Kategori Utama

strict warning: Declaration of views_plugin_style_default::options() should be compatible with views_object::options() in /home/sabdaorg/public_sabda/reformed/sites/all/modules/views/plugins/views_plugin_style_default.inc on line 24.

Dear e-Reformed Netters,

Ulrich Zwingli adalah seorang pembina Protestanisme dan reformis pertama di Swiss. Dia tidak seterkenal Calvin ataupun Luther, tetapi dia adalah reformator yang berhasil masuk ke dalam pemerintahan. Reformasi yang dilakukan Zwingli didukung oleh pemerintah dan penduduk Zürich. Zwingli membawa perubahan-perubahan penting dalam kehidupan masyarakat dan urusan-urusan negara di Zürich. Pengaruh aksinya dalam reformasi gereja membawa dampak yang besar bagi Swiss serta penyebarannya ke daerah Eropa lain.

Dalam edisi yang tersaji kali ini, kita akan bersama-sama melihat karya reformasi oleh Zwingli di Eropa dan gagasan penting Zwingli yang berhasil mengusik beberapa pengikutnya: Bullinger, Schlatter, dan Schaff -- yang telah membawa gagasan-gagasan Zwingli untuk dapat tersebar ke berbagai penjuru Eropa. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.

Ayub T.

Staf redaksi e-Reformed,
Ayub T.

Dear e-Reformed Netters,

Sebagai seorang pengikut Kristus, kita senantiasa dituntut untuk berjuang hingga garis akhir. Menjadi seorang murid bukan berarti bahwa kita berada di dalam zona aman dan nyaman. Justru ketika menjadi murid Kristus, kita ditantang untuk melakukan apa yang Yesus telah lakukan. Sebagaimana yang dituliskan dalam Yohanes 1:12-13, menjadi murid Kristus berarti kita beroleh status yang baru, yaitu status bahwa kita bukan lagi diperanakkan melalui darah dan daging, melainkan kita telah diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Untuk itu, keberadaan kita "dalam Kristus" menjadi satu penghiburan sejati untuk bergumul menjalani hari-hari sebagai pengikut Kristus.

Apabila hidup tidak seturut dengan yang Tuhan kehendaki, ajaran sesat telah mengintip dan dapat menjerat kita kapan saja. Apakah kita ingin menjadi serupa dengan dunia ini dan kehilangan penghiburan dalam penderitaan dan salib Kristus? Hendaknya kita bisa terus hidup berpadanan dengan firman Tuhan setiap hari hingga Tuhan mendapati kita setia di hadapan-Nya. Soli Deo Gloria!

Amidya

Staf redaksi e-Reformed,
Amidya

Dear e-Reformed Netters,

Sebagai orang percaya, kita pasti tidak asing dengan istilah Amanat Agung. Sebelum Yesus terangkat ke surga, Ia memerintahkan kepada para murid agar mereka pergi memberitakan Injil. Kita, sebagai murid Kristus, juga mengemban tugas yang sama, yaitu memberitakan Injil. Namun, tanpa kita sadari, terkadang yang menjadi hambatan Injil didengar oleh orang lain datang dari dalam diri orang Kristen sendiri. Saat pemimpin gereja memilih diam, Tuhan membangkitkan organisasi-organisasi paragereja untuk mengerjakan apa yang belum dikerjakan oleh gereja.

Pemberitaan Injil juga tidak terlepas dari tuntunan Roh Kudus. Roh Kudus yang akan memperlengkapi kita dan memberi hikmat kepada kita saat kita mengabarkan Injil. Di mana kita diurapi oleh kuasa Roh Kudus, di sana padang belantara menjadi tanah yang subur. Akan tetapi, jika kita tidak memiliki urapan dari Roh Kudus, Bait Allah di Yerusalem pun bisa menjadi tanah yang tandus.

Kiranya melalui artikel yang kami sajikan ini, kita dapat lebih mengerti tentang hambatan yang mencegah Injil diberitakan dan pentingnya kuasa Roh Kudus yang bekerja saat kita memberitakan Injil. Penginjilan tidak dapat terlepas dari kuasa Roh Kudus. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.

Ayub T.

Pemimpin redaksi e-Reformed,
Ayub T.

Dear e-Reformed Netters,

Yesaya 53 telah menubuatkan penderitaan tubuh dan jiwa yang akan diderita Sang Anak. Keadaan Sang Anak digambarkan seperti domba yang sedang diseret ke pembantaian dan siap dibantai dalam ketidakberdayaannya. Hati kita akan bergidik ketika membayangkan apa yang terjadi saat seseorang dijatuhi hukuman salib di Roma pada waktu itu. Salib merupakan simbol hukuman hina dan kerendahan derajat manusia yang harus Ia tanggung, penderitaan yang tidak seharusnya diterima oleh seorang manusia yang sama sekali tidak bersalah. Betapa mengerikan hukuman tersebut, meremukkan tubuh dan jiwa.

Banyak arkeolog dan sejarawan membuktikan bahwa salib adalah salah satu hukuman paling menyiksa di seluruh bumi. Bagaimana tidak, efek yang ditimbulkan akan menghancurkan seseorang, meremukkan daging dan bahkan tulang manusia karena cambukan dan serangan-serangan fisik lainnya. Beroleh salib berarti mendapat tekanan yang sangat besar bagi jiwa seseorang. Disalib berarti pantas diludahi, dihina, dicaci maki, dipukul, dan diperlakukan selayaknya hewan. Bahkan, Yesus sendiri telah sampai pada titik depresi secara lahiriah. Dalam kesakitan-Nya, Dia mengerang dan berseru, "Bapa-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Dia menangis. Dia menjerit. Dia kesakitan. Dia berada dalam keadaan yang memalukan. Inilah rasa dosa yang harus Dia tanggung bagi saya dan saudara. Dia telah ditimpa murka Elohim yang mahadahsyat sebagai konsekuensi menggantikan kita sekalian dari murka-Nya, menelan maut bagi semua orang berdosa.

Gereja pada hari ini sungguh sangat nyaman dengan segala sesuatu. Ingat! Ada harga yang sangat mahal dan menyakitkan untuk mencapai masa anugerah ini, dan Kristuslah yang membayarnya dengan lunas tanpa meninggalkan utang sedikit pun. Keselamatan tidaklah cuma-cuma. Bapa mengirimkan Anak-Nya sendiri sebagai Korban yang siap menderita dan mati sebagai harga yang harus dibayar. Darah-Nya membasuh setiap pelanggaran dan dosa kita. Pada bulan Paskah ini, marilah kita merenungkan sedikit dari fakta besar penderitaan Yesus dalam hukuman salib. Untuk itu, redaksi e-Reformed menyajikan satu artikel untuk Anda baca. Kematian-Nya membawa Anda kembali untuk beroleh kesempatan hidup dalam anugerah. Mari bersyukur kepada-Nya. Tuhan yang Hidup memberkati.

Ayub T.

Pemimpin redaksi e-Reformed,
Ayub T.

Dear e-Reformed Netters,

Dosa adalah masalah serius yang berusia sangat tua. Dosa telah ada sebelum manusia ada. Dosa membawa keterpisahan antara Sang Pencipta dan ciptaan. Dosa merusak alam semesta dan meracuni moralitas ilahi yang Tuhan tempatkan dalam peradaban manusia. Apakah semua dosa sama di mata Allah? Apakah berbohong punya nilai yang sama buruk dengan membunuh? Bagaimana kekristenan melihat hal ini? Samakah nilai semua dosa? Apakah konsekuensi yang ditanggung sama besarnya dengan orang bukan percaya? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin menjadi pertanyaan kita selama ini.

Ketika kita melihat kisah nyata dalam Perjanjian Lama, dosa kecil yang dilakukan umat Israel membawa dampak yang begitu besar bagi diri mereka sendiri dan orang lain, bahkan lingkungan tempat mereka berada. Tuhan kita adalah Tuhan yang kudus. Dosa akan hancur ketika bertemu Dia, dan Dia adalah pribadi yang sangat mudah murka ketika mendapati umat-Nya berdosa. Dalam Perjanjian Baru, akar segala masalah paling krusial dari segala masalah telah diselesaikan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Darah suci-Nya telah siap membasuh setiap dosa. Darah Kristus berlaku sampai kapan pun. Anugerah pengampunan dari Tuhan membawa manusia untuk bisa kembali berelasi dengan Tuhan.

Dalam edisi berikut, kita akan bersama-sama melihat dua permasalahan mendasar yang menimbulkan kesalahpahaman terkait perspektif yang salah dari kebanyakan orang Kristen dalam memandang dosa dan bagaimana merespons konsekuensi dosa yang selalu berdampak melemahkan relasi orang percaya dengan Tuhan. Marilah memohon Roh Kudus menilik setiap diri kita dan kiranya kita mau dikoreksi dan dibersihkan dari setiap dosa yang masih mengikat kita. Selamat membaca, Soli Deo Gloria.

Ayub T.

Redaksi e-Reformed,
Ayub T.

Komentar