The End of Me (Akhir dari Ke-Aku-An) | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

The End of Me (Akhir dari Ke-Aku-An)


Kategori: Resensi Buku Cetak

Judul buku : The End of Me (Akhir dari Ke-Aku-an)
Judul asli : The End of Me
Penulis/​Penyusun : Kyle Idleman
Penerjemah : Paksi Ekanto Putro
Editor : Milhan K. Santoso
Penerbit : Literatur Perkantas Jawa Timur
Ukuran buku : 14 x 21 cm
Tebal : 209 halaman
ISBN : 978-602-1302-24-8
Buku online : --
Download : --

Saat Kristus memanggil seseorang, Ia meminta orang itu untuk datang dan mati. Ungkapan dari Dietrich Bonhoeffer tersebut terdapat dalam salah satu halaman "The End of Me", yang sekaligus juga tepat untuk menggambarkan isi buku ini. Transformasi sebagai pengikut Kristus yang sejati sesungguhnya akan terjadi ketika kita menyangkal dan mematikan segala keinginan dan hasrat diri. Kristus hanya dapat memberikan kepenuhan sejati ketika setiap orang yang menjadi murid-Nya mau dihancurkan, mengalami dukacita sejati, serta mengalami pembentukan dan pemulihan dari-Nya untuk menjadi ciptaan baru. Tanpa mengalami kematian diri sendiri, kita hanya akan berputar dalam kondisi suam-suam kuku yang tidak lain hanya menghasilkan orang-orang percaya yang penuh dengan euforia atau orang-orang Kristen tanpa dampak. Aneka permasalahan yang terdapat dalam gereja dan tubuh Kristus dari masa ke masa sesungguhnya tidak terlepas dari keengganan murid Kristus untuk mau membayar harga dan mengambil risiko dalam menyangkal diri dan memikul salib. Jika saja ada lebih banyak orang percaya yang mau "mati" untuk hidup sepenuhnya bagi Kristus, mungkin dunia akan memiliki wajah yang berbeda saat ini.

Dengan gaya bahasa yang lugas seperti dua karya sebelumnya, "Not a Fan" dan "Gods at War", ide-ide dan gagasan Kyle Idleman yang alkitabiah dalam buku "The End of Me" menjadi mudah dipahami oleh pembaca. Idleman juga piawai dalam menampilkan ilustrasi-ilustrasi pengantar yang sesekali akan membuat kita tersenyum, terharu, menghela napas, atau teringat kepada pengalaman-pengalaman kita sendiri sebelum sampai kepada gagasan yang dimaksudnya. Sindirannya tentang fenomena yang banyak terjadi dalam media sosial juga menjadi sesuatu yang menarik karena hal itu juga dirasakan bahkan dilakukan oleh orang-orang Kristen pada era digital saat ini. Konten "mematikan diri" yang sesungguhnya bukan merupakan persoalan ringan, pada akhirnya berhasil diramu oleh penulis melalui buku ini sehingga menjadi bacaan rohani yang relatif mudah dicerna.

Akhir dari ke-Aku-an kita bukanlah sebuah pilihan. Itu merupakan panggilan dari Kristus kepada setiap pribadi yang ingin menjadi murid-Nya. Tentu saja, ada harga mahal yang harus dibayar untuk itu. Namun, jika kita bersedia untuk menjalani prinsip yang sungguh paradoks bagi nilai-nilai dunia ini, kehidupan yang sejati dan berkelimpahan di dalam Kristus akan nyata kita alami. Jadi, siapkah kita untuk mati setiap hari bagi-Nya? Jika ya, buku "The End of Me" layak untuk segera menjadi bahan bacaan kita di penghujung tahun ini sebagai persiapan rohani untuk melangkah pada tahun mendatang.

Peresensi: N. Risanti

Komentar