|
Versi Alkitab |
|
|
|
|
|
Pengantar Kitab |
|
|
|
|
|
Catatan Ayat |
|
|
|
|
|
Kamus |
|
|
|
|
|
Leksikon |
|
|
|
|
|
Helenisme |
|
|
|
|
==K.Haag== Helenisme
Helenisme.
(1) Mengikuti pengertian yang diungkapkan oleh ahli sejarah
J.G. Droysen, ~H dipakai untuk menerangkan tenggang waktu antara
Iskandar Agung (+ 323) sampai pada punahnya kerajaan Ptolemei (30
seb. Mas.). Jadi, tenggang waktu yang "dimulai dari perkembangan
kebudayaan Yunani menuju pada perkembangan kepercayaan kristen"
(Droysen). Meskipun pengertian itu telah terbukti sangat praktis,
tetapi di dalam perinciannya timbul berbagai-macam kegelapan. Dalam
hal itu pandangan mengenai permulaan ~H, -- terutama bagi syair dan
filsafat --, dapat dipertanggungjawabkan secara beralasan, bahwa
waktu tersebut dimulai secara lebih awal (: pada sekitar 360 seb.
Mas.). Mengenai batas-batas tempat hidup ~H ada yang hendak
membatasinya dengan tanah Yunani dan kerajaan Iskandar (: dengan
dihubungkan pula kerajaan-kerajaan para penggantinya). Para ahli
lain memperluasnya dengan jarak jangkauan di luar batas kerajaan di
sebelah Timur (India) maupun di sebelah Barat (Kartago, Roma). Soal
isi ~H ada yang hanya memikirkan tentang jarak waktu sejarahnya.
Tetapi ~H juga bisa dipakai dalam arti sejarah kebudayaan, sejarah
kerohanian, maupun sejarah agama (: hal itu sesuai dengan pemakaian
bahasa Yunani maupun memiliki pendidikan Yunani). Ciri khas ~H
terletak dalam jangkauan kekuasaan politisnya, di dalam peleburan
kota kerajaan Yunani dan di dalam pembentukan negara-negara yang
berwilayah teritorial dan berdaulat. Menghilangnya sifat nasional
aliran Yunani itu diimbangi oleh suatu propaganda kewargaan dunia
(yang sebagian dijalankan lewat filsafat). Pembentukan atau
peng-helenis-an berbagai kota oleh Iskandar Agung dan para
penggantinya bukan hanya mengarah pada suatu perluasan perdagangan
yang tersebar di se-antero dunia kuno, maupun pada pembentukan
sebuah bahasa kesatuan Yunani-dunia (--> Yunani Alkitab), melainkan
disebabkan oleh suatu pendekatan dan saling pengaruh-mempengaruhi
dalam bidang kebudayaan serta religius (: sinkretismus: asimilasi
atau identifikasi tentang para dewa dari berbagai agama. Mis.: Zeus
= Yupiter Romawi = Amon Mesir. Serapis = Baal Siria). Di dalam
bidang filsafat pengaruh Yunani tetap memegang peran utama (: ke dua
buah sekolah paling utama: Stoa dan Epikureisme). Di dalam
kota-kota Karesidenan (-->) Aleksandria atau Pergamus, berkembanglah
kesenian dan ilmu pengetahuan Yunani. Sedangkan di dalam bidang
agama pengaruh dari daerah Timur tidak terkalahkan kekuatannya. Di
dalam keseluruhannya berkembanglah sebuah kebudayaan campuran yang
menanjak sekali. Kecenderungan-kecenderungan akan pendangkalan
tertentu tidak bisa disangkal lagi. Tetapi, sekurang-kurangnya
timbul sebuah kesatuan peradaban lahiriah, yang jelas sekali
bermanfaat bagi perluasan agama kristen.
(2) Di daerah diaspora banyak orang yang berbicara bahasa
Yunani. Misalnya saja, orang menterjemahkan PL ke dalam bahasa
Yunani (--> Septuaginta). Sikap terhadap ~H di daerah diaspora
tentu saja sangat positip. Sedangkan di Yerusalem sendiri, yang
dikelilingi oleh sejumlah besar kota helenis, banyak orang yang di
dalam sikapnya menjadi pengikut kelompok-kelompok yang saling
bertengkar di dalam soal ~H. Kelompok yang satu menuduh hukum Yahudi
sebagai lapuk. Kelompok ini bahkan berhasil mendapatkan pengakuan
sebutan kota (: polis) Yunani bagi kota Yerusalem.
Sekurang-kurangnya untuk mengambil sebuah contoh mengenai
pertengkaran yang bergolak pada waktu itu di tengah
kelompok-kelompok tadi dapatlah dikutip sebuah kejadian dari tahun
164 seb. Mas. Kenisah Yerusalem dapat dipulihkan kembali menjadi
pusat pengabdian Yahwe oleh usaha --> orang Makabe. Pada waktu
sebelumnya kenisah itu sudah dipersembahkan kepada Zeus dari
Olympos. Namun pada umumnya dapat dipastikan, bahwa lambat-laun
tentu akan berkembang juga sebuah pengaruh ~H di Yerusalem. (3)
Kini belum ada kesepakatan pendapat tentang jumlah elemen ~H di
dalam PB. Bahan ajaran yang kelihatan berasal dari ~H sebenarnya
sebagian berasal dari Yudaisme pada waktu itu. Tentu saja ada
beberapa fakta yang jelas tidak boleh diragukan lagi. Misalnya saja
Lukas. Di antara para pengarang Injil ia adalah yang paling
terpelajar. Mat. dan Mark. kuat sekali melukiskan pertengkaran
dengan orang-orang Parisi. Berbeda dengan mereka, Luk. menekankan
corak universil atas keselamatan (/TB Luk 2:11,14; 3:15-18; 4:24-28).
Ia juga menyebutkan hal-hal yang penting bagi orang-orang bukan
Yahudi (/TB Luk 7:1-10; 9:51-55; 10:25-37; 17:13 dst.; Luk 19:1-10*).
Jelas pula pandangan Paulus yang memperhatikan cara berpikir orang
helenis (bdk. /TB 1Kor 9:19-23). Kata-kata yang dipakainya diwarnai
pengertian-pengertian dari diskusi filsafat ~H (Mis.: Pada
/TB Kis 17:28 ia mengutip Arat; bdk. lebih lanjut arti istilah-istilah
seperti "sophia, mysterion, prosuia, epiphaneia" untuk theologi
Paulus. Di samping itu ia cenderung menggunakan bentuk-bentuk
ungkapan antithesis dan diatribe, yaitu sebuah bentuk dialog atau
sambutan yang sesuai dengan keadaan masyarakat). Akhirnya Yohanes
sendiri juga menunjukkan adanya pengaruh ~H: kecenderungannya pada
pengertian-pengertian abstrak, yaitu sifat yang sangat dualistis
coraknya dan terutama ajarannya mengenai Logos (yang banyak sekali
hubungannya dengan Gnosis).
|
|
|