Compassion: A Reflection on the Christian Life | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Compassion: A Reflection on the Christian Life


Kategori: Resensi Buku Cetak

Gambar: Buku Compassion: A Reflection on the Christian Life
Judul Buku : Compassion: A Reflection on the Christian Life
Judul Asli Buku : Compassion: A Reflection on the Christian Life
Penulis : Donald P. McNeill, Douglas A. Morrison, Henri J.M. Nouwen
Ilustrator : Joel Filartiga
Editor : Yakob Riskihad, S. S. dan Bestiana Simanjuntak
Penerbit : A Division of Doubleday & Company, INC, Garden City, New York
Ukuran Buku : 20 cm x 13 cm
Tebal : 142 halaman
ISBN : --
Buku Online : --
Download : --
Sumber : --

Kata Compassion (belas kasihan) biasanya berkaitan dengan perasaan yang positif. Orang yang memiliki rasa belas kasihan kepada orang lain, cenderung dipandang sebagai orang yang baik dan suka menolong. Perasaan belas kasihan bisa disebut sebagai sifat alami manusia terhadap penderitaan orang lain. Rasa belas kasihan juga merupakan sifat alami Allah dan susunan buku ini terinspirasi oleh sifat tersebut. Pada bagian pertama, buku ini berfokus kepada sosok yang paling menginspirasi dalam konteks belas kasih, yaitu Allah sendiri. Ketika manusia memanggil Allah dengan sebutan Immanuel, di sini Allah telah menyatakan bahwa Dia ada bersama dengan manusia (God-with-us). Maksud dari Allah beserta manusia di sini bukan melulu soal penyembuhan atau pemulihan, tetapi lebih kepada ketika Allah ada di saat manusia di dalam kesulitan. Allah juga memberikan teladan untuk menjadi hamba yang setia dan rendah hati. Dengan contoh yang paling cocok, yaitu Yesus yang lahir di kandang yang kemudian menghabiskan seluruh hidup-Nya untuk melayani manusia lain. Bahkan, Dia sendiri mengorbankan diri di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Ini adalah sifat belas kasihan yang paling nyata dari sisi Allah.

Bagian kedua membahas hidup manusia yang harus meniru sifat Allah tersebut, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menerapkan sifat tersebut diperlukan komunitas rasa kebersamaan, dan penyangkalan di dalamnya. Tanpa komunitas, tidak mungkin seseorang bisa menerapkan rasa belas kasih dan kebersamaan kepada sesama. Displacement atau penyangkalan juga menjadi tantangan bagi manusia, di mana mereka diminta untuk meninggalkan tempat yang seharusnya nyaman bagi mereka, dan beralih ke tempat atau komunitas yang dikehendaki oleh Allah. Tujuan-Nya tidak lain adalah untuk membuat sifat kita tersebut menjadi lebih terasah.

Bagian terakhir mengupas kesabaran, cara berdoa, dan tindakan yang mengandung sifat belas kasih. Kesabaran dalam menerapkan sifat belas kasihan, menjadi tantangan tersendiri bagi kebanyakan orang. Sabar di sini juga berarti pro-aktif; mengembangkan rasa ingin tahu tentang kehidupan orang lain. Dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat menerapkannya. Hal lain yang tak kalah menantang adalah berdoa; bukan untuk diri sendiri atau orang yang dikasihi, tetapi juga untuk musuh kita. Hal ini menguji rasa empati kita kepada sesama tanpa memandang latar belakang. Hal terakhir tentu saja tindakan. Pergi keluar dan bertemu dengan banyak orang, secara tidak langsung akan membuat kita bisa melatih rasa belas kasih kita.

Peresensi: Nikos

Komentar