You are heree-JEMMI No.23 Vol.10/2007 / e-JEMMI No.23 Vol.10/2007

e-JEMMI No.23 Vol.10/2007

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

Jepang Tahun 2007

Penduduk Jepang yang beragama Kristen jumlahnya kurang dari satu persen. Hanya sedikit yang tertarik pada hal-hal yang bersifat rohani. Pemerintah melarang masuknya hal-hal rohani di sekolah-sekolah. Namun, Book of Hope International melakukan sesuatu untuk menjangkau muda-mudi Jepang. Cina dari Book of Hope mengatakan bahwa muda-mudi di sana sangat tertarik untuk belajar bahasa Inggris. "Sebenarnya buku kami disusun dalam dua bahasa (diglot). Injil ditulis dalam bahasa Jepang dan Inggris secara bergantian, lembar per lembar. Dan kami juga mengembangkan sesuatu yang unik di Jepang -- buku pelajaran bahasa Inggris yang menggunakan "Book of Hope". Jadi, kami memenuhi apa yang mereka butuhkan dan sekaligus mengenalkan Injil kepada mereka." Karena tidak diterima di sekolah, sebuah gereja membawa buku-buku itu ke stasiun kereta dan tempat-tempat berkumpulnya muda-mudi, dengan sebuah undangan ke suatu acara. Cina mengatakan bahwa usaha itu berdampak. "Kini mereka mengasuh 150 murid setelah buku Book of Hope itu diberikan di daerah tersebut. Mereka datang ke konser pelajar, dan enam pelajar Jepang menyerahkan hidup mereka kepada Kristus," tuturnya lagi.

Turki Tahun 2007

Polisi di kota Alexandria, Mesir, melakukan tindak penganiayaan terhadap seorang perempuan Kristen yang memutuskan untuk meninggalkan iman lamanya. Ia berada di dalam penjara selama satu minggu setelah keluarganya menyerang perempuan yang saat itu sedang bersama suaminya di sebuah tempat umum. Keluarga Eman yang ketika itu mengamuk, berusaha menyeretnya ke dalam mobil sambil mengancam akan membunuhnya. Polisi yang melihat kejadian tersebut langsung menarik Eman dan membawanya pergi. Sejak saat itu, Eman menerima perlakuan kasar serta interogasi selama berjam-jam di kantor polisi kota Alexandria, Mesir.

Christian Mission Foster -- Homes For Orphans (CMFO) -– Sierra Leone

Christian Mission Foster Homes for Orphans (CMFO) adalah sebuah organisasi nonpemerintah, nonpolitik, dan nonprofit yang peduli kepada anak-anak korban perang di Sierra Leone -- anak-anak yang menjadi yatim piatu, gelandangan, dan anak-anak yang orang tuanya sakit mental atau cacat. Keadaan di Sierra Leone sangat memprihatinkan. Di sana, terdapat banyak anak yang diperdagangkan sebagai budak seks dan menjadi korban segala bentuk pelecehan. Bahkan, mereka dididik untuk menjadi prajurit anak-anak. Secara umum, tujuan organisasi ini adalah memberikan bantuan material dan keuangan dalam rangka memperbaiki dan memulihkan kehidupan anak-anak itu, dengan memberikan makanan, rumah, meningkatkan kesehatan, serta pendidikan yang bagus, sembari memberitakan Injil melalui film Injil dan melakukan pelayanan. Jika Anda tertarik untuk mengetahui organisasi ini secara lebih rinci atau tergerak untuk menjadi sponsor, jangan ragu untuk mengunjungi situsnya.

Tragedi Perang di Uganda

Selama dua puluh tahun, Uganda bagian utara sudah menjadi tempat paling berbahaya di bumi bagi anak-anak. Di sana, seseorang bernama Joseph Kony dan pasukannya telah menimbulkan malapetaka bagi seluruh generasi anak-anak. Mungkin, sebutan paling pantas untuk Joseph Kony adalah penjelmaan setan yang paling kejam yang pernah diketahui dunia. Mengaku bahwa dia diutus oleh para malaikat, yang salah satunya berhubungan dengan Idi Amin, Kony menamai pasukan gerilyanya "Lord`s Resistance Army (LRA)/Tentara Pertahanan Allah". "Allah" yang kepadanya dia mengabdikan diri, tentu saja bukan Tuhan Yesus Kristus, dan tak seorang pun tahu siapa atau allah apa yang dia sembah. Dia menyatakan bahwa dia berjuang untuk menjatuhkan pemerintahan Museveni Uganda demi suku Acholi yang ditelantarkan oleh pemerintahan kolonial. Namun, pada kenyataannya dia seperti orang-orang lain, sering terlihat menyerang suku Acholi. Serangan yang dilakukannya tidak beralasan dan hanya bisa dikatakan sebagai tindakan yang brutal dan kejam.

Pakistan Tahun 2007

Beberapa waktu lalu, pengadilan negeri di Faisalabad, Pakistan, secara tak terduga membebaskan Shahid dari tuduhan fitnah. Tidak biasanya pengadilan negeri Pakistan membebaskan tersangka korban pemfitnahan. Todd dari Voice of the Martyrs menyatakan bahwa hal itu adalah jawaban doa. "Hal itu memberi harapan pada orang-orang Kristen di Pakistan akan adanya keputusan yang adil tanpa perlu melalui proses banding sampai ke Mahkamah Agung. Saya pikir ini jelas merupakan suatu perkembangan yang bagus." Pembebasan itu mengejutkan pihak Kristen maupun pihak lain. Todd memohon orang-orang percaya untuk berdoa agar berita itu membawa orang-orang Kristen untuk mengenal Yesus Kristus. "Saya pikir kita bisa berdoa bagi gereja di Pakistan yang keadaan politiknya sedang kacau. Kita dapat berdoa agar gereja itu akan tetap kuat meskipun mengalami banyak pergolakan, juga agar mereka dapat menjadi saksi Kristus dan kita akan melihat banyak orang dijamah hatinya dan datang kepada Kristus," ujarnya.

Indonesia Tahun 2007

KESEMPATAN PENGINJILAN SELAMA NATAL