Pengarang menggambarkan disini hidup umat sebagai suatu perlombaan. Para
leluhur jang dipudji didalam bab 11 (Ibr 11) tadi adalah penonton.
Mereka hendak menjaksikan semangat umat dan memberanikan hati mereka. Umat
harus berlari-lari dengan sungguh-sungguh dan sebab itu membuang dan
menanggalkan segalanja jang merintangi ketjepatan.