copyright
"Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku." Mazmur 119:105 (BIS)
Biblical
Introduction
Find in Bible: Word(s) Verse List
Bible Versions
Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Kabar Baik (BIS)
Firman Allah Yang Hidup
Perjanjian Baru WBTC [draft]
Alkitab Terjemahan Lama
Kitab Suci Injil
Alkitab Shellabear [draft]
Alkitab Melayu Baba
Alkitab Klinkert 1863
Alkitab Klinkert 1870
Alkitab Leydekker [draft]
Alkitab Ende
TB Interlinear [draft]
TL Interlinear [draft]
AV with Strong Numbers
Bible in Basic English
The Message Bible
New King James Version
Philips NT in Modern English
Revised Webster Version
God's Word Translation
NET Bible [draft]
NET Bible [draft] Lab
BHS with Strongs
Analytic Septuagint
Interlinear Greek/Strong
Westcott-Hort Greek Text
Textus Receptus
Introductions
Pengantar Full Life
Pengantar BIS
Pengantar FAYH
Pengantar Ende
Pengantar Jerusalem
Pengantar Bible Pathway
Intisari Alkitab
Ajaran Utama Alkitab
Garis Besar Full Life
Garis Besar Ende
Garis Besar Pemulihan
Judul Perikop Full Life
Judul Perikop BIS
Judul Perikop TB
Judul Perikop FAYH
Judul Perikop Ende
Judul Perikop KSI
Judul Perikop WBTC
Verse Notes
Catatan Ayat Full Life
Catatan Ayat BIS
Catatan Ayat Ende
Catatan Terjemahan Ende
Catatan Ayat Jerusalem
Referensi Silang TSK
Referensi Silang TB
Referensi Silang BIS
Santapan Harian
Dictionaries
Kamus Kompilasi
Kamus Easton
Kamus Pedoman
Kamus Gering
Maps
Lexicons
Greek Lexicon
Hebrew Lexicon
Pengantar Full Life - Revelation
Chapter: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Previous bookNext book
Penulis          : Yohanes
Tema             : Perjuangan dan Penyelesaian
Tanggal Penulisan: 90-96 M

Latar Belakang
Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar
biasa. Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20),
suatu nubuat (Wahy 1:3; Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh
surat (Wahy 1:4,11; Wahy 2:1--3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing.
_apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_, yang diterjemahkan
"wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Kitab ini merupakan suatu penyingkapan
dalam kaitan dengan isinya, suatu nubuat dalam kaitan dengan beritanya dan
suatu surat dalam kaitan dengan alamat tujuannya.

Lima kenyataan penting mengenai latar belakang kitab ini dinyatakan dalam
pasal 1 (Wahy 1:1-20).

(1) "Inilah wahyu Yesus Kristus" (Wahy 1:1).

(2) Penyataan ini telah disampaikan secara adikodrati kepada penulisnya
    melalui Kristus yang ditinggikan, malaikat-malaikat dan
    penglihatan-penglihatan (Wahy 1:1,10-18).

(3) Penyataan itu disampaikan kepada hamba Allah, Yohanes
    (Wahy 1:1,4,9; Wahy 22:8).

(4) Yohanes menerima penglihatan-penglihatan dan berita penyataan ini
    sementara ia dalam pembuangan di Pulau Patmos (80 km sebelah barat daya
    kota Efesus), oleh karena Firman Allah dan kesaksian Yohanes sendiri
    (Wahy 1:9).

(5) Penerima yang mula-mula dari surat ini adalah tujuh jemaat di propinsi
    Asia (Wahy 1:4,11).

Baik bukti sejarah maupun bukti dari isi kitab itu sendiri menunjukkan bahwa
rasul Yohaneslah penulisnya. Ireneus menjelaskan bahwa Polikarpus (Ireneus
mengenal Polikarpus, dan Polikarpus mengenal rasul Yohanes) telah berbicara
tentang Yohanes yang menulis kitab Wahyu mendekati akhir pemerintahan
Domitianus selaku kaisar Romawi (81-96 M)

Isi kitab ini mencerminkan keadaan sejarah pada zaman pemerintahan
Domitianus ketika dia menuntut agar semua warga negaranya memanggil dia
"Tuhan dan Allah". Pastilah, ketetapan Kaisar pada waktu itu telah
menciptakan suatu pertentangan antara mereka yang dengan sukarela mau
menyembah Kaisar dan orang Kristen setia yang mengakui bahwa Yesus sajalah
"Tuhan dan Allah". Jadi, kitab ini telah ditulis pada suatu masa ketika
orang percaya sedang mengalami penganiayaan yang hebat oleh karena kesaksian
mereka, suatu situasi yang dengan jelas merupakan latar belakang kitab Wahyu
itu sendiri (Wahy 1:19; Wahy 2:10,13; Wahy 6:9-11; Wahy 7:14-17; Wahy 11:7;
Wahy 12:11,17; Wahy 17:6; Wahy 18:24; Wahy 19:2; Wahy 20:4*).

Tujuan
Kitab ini mempunyai tiga tujuan.

(1) Surat-surat kepada tujuh jemaat itu menyatakan bahwa suatu penyimpangan
    yang parah dari standar kebenaran rasuli sedang terjadi di antara banyak
    jemaat di Asia. Atas nama Kristus, Yohanes menulis kitab ini untuk
    menegur tindakan kompromi dan dosa mereka, serta menghimbau mereka untuk
    bertobat dan berbalik kepada kasih mereka yang mula-mula.

(2) Mengingat penganiayaan yang diakibatkan oleh karena Domitianus memuja
    dirinya sendiri, kitab Wahyu telah dikirim kepada jemaat-jemaat guna
    meneguhkan iman, ketetapan hati, dan kesetiaan mereka kepada Yesus
    Kristus, serta untuk memberi semangat kepada mereka agar mereka menjadi
    pemenang dan tinggal setia sampai mati sekalipun.

(3) Akhirnya, kitab ini telah ditulis untuk memperlengkapi orang percaya
    sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit
    melawan gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang
    akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir
    yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan
    membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan
    Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.

Survai
Berita nubuat dari kitab ini disampaikan melalui aneka simbol dan lambang
penyingkapan yang dramatis, yang melukiskan penyelesaian akhir dari seluruh
berita penyelamatan alkitabiah. Kitab ini menampakkan peran Kristus sebagai
Anak Domba yang layak yang disembelih (pasal 5; Wahy 5:1-14) dan Anak
Domba yang penuh murka yang akan datang untuk menghukum dunia dan
membersihkannya dari kejahatan (pasal 6-19; Wahy 6:1--19:21). Gambaran
simbol lain yang utama dalam kitab ini adalah naga besar (Iblis),
binatang laut (antikristus), binatang bumi (nabi palsu) dan Babel Besar
(pusat muslihat roh jahat dan kuasa dunia).

Setelah prolog (Wahy 1:1-8), ada tiga bagian utama dalam kitab ini. Pada
bagian pertama (Wahy 1:9--3:22), Yohanes mendapatkan suatu penglihatan
yang menakjubkan mengenai Kristus yang agung di tengah-tengah kaki dian
(jemaat-jemaat), yang menugaskan Yohanes untuk menulis surat kepada tujuh
jemaat di Asia Kecil (Wahy 1:11,19). Setiap surat (Wahy 2:1--3:22)
meliputi suatu gambaran simbolis tentang Tuhan yang agung dari penglihatan
pembukaan, penilaian terhadap jemaat tersebut, kata-kata pujian atau celaan
atau kedua-duanya, kata-kata peringatan terhadap lima jemaat, nasihat untuk
mendengar dan bertobat, dan suatu janji bagi semua yang menang. Tekanan pada
angka tujuh dalam bagian ini menunjukkan bahwa surat-surat tersebut mewakili
suatu keutuhan dari apa yang hendak difirmankan kepada jemaat di setiap kota
dan angkatan oleh Tuhan yang agung itu.

Bagian utama kedua dari kitab ini (Wahy 4:1--11:19) berisi
penglihatan-penglihatan dari perkara-perkara yang ada di sorga dan di bumi
tentang Anak Domba dan peranan-Nya dalam mengakhiri sejarah. Bagian itu
dimulai dengan suatu penglihatan tentang ruang pengadilan sorgawi yang
mahamulia di mana Allah bersemayam dalam kekudusan dan terang yang tak
terhampiri (pasal 4; Wahy 4:1-4). Pasal 5 (Wahy 5:1-14) memusatkan
perhatian pada sebuah gulungan kitab yang dimeterai yang berbicara
tentang nasib akhir.  Gulungan kitab ini berada di tangan kanan Allah dan
Anak Domba sajalah yang layak untuk membuka meterai-meterainya dan
mengungkapkan isinya. Pembukaan enam meterai yang pertama
(pasal 6; Wahy 6:1-17) melangsungkan penglihatan yang telah dimulai
dalam pasal 4-5 (Wahy 4:1--5:14), kecuali sekarang pemandangan dialihkan
ke berbagai peristiwa di bumi.  Lima meterai yang pertama menyingkapkan
hukuman Allah pada hari-hari terakhir yang menuntun ke arah kesudahannya.
Meterai yang keenam mengumumkan murka Allah yang akan datang.  "Selingan
Pertama" kitab ini terdapat dalam pasal 7 (Wahy 7:1-17), yang
menggambarkan pemeteraian 144.000 orang di ambang pintu kesengsaraan
besar (Wahy 7:1-8) dan pahala bagi orang kudus di sorga setelah
kesengsaraan besar (Wahy 7:9-17). Pasal 8-9 (Wahy 8:1--9:21)
menyatakan pembukaan meterai ketujuh, penyingkapan rangkaian hukuman lain
yaitu ketujuh sangkakala.  "Selingan Kedua" terjadi di antara sangkakala
keenam dan ketujuh, yang meliputi Yohanes dan sebuah gulungan kitab yang
kecil (Wahy 10:1-11), dan dua saksi nubuat yang kuat dalam kota besar
itu (Wahy 11:1-14).  Akhirnya, sangkakala ketujuh (Wahy 11:15-19)
berfungsi sebagai pertunjukan awal dari kesudahan segala sesuatu (ayat
Wahy 1:15) dan pendahuluan adegan-adegan akhir dari rahasia Allah yang
dibentangkan (pasal 12-22; Wahy 12:1--22:21).

Bagian utama yang ketiga (Wahy 12:1--22:5) memberikan suatu gambaran
terinci mengenai perjuangan besar pada akhir zaman antara Allah dengan
musuh-Nya, Iblis. Pasal 12-13 (Wahy 12:1--13:18) menyatakan bahwa orang
kudus di bumi harus menghadapi suatu komplotan yang dahsyat dan tiga
serangkai kejahatan, yang terdiri atas

(1) si naga besar (pasal 12; Wahy 12:1-18),

(2) binatang laut (Wahy 13:1-10), dan

(3) binatang bumi (Wahy 13:11-18). Pasal 14-15 (Wahy 14:1--15:8)
    berisi penglihatan-penglihatan yang meyakinkan kembali orang-orang kudus
    dalam kesengsaraan besar bahwa keadilan akan menang sementara Allah akan
    mencurahkan murka-Nya yang terakhir atas peradaban antikristus.
    Kemudian, suatu penyingkapan penuh dari murka Allah terjadi dalam
    rangkaian tujuh cawan hukuman (pasal 16; Wahy 16:1-21), hukuman
    atas si pelacur besar (pasal 17; Wahy 17:1-18), dan kejatuhan
    Babel, Kota Besar itu (pasal 18; Wahy 18:1-24). Pada tahap ini,
    terjadi kegembiraan besar di sorga, dan perjamuan kawin Anak Domba
    dengan mempelai perempuan-Nya diumumkan (Wahy 19:1-10).

Akan tetapi, tahap terakhir yang hebat masih akan terjadi. Kemudian Yohanes
melihat sorga terbuka dan Kristus keluar menunggang kuda putih sebagai Raja
segala raja dan Tuan di atas segala tuan untuk mengalahkan binatang itu dan
semua sekutunya (Wahy 19:11-21). Kekalahan Iblis yang terakhir
didahului dengan terbelenggunya dia selama seribu tahun (Wahy 20:1-6).
Selama masa itu Kristus memerintah bersama dengan orang-orang kudus
(Wahy 20:4) dan sesudah itu Iblis akan dilepaskan untuk suatu masa yang
singkat (Wahy 20:7-9) dan kemudian dicampakkan ke dalam "lautan api"
untuk selama-lamanya (Wahy 20:10). Nubuat apokaliptis ini ditutup
dengan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahy 20:11-15), nasib
yang tepat bagi orang jahat (Wahy 20:14-15; Wahy 21:8), serta langit yang
baru dan bumi yang baru sebagai nasib akhir bagi orang kudus
(Wahy 21:1--22:5). Kitab ini diakhiri dengan peringatan-peringatan untuk
mengindahkan beritanya dan masuk dalam hidup yang kekal (Wahy 22:6-21).

Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab ini.

(1) Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang digolongkan sebagai nubuat
    dan wahyu.

(2) Sebagai suatu kitab apokaliptis, beritanya disampaikan dalam bentuk
    lambang-lambang yang menggambarkan kenyataan-kenyataan tentang masa dan
    peristiwa yang akan datang sambil tetap memelihara teka-teki atau
    rahasia tertentu.

(3) Banyak sekali angka digunakan, termasuk angka 2; 3; 3,5; 4; 5; 6; 7;
    10; 12; 24; 42; 144; 666; 1.000; 1.260; 7.000; 12.000; 144.000;
    100.000.000; dan 200.000.000. Secara khusus kitab ini menonjolkan angka
    tujuh yang terdapat tidak kurang dari 54 kali yang melambangkan
    kesempurnaan atau kepenuhan.

(4) Penglihatan-penglihatan begitu mencolok, dengan pemandangan yang sering
    dialih-alihkan dari tempat di bumi ke sorga, kemudian kembali lagi ke
    bumi.

(5) Malaikat-malaikat dikaitkan secara jelas dengan penglihatan-penglihatan
    dan ketetapan-ketetapan sorgawi.

(6) Kitab ini bersifat polemik yang

    (a) menyingkapkan sifat roh jahat dari setiap penguasa bumi yang
        menyatakan dirinya sebagai allah, dan

    (b) menyatakan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang agung dan penguasa atas
        raja-raja di bumi (Wahy 1:5; Wahy 19:16).

(7) Kitab ini juga dramatis yang membuat kebenaran beritanya menjadi begitu
    hidup dan tegas.

(8) Kitab ini bersifat roh nubuat PL tanpa menggunakan kutipan-kutipan
    secara formal dari PL itu sendiri.

Penafsiran
Kitab ini merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun
para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa
terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya
pandangan yang beranekaragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan
lahirnya empat aliran penafsiran yang besar.

(1) Penafsiran _preterist_ (dengan pandangan masa lampau) memandang
    kitab ini dan nubuat-nubuatnya sebagai hal yang telah digenapi pada
    masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi, kecuali untuk
    pasal 19-22 (Wahy 19:1--22:21), yang masih menunggu penggenapannya
    pada masa yang akan datang.

(2) Penafsiran _historicist_ (yang menekankan unsur sejarah) memandang
    kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan
    sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir.

(3) Penafsiran _idealist_ (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap
    lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan
    prinsip-prinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam
    sejarah pada umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa
    nyata dalam sejarah.

(4) Penafsiran _futurist_ (dengan pandangan masa yang akan datang)
    mendekati pasal 4-22 (Wahy 4:1--22:21) sebagai nubuat tentang
    peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir
    zaman ini. Pada hakikatnya Alkitab ini menafsirkan kitab Wahyu dari
    sudut pandang futurist ini.
Previous book Top Next book
| About Us | Support Us | F.A.Q. | Guest Book | YLSA Sites | copyright ©2004–2015 | YLSA |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
%TRAC_PAGE%