Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Ekses Keluarga Jarak Jauh

TELAGA dengan topik "Ekses Keluarga Jarak Jauh" ini sebenarnya membahas tentang perpisahan yang terpaksa dilakukan oleh suami atau istri karena harus bekerja di luar kota. Namun ada sebagian percakapan yang membahas tentang orangtua yang ditinggalkan anak- anaknya untuk sekolah ke luar kota/luar negeri. Ringkasan percakapan dari bagian tersebut kami sajikan berikut ini. Apa dampak yang mungkin ditimbulkan dan hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berpisah dengan anak-anak? Simak jawabannya bersama Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D.

T : Dalam kesempatan ini kita akan membahas mengenai orangtua dan anak-anak yang harus berpisah untuk jangka waktu tertentu karena alasan-alasan tertentu pula. Sebab-sebab atau faktor–faktor apa saja yang biasanya membuat orangtua dan anak-anak itu terpaksa harus berpisah?
J : Saya mau menggarisbawahi kata 'terpaksa berpisah' sebab yang sedang kita bicarakan di sini bukanlah berpisah karena tidak cocok atau disengaja supaya bisa menjauh dari orangtua atau anak-anak. Tapi suatu keadaan yang sangat memaksa sehingga mereka harus berpisah. Yang biasanya menjadi penyebab adalah pekerjaan, karena seringkali orang mendapatkan pekerjaan di luar kota, apalagi seperti masa sekarang ini, pilihan-pilihan untuk bekerja lebih menyempit. Sehingga akhirnya harus diambil yang tersedia, meskipun itu di luar kota. Alasan yang lain adalah banyak anak yang disekolahkan oleh orangtuanya ke luar negeri, misalnya ke Malaysia atau Singapura. Dan sekali lagi, ini juga merupakan suatu keterpaksaan.
T : Cepat atau lambat anak-anak dewasa mungkin harus pindah kota karena sekolah dan sebagainya. Apa dampaknya bagi orangtua maupun anak-anak?
J : Sewaktu kita berpisah tidak bisa tidak kita harus mulai menata hidup kita kembali supaya kita bisa terus hidup, sebab kalau hidup terus-menerus dirundung oleh kesedihan, kita bisa-bisa tidak berfungsi dengan optimal, tidak bisa bekerja dengan penuh konsentrasi dan sebagainya. Kita perlu mulai beradaptasi yang merupakan kodrat manusiawi kita. Kita mulai beradaptasi dengan kesendirian. Masalahnya adalah pada waktu keduanya mulai bisa beradaptasi, ada kemungkinan terjadi perasaan bahwa keduanya makin tidak saling membutuhkan.
T : Apakah karena masing-masing menganggap bisa hidup sendiri?
J : Betul, dan itu adalah konsekuensi natural, sewaktu beradaptasi untuk hidup sendiri, kita mencoba menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Hal itu bisa juga sering terjadi antara orangtua dan anak-anak kalau lama berpisah. Begitu anak- anak itu pulang, mereka langsung disuruh-suruh atau ditanya- tanya karena tidak mau cerita sama sekali tentang hal-hal yang mereka alami. Mungkin orangtua merasa rumahnya yang semula tenang karena tidak ada anak-anak menjadi hiruk-pikuk dan orangtua merasa terganggu. Pada mulanya saat anak-anak tidak ada orangtua merasa kesepian. Namun setelah lama berpisah, dan suatu saat anak-anak pulang, pada hari pertama merasa senang, hari kedua bisa mulai tidak senang, dan pada hari ketiga menjadi sangat tidak senang dengan kepulangan mereka.
T : Faktor-faktor apakah yang perlu dipertimbangkan sebelum berpisah?
J : Faktor pertama adalah mendaftarkan apa manfaat dan kerugian dari hidup berpisah. Kadang kerugiannya lebih besar. Namun karena terpaksa, memang harus dilakukan, jadi harus dilakukan. Kalaupun harus dilakukan, faktor kedua yang harus dipikirkan adalah apakah perpisahan ini permanen atau sementara? Kalau bisa usahkan agar perpisahan itu hanya sementara. Faktor ketiga yang harus diperhatikan juga adalah kuat lemahnya kemampuan kita untuk melakukannya.
T : Sebelum kita akhiri bisakah Pak Paul memberikan Firman Tuhan yang bisa diajarkan kepada anak-anak kita yang harus studi di luar kota atau luar negeri.
J : Saya akan bacakan dari Kolose 3:17, "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus." Anak-anak yang berpisah dari orangtua, yang tidak diawasi lagi oleh orangtua, harus bertanya, "Dapatkah saya berkata bahwa apa yang saya lakukan ini dalam nama Tuhan Yesus?" Kita harus bersyukur bahwa kita punya Tuhan yang terus mengawasi, membimbing hidup kita ke jalan yang benar.
Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
TELAGA - Kaset T041B (e-Konsel Edisi 045)
Penerbit: 
--

Komentar