang memiliki plot; terdiri dari awal, perkembangan, dan akhir. Namun, Alkitab menolak gagasan bahwa pengalaman manusia adalah rangkaian peristiwa yang acak, tak terarah, dan tak bertujuan, sehingga tidak bermakna. Lebih lagi, Alkitab menyatakan bahwa yang menggerakkan sejarah bukanlah kebetulan yang buta, tetapi tujuan Allah dan tanggapan manusia. Kita perlu memahami perjalanan manusia dan penyingkapan Ilahi dalam konteks sejarah.

Bukti Profil Diri: Apakah Yesus Mempunyai Semua Atribut Allah? 2

PENCIPTA ATAU CIPTAAN?

Yesus

Sebagian gambaran Yesus yang harus cocok dengan gambaran Allah adalah Pribadi yang tidak diciptakan, yang telah ada sejak kekekalan masa lampau. Yesaya 57:15 menggambarkan Allah sebagai "Dia yang hidup selamanya". Tetapi, saya berkata kepada Carson, "Ada beberapa ayat yang tampaknya menyiratkan bahwa Yesus adalah Pribadi yang diciptakan dan pertama kali ada ketika Dia lahir di Betlehem. Misalnya, Yohanes 3:16 menyebut Yesus sebagai Anak Allah 'yang diperanakkan'. Kolose 1:15 menulis bahwa Dia adalah 'yang sulung dari semua ciptaan'. Bukankah keduanya menyiratkan bahwa Yesus diciptakan, sebagai lawan kata dari Sang Pencipta?"

Utusan-Utusan Kristus

utusan

Dasar-Dasar Pekerjaan Misi

Supremasi Allah dalam Misi Melalui Doa 2

Doa-Doa dan Penderitaan John Eliot

John Eliot adalah salah seorang kaum Puritan yang dengan penuh pengharapan menyeberangi Samudra Atlantik pada tahun 1631 ketika ia berusia 27 tahun. Setahun kemudian, ia menjadi pendeta sebuah gereja yang baru di Roxbury, Massachusetts, hampir 1 mil dari Boston. Namun, sesuatu terjadi dan itu membuatnya menjadi lebih dari seorang pendeta.