copyright
21 May 2024 | Home | Bible | Biblical | Tools | Download | | SiteMap |
Bible Versions 
Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Kabar Baik (BIS)
Firman Allah Yang Hidup
Perjanjian Baru WBTC [draft]
Alkitab Terjemahan Lama
Kitab Suci Injil
Alkitab Shellabear [draft]
Alkitab Melayu Baba
Alkitab Klinkert 1863
Alkitab Klinkert 1870
Alkitab Leydekker [draft]
Alkitab Ende
TB Interlinear [draft]
TL Interlinear [draft]
AV with Strong Numbers
Bible in Basic English
The Message Bible
New King James Version
Philips NT in Modern English
Revised Webster Version
God's Word Translation
NET Bible [draft]
NET Bible [draft] Lab
BHS with Strongs
Analytic Septuagint
Interlinear Greek/Strong
Westcott-Hort Greek Text
Textus Receptus

Introductions 
Pengantar Full Life
Pengantar BIS
Pengantar FAYH
Pengantar Ende
Pengantar Jerusalem
Pengantar Bible Pathway
Intisari Alkitab
Ajaran Utama Alkitab
Garis Besar Full Life
Garis Besar Ende
Garis Besar Pemulihan
Judul Perikop Full Life
Judul Perikop BIS
Judul Perikop TB
Judul Perikop FAYH
Judul Perikop Ende
Judul Perikop KSI
Judul Perikop WBTC

Verse Notes 
Catatan Ayat Full Life
Catatan Ayat BIS
Catatan Ayat Ende
Catatan Terjemahan Ende
Catatan Ayat Jerusalem
Referensi Silang TSK
Referensi Silang TB
Referensi Silang BIS
Santapan Harian

Dictionaries 
Kamus Kompilasi
Kamus Easton
Kamus Pedoman
Kamus Gering
Maps

Lexicons 
Greek Lexicon
Hebrew Lexicon
Santapan Harian - Genesis 2:4
Introduction Introduction | Context Context | Genesis 2:4 Genesis 2:4
Previous bookNext bookPrevious chapterNext chapterPrevious verseNext verse
_FORMAT_BIG
Kejadian 2:4-17

Bukan budak, tetapi juga tidak untuk bermanja-manja. Seperti kemarin, perbandingan antara wawasan dari narasi penciptaan di kitab Kejadian dengan wawasan-wawasan dunia menunjukkan keunikan dan keagungan Allah. Kisah-kisah penciptaan agama-agama politeistis purba menempatkan manusia sebagai diciptakan karena kebetulan, atau paling beruntung sengaja diciptakan untuk menjadi babu dari para dewa-dewi. Wawasan dunia modern masa kini menempatkan manusia sebagai sang Ubermensch, manusia super yang eksis demi kebahagiaan dan memanjakan dirnya sendiri tanpa perlu bertanggung jawab kepada otoritas luar lain selain dirinya sendiri.

Dalam nas ini, nyata bagaimana Allah menciptakan manusia bukan untuk menjadi budak-Nya tanpa kemampuan menikmati hidup, tetapi bukan juga untuk bermanja-manja. Memang taman di Eden itu sangat indah. Ada empat sungai yang mengelilingi taman itu; aliran sungai yang juga menjadi lambang kehidupan yang berkelanjutan di tempat tersebut. Allah juga menumbuhkan berbagai pohon yang buahnya menarik, jelas tidak hanya untuk dimakan manusia, tetapi untuk dinikmati oleh mereka. Tetapi, manusia itu ditempatkan di sana bukan untuk menjalani program pensiun dini Ilahi. Allah memberikan dua tanggung jawab spesifik kepada manusia: pertama, mengusahakan dan memelihara taman Eden yang diciptakan Allah itu (ayat 15, 8). Kedua, diserahi kepercayaan untuk tidak melanggar larangan memakan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Kedua tanggung jawab ini tidak bersifat menindas, tetapi juga tidak memanjakan dan memberikan kemungkinan bagi pendewasaan manusia. Sayang manusia gagal untuk melakukannya.

Renungkan: Hidup hanya akan terasa lebih hidup bila disertai dengan arah hidup dan kesadaran akan tanggung jawab yang jelas. Arah hidup yang sejati itu hanya dapat ditemukan di dalam anugerah keselamatan Allah melalui Anak-Nya Yesus Kristus.

Sabtu, 1 Februari 2003

Previous page ../../images/steelblue/top.gif Next page
| About Us | Support Us | F.A.Q. | Guest Book | YLSA Sites |copyright ©2004–2015 YLSA