Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2017/01

e-JEMMi edisi No. 01 Vol. 20/2017 (25-1-2017)

Mandat dan Perintah Agung

Mandat dan Perintah Agung -- Edisi 01/Januari/2017
Mandat dan Perintah Agung -- Edisi 01/Januari/2017
 
e-JEMMi
Mandat dan Perintah Agung -- Edisi 01/Januari/2017
 
DARI REDAKSI: PANGGILAN UNTUK MEMBERITAKAN INJIL

Shalom,

Sebelum memasuki tahun yang baru, banyak orang percaya yang berdoa kepada Allah agar makin jelas mendengar dan melakukan panggilan Tuhan dalam hidup mereka pada tahun yang baru. Secara khusus, banyak yang bergumul mengenai bagaimana melaksanakan Amanat Agung Tuhan. Hal ini penting karena Tuhan memberi mandat yang bernilai kekal, tidak ada tahun tanpa menggumuli hal ini. Memberitakan Kabar Baik kepada jiwa yang terhilang, jiwa yang berada dalam kegelapan, jiwa yang dicekam oleh iblis. Apakah Saudara sudah menggumulinya?

Pada awal tahun 2017 ini, Redaksi e-JEMMi menyajikan sebuah artikel berjudul "Perintah Agung atau Amanat Agung?" dan sebuah kesaksian iman dari Frank Jenner, seorang penginjil yang gigih menjangkau jiwa-jiwa bagi Tuhan di Sydney. Kiranya melalui edisi ini, kita boleh merenungkan kembali tanggung jawab kita dalam pemberitaan Kabar Baik dan tidak menunda untuk segera mengerjakan tugas kita sebagai orang yang beroleh anugerah keselamatan. Tuhan Yesus memberkati.

Ayub T.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Ayub T.

 
ARTIKEL: PERINTAH AGUNG ATAU AMANAT AGUNG?

Kebingungan, orang di seluruh Amerika mengalami kebingungan secara rohani. Namun, ini bukan hanya berlaku di luar gereja. Sebenarnya, banyak orang di dalam gereja juga mengalami kebingungan, terutama dalam menentukan apa artinya mengikuti Kristus. Kami menanyakan segala macam pertanyaan terkait, seperti:

  1. Apakah gereja ada terutama untuk melayani saya, atau saya ada untuk melayani gereja?
  2. Apakah gereja secara terutama melayani anggotanya, atau anggotanya melayani masyarakat?
  3. Apakah gereja ada untuk mengasihi orang di dalam dan di luar gereja, atau gereja ada untuk memajukan misi gereja?

Jawaban untuk pertanyaan terakhir adalah "ya". Pengikut Kristus harus memedulikan tentang Perintah Agung dan Amanat Agung. Keduanya merupakan perintah Alkitab dan meringkas banyak hal dari apa artinya mengikuti Kristus.

Perspektif

Dalam suatu waktu, dalam sejarah, orang-orang Kristen telah mencoba untuk memisahkan keduanya, sebab kedua hal tersebut terkait untuk melaksanakan pelayanan gereja lokal. Bahkan, orang Kristen yang lebih cenderung "kiri" sangat terlibat dalam mengatasi kemiskinan, masalah sosial, dan masalah-masalah keadilan. Orang Kristen yang lebih cenderung "kanan" terlibat dalam berbagai bentuk penginjilan, seperti Perang Salib, distribusi traktat, dan kesaksian di jalan. Beberapa orang menyatakan kasih dengan melakukan upaya misi. Lainnya menyatakan kasih dengan penginjilan. Meskipun ada beberapa alasan untuk ini, dikotomi tersebut tidak ditemukan dalam Alkitab.

Kebijaksanaan mensyaratkan bahwa Perintah Agung dan Amanat Agung terhubung erat. Tidak mungkin untuk sepenuhnya melakukan Perintah Agung tanpa melakukan Amanat Agung. Demikian juga sebaliknya, jika kita berusaha untuk melaksanakan Amanat Agung tanpa memerhatikan Perintah Agung, kita juga akan terjatuh secara menyedihkan. Sebagaimana yang dicatat Pastor Harold Bullock dari Hope Church di Ft. Worth, yang satu menyiapkan batasan dan yang lain menyiapkan prioritas pelayanan.

Pemberi Pengaruh

Pendidikan, pengasuhan masyarakat, budaya gereja dan lingkungan, mentor dan pemberi pengaruh spiritual, dan sejumlah hal lain memengaruhi perspektif kita tentang Injil dan apa artinya mengikuti Kristus. Bagi beberapa orang percaya, mereka sangat terlibat dalam mencintai dan merawat orang-orang sebagai layanan spiritual mereka. Mereka menekankan perbuatan-perbuatan baik dan dengan penuh semangat menghabiskan waktu dalam melakukannya. Namun, yang lainnya menekankan untuk menceritakan Kabar Baik sebagai metode utama mereka dalam pelayanan spiritual. Mereka juga sama bergairahnya.

Perintah Agung -- Batasan

Tuhan memberi kita perintah untuk mengasihi Dia dengan segenap hati dan pikiran kita, dan mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri sebelum Dia memberikan kita amanat untuk memuridkan semua bangsa. Tidak mungkin untuk melakukan tindakan pelayanan atau tindakan misi tersebut tanpa dua batasan penting ini. Pertama, batasan dari tidak melakukan apa-apa yang melanggar hubungan kasih kita dengan Tuhan. Kedua, batasan dari tidak melakukan pelayanan, tidak melakukan upaya misi, dan tidak melakukan sesuatu apa pun bagi Allah yang melanggar batasan mengasihi orang-orang sesuai dengan perintah yang spesifik dan prinsip-prinsip dari firman Allah.

Amanat Agung -- Prioritas

Allah juga memerintahkan untuk tidak hanya mengasihi orang di seputar kebutuhan fisik, emosional, dan relasional, Dia memerintahkan kita untuk pergi dan memuridkan semua bangsa, membaptiskan mereka, dan mengajar mereka untuk menaati firman Tuhan. Kasih Kristus mendorong kita untuk membantu orang-orang agar datang supaya mengenal dan mengikuti Yesus Kristus. Tidak mungkin untuk mencintai seseorang sepenuhnya tanpa secara aktif berbagi Yesus dengan mereka. Amanat Agung menetapkan prioritas pelayanan kita.

Orang-orang Amerika cenderung merupakan orang-orang yang berorientasi pada hasil. Orang ingin melihat keuntungan atas investasi mereka pada waktu, uang, dan investasi lainnya, dan terlalu sering mengambil jalan pintas yang tidak alkitabiah untuk mendapatkan hasil. Potensi bahaya bagi mereka yang terikat secara alami untuk melaksanakan Amanat Agung adalah melupakan batasan-batasan kasih. Oleh karena itu, segala bentuk tipuan, pemaksaan, manipulasi, dan tipu muslihat, semuanya itu berada di luar kehendak Allah. Hal-hal tersebut melanggar dan melangkah di luar batasan mengasihi sesama kita seperti diri sendiri.

Kita harus benar-benar mengasihi orang-orang dan melakukan yang benar kepada mereka sesuai dengan Alkitab agar tetap berada dalam batasan-batasan yang Allah tetapkan untuk kita. Kita tidak dapat hanya melakukan apa pun yang kita anggap terbaik, atau terasa benar bagi kita, atau sesuai dengan etika yang sedang ada saat ini. Secara keseluruhan, terlalu sering upaya penginjilan kita terjatuh saat kita berusaha untuk menginjili orang asing karena kita belum melakukan yang terbaik dalam mengasihi orang-orang yang mengenal kita dengan baik. Kita harus hidup dengan integritas, kerendahan hati dalam keberadaan kita yang singkat, dan mengambil langkah-langkah untuk membereskan hubungan ketika terjadi konflik agar dapat secara efektif membagikan Injil kepada orang-orang terdekat kita, seperti keluarga, teman, dan rekan kerja.

Kesimpulan

Batasan dari Perintah Agung dan prioritas dari Amanat Agung, tak terpisahkan secara alkitabiah dan mudah-mudahan dipraktikkan juga di dalam gereja. Terlepas dari niat dan tujuan yang diinginkan, Akhiran (tujuan) tidak membenarkan Sarana (cara), sebab Allah mengatakannya demikian. Pekerjaan Allah harus dilakukan dengan cara Allah, atau itu bukanlah kehendak Allah. Hal ini berlaku bagi individu, gereja, dan juga pemimpin kelompok keagamaan.

Pertanyaan:

  1. Apakah kehidupan, gereja, atau pelayanan Anda bersama-sama secara khusus berkomitmen untuk melakukan Perintah Agung dan Amanat Agung sekaligus?
  2. Apakah Anda memerlukan beberapa bantuan dalam mengembangkan suatu strategi Amanat Agung yang dapat diterapkan? Jika demikian, saya dapat membantu Anda. Hubungi saya. (t/N. Risanti)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Will McRaney
Alamat URL : http://willmcraney.com/great-commandment-or-great-commission/
Judul asli artikel : Great Commandment or Great Commission?
Penulis artikel : Will McRaney
Tanggal akses : 14 November 2016
 
KESAKSIAN: PENGINJIL DARI GEORGE STREET

Kisah ini bermula beberapa tahun yang lalu di sebuah gereja Baptis di Bournemouth, Inggris. Pada suatu malam, seorang pendeta, Dr. Francis Dixon, meminta seorang pria yang bernama Peter untuk memberikan kesaksiannya.

Peter berdiri dan berkata, "Begini ceritanya bagaimana saya diselamatkan. Saya dulu seorang Angkatan Laut. Saya sedang berjalan di George Street di Sydney, Australia, dan tiba-tiba, entah dari mana datang seorang pria dan berkata kepada saya:

'Permisi tuan, boleh saya bertanya sesuatu kepada Anda? Saya harap ini tidak menyinggung Anda, tetapi jika Anda meninggal hari ini, kira-kira di mana Anda akan berada di alam kekekalan? Alkitab berkata, pilihannya cuma antara surga atau neraka. Bisa tolong Anda pikirkan hal itu? Terima kasih, Tuhan memberkati Anda!'

Lalu, pria itu pergi. Saya tidak pernah ditanyakan hal seperti itu sebelumnya -- Saya tidak bisa melupakannya. Saya kembali ke Inggris dan bertemu dengan seseorang yang membawa saya berkenalan dengan sebuah misi, dan di situlah saya menjadi seorang Kristen."

Beberapa waktu kemudian, gereja mengadakan kebaktian pemuda di gereja yang sama di Bournemouth. Noel, salah seorang dari tim yang berkunjung, untuk pertama kali membagikan kesaksiannya. "Inilah ceritanya bagaimana saya mengenal Yesus Kristus. Saya dulu di Angkatan Laut dan kapal kami berlabuh di Sydney. Suatu malam, saya sedang berjalan di George Street dan tiba-tiba datang seorang pria. Dia berkata pada saya, 'Anak muda, saya punya pertanyaan. Jika Anda meninggal malam ini, ke mana Anda akan pergi? Apakah surga atau neraka? Jangan coba menghindar dari pertanyaan ini, pilihannya cuma salah satu.'

Apa yang dia katakan mengganggu saya selama beberapa bulan, kemudian saya mencari seorang Kristen dan dia menolong saya. Tidak lama kemudian, saya memberikan hidup saya kepada Kristus.

Pastor Dixon menjadi bingung dan bertanya-tanya, "Siapakah orang yang di George Street ini?" Tak lama berselang, dia berkhotbah di Adelaide, Australia, dan memutuskan untuk membagikan kesaksian mengenai Peter dan Noel, dan bagaimana secara terpisah mereka diinjili oleh seorang pria di George Street. Saat dia berbagi, tiba-tiba ada seorang pria melompat dan berkata, "Saya juga salah satunya! Saya juga salah satunya! Saya menerima Kristus dengan cara yang sama. Saya diinjili oleh pria yang sama di George Street."

Kopral Murray Wilkes sedang terburu-buru untuk mengejar kereta di George Street ketika dia mendengar suara di belakangnya memanggil, "Hei. Tunggu!" Murray berhenti dan berbalik. Seorang pria asing berdiri di depannya dan bertanya, "Prajurit, jika Anda mati malam ini, ke mana Anda akan pergi? Apakah itu surga atau neraka?" "Saya harap ke surga," kata Murray. "Hanya berharap tidaklah cukup," kata orang asing itu. "Anda bisa mendapatkan jawaban yang pasti!"

Pertanyaan pria asing itu sangatlah menganggu Murray. Walaupun dia punya kehidupan yang baik, pergi ke gereja, menikah, tetapi dia juga tahu kalau dia adalah seorang munafik. Dia belum pernah ditanya pertanyaan itu sebelumnya. Dua minggu kemudian, Murray berlutut di dalam barak militer dan memberikan hidupnya bagi Kristus.

Dr. Francis Dixon melanjutkan perjalanannya dan ketika berkhotbah di Perth, dia kembali membagikan kesaksiannya. Setelah itu, seorang anak muda datang dan mengatakan bagaimana dia dulu di Angkatan Laut, mengunjungi George Street, dan menjadi seorang Kristen setelah bertemu dengan seorang asing yang menimbulkan pertanyaan yang sama.

Ketika Dr. Dixon akhirnya sampai di Sydney, dia sangat ingin mengetahui lebih banyak mengenai penginjil lokal ini. Dia bertanya kepada seorang pekerja Kristen di Sydney, "Siapakah pria di George Street ini?" Kata pekerja Kristen itu, "Saya kenal baik dengan dia, namanya Frank Jenner."

Francis Dixon dibawa ke sebuah rumah kecil yang sederhana dan diperkenalkan dengan Frank Jenner. Sewaktu Dr. Dixon menceritakan kisah tentang empat anak muda yang datang kepada Kristus melalui pelayanannya di George Street, Frank mencucurkan air mata. "Saya belum pernah mendengar bahwa ada orang yang setelah saya injili lewat cara ini bertobat. Memang, pada Sabtu malam, saat saya bersaksi, ada yang mau mengikuti saya pulang dan kami bersarapan bersama pada Minggu paginya. Terkadang, ada 30 orang yang ikut pulang bersama saya, tetapi saya tidak tahu apa kelanjutannya."

Frank telah melakukan hal ini selama 16 tahun, dan ini adalah pertama kalinya dia mendengar hasil dari pekerjaanya. Sangatlah besar komitmen Frank pada Tuhan, dia bertahun-tahun melakukan penginjilan dengan setia di George Street tanpa mendengar atau melihat hasil apa pun.

Selama bertahun-tahun kemudian, Francis Dixon berkhotbah keliling dunia dan menceritakan kisah Frank Jenner dari waktu ke waktu.

Di Inggris, dalam sebuah pertemuan misionaris, beberapa pendeta datang kepadanya dan memberitahunya bahwa mereka juga dikejutkan dengan pertanyaan yang sama oleh seorang pria asing di Sydney.

Di India, Dr. Dixon bertemu dengan seorang pemimpin Kristen yang juga bersaksi bahwa waktu dia mengunjungi Sydney dan saat berjalan-jalan di George Street, dia ditantang dengan pertanyaan yang sama oleh Frank. Setelah pulang, pria India ini terus mengingat hal itu dan akhirnya dia juga menerima Kristus, dan sekarang memimpin sebuah pelayanan yang memberkati puluhan ribu orang di India.

Di Jamaika, sepasang suami istri yang melayani sebagai misionaris juga bersaksi bahwa mereka menyerahkan diri kepada Yesus setelah bertemu dengan Frank Jenner di George Street di Sydney.

Di Amerika, Dr. Dixon pernah diundang untuk berbicara di sebuah konferensi pendeta Angkatan Laut dan dia bercerita tentang pria di George Street. Seorang pendeta Angkatan Laut langsung berdiri dan bersaksi bahwa dia juga pernah bertemu dengan Frank Jenner dan datang kepada Kristus karena pertanyaannya yang begitu menantang.

Rasanya mustahil mengetahui berapa banyak jiwa yang telah disentuh oleh Frank Jenner di George Street. Warisan kekal Frank Jenner tidak mungkin dapat diukur dengan angka yang sederhana.

Frank bersaksi dengan kehidupannya. "Sebelum saya mengenal Yesus, saya hidup liar sebagai seorang pelaut dan mempunyai kecanduan bermain judi. Lalu, pada tahun 1937, saya dalam keadaan yang sangat terpuruk dan seorang teman Kristen membantu saya. Melalui dia, saya bertemu dengan Juru Selamat untuk pertama kalinya dan hidup saya diubahkan sepenuhnya -- kecanduan judi saya hilang untuk selamanya. Sebagai penghargaan atas kesempatan kedua yang diberikan kepada saya, saya bernazar untuk melayani Tuhan dengan seluruh kemampuan saya. Saya berkata pada Tuhan, 'Setiap hari, saya akan berbicara kepada sepuluh orang mengenai Yesus.' Hal ini saya lakukan selama 28 tahun sampai penyakit Parkinson menggerogoti saya. Dalam masa perang atau damai, masa yang baik dan buruk, saya bersaksi tentang Yesus di George Street."

Diperkirakan, Frank telah berbicara kepada lebih dari seratus ribu orang. Banyak dari orang yang setelah ditantang oleh Frank bukan saja datang kepada Tuhan, tetapi menyerahkan diri untuk menjadi pelayan penuh waktu.

Belakangan, kesehatan Frank menjadi terpuruk dan pada hari-hari terakhirnya dia berdoa, "Tuhan, tolong ambil saya pulang pada hari Minggu malam." Permintaannya dikabulkan. Dia meninggal pada pukul 11.15 malam pada hari Minggu. Pagi harinya, sinar matahari bersinar melalui jendela yang terbuka; menyinari Alkitab tercintanya.

Tidak ada seorang pun kecuali sebuah kelompok kecil Kristen di Sydney yang mengenal Frank Jenner, tetapi namanya sangatlah terkenal di surga. Surga mengenal dia, dan Anda dapat membayangkan penyambutan seperti apa yang akan dia terima ketika dia pulang dalam kemuliaan.

Yesus berfirman, "Jika kamu mengakui Aku di hadapan manusia maka Aku akan mengakui kamu di hadapan Bapaku di surga." Secara pribadi, saya rasa Yesus sering mengakui nama Frank di hadapan Bapa-Nya di surga. Sebalikya, Yesus juga berfirman, "Jika kamu tidak mengakui Aku di hadapan manusia, Aku tidak akan mengakui kamu di hadapan Bapa-Ku di surga."

Sebenarnya, yang paling penting adalah dikenal oleh Bapa di surga, daripada dikenal di dunia karena upah kita yang sesungguhnya berada di sana.

Wajah Frank Jenner tidak mungkin akan dipublikasikan di halaman depan majalah Kristen terkenal atau kisahnya diceritakan dalam lebih dari satu paragraf dalam sebuah majalah Kristen. Akan tetapi, Tuhan telah memastikan bahwa kisahnya tersebar ke mana-mana lewat jiwa-jiwa yang bertobat untuk menghormati pria yang hidupnya sangat menjunjung tinggi amanat Tuhan.

Tuhan memberkati dan memberi kuasa agar Anda menjadi saksi yang berani bagi Yesus Kristus dan Bapa di surga.

(Kisah terbaru mengenai Frank Jenner diproduksi oleh www.personaltract.com dan berdasarkan buku berjudul Jenner dari George Street oleh Dr. Raymond Wilson.)

Diambil dari:
Nama situs : Cahaya Pengharapan Ministries
Alamat situs : http://www.cahayapengharapan.org/old/kesaksian_hidup/texts/penginjil_dari_george_street.htm
Judul asli artikel : Penginjil dari George Street
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 30 Juni 2016
 
Menjadi Pemimpin Kristen

Setiap orang adalah pemimpin, minimal pemimpin bagi diri sendiri, bahkan banyak juga yang sudah menjadi pemimpin bagi kelompok. Untuk itu, kita perlu membekali diri kita dengan prinsip-prinsip kepemimpinan Kristen yang alkitabiah supaya kita bisa memimpin diri sendiri dan orang lain sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Kami mengajak Anda untuk berlangganan Publikasi e-Leadership. Publikasi ini berisi bahan-bahan kepemimpinan Kristen yang akan dikirim ke email Anda setiap Selasa minggu ketiga, secara gratis. Yuk, berlangganan sekarang juga! Kirimkan email Anda ke alamat email e-Leadership.

Tingkatkan pula wawasan dan relasi Anda dengan para pemimpin Kristen yang lain dengan bergabung di komunitas e-Leadership. Selamat memimpin!

Informasi:
Situs Leadership
leadership@sabda.org
e-Leadership
@sabdaleadership
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-JEMMi.
misi@sabda.org
e-JEMMi
@sabdamisi
Redaksi: Ayub. T, Elizabeth N., dan N. Risanti
Berlangganan|Berhenti|Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org