Cara Membaca Puisi yang Baik dan Benar | GUBUK


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs GUBUK

Cara Membaca Puisi yang Baik dan Benar


Kategori: Kiat-kiat

Kegiatan membaca puisi (poetry reading) mulai populer sejak hadirnya kembali WS. Rendra (Alm) dari kelananya di Amerika Serikat. Agar dapat membaca puisi dengan baik, Anda perlu memerhatikan hal-hal berikut:

  1. Interpretasi (penafsiran)
    Untuk memahami sebuah puisi, kita harus dapat menangkap simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh penyair. Bila kita salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang, kita tentu bisa salah dalam memahami isinya.
  2. Teknik Vokal (vokalisasi)
    Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat.
  3. Performa (penampilan)
    Dalam hal ini, pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik.

Pembaca puisi juga dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan -- berani menatap penonton dan mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus memerhatikan irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapi isi puisi. Harmonisasi antara mimik dengan isi (maksud) puisi merupakan puncak keberhasilan dalam membaca puisi.

Ingatlah, tidak setiap puisi dapat dibaca (dilisankan) tanpa menempatkan tanda tafsir pengucapannya terlebih dahulu. Adakalanya, Anda menemui deretan baris atau bait yang satu dengan yang lain memunyai jalinan pengucapan atau ada pula yang secara tertulis terpisah, sehingga perlu jeda. Bila Anda kurang tepat dalam memberi jeda, akan dapat mengaburkan maknanya.

Seorang penyair memunyai beberapa kiat agar puisinya dapat dicerna atau dinikmati pembaca. Penyair kerap menampilkan gambar angan atau citraan dalam puisinya. Melalui citraan, penikmat sajak memperoleh gambaran yang jelas, suasana khusus atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan penyairnya.

Perhatikan kutipan sajak Amir Hamzah berikut ini:

Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai

Dalam puisi di atas, dalam angan-angan pembaca muncul citraan penglihatan. Pembaca seolah melihat sosok wanita rupawan yang mengintai dari balik tirai.

Di samping citraan/imajinasi visual (yang menimbulkan pembaca seolah- olah dapat melihat sesuatu setelah membaca kata-kata tertentu), terdapat pula imajinasi lain, seperti imajinasi pendengaran (auditory), imajinasi seolah mendengar kata-kata tertentu (articulatory), imajinasi seolah membau/mencium sesuatu (alfaktory), imajinasi seolah Anda seperti merasa lesu, capek, mengantuk, lapar, dsb. (organik).

Setelah Anda dapat menafsirkan lambang-lambang dalam puisi, untuk mewujudkan keutuhan makna, Anda dapat melakukan langkah parafrasa puisi, memberi tanda jeda, serta tekanan atau intonasinya.

Yang perlu diingat bahwa dalam mencoba memahami sebuah puisi, perlu memerhatikan judul, arti kata, imajinasi, simbol, pigura bahasa, bunyi/rima, ritme/irama, serta tema puisi.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama situs : Sahabat Bersama
Alamat URL : http://sobatbaru.blogspot.com
Judul asli artikel : Cara & Tips Membaca Puisi yang Baik & Benar
Penulis : Arianto Sam
Tanggal akses : 7 Februari 2012

Komentar