Kategori Utama

strict warning: Declaration of views_plugin_style_default::options() should be compatible with views_object::options() in /home/sabdaorg/public_sabda/reformed/sites/all/modules/views/plugins/views_plugin_style_default.inc on line 24.

Dear e-Reformed Netters,

Salam sejahtera,

Walaupun sudah terlambat, tidak ada salahnya kalau saya mengucapkan: "Belated Happy New Year!"

Sebelum memasuki tahun baru, banyak dari kita yang membuat resolusi. Nah, sebagai anak Tuhan, saya yakin salah satu resolusi yang selalu berulang-ulang kita buat adalah berjanji untuk membaca firman Tuhan atau berdoa atau rajin beribadah ke gereja .... Benar, bukan?

Biasanya, kita mulai menjalankan resolusi tersebut dengan penuh semangat dan berusaha keras untuk menjalankannya sebaik mungkin setiap hari. Namun, karena satu dan lain hal, lambat laun semangat kita mulai kendur, apalagi kalau sudah memasuki bulan Maret, bahkan sebelum bulan Februari berakhir. Sampai akhirnya kita berkata pada diri sendiri, "Ah, masa bodoh!"

Mengapa? Tentu Anda punya seribu satu macam alasan untuk membenarkan diri. Ya atau ya ...? Tapi, toh kita tidak pernah "give up". Buktinya setiap tahun resolusi yang sama itu selalu mengiang di telinga kita, karena "deep ... deep down in our heart" kita tahu semuanya itu adalah hal-hal penting.

Karena itu, saya pun tidak ingin "give up". Artikel sederhana yang saya kirimkan ke Anda ini mungkin terlalu sederhana. Namun, justru dalam kesederhanaan itulah mungkin kita bisa belajar untuk tidak lagi berdalih bahwa kita perlu memperbaiki rencana kerja harian kita. Biarlah kita belajar menempatkan Tuhan pada tempat yang pertama dalam agenda kita setiap hari dan menyertakan Tuhan di dalamnya. Jadikan hal ini bukan hanya sebagai resolusi tahun baru saja, melainkan resolusi setiap hari. Maukah Anda?

In Christ, Yulia Oeniyati < yulia(at)in-christ.net > <http://reformed.sabda.org>

Dear e-Reformed Netters,

Selamat Natal 2008 dan Tahun Baru 2009, saya ucapkan kepada para Anggota e-Reformed. Di tengah kemeriahan Natal serta hiruk pikuk keadaan ekonomi dan politik ini, semoga kita disadarkan akan satu -satunya berita Natal yang penting, Kristus telah datang ke dunia dengan suatu misi yang sangat jelas, yaitu untuk lahir, mati, dan bangkit demi menggenapi rencana penebusan Allah atas umat pilihan -Nya.

Bagi Anda yang masih ingin merayakan Natal tanpa Kristus, yaitu dengan berpesta pora dan bermewah-mewahan, maka, maaf sebelumnya, saya hanya ingin mengingatkan bahwa Anda tak ubahnya seperti orang -orang duniawi yang sedang menghibur diri karena tahu bahwa kenikmatan seperti itu tidak mungkin bisa Anda nikmati lagi ketika sedang dalam penghakiman-Nya.

Artikel yang saya hadirkan di bawah ini memberikan gambaran yang sangat jelas akan misi Kristus datang ke dunia. Biarlah menjadi perenungan bagi kita selama memperingati perayaan Natal tahun ini.

Buku berjudul "Membangun Wawasan Dunia Kristen", sumber di mana artikel di bawah ini diambil, terdiri dari dua volume dan diterbitkan oleh Penerbit Momentum. Saya merekomendasikan buku ini untuk Anda miliki karena buku ini berisi dasar-dasar pengertian iman Kristen yang kokoh.

Edisi e-Reformed bulan ini adalah edisi terakhir pada tahun 2008. Kita akan bertemu lagi pada tahun 2009, mudah-mudahan dengan lebih bersemangat lagi untuk hidup bagi Kristus, yang telah lahir di hati kita dan telah menjadi teladan bagi hidup kita. Amin!Edisi e-Reformed bulan ini adalah edisi terakhir pada tahun 2008. Kita akan bertemu lagi pada tahun 2009, mudah-mudahan dengan lebih bersemangat lagi untuk hidup bagi Kristus, yang telah lahir di hati kita dan telah menjadi teladan bagi hidup kita. Amin!

Redaksi e-Reformed, Yulia Oeniyati < yulia(at)in-christ.net > < http://reformed.sabda.org >

Dear e-Reformed Netters,

Artikel e-Reformed yang saya kirim kali ini memiliki dua tujuan:

1) Merayakan International Day of Prayers (IDOP).

Artikel ini khusus disajikan dalam rangka "International Day of Prayers" yang diadakan secara serentak di seluruh dunia pada tanggal 9 -- 16 November 2008.

Pada perayaan IDOP ini, gereja-gereja dan umat Kristen di seluruh dunia akan berdoa bersama secara serempak bagi gereja-gereja dan jemaat Tuhan yang teraniaya demi memertahankan iman mereka dalam Kristus Yesus. Saya mengajak Pembaca e-Reformed: para gembala sidang, pengajar, pemimpin, kaum muda, pendoa syafaat, dan semua orang percaya, bergabung dalam acara doa bersama ini.

Jika Anda ingin tahu tentang IDOP, silakan menyimak referensi di bawah ini:

  1. Sekilas Tentang IDOP International Day
  2. International Day of Prayer IDOP
  3. Persecuted Church
  4. The International

2) Mengoreksi pengertian gereja yang salah tentang doa syafaat.

Artikel ini sekaligus diharapkan dapat menolong gereja-gereja melihat konsep yang benar mengenai doa syafaat. Doa syafaat bukanlah doa untuk diri sendiri, atau gereja sendiri, atau anak dan keluarga kita sendiri, atau kegiatan kita sendiri. Artikel ini menjelaskan apa arti doa syafaat yang sesungguhnya bagi jemaat Tuhan.

Harapan saya, jika doa syafaat ini dilakukan dengan benar oleh jemaat, gereja pasti akan mengalami kebangunan rohani karena hati gereja akan diubahkan untuk memiliki hati Tuhan yang mengasihi jiwa-jiwa yang hilang. Kebanyakan gereja-gereja Kristen saat ini sudah kehilangan fungsinya sebagai gereja Tuhan karena lebih banyak berfungsi sebagai gereja manusia, yaitu tempat "christian gathering" (sosialisasi orang-orang Kristen) yang tidak peduli dengan misi Tuhan di dunia. Maka, tidak heran jika ada banyak gereja, yang kalau mau jujur, hanya tinggal papan nama saja, tapi Roh Tuhan sudah tidak ada di sana karena mereka hanya mendahulukan kepentingan manusia, bukan kepentingan Tuhan. Gereja kadang masih dipertahankan, bahkan direnovasi dan dibesarkan bangunannya, tapi sering hanya untuk memertahankan warisan pendiri-pendirinya saja dan menyenangkan kebutuhan jemaat, atau bahkan kalau mau blak-blakan, hanya untuk menyejahterakan hamba-hamba Tuhannya saja. Bagaimana kita tahu apakah gereja kita sudah menyeleweng dari tujuan Tuhan? Mudah, lihat saja dari laporan keuangan gereja, atau dengan kata lain, ke mana uang jemaat pergi. Digunakan untuk apa sebagian besar uang persembahan jemaat itu? - Untuk biaya operasional (administrasi)? - Untuk membangun sarana? - Untuk kegiatan perayaan? - Untuk menggaji hamba Tuhan/staf gereja? - Atau untuk pembinaan rohani jemaat dan penginjilan? Nah, Anda tahu sendiri jawabannya.

Selamat membaca dan selamat berdoa.

Catatan: Jika Anda ingin memberi tanggapan/komentar terhadap artikel di atas, silakan berkomentar di situs SOTeRI.

In Christ, Yulia < yulia(at)in-christ.net > <http://reformed.sabda.org >

Dear e-Reformed Netters,

Dari sejarah gereja, kita mengenal beberapa tokoh yang selalu berjuang mereformasi ajaran-ajaran gereja yang tidak sesuai dengan Alkitab dan berusaha mengembalikan ajaran kekristenan pada otoritas yang benar, yaitu Alkitab yang adalah firman Allah, dan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. Salah satu tokoh yang kita kenal sebagai reformator yang paling berpengaruh adalah John Calvin.

Teolog asal Perancis ini menjadi tokoh sentral dalam pengembangan dan penyebaran Calvinisme, sebuah sistem teologi yang menekankan pada otoritas Alkitab dan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. "Oleh pertobatan yang tiba-tiba terjadi, Allah menaklukkan jiwaku kepada kemauan (untuk menurut)," kata-kata yang beliau ucapkan inilah yang mungkin menjadi titik awal perannya yang sangat besar dalam gerakan reformasi gereja. Calvinlah yang membangun fondasi ajaran Reformed secara sistematis dan paling lengkap. Bagaimana semua itu terjadi? Tentunya semua ini tak lepas dari perjuangan hidup dan pelayanan beliau yang tak kenal lelah itu.

Menyambut Hari Reformasi tanggal 31 Oktober ini, mari kita simak edisi e-Reformed yang menyajikan riwayat hidup dan pelayanan John Calvin. Kiranya perjuangan dan semangat yang Calvin tunjukkan, dapat memberi inspirasi bagi kehidupan Kristen kita saat ini, khususnya semangat untuk mereformasi gereja kita masing-masing.

Untuk melengkapi artikel ini, kami ajak Anda pula untuk menyimak referensi seputar Reformasi, teologi Reformed, dan tokoh Reformasi yang kami tambahkan di bagian bawah artikel ini. Kiranya menjadi berkat.

Redaksi Tamu e-Reformed,
Dian Pradana

http://reformed.sabda.org

Dear e-Reformed Netters,

Saya membeli sebuah buku kecil dengan judul yang sangat menarik, "The Readable TULIP". Buku tersebut ditulis oleh seorang Pendeta Gereja Covenant Evangelical Reformed di Singapura yang bernama Cheah Fook Meng. Belum pernah terbayang dalam benak saya ada buku yang membahas TULIP (Lima Inti Calvinisme), sekecil dan setipis itu. Tentu menyenangkan sekali menemukan kenyataan bahwa itu bukan mimpi lagi.

Saya kira kata "Readable" yang dipakai di sini bukan dimaksudkan sebagai sindiran (kalau untuk sindiran, kata-katanya mungkin akan seperti ini: "TULIP for the Dumies"), tapi sebagai pembelaan, bahwa walaupun kebenaran iman Reformed memang tidak mudah (harus berpikir), namun bukan berarti tidak bisa dijelaskan dengan sederhana, khususnya bagi orang Reformed baru. Yang menjadi masalah adalah, yang mempersulitnya justru orang Reformed itu sendiri. Selain bahasanya yang sederhana, cara penyampaian gagasan dalam buku ini kelihatan bersahaja. Memang ada kesan tegas, solid, dan bertahan pada pendirian, namun tidak sombong. Memang ada kesan elite, tapi tidak eksklusif.

Bagian pertama buku ini menjelaskan tentang TULIP. Namun, saya sengaja tidak mengambil bagian ini untuk saya bagikan kepada Anda karena saya berasumsi bahwa kebanyakan dari Anda sudah tahu. Saya justru mengambil dua artikel pendek lain sesudahnya karena bagi saya, bagian ini lebih menarik. Dua bab yang saya ambil adalah:

  • Why We are Reformed?
  • What if We Reject the Reformed Faith?

Silakan menyimak. Jika Anda ingin memberi komentar, silakan berkunjung (tapi harus mendaftar menjadi anggota dulu) ke situs Soteri di:
==> http://reformed.sabda.org

In Christ,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >

Komentar