Beranda | YLSA.org | Alkitab | Katalog | AI |
Utama > Publikasi > e-Santapan Harian > Edisi Jumat, 1 Mei 2015
  Tampilan cetak   edisi sebelum | 05/Edisi 2015 | edisi berikut
Jumat, 1 Mei 2015

Bilangan 22:1-20
Bukannya tidak tahu

Judul: Bukannya tidak tahu
Pada sebuah penelitian arkeologi di Tell Der 'Alla yang terletak di negara Yordania (dulu adalah wilayah Moab), ditemukan tulisan dinding di sebuah gua bertinta merah dan hitam. Tulisan tersebut berbunyi: "Kitab Bileam, anak Beor, pelihat ilah-ilah." Prasasti ini membuktikan bahwa Bileam pernah hidup dan menjadi nabi.

Sebelumnya, bangsa Israel menaklukkan bangsa Amori yang terkenal sangat kuat. Tak heran, bangsa Moab dan rajanya menjadi sangat gentar ketika bangsa Israel berkemah di dataran Moab (1). Oleh karena itu, Balak, raja Moab, ingin mencari kekuatan lain untuk melawan umat Allah (3-4). Lalu Balak memohon bantuan dari Bileam, yang reputasinya sudah dikenal, untuk mengucapkan kutukan atas Israel agar Moab mampu mengusir Israel dari tanah mereka (5-6). Yang menarik, Bileam tidak menghadap ilah-ilah bangsa Moab melainkan datang kepada Tuhan, Allah Israel (8).

Mulanya, Bileam menolak undangan Balak, sesuai firman Allah (9-13). Namun Balak tidak mau menerima penolakan Bileam. Balak mengirimkan utusan yang lebih banyak, yang terdiri dari orang-orang yang lebih terhormat, dengan tawaran imbalan yang sangat banyak pula (15-17). Respons awal Bileam tampak terpuji. Ia berkata bahwa ia tidak dapat pergi bersama utusan Balak, seberapapun besar upah yang akan mereka berikan (18). Seolah ia tidak bisa dibujuk untuk melawan perkataan Allah. Namun, Bileam kemudian mengundang utusan Balak untuk menginap. Kelihatannya, Bileam ingin bernegosiasi dengan Allah (19). Padahal jawaban Allah sudah jelas. Jadi Bileam bukan tidak tahu kehendak Allah, melainkan ia tidak ingin melakukannya. Tawaran dari Balak terlalu menggiurkan untuk ditolak.

Namun bukankah kita juga sering seperti Bileam? Meski sudah tahu kehendak Allah, tetapi kita bolak balik menanyakannya karena sebenarnya kita menginginkan kehendak Allah itu sesuai dengan keinginan yang sudah tersimpan di benak kita. Marilah kita meredam keinginan kita, tunduk di hadapan Allah, dan membiarkan kehendak-Nya itu yang terjadi atas kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

  e-SH Hari Ini
Edisi Minggu, 11 Mei 2025
Bilangan 15:22-31
  Arsip
< Mei 2015 >
M S S R K J S
          1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31            
Cari di Arsip e-Santapan Harian  Cari di e-SH
  
Arsip  Arsip (9772 edisi)
Berlangganan  Berlangganan
Situs  Situs SH
Facebook  Aplikasi SH
  Grup Diskusi SH
BARU!  Situs Renungan.co

Whatsapp Kontak Kami Tentang Kami
Situs ini dibuat oleh YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)

Follow Us:

IG sabda_ylsa FB Yayasan Lembaga SABDA TW sabda_ylsa Link Mores
unblocked 76 agar.io 76 agario 76 slope 76 1v1.lol 76 geometry dash 76 retro bowl collage lesson 1 game classroom6x game cookie clicker 76 run 3 76 games 76 kays unblocked games 76 math test 99 math unblocked games 76 lesson 1 unblocked games lesson guru games
YT SABDA Alkitab Spotify Google Podcast Podcast SABDA Slideshare Slideshare SABDA

CONTACT | GET INVOLVED! | DONASI

Copyright © 1997- Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). All Rights Reserved.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
WA: 0881-2979-100 | Email: ylsa@sabda.org | Situs: ylsa.org - sabda.org