copyright
"Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku." Mazmur 119:105 (BIS)
Biblika
Pengantar
Temukan di Alkitab: Kata(-kata) Daftar Ayat
Versi Alkitab
Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Kabar Baik (BIS)
Firman Allah Yang Hidup
Perjanjian Baru WBTC [draft]
Alkitab Terjemahan Lama
Kitab Suci Injil
Alkitab Shellabear [draft]
Alkitab Melayu Baba
Alkitab Klinkert 1863
Alkitab Klinkert 1870
Alkitab Leydekker [draft]
Alkitab Ende
TB Interlinear [draft]
TL Interlinear [draft]
AV with Strong Numbers
Bible in Basic English
The Message Bible
New King James Version
Philips NT in Modern English
Revised Webster Version
God's Word Translation
NET Bible [draft]
NET Bible [draft] Lab
BHS dengan Strongs
Analytic Septuagint
Interlinear Greek/Strong
Westcott-Hort Greek Text
Textus Receptus
Pengantar Kitab
Pengantar Full Life
Pengantar BIS
Pengantar FAYH
Pengantar Ende
Pengantar Jerusalem
Pengantar Bible Pathway
Intisari Alkitab
Ajaran Utama Alkitab
Garis Besar Full Life
Garis Besar Ende
Garis Besar Pemulihan
Judul Perikop Full Life
Judul Perikop BIS
Judul Perikop TB
Judul Perikop FAYH
Judul Perikop Ende
Judul Perikop KSI
Judul Perikop WBTC
Catatan Ayat
Catatan Ayat Full Life
Catatan Ayat BIS
Catatan Ayat Ende
Catatan Terjemahan Ende
Catatan Ayat Jerusalem
Referensi Silang TSK
Referensi Silang TB
Referensi Silang BIS
Santapan Harian
Kamus
Kamus Kompilasi
Kamus Easton
Kamus Pedoman
Kamus Gering
Peta
Leksikon
Leksikon Yunani
Leksikon Ibrani
Pengantar Full Life - Pengkhotbah
Pasal: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kitab sebelumnyaKitab berikutnya
Penulis          : Salomo
Tema             : Kesia-Siaan Hidup yang Terlepas dari Allah
Tanggal Penulisan: + 935 SM

Latar Belakang
Judul kitab ini di dalam PL Ibrani adalah _qoheleth_ (dari kata Ibr.
_qahal_ -- berkumpul); secara harfiah artinya "orang yang mengadakan dan
berbicara kepada suatu perkumpulan." Kata ini dipakai 7 kali dalam kitab
ini (Pengkh 1:1,2,12; Pengkh 7:27; Pengkh 12:8-10) dan diterjemahkan sebagai
"Pengkhotbah". Di dalam Septuaginta padanan katanya ialah _ekklesiastes_
yang menghasilkan judul _Ecclesiastes_ dalam Alkitab Inggris. Karena itu
seluruh kitab ini merupakan serangkaian ajaran oleh seorang pengkhotbah
yang terkenal.

Pada umumnya dipercayai bahwa penulisnya adalah Salomo, sekalipun namanya
tidak muncul di dalam kitab ini, seperti dalam kitab Amsal (mis.
Ams 1:1; Ams 10:1; Ams 25:1) dan Kidung Agung (bd. Kid 1:1). Akan tetapi,
beberapa bagian mengesankan Salomo selaku penulis.

(1) Penulis menyebutkan dirinya sebagai anak Daud, raja di Yerusalem
    (Pengkh 1:1,12).

(2) Ia menyebut dirinya pemimpin yang paling bijaksana dari umat Allah
    (Pengkh 1:16) dan penggubah banyak amsal (Pengkh 12:9).

(3) Kerajaannya dikenal karena kekayaan dan kemuliaan yang berlimpah-limpah
    (Pengkh 2:4-9).

Semua unsur ini cocok dengan gambaran alkitabiah mengenai Raja Salomo
(bd. 1Raj 2:9; 1Raj 3:12; 1Raj 4:29-34; 1Raj 5:12; 1Raj 10:1-8). Lagi pula,
kita tahu bahwa Salomo kadang-kadang mengumpulkan sejumlah orang Israel dan
berceramah kepada mereka (mis. 1Raj 8:1). Tradisi Yahudi menyebut
Salomo sebagai penulis kitab ini. Pada pihak lain, kenyataan bahwa
namanya tidak tercantum dalam kitab ini (seperti halnya dalam kedua
kitab lainnya) bisa memberi kesan bahwa orang lain terlibat dalam
menyusun kitab ini. Sebaiknya kita memandang kitab ini sebagai
ditulis oleh Salomo, tetapi mungkin dikumpulkan dan disusun dalam
bentuknya yang sekarang oleh seorang lain, serupa dengan cara
beberapa bagian kitab Amsal disusun (bd. Ams 25:1).

Secara liturgis kitab ini menjadi salah satu di antara lima gulungan dari
bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu _Hagiographa_ ("Tulisan-Tulisan Kudus"),
yang masing-masing dibacakan di hadapan umum pada salah satu hari raya
Yahudi. Pengkhotbah dibacakan pada Hari Raya Pondok Daun.

Tujuan
Menurut tradisi Yahudi, Salomo menulis Kidung Agung ketika masih berusia
muda, Amsal pada usia setengah tua dan kitab Pengkhotbah pada tahun-tahun
akhir hidupnya. Pengaruh yang bertumpuk dari kemerosotan rohani, penyembahan
berhala, dan hidup memuaskan-dirinya pada akhirnya membuat Salomo kecewa
dengan kesenangan dan materialisme sebagai cara untuk mencapai kebahagiaan.
Kitab Pengkhotbah mencatat renungan-renungan sinisnya tentang kesia-siaan
dan kehampaan usaha menemukan kebahagiaan hidup terlepas dari Allah dan
Firman-Nya. Ia telah mengalami kekayaan, kuasa, kehormatan, ketenaran, dan
kesenangan sensual -- semua secara melimpah -- namun semua itu akhirnya
merupakan kehampaan dan kekecewaannya saja, "Kesia-siaan belaka! Kesia-siaan
belaka! ... segala sesuatu adalah sia-sia" (Pengkh 1:2). Tujuan utamanya
dalam menulis Pengkhotbah mungkin adalah menyampaikan semua penyesalan dan
kesaksiannya kepada orang lain sebelum ia wafat, khususnya kepada kaum muda,
supaya mereka tidak melakukan kesalahan yang sama seperti dirinya.
Ia membuktikan untuk selama-lamanya kesia-siaan melandaskan nilai-nilai
kehidupan seorang pada harta benda duniawi dan ambisi pribadi. Sekalipun
orang muda harus menikmati masa muda mereka (Pengkh 11:9-10), adalah
lebih penting untuk mengabdikan diri kepada Sang Pencipta (Pengkh 12:1)
dan membulatkan tekad untuk takut akan Allah dan berpegang pada
perintah-perintah-Nya (Pengkh 12:13-14); itulah satu-satunya jalan
untuk menemukan makna hidup ini.

Survai
Sulit untuk memberikan analisis yang teratur dari isi kitab Pengkhotbah;
tidak ada garis besar yang dengan mudah merangkum semua ayat dan alinea.
Dalam beberapa hal, Pengkhotbah mirip dengan petikan-petikan dari catatan
harian pribadi seorang ahli filsafat selama tahun-tahun terakhir yang penuh
kekecewaan dari hidupnya. Ia memulai kitab ini dengan menyatakan tema
pokoknya bahwa seluruh kehidupan ini tak berarti dan serupa dengan menjaring
angin (Pengkh 1:1-11). Bagian utama yang pertama dari kitab ini
khususnya berhubungan dengan riwayat hidupnya; Salomo melukiskan berbagai
segi hidupnya yang sangat mementingkan diri dalam segenap kemakmuran,
kesenangan, dan keberhasilan duniawi (Pengkh 1:12--2:23). Usaha
memperoleh kebahagiaan melalui cara-cara ini baginya telah berakhir
dengan ketidakpuasan dan kehampaan. Bagian terbesar kitab ini berisi
rangkaian pikiran acak-acakan yang menggarisbawahi kesia-siaan dan
kebingungan dari kehidupan yang tidak berpusat pada Allah. Hidup "di bawah
matahari" (frasa yang terdapat 29 kali di dalam kitab ini) adalah hidup yang
dilihat dari mata orang yang tidak tertebus dan bercirikan ketidakadilan,
ketidakpastian, dan perubahan-perubahan tidak terduga dari nasib, serta
pelanggaran-pelanggaran keadilan. Salomo hanya dapat menemui makna pokok
hidup ini ketika memandang "di atas matahari" kepada Allah. Mencari
kesenangan adalah dangkal dan bodoh; masa muda seseorang terlalu singkat dan
kehidupan ini terlalu cepat berlalu untuk dihabiskan secara serampangan.
Hidup yang tak menentu dan pastinya kematian menyebabkan Salomo bersikap
sinis terhadap maksud dan jalan Allah. Kitab ini ditutup dengan menasihati
kaum muda untuk mengingat Allah ketika masih muda, supaya mereka tidak
menjadi tua dengan penyesalan pahit dan tugas menyedihkan untuk
mempertanggungjawabkan hidup yang disia-siakan kepada Allah.

Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai kitab ini.

(1) Kitab ini sifatnya sangat pribadi, penulis sering kali memakai kata
    ganti "aku" sepanjang sepuluh pasal pertama.

(2) Melalui sikap pesimisme penulis, kitab ini menyatakan bahwa hidup yang
    terpisah dari Allah itu tidak menentu dan penuh dengan kesia-siaan
    (istilah "sia-sia" terdapat 37 kali dalam kitab ini). Dengan sinis
    Salomo mengamati pelbagai paradoks dan kebingungan dalam hidup ini
    (lih. mis. Pengkh 2:23 dan Pengkh 2:24; Pengkh 8:12 dan
    Pengkh 8:13; Pengkh 7:3 dan Pengkh 8:15).

(3) Inti nasihat Salomo di dalam kitab ini terdapat di dalam dua ayat
    terakhir, "Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada
    perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang"
    (Pengkh 12:13-14).

(4) Gaya penulisan kitab ini terputus-putus; kosakata dan susunan kalimatnya
    termasuk bahasa Ibrani yang paling sulit dalam PL dan tidak mudah untuk
    menggolongkannya dalam masa sastra Ibrani tertentu.

(5) Kitab ini berisi alegori yang paling indah dalam Alkitab mengenai
    seorang yang makin tua (Pengkh 12:2-7).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Sekalipun hanya satu bagian Pengkhotbah yang kelihatan dikutip dalam PB
(Pengkh 7:20 dalam Rom 3:10, mengenai universalitas dosa), namun
tampaknya ada beberapa rujukan yang tak langsung: Pengkh 3:17; Pengkh 11:9;
Pengkh 12:14*, dalam Mat 16:27; Rom 2:6-8; 2Kor 5:10; 2Tes 1:6-7;
dan Pengkh 5:14 dalam 1Tim 6:7.  Kesimpulan penulis tentang
kesia-siaan mencari harta duniawi diulang oleh Yesus ketika Ia mengatakan

(1) bahwa kita hendaknya jangan mengumpulkan harta di dunia ini
    (Mat 6:19-21,24), dan

(2) bahwa tidak ada gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi
    kehilangan nyawanya (Mat 16:26).

Tema kitab ini, yaitu hidup tanpa Allah adalah sia-sia dan tanpa arti,
mempersiapkan panggung untuk berita kasih karunia PB: sukacita,
keselamatan, dan hidup kekal hanya diterima sebagai karunia dari
Allah (bd. Yoh 10:10; Rom 6:23).

Dengan berbagai cara, kitab ini mempersiapkan jalan untuk penyataan PB
dengan cara terbalik. Acuan yang sering kepada kesia-siaan hidup dan
kepastian kematian mempersiapkan pembacanya untuk jawaban Allah terhadap
kematian dan penghukuman yaitu, hidup kekal melalui Yesus Kristus.  Karena
orang PL yang paling bijaksana tidak sanggup menemukan jawaban yang
memuaskan bagi aneka persoalan hidup melalui pencarian kesenangan yang
mementingkan diri, kekayaan, dan pengumpulan pengetahuan, kita harus mencari
jawaban tersebut di dalam Dia yang oleh PB disebut "lebih daripada Salomo"
(Mat 12:42), yaitu Yesus Kristus sebab di dalam-Nya "tersembunyi segala
harta hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3).
Kitab sebelumnya Atas Kitab berikutnya
| Tentang Kami | Dukung Kami | F.A.Q. | Buku Tamu | Situs YLSA | copyright ©2004–2015 | YLSA |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Laporan Masalah/Saran