Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Abortus

Edisi C3I: e-Konsel 109 - Aborsi

ABORTUS

AYAT ALKITAB

Keajaiban Hidup:
Mazmur 127:3
Mazmur 139:13-15

Keampunan:
1Yohanes 1:9
Yesaya 55:7
Mazmur 103:3,4
Mazmur 32:1-5 (Ayat-ayat ini ditulis oleh seorang yang bersalah
karena melakukan perzinahan dan pembunuhan.)

Pengharapan dan kekuatan untuk bertahan:
Yesaya 40:31
Mazmur 42:11

LATAR BELAKANG

Sebagian besar orang Kristen menganggap, tidak ada dokter atau tenaga medis mana pun yang boleh mengambil hak Allah mengakhiri suatu kehidupan dengan menggugurkan kandungan. Tidak seorang wanita pun bebas atas tubuhnya, sampai berhak dengan sengaja membinasakan anak yang belum dilahirkannya itu. Janin yang bertumbuh dalam tubuhnya lebih dari sekedar bagian dirinya. Janin itu memiliki keberadaan tersendiri. Ia memiliki hidupnya sendiri!

Alkitab memberi nilai tinggi atas hidup manusia. Hidup ini kudus dan sangat berharga di hadapan Allah yang telah menciptakannya "dalam gambar dan rupa-Nya" (Kejadian 1:26,27), yang memeliharanya ("di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia" (Ayub 12:10)) dan yang menebusnya (2Korintus 5:19).

Abortus salah karena Alkitab berkata, "Jangan membunuh" (Ulangan 5:17). Tindakan itu salah karena setiap janin memiliki kemungkinan untuk berkembang menjadi suatu pribadi dewasa penuh, bertanggung jawab di hadapan Allah. Daud, ribuan tahun yang lampau menulis, "mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun daripadanya." (Mazmur 139:16).

STRATEGI BIMBINGAN

Masalah ini beraspek ganda. Dua hal yang harus Anda urus ialah wanita yang sedang merencanakan pengguguran dan rasa bersalah dari orang yang terlanjur telah melakukannya. Masing-masing harus dihadapi secara berbeda. Ada kalanya para pembimbing perlu pula melayani orang tua gadis yang sedang hamil, ayah dari janin tersebut atau ahli medis yang sudah membantu pelaksanaan abortus dan lain- lain.

Untuk orang yang sedang mempertimbangkan pelaksanaan abortus:

  1. Kuatkan hatinya. Katakan bahwa tindakannya mengungkapkan kekuatirannya adalah benar. Anda senang berbicara dengannya dan berharap dapat membagi sesuatu yang mungkin membantu dia membuat keputusan yang benar.

  2. Secara bijaksana katakan bahwa yang bersangkutan mungkin memiliki perasaan-perasaan kuat tentang implikasi moral dari abortus, atau bila tidak demikian tentu dia tidak meminta bimbingan.

    Jangan menghakimi situasinya. Misalnya, bila dia masih muda dan belum menikah, kehamilannya mungkin disebabkan oleh usahanya mencari kasih, perhatian dan rasa sayang yang tidak diterimanya di rumah. Tetapi jangan pula meringankan kesalahan tindakannya yang berdosa itu.

  3. Tanyakan perasaan-perasaannya tentang abortus. Apa yang membuat Anda ingin agar masalah Anda dilayani? Bagaimana perasaan terdalam Anda tentang abortus? Adakah bagian Firman Tuhan yang telah menyentuh hati Anda? Apa?

  4. Entah dia menyadari kesalahan abortus atau tidak, dengan lembut tetapi pasti, jelaskan pandangan Alkitab (Lihat Latar Belakang).

  5. Minta dia memikirkan kemungkinan lain. Jika dia ingin menggugurkan kandungannya karena merasakan aib memiliki anak tidak sah, dia memperumit situasi dan melipatgandakan keberhasilannya. Mengambil nyawa janinnya akan menyebabkan mimpi buruknya menjadi gelap yang mengerikan! Usahakan dia untuk menerima bayi tersebut dan memohon agar Allah memungkinkan dia memetik kebaikan dari pengalaman itu. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28)

    Jika yang dipikirkannya ialah ketidakmampuannya untuk merawat dan memelihara anak itu, minta dia untuk mempertimbangkan kemungkinan memberikan anak itu pada orang lain. Ada banyak pasangan yang mencari anak dan yang mampu mengasihi dan memeliharanya. Ada banyak organisasi yang dapat membantunya. Usulkan agar dia meminta petunjuk pendeta yang mungkin dapat mengatur proses pengangkatan anak tersebut.

  6. Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Jika belum, gunakan Damai dengan Allah, [["Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun orang non-Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5; CD SABDA versi 2.0: Topik 17750.]].

  7. Bimbing dia untuk mulai membaca Alkitab. Untuk membangun kehidupannya agar sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab, dia perlu membaca dan mempelajari Firman Allah.

  8. Tanyakan apakah dia sudah menjadi anggota penuh dari suatu gereja. Dia harus melibatkan diri penuh dalam ibadah dan persekutuan yang mendorong dan menumbuhkan hidup Kristennya pada salah satu gereja yang mementingkan Alkitab.

Untuk orang yang sudah melakukan abortus dan sedang tertindih rasa bersalah:

  1. Hibur dia dan katakan bahwa dia telah menghubungi tempat yang tepat. Kita memperhatikan dan berusaha sekuat mungkin untuk menolongnya. Allah memiliki jawaban bagi setiap situasi manusia dan dia dapat memercayai-Nya melakukan yang baik untuk dia.

  2. Jangan menekan dia tentang dosanya; jangan juga meringankannya. Kenyataan bahwa dia bersedia mengungkapkan rasa bersalahnya adalah petunjuk bahwa Allah telah berbicara kepada dia.

  3. Berpeganglah pada pengampunan yang Allah sediakan bagi yang mau bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan. Kepada perempuan yang kedapatan berzinah, Yesus berkata, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8:11)

  4. Jika terjadi pengakuan, jangan berputar-putar pada masa lampau (Lihat Filipi 3:13,14).

  5. Selidiki apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Jika belum, uraikan Damai dengan Allah, [["Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun orang non-Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5; CD SABDA versi 2.0: Topik 17750]].

  6. Anjurkan dia untuk memupuk persekutuan dengan Allah dengan menggali Alkitab dan berdoa.

    Pengampunan langsung diterima, namun penghayatan tentang pemulihan dan penerimaan Allah membutuhkan waktu. Melalui ketekunan berdoa dan mempelajari Alkitab, dia akan bertumbuh dalam hubungannya dengan Allah.

  7. Anjurkan dia untuk mencari atau kembali ke persekutuan di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Di sana dia bisa meminta bimbingan pendeta, mendengarkan pengajaran Firman Tuhan dan mendapatkan kekuatan melalui persahabatan Kristennya.

  8. Berdoalah bersamanya. Minta pengampunan, penyerahan diri, dan kekuatan untuk masa depan pada Allah.

Sumber
Halaman: 
15 - 18
Judul Artikel: 
Seri Psikologi Praktis: Aborsi: Masalah Etis-Rohani
Penerbit: 
Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)

Komentar