Sejarah Alkitab Indonesia |
Home | Sejarah | Artikel | Bagan Data | Bibliografi | |||
|
Home > Sejarah > Versi: Alkitab Terjemahan Baru Versi: Alkitab Terjemahan Baru
Dari : Alkitab Terjemahan Baru Proyek penerjemahan Terjemahan Baru bahasa Indonesia ini dimulai oleh Lembaga Alkitab Belanda (NBG) pada tahun 1952, karena sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia kegiatan-kegiatan penerjemahan dan penyebaran Alkitab di Indonesia ditangani oleh Lembaga Alkitab Belanda dan Inggris. Dengan berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia yang mandiri pada tanggal 9 Pebruari 1954, maka tanggung jawab proyek ini diserahkan kepada LAI pada tahun 1959. Panitia penerjemahannya terdiri dari tenaga-tenaga ahli berasal dari Belanda, Swiss dan Indonesia (dari unsur Tapanuli, Jawa, Minahasa, dan Timor). Edisi percobaan karya panitia ini diterbitkan secara bertahan mulai tahun 1959. Akhirnya setelah dua kali tertunda, proyek penerjemahan ini diselesaikan pada tahun 1970 dan Perjanjian Barunya diterbitkan pada tahun 1971, Perjanjian Lamanya pada tahun 1974. [ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 64-65 ] Dari: Alkitab: Untuk Masa Kini Hasil karya mereka mulai diterbitkan secara berangsur-angsur pada tahun 1959, berbentuk beberapa kitab dalam ukuran saku. Perjanjian Baru menyusul pada tahun 1971, dan seluruh Alkitab pada tahun 1974. Inilah Alkitab yang biasa disebut: "terjemahan baru." (Anehnya, ada terjemahan yang lebih baru lagi daripada "terjemahan baru." Dan tentu saja ada terjemahan yang lebih lama lagi daripada "terjemahan lama"!) [H.L. Cermat, 42-43] Dari: Terbitan-Terbitan Alkitab Di Indonesia Maka pada tahun 1975, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menerbitkan Kitab Suci dalam terjemahan baru. Karena memang baru, maka terbitan itu dinamakan TERJEMAHAN BARU, singkatnya TB, sedangkan terjemahan yang kuno tadi dengan sendirinya menjadi Terjemahan Lama. Jadi, singkatan TB mengacu kepada terjemahan Alkitab yang dibuat oleh Lembaga Alkitab Indonesia dan yang beredar sejak tahun 1975 sampai sekarang. Terjemahan bernama TB itu "formal", bahkan boleh disebut "harfiah", sebab bertujuan mempertahankan sejauh mungkin bentuk asli teks Kitab Suci. Akibatnya, terjemahan itu agak kaku dan tidak selalu mudah dipahami, walaupun cukup sesuai buat studi. [Stefan Leks, 1996, 29] Referensi :
|
|
|||
Tentang Kami | Kontak Kami | Ucapan Terima Kasih | Buku Tamu | Peta Situs | Links | |||
|
Disclaimer | © 2003-2016 | Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | E-mail: webmastersabda.org | Laporan Masalah/Saran Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati |