Apakah definisi iman? Ibr 11:1 menjelaskan bahwa:
XI.1 Iman: Berdasarkan penyerahan total kepada Tuhan
Dalam Ester 4:15-17 dituliskan kisah tentang Ratu Ester yang berani menanggung resiko menghadap Raja Ahasyweros. Ester menyerahkan diri secara total kepada Allah: "...Kalau terpaksa aku harus mati, biarlah aku mati." Ia berani menanggung resiko. (Ini dapat diterapkan juga dalam hal menerima kesembuhan dari Tuhan).
XI.2 Iman: Percaya kepada perkataan Allah
Kalau saya mengatakan kepada anda bahwa saya mempunyai dompet di saku belakang anda, apakah anda percaya? Bila ya, mengapa anda percaya? Anda percaya karena saya telah mengatakannya kepada anda dan anda percaya bahwa saya bukan seorang pembohong.
Iman adalah percaya kepada perkataan seseorang sekalipun belum melihat kenyataannya. Ada bedanya antara mengimani dan beriman. Iman harus berdasarkan kepada kebenaran firman Allah. Firman Allah merupakan kebenaran yang memerdekakan (Yoh 8:31-32).
XI.3 Iman: Berdasarkan pekerjaan pendamaian Tuhan Yesus Kristus
Tuhan Yesus melepaskan kita dari dosa, penyakit dan kemiskinan serta kutuk hukum Taurat. Perhatikan ayat-ayat berikut:
Perhatikan siapa yang mulai muncul dalam pikiran anda jika anda menghadapi masalah-masalah.
XI.5 Iman: Percaya sepenuh kepada Allah
Allah bukanlah kakek tua yang pasif, yang duduk di kursi goyang dan mengawasi anda, menghukum jika anda bersalah, atau memberi hadiah jika anda berbuat baik. Ia adalah Allah yang aktif. Allah yang memikirkan kesejahteraan anda. Penyerahan kepadaNya tidak pernah sia-sia.
XI.6 Iman: Mengenal mekanisme yang regeneratif
Dalam dunia iman berlaku suatu mekanisme untuk membangun iman kita. Roma 10:10 berkata: Hati percaya dibenarkan... mulut mengaku - diselamatkan. Mulut adalah salah satu alat untuk mengekspresikan iman. Dari firman Allah yang kita dengar (melalui telinga) timbul iman di hati. Hati yang percaya ini membuat kita dapat membuka mulut dan menyatakan iman (setuju dengan firman yang kita dengar) dengan kata-kata. Pernyataan iman yang keluar dari mulut anda dan kemudian anda dengar dengan telinga akan membuat hati lebih percaya. Ulangi lagi dan iman akan makin bertambah.
XI.7 Iman: Melihat dengan imaginasi, lalu bertindak sesuai dengan itu
Dalam dirinya manusia mempunyai tiga bagian yang bekerja sama yaitu: Bagian pemikir, bagian pengingat (memori) dan bagian imaginasi. Kalau anda mampu melihat apa yang anda minta dan doakan dalam imaginasi anda, maka hal itu akan terjadi. Perhatikan ayat-ayat berikut:
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Mark 11:24)..
Murid-murid melihat pohon ara yang sudah kering karena dikutuk. Yesus menunjuk ke sebuah gunung (yang benar-benar ada) dan jika murid-murid dapat melihat dalam imaginasi apa yang dikatakan - yaitu bahwa gunung itu pindah dan tercampak ke dalam laut - maka hal itu akan terjadi. Perhatikan kesaksian Dr. Paul Yonggi Cho, ketika 'mengandung' kursi dan meja tulis yang dimintanya dari Allah (Dimensi ke Empat vol. 1). Katakan apa yang anda inginkan, bukan sebaliknya! Perkataan membangun hati anda. Itu sebabnya bahasa lidah perlu karena Roh tidak pernah mengatakan yang negatif; jadi Roh selalu membangun iman.
Markus 11:24 juga menyatakan iman itu melihat/mencipta dalam imaginasi itu. Contoh lain: Kesaksian seorang jemaat Dr Paul Yonggi Cho yang dalam keadaan kritis karena kecelakaan lalu lintas menggunakan imaginasinya dan menyatakan keinginannya untuk sembuh. Dan memang akhirnya ia sembuh. Karena itu perhatikan apa yang terjadi dalam imaginasi. Dosa yang tercatat dalam imaginasi sudah dihitung (Mat 5:28). Karenanya ciptakan sesuatu dalam imaginasi untuk kemuliaan Allah.
Dalam kitab Ibrani 11:17-20, 26 Abraham berpikir bahwa kalau Allah memerintahkan agar Ishak dipersembahkan dan di lain pihak Allah berjanji bahwa keturunannya dari Ishak akan menjadi bangsa yang besar dan bahwa kedua perintah ini benar, maka kesimpulan Abraham adalah bahwa sesudah Ishak mati (karena dipersembahkan) maka Allah pasti harus membangkitkannya lagi. Dalam imaginasinya Abraham membayangkan bahwa ia akan melihat suatu mujizat segera terjadi. Itulah sebabnya ia pergi pagi-pagi ke bukit Muria untuk melakukan perintah Allah.
XI.8 Iman: Memerlukan tindakan, doa dan permohonan
Jika anda memasuki ruang yang gelap, maka yang perlu anda cari pertama-tama adalah kontak untuk menyalakan lampu. Lampu tidak akan menyala sebelum anda menemukan titik kontak dan bertindak menekan tombol tersebut. Aliran listrik tidak akan mengalir sebelum anda menekan titik kontak (point of contact) tersebut. Tindakan iman yang dimaksud di sini adalah tindakan mencari titik kontak.
Doa terus menerus dilakukan dengan tujuan mengerjakan apa yang didoakan. Ada perkembangan dalam permohonan doa. Tidak usah mengulang-ulang doa yang sama.
Dalam majalah Neu leven dari Johan Maasbach, seringkali dicetak gambar telapak tangan dari Johan Maasbach sendiri. Di bawah gambar ini tertera tulisan "Jika anda percaya dan memerlukan kesembuhan, mari berdoa sambil meletakkan tangan anda di atas gambar telapak tangan saya, katakankah ..." Ternyata banyak orang yang sembuh. Di sini gambar pada majalah tersebut (yang didoakan dulu sebelum diedarkan) merupakan titik kontak. Kebenaran firman Allah yang kita terima, penumpangan tangan yang biasa dilakukan juga merupakan titik kontak.
XI.9 Iman: Hubungan antara kehendak kita dan kehendakNya
Sejauh mana hubungan antara kehendak Allah dan kehendak kita dalam iman? Perhatikan Roma 12:1-2.
Manusia :
Tubuh: Persembahkanlah kepada Allah.
Karena keinginan pribadi, seseorang rela berada di daerah yang berkenan. Contoh: Dalam soal jodoh, orang Kristen sering memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan teman hidup yang disukainya dan karenanya meminta agar Tuhan mengizinkan/memperkenankan kehendaknya terlaksana. Tentang keadaan berkenan ini dituliskan dalam beberapa contoh Alkitab sbb:
Matius 19:4-9 menjelaskan bahwa karena manusia tegar hati, maka Musa mengizinkan bangsa Israel...membuat surat cerai. Tetapi pada mulanya (dalam rencana Allah) tidak demikian. Ketika bangsa Israel ingin memilih raja dan mendesak Samuel, Allah mengizinkan itu, walaupun sebenarnya semula Allah tidak menginginkan hal itu. Perhatikan bahwa secara keseluruhan, raja-raja Israel membawa bangsa Israel ke arah penyembahan berhala.
Miliki prinsip seperti Yesus ketika di taman Getsemani yang dapat berkata: "... dalam pada itu kehendakMu saja yang jadi ... walaupun kalau dapat cawan itu tidak Kuminum ..." Sebagai orang Kristen, seharusnya kita mencari kehendak Allah yang sempurna untuk hidup kita.