"Tjemburu dengan tjemburu Allah". Di dalam Perdjandjian Lama hubungan Allah
dengan umat Israel sering diumpamakan dengan hubungan pernikahan atau
pertunangan. Dalam hubungan itu Allah sering disebut "Allah tjemburu". Maksudnja
Allah tidak dapat membiarkan kaum pilihannja jang tertjinta "berzinah" atau
"bertjumbu-tjumbu" dengan dewa-dewa kaum kafir. Demikianlah djuga tjinta Jesus
kepada umat Korintus. Sebab itu Paulus sebagai wakil Kristus jang bertanggung-djawab
tidak boleh membiarkan kesetiaan umat kepada Kristus merosot atau diganggu oleh siapapun djuga.