Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/7

e-JEMMi edisi No. 07 Vol. 15/2012 (14-2-2012)

Konsep Misi 2

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI: KONSEP MISI DALAM INJIL DAN KISAH PARA RASUL 2
DOA BAGI MISI DUNIA: AFGANISTAN
DOA BAGI INDONESIA: KKR SISWA

Shalom,

Sebagai lanjutan dari artikel minggu lalu, maka e-JEMMi edisi 07 akan
melanjutkan pembahasan dengan menyajikan konsep misi dalam Injil dan
Kisah Para Rasul. Kiranya Artikel yang kami sajikan ini memberkati
Anda. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Yosua Setyo Yudo
< http://misi.sabda.org/ >

       ARTIKEL MISI: KONSEP MISI DALAM INJIL DAN KISAH PARA RASUL 2

Pesan-pesan Injil yang sulit mengarahkan Albert Schweitzer pada
kesimpulan bahwa pada awal pelayanan Yesus, Ia percaya pada dekatnya
masa parousia, keselamatan besar Israel dan dunia, dan kemudian,
ketika Dia amat kecewa pada pengharapan-Nya, Dia bersiap untuk
penderitaan besarnya, yang pada suatu tingkat terus menanjak dan
dianggap tak terhindarkan. Ini bukanlah tempat untuk masuk dalam
pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Kita merujuk pada studi penting
yang dilakukan H.N. Ridderbos, "The Coming of the Kingdom". Ridderbos
menunjuk bahwa ada dua arah yang harus dibedakan dalam nubuatan Yesus,
yang satu bermuara pada parousia dan yang lain pada penderitaan dan
kematian-Nya. Awalnya, para murid-Nya tidak memahami hal ini, dan
mulanya Yesus juga tidak menolong kesulitan mereka untuk memahaminya.
Yesus sering menyatakan dengan gamblang, bahwa kedatangan-Nya menandai
terjadinya hal-hal yang terakhir, bahwa berbagai nubuatan mulai
digenapi, namun secara bertahap Yesus mulai membuka mata
murid-murid-Nya pada kenyataan yang sangat besar dan bahwa hal-hal
yang mengerikan harus terjadi terlebih dahulu. Kerajaan Allah tentu
saja berada di tangan Yesus Kristus; dalam Yesus Kristus, Kerajaan
Allah telah turun ke dalam dunia dan tanda-tandanya telah nyata di
mana-mana. Namun, kerajaan ini tidak dapat datang dalam perwujudannya
yang penuh, karena kenyataan yang membuat tawar hati tentang
penderitaan dan kematian-Nya yang semakin dekat haruslah terjadi lebih
dulu.

Untuk alasan itulah perumpamaan-perumpamaan berikutnya menggambarkan
keadaan yang sebenarnya tentang masa antara, masa yang harus terjadi
sebelum kepenuhan kerajaan itu dinyatakan.

Begitu pula perumpamaan tentang perjamuan besar yang digambarkan dalam
Lukas 14:15-24. Dalam perumpamaan itu Yesus menceritakan tentang
seseorang yang menyiapkan sebuah pesta dan telah mengirimkan
undangannya, "sebab segala sesuatu sudah siap." Dalam Matius 22:8 kita
baca, "Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin
telah tersedia." Secara objektif, dengan kata lain, semua hal yang
diperlukan telah terpenuhi. Penderitaan telah lengkap, pendamaian
telah diadakan, dari pihak Tuhan tidak ada lagi yang harus dilakukan.
Semuanya telah "siap". Namun pestanya tidak dapat dimulai. Mereka yang
diundang tidak dapat hadir karena suatu alasan (Lukas), atau mereka
hanya tidak akan datang (Matius). Tuan rumah akhirnya mengirim para
pelayannya ke jalan-jalan dan ke persimpangan-persimpangan untuk
mengundang para pengemis, orang-orang cacat, dan orang-orang buta. Dan
semuanya ini terjadi untuk sebuah penundaan besar. "Pesta pernikahan
telah siap, namun mereka yang diundang tidak siap." Dengan pengertian
bahwa "mereka yang diundang" tidak lain berarti orang-orang yang
menjabat sebagai pemimpin bangsa Israel. Rujukan yang sangat jelas
ditujukan kepada masa yang terjadi di antara peristiwa itu, masa
antara. Semuanya telah siap, namun rumah harus terlebih dahulu penuh
oleh tamu sebelum pesta dapat dimulai.

Penundaan yang sama bahkan tampak lebih jelas lagi daripada sebelumnya
dalam perumpamaan tentang para penggarap kebun anggur yang jahat
(Matius 21:33-34). Pemilik sebuah kebun anggur terlebih dahulu
mengirimkan budak-budaknya dan kemudian putranya sendiri untuk
mengambil hasil dari kebun anggur itu. Namun, para penggarap tersebut
membunuh para pelayan itu dan kemudian putra pemilik kebun itu. Di
akhir perumpamaan, Yesus mengucapkan kata-kata yang mengerikan, "Sebab
itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari
padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan
buah Kerajaan itu" (ay. 43). Istilah "kamu" hanya dapat merujuk pada
Israel dalam kapasitasnya yang resmi, pada para pemimpinnya.
Penghakiman yang mengerikan ini diucapkan atas Israel. Israel yang
dalam istilah tertentu berarti "anak-anak kerajaan" (Matius 8:12), di
sini dilemparkan keluar dan kerajaan itu diberikan kepada orang baru.
Sekali lagi, masa antara yang diperlukan untuk memperlihatkan
kedatangan kerajaan secara nyata terbukti dalam perumpamaan ini.

Perumpamaan tentang mina dalam Lukas 19:11-27 (di Matius 25:14-30
tentang talenta) sekali lagi menunjukkan masa antara dengan sangat
jelas. Seorang bangsawan tertentu pergi ke suatu negara asing untuk
menerima sebuah kerajaan, dan memberikan tanggung jawab kepada
hamba-hambanya untuk mengurus segala miliknya sampai dia kembali.
Yang dimaksud di sini adalah kerajaan itu sudah siap, dalam maksud
tertentu telah matang dan siap dipetik, namun harus datang terlebih
dahulu sebuah masa di mana para hamba sang bangsawan harus mengerjakan
talenta yang dititipkan tuannya. Masa antara ditandai dengan pekerjaan
para hamba itu. Karena itu, mereka harus bekerja dengan pemberian
tuannya selama masa ini, tidak peduli berapa lama masa ini akan
berlangsung. Menurut perumpamaan ini, pekerjaan yang dilakukan para
hamba tersebut termasuk pergi ke jalan-jalan dan ke
persimpangan-persimpangan untuk mengundang semua orang datang ke
pesta perkawinan sang Raja. Seseorang mungkin mengatakan bahwa masa
seperti itu lebih banyak diisi dengan perintah misi, dan perintah
misilah yang memberi arti untuk waktu seperti itu.

Adolf von Harnack dengan tegas menyatakan, bahwa Yesus mengarahkan
misi-Nya hanya untuk orang Yahudi saja, dan bahwa sebuah misi formal
untuk bangsa-bangsa lain benar-benar di luar perspektif Yesus. Namun
demikian, dari yang kita bahas sebelumnya, posisi Harnack mengenai hal
ini tidaklah benar karena seluruh Injil dipenuhi dengan kata-kata
dimaksudkan untuk seluruh dunia. Agar singkat, kita hanya akan
membahas bagian-bagian Injil yang berkaitan dengan hal itu saja.

Dalam nyanyian pujian Simeon yang sangat terkenal, Yesus disebut
sebagai "terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain" (Lukas
2:32). Kedatangan orang majus dari Timur adalah sebuah petunjuk bahwa
para nabi Perjanjian Lama telah berulang kali menyampaikan bahwa
nubuatan mulai digenapi -- bahwa bangsa-bangsa lain harus segera
datang pada seorang Israel yang dimuliakan oleh Tuhan (Matius 2:1-12).

Berbagai macam perkataan Yesus cukup universal yaitu, "Kamu adalah
garam dunia;" "Kamu adalah terang dunia" (Matius 5:13-14); "begitu
besar kasih Allah akan dunia ini" (Yohanes 3:16). Ketika Yesus bertemu
dengan perwira Romawi di Kapernaum, Dia teringat nubuatan Perjanjian
Lama dan mengatakan, "Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat
dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak, dan Yakub di dalam
Kerajaan Sorga" (Matius 8:11). Ketika masa pelayanan Yesus hampir
berakhir, beberapa orang Yunani ingin menemuinya, permintaan ini
mengingatkan Yesus akan kenaikan Anak Manusia (Yohanes 12:23).
Kedatangan berbagai bangsa selalu dianggap sebagai tanda-tanda yang
umum akan kedatangan Mesias! Karenanya, seluruh bukti-bukti di
sepanjang Injil menunjukkan Yesus selalu melihat hidup-Nya dalam
konteks yang luas dari nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama mengenai
keselamatan, dan salah satu elemen dalam nubuatan tentang keselamatan
ini adalah mendekatnya orang-orang dari daerah dan bangsa lain.

Namun demikian, benarlah bahwa kita dihadapkan dengan
ungkapan-ungkapan tertentu Yesus yang sepertinya terwujud dalam
sebuah kecenderungan untuk lebih mementingkan sebuah kelompok. Kepada
seorang perempuan Samaria Yesus mengatakan bahwa keselamatan hanya
untuk Bangsa Yahudi (Yohanes 4:22); dan kepada seorang wanita Kanaan
Yesus mengatakan bahwa Ia hanya diutus kepada domba yang hilang dari
umat Israel" (Matius 15:24). Bagaimanapun juga, kedua teks tersebut
menunjukkan bahwa waktu untuk menyebarkan Injil kepada seluruh dunia
belumlah tiba. Untuk alasan yang sama, para Rasul dilarang dalam misi
pertama mereka untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain atau desa-desa
orang Samaria (Matius 10:5). Waktu untuk itu belum tiba. Pada
waktu-waktu berikutnya, Yesus berbicara dalam istilah-istilah yang
lebih universal. Ketika Maria dari Betania mengurapi-Nya, Tuhan
menyatakan "Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh
dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat
dia." (Matius 26:13) Di sini seluruh dunia mulai dibahas. Dan lebih
kuat lagi diungkapkan dalam hal-hal besar, yang menyangkut hal-hal di
masa depan ketika Tuhan berkata, "Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa,
sesudah itu barulah tiba kesudahannya." (Matius 24:14) Kegiatan misi
di sini berkaitan dengan hal-hal terakhir dan juga dalam hal
nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama.

Pertimbangan-pertimbangan semacam itu menunjukkan dengan jelas bahwa
pesan misi tidak tampak dengan jelas pada awal-awal kisah Injil,
karena pada waktu itu hidup Yesus diselubungi misteri. Akankah pada
akhirnya nanti Yesus mengatakannya; akankah Dia mengungkapkan hal-hal
yang terakhir; ataukah hidup-Nya akan berakhir dengan kekalahan? Dan
dalam fase pelayanan-Nya ini, Yesus tidak mengungkapkan secara penuh
kepada murid-murid-Nya arah hidup yang harus dijalaninya. Ketika masa
depan menjadi semakin jelas, ketika penderitaan Yesus semakin
mendekat, terbukti bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi tidak sesuai
dengan harapan mula-mula para murid dan orang banyak. Pada saat itulah
masa antara mulai tiba, dan dengannya pelayanan misi. Misi dan masa
antara tidak dapat terpisahkan. Dan sekarang Injil penuh dengan
kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang membuatnya jelas bahwa, Yesus
melihat pekerjaan-Nya sebagai sebuah pekerjaan yang memiliki maksud
universal; Dia adalah terang, bukan hanya atas Israel, namun juga atas
dunia.

Apa yang telah kami ungkapkan terjadi pada masa sebelum penderitaan
dan kematian Yesus. Baik masa antara dan amanat misi dapat dikatakan
lebih terbuka setelah kebangkitan. Selama empat puluh hari ketika
Yesus menampakkan diri-Nya kepada para murid-Nya, berkali-kali ia
menanamkan tentang betapa pentingnya pelayanan misi ke dalam hati
mereka. Pada hari Paskah itu sendiri, ketika Dia menampakkan diri pada
sebelas murid, Yesus menyatakan bahwa, "dalam Nama-Nya, diberitakan
pertobatan dan penghapusan dosa kepada segala bangsa, dengan mulai
dari Yerusalem." (Lukas 24:47, MILT) Yesus mengajarkan bahwa
perintah-Nya terhubung dengan Kitab Suci. Kitab Suci memang membangun
penekanan pada kedatangan bangsa-bangsa lain secara sukarela, namun
yang terakhir lebih cenderung melibatkan aktivitas gereja.

Injil Matius memberi amanat misi suatu landasan terutama dari kuasa
dan otoritas yang diberikan kepada Yesus karena pelayanan
perantaraan-Nya yang sudah selesai. Kuasa yang menyelamatkan ini
harus dinyatakan dan semua orang harus tunduk di hadapannya: "pergilah
dan jadikan semua bangsa murid-Ku." Injil mengandung sesuatu tentang
kemuliaan perintah seorang raja. Karena itu, hal tersebut harus
berakhir dengan panggilan untuk menyatakan kekuasaan Yesus sebagai
raja atas dunia.

Amanat misioner itu secara intrinsik terhubung dengan Injil Yohanes
melalui kedatangan Yesus ke dalam dunia: "Sama seperti Bapa mengutus
Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." (Yohanes 20:21) Sebuah
anugerah dan kasih yang berlimpah-limpah, yang berasal dari Tuhan
dalam Yesus Kristus memenuhi mereka yang diutus Kristus.

Sekali lagi Kristus menjelaskan hal-hal ini kepada para murid-Nya pada
perjalanan menuju gunung, di mana Dia akan naik ke Sorga. Para murid
berpikir bahwa tugas mereka hanyalah menunggu sampai Kristus
memulihkan kerajaan untuk Israel. Mereka melihat masa depan secara
Israel-sentris dan menganggap peran mereka hanya bersifat pasif.
Kristus mengoreksi kesalahpahaman ini, mula-mula dengan memberi tahu
para murid-Nya bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan pada masa
"yang ditetapkan Bapa dengan kuasa-Nya". Kemudian dia menunjukkan
bahwa peran mereka bukanlah menjadi para pengamat yang pasif, namun
menjadi para saksi yang aktif "sampai akhir zaman". Akhirnya, Yesus
menghapus semua kekecewaan dengan menjanjikan pada mereka kuasa dari
Roh Kudus (Kisah para Rasul 1:6-8).

Kita dapat menunjukkan kesimpulan pandangan Injil mengenai misi bahwa
ide paling mendasar tentang misi dalam pengajaran Yesus adalah
pengajaran yang ditarik dengan perlahan dan hati-hati dari pengharapan
keselamatan Mesianik. Nubuatan Perjanjian Lama menganggap keselamatan
Mesianik meliputi baik pembaruan spiritual maupun pemulihan kejayaan
Israel, dan juga kedatangan bangsa lain secara sukarela dan
transformasi secara radikal tatanan dunia. Keselamatan Mesianik ini
telah tiba secara prinsip dalam kedatangan Yesus Kristus. Dalam sebuah
Sinagoge di Nazareth, Yesus tidak ragu-ragu untuk mengatakan sebuah
nubuatan Mesianik pada Perjanjian Lama, "Pada hari ini genaplah nas
ini sewaktu kamu mendengarnya." (Lukas 4:21)

Era baru telah dimulai, parousia ada di sini, Kerajaan Allah telah
datang. Dalam pembukaan atau penyingkapannya, bagaimanapun juga,
berbagai macam elemen yang lain mulai tampak. Mukjizat yang dilakukan
Yesus secara mendalam adalah tanda-tanda kuasa keselamatan yang agung,
namun hal-hal tersebut tidak segera menjadi keajaiban Mesianik yang
besar, transformasi tatanan dunia, sehingga serigala dapat berbaring
bersama domba. Pembaruan spiritual Israel mungkin telah tiba, namun
tidak segera terwujud sebagai kekuasaan. Alih-alih melanjutkan
pemuliaan, Yesus mengumumkan berbagai penderitaan besar. Bahkan
setelah kebangkitan, keselamatan besar tidak segera terwujud secara
penuh. Semuanya telah disiapkan, namun tamu-tamu yang diundang
tidaklah siap. Kerajaan Allah kemudian diambil dari pemimpin bangsa
Israel dan diberikan kepada orang lain. Terdapat sebuah penundaan yang
misterius. Keselamatan hadir dalam bentuk prinsip, namun dalam
penyingkapannya tidak segera dapat digenapi seluruhnya. Berbagai misi
kemudian berkembang dari keselamatan Mesianik besar yang dinubuatkan
oleh para Nabi, sebagai elemen yang akan menandai penundaan. Penundaan
diperlukan karena kerajaan akan diberikan kepada orang lain. Ketika
hal itu hampir terjadi, ketika Injil Kerajaan telah diberitakan di
seluruh dunia, lalu tibalah kesudahannya. Berbagai misi harus
menempati sebuah posisi yang semakin penting dalam pengajaran Injil.
Perwujudan penuh dari keselamatan besar menunggu, saat di mana tugas
misi telah selesai seluruhnya. (tRinto)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: An Introduction to the Science of Mission
Judul asli artikel: The Concept of Mission in The Gospel and
          the Acts of the Apostles
Penulis: J. H. Bavinck
Penerbit: Presbyterian and Reformed Publishing Co., Phillipsburg,
          New Jersey
Halaman: 30 -- 36

                      DOA BAGI DUNIA: AFGANISTAN
                    Diringkas oleh: Novita Yuniarti

Sekitar 30 ribu orang Kristen Afganistan meninggalkan negara ini tahun
lalu, setelah sebuah siaran berita televisi Afganistan memicu suatu
gelombang penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Dalam siaran itu
ditunjukkan sebuah video aktivitas ibadah Kristen, yang di dalamnya
termasuk acara baptisan orang-orang berlatar agama lain. Orang-orang
Kristen yang tidak meninggalkan daerah ini ditangkap. Di tengah
ancaman, beberapa orang percaya Afganistan dengan berani menyatakan
iman mereka kepada orang lain. SM dan SA, orang percaya dari latar
belakang agama lain, merupakan contoh dari orang-orang percaya yang
ditangkap dan dipenjarakan. Walaupun mereka secara resmi tidak
dijatuhi dakwaan, mereka kemungkinan menghadapi hukuman mati karena
dianggap telah menjadi murtad. Puji Tuhan, pada bulan Februari 2011,
SM dibebaskan setelah sembilan bulan dipenjara, dan SA juga dibebaskan
beberapa minggu setelah SM.

Sumber: KDP, Edisi Januari-Februari 2012, Hal. 10

Pokok doa:

1. Mengucap syukur untuk pembebasan SM dan SA. Doakan agar iman mereka
tetap teguh dalam mengikut Tuhan.

2. Doakan untuk umat percaya lainnya yang masih ada di penjara, agar
Tuhan memberikan penghiburan dan kekuatan, sehingga mereka kuat
menanggung penderitaan.

3. Berdoa untuk organisasi/Yayasan Kristen yang melayani di
Afganistan, agar Tuhan melindungi mereka dan memampukan mereka untuk
bisa melayani umat Kristen di Afganistan di tengah keadaan yang sulit.

4. Doakan untuk pemerintah Afganistan, agar Tuhan melembutkan hati
mereka dan mereka memberikan kebebasan dan perlindungan terhadap umat
percaya di sana.

                    DOA BAGI INDONESIA: KKR SISWA

Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI), kembali
mengadakan KKR Regional Siswa di beberapa tempat di wilayah Surakarta
dan sekitarnya, dari jenjang TK sampai SMU. Biarlah Roh Tuhan
mengurapi setiap kebaktian kebangunan rohani yang diadakan.

Pokok Doa:

1. Doakan agar acara KKR dapat berlangsung dengan tertib dan damai.
Doakan juga agar Tuhan menolong semua siswa untuk bisa konsentrasi
mendengarkan firman Tuhan.

2. Doakan agar Tuhan mengurapi setiap pembicara dengan kebenaran
firman Tuhan, biarlah semua panitia bisa bekerja sama dengan baik.

3. Doakan agar melalui KKR ini, setiap siswa yang mengikuti
mendapatkan berkat rohani dan pemulihan bagi jiwa mereka.

4. Doakan agar Tuhan mengatur cuaca sehingga tidak menjadi halangan
bagi firman Tuhan diberitakan. Doakan juga agar setiap perlengkapan
yang dipakai supaya bermanfaat untuk melancarkan pelaksanaan KKR.

"TO GAMBLE WITH LIFE IS ALWAYS A BAD BET"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yosua Setyo Yudo
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org