Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2012/18

e-JEMMi edisi No. 18 Vol. 15/2012 (1-5-2012)

Kepemimpinan

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
ARTIKEL MISI 1: KEPEMIMPINAN (SEBUAH TINJAUAN DARI SUDUT ALKITABIAH)
ARTIKEL MISI 2: PEMIMPIN YANG DINAMIS DAN KREATIF
DOA BAGI MISI DUNIA: IRAN
DOA BAGI INDONESIA: GKI YASMIN

Shalom,

Kepemimpinan menurut dunia dan menurut Alkitab adalah dua hal yang
sering bertolak belakang. Ada banyak perbedaan yang mencolok di antara
keduanya, dan kita sebagai orang Kristen diharapkan dapat membedakan
serta mengikuti kepemimpinan yang berdasarkan kepada firman Tuhan.
Dalam edisi ini, kami menyajikan sebuah artikel yang membahas mengenai
kepemimpinan yang ditinjau dari sudut pandang Alkitab serta karakter
yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin. Kami berharap artikel
ini semakin membuka wawasan Anda akan azas-azas kepemimpinan yang
diharapkan Allah dari umat-Nya. Selamat menyimak dan Tuhan Yesus
memberkati kita semua!

Staf Redaksi e-JEMMi,
Yosua Setyo Yudo
< http://misi.sabda.org/ >

                      ARTIKEL MISI 1: KEPEMIMPINAN
                 (SEBUAH TINJAUAN DARI SUDUT ALKITABIAH)

Definisi Kepemimpinan

James L. Gibson (Professor of Business Administration University of
Kentucky), Jhon M. Wancevich (Professor of Organizational Behaviour
and Management University of Houston), James H. Donnely Jr (Professor
Business Administration University of Kentucky) menyebutkan
kepemimpinan adalah:

"Upaya memengaruhi kegiatan pengikut melalui proses komunikasi untuk
mencapai tujuan tertentu."

"Suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive)
untuk memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu."

"Seorang pemimpin adalah orang yang memunyai kemampuan untuk membuat
orang lain melakukan sesuatu yang tadinya mereka tidak suka
melakukannya."

Definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan melibatkan
penggunaan pengaruh, dan karenanya semua hubungan dapat merupakan
upaya kepemimpinan. Selain itu, proses komunikasi merupakan sesuatu
yang penting dalam sebuah kepemimpinan. Kejelasan dan ketetapan
komunikasi memengaruhi perilaku dan prestasi pengikut.

J. Oswald Sanders dalam bukunya "Kepemimpinan Rohani" menyebutkan
kepemimpinan ialah "PENGARUH".

Lord Montgomery mendefinisikan kepemimpinan adalah "Kemampuan dan
kehendak untuk mengerahkan orang...."

Dr. John R. Molt, mendefinisikan seorang pemimpin adalah "yang
mengenal jalan dapat menarik orang lain mengikuti dia".

AS Truman mendefinisikan "Seorang pemimpin adalah orang yang memunyai
kemampuan untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang tadinya
mereka tidak suka melakukannya."

Li Hung Chang, salah seorang pemimpin Tiongkok mengatakan, "Hanya ada
tiga macam orang di dunia ini, yaitu mereka yang dapat digerakkan,
mereka yang tidak dapat digerakkan, dan mereka yang menggerakkan
orang-orang lain".

Good T.L. menyatakan "Kepemimpinan adalah: (1) Kemampuan dan kesiapan
untuk memberi inspirasi, membimbing, mengarahkan, atau mengatur orang
lain, (2) Berperan sebagai penerjemah dari kepentingan dan tujuan
sebuah kelompok, dan kelompok itu mengakui serta menerimanya sebagai
juru bicara mereka."

Lawson, Griffin, dan Donat, mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
"Proses memengaruhi orang lain dalam membuat keputusan, menetapkan
tujuan sembari membuat orang-orang itu tetap bersatu dengan sukarela."

Gambaran Kepemimpinan

Gambaran kepemimpinan dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Kepemimpinan Alamiah
a. Percaya pada diri sendiri -- tak mengindahkan Tuhan.
b. Mengenal orang.
c. Mengambil keputusan sendiri.
d. Ambisius (menonjolkan diri).
e. Menciptakan cara-caranya sendiri.
f. Suka menyuruh orang lain.
g. Didorong oleh pertimbangan-pertimbangan pribadi.
h. Berdiri sendiri-sendiri.

2. Kepemimpinan Rohani
a. Percaya pada Allah.
b. Mengenal Allah.
c. Berusaha mencari kehendak Allah.
d. Tidak menonjolkan diri sendiri.
e. Mengikut cara Allah.
f. Suka menaati Allah.
g. Didorong oleh kasih kepada Allah dan manusia.
h. Bergantung secara total kepada Allah.

Dr. AW Tozer mengatakan: "Seorang pemimpin yang benar dan dapat
dipercaya mungkin sekali adalah orang yang tidak ingin memimpin,
tetapi dipaksa memegang pimpinan oleh dorongan Roh Kudus dari dalam
dan tekanan keadaan dari luar.". Contoh orang seperti itu adalah Musa,
Daud, dan para nabi di dalam Perjanjian Lama. Seorang pemimpin sejati
adalah seorang yang tidak memunyai keinginan untuk berkuasa atas milik
Allah, melainkan ia rendah hati, lembut, penuh pengorbanan, dan
bersedia memimpin walaupun ia tahu ada orang yang lebih bijaksana dan
berbakat daripada dirinya sendiri.

Mengenal Pemimpin "Baru"

Agar dapat memahami rancangan kepemimpinan baru ini, kita harus
mengamati dari dekat hal yang dilakukan Yesus Kristus sebagai seorang
pemimpin. Sepintas lalu, tampaknya Ia melakukan yang dilakukan oleh
sebagian besar pimpinan lainnya -- menuntun para pengikutnya di
sepanjang jalan yang harus ditempuh mereka, tetapi itu bukanlah tujuan
utama Yesus Kristus sebagai pemimpin. Yesus memunyai tugas lain yang
sama pentingnya. Ia datang untuk melatih para pemimpin, menyampaikan
Kabar Baik sampai ke ujung bumi.

Tujuan utama-Nya sebagai seorang pemimpin bukanlah untuk menuntun para
pengikutnya ke kayu salib, atau sekadar menunjukkan kepada mereka
teladan menjalani hidup saleh, walaupun kedua hal ini memang
dilakukannya. Tujuan pokok-Nya ialah membina para pemimpin yang
berasal dari pengikutnya.

Azas-azas kepemimpinan yang diajarkan dan diterapkan oleh-Nya adalah
"TELADAN" -- Merekrut orang-orang untuk mengikuti teladan-Nya, dan
menuntun mereka di sepanjang jalan, sambil melatih mereka untuk
melakukan hal-hal yang dilakukan-Nya (Lukas 9:1-6; Yohanes 14:12; 1
Korintus 11:1).

Mengapa kita tidak mau memberikan teladan?

1. Kita tidak mengerti arti sebenarnya dari kerendahan hati.
2. Kita takut kemungkinan yang akan dipikirkan atau diucapkan orang
   lain (1 Tesalonika 2:4).
3. Kita merasa tidak memenuhi syarat (Keluaran 3:11; 1 Korintus 1:26).

Lord Montgomery menyatakan dengan jelas tujuh unsur yang perlu bagi
seorang pemimpin:

1. Ia harus dapat menarik diri dan tidak menceburkan diri dalam
   persoalan-persoalan kecil.
2. Ia tidak berpikir picik.
3. Ia tidak boleh sombong.
4. Ia harus pandai memilih orang.
5. Ia harus menaruh kepercayaan kepada orang-orang yang dipimpinnya
   dan membiarkan mereka melakukan tugasnya tanpa dicampuri.
6. Ia harus mampu mengambil keputusan dengan tegas.
7. Ia harus memperoleh kepercayaan orang.

Langkah-langkah membina pengikut menjadi seorang pemimpin?

1. Pengikut melaksanakan petunjuk dari pemimpin.

2. Pengikut melaksanakan petunjuk dari pemimpin, tetapi pemimpin
meminta masukan dari pengikut.

3. Pemimpin menugaskan pengikut untuk merancang dan melaksanakan
sebuah proyek dengan masukan dari pemimpin. Pemimpin menugaskan orang
lain untuk dipimpin oleh pengikut.

4. Pengikut merancang dan melaksanakan sebuah proyek tanpa masukan
dari pemimpin. Pengikut menyarankan kepada pemimpin, dan pemimpin
memeriksa hasilnya bersama pengikut.

5. Pengikut menyiapkan regunya sendiri dan bekerja bebas dari
pemimpin, kecuali memberikan masukan bila diperlukan dan pemeriksaan
berkala. Dalam hal tertentu, pengikut bebas sama sekali dari pemimpin,
dan memulai proses ini dengan pengikutnya sendiri.

Diambil dan disunting dari:
Judul majalah: Pukat, Tahun XVII, Edisi Juli - Agustus 1999
Penulis: Pdt. Ignas. S. Bataona N.A
Penerbit: GBI Mawar Sharon Jakarta
Halaman: 16 -- 18

          ARTIKEL MISI 2: PEMIMPIN YANG DINAMIS DAN KREATIF

Dalam suatu kehidupan berjemaat, anggota jemaat akan mengamati
kehidupan pemimpinnya, bahkan mereka menuntut pemimpinnya untuk dapat
dijadikan sebagai panutan atau teladan. Bukan perkataannya saja yang
dilihat, tetapi apa yang dilakukan pemimpin lebih menjadi fokus
perhatian jemaat.

1 Petrus 5:3 mengatakan, "janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau
memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah
kamu menjadi TELADAN bagi kawanan domba itu." Sedangkan Tuhan Yesus
sendiri dalam Yohanes 13:15 memberikan contoh kepada para pemimpin
untuk menjadi teladan, "sebab Aku telah memberikan suatu TELADAN
kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah
Kuperbuat kepadamu."

Dalam Keluaran 18:25 dikatakan, "Dari seluruh orang Israel Musa
memilih orang-orang yang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala
atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus
orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang." Dari
ayat ini, kita dapat melihat bahwa Musa memilih orang-orang yang cakap
dan menjadikan mereka pemimpin, yaitu pemimpin atas seribu orang,
pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang, dan pemimpin
sepuluh orang. Musa memilih orang-orang yang cakap, berkapasitas, dan
sanggup memimpin.

Sekarang ini, gereja kekurangan pemimpin yang dinamis. Banyak orang
menyebut dirinya pemimpin, tetapi sebenarnya mereka melakukan suatu
kepemimpinan yang semu, karena mereka tidak memiliki kapasitas sebagai
pemimpin yang cakap. Seorang pemimpin yang dinamis hanya mengenal
istilah MAJU. Dia tidak mengenal istilah mundur atau menyerah, dia
juga memiliki keyakinan penuh bahwa Tuhan pasti membuka jalan untuk
pekerjaan atau pelayanan yang dikerjakannya.

Karakter pemimpin yang dinamis.

1. Proaktif
Pemimpin yang proaktif memiliki visi yang jelas dan memiliki pengaruh
yang besar di lingkungannya. Dia memengaruhi lingkungan, bukan
lingkungan yang memengaruhi dia. Bagi pemimpin proaktif selalu ada
alternatif lain, sedangkan pemimpin yang tidak proaktif selalu
mengatakan tidak ada jalan lain kecuali berhenti. Pemimpin yang
proaktif bergerak maju menuju sasaran yang pasti dengan perencanaan
yang mantap, tidak menunggu sampai persoalan datang. Perencanaan yang
mantap membuat seorang pemimpin tidak mudah goyah dalam menghadapi
tantangan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

2. Konstruktif
Karakter ini membangun orang lain dan bukan menjatuhkannya. Pemimpin
yang konstruktif bergerak menuju sasaran yang pasti dan tidak
merugikan/menghancurkan sekelilingnya, khususnya manusia. Jadi, dia
tidak memiliki sifat destruktif, bahkan rekan-rekan yang bekerja
bersama-sama dengan dia akan dibuatnya menjadi maju dan berprestasi.
Pemimpin yang konstruktif ini tidak bertepuk dada/memuji diri sendiri
kalau berhasil dan tidak putus asa kalau gagal.

3. Kreatif
Pemimpin yang kreatif bergerak maju menuju kepada rencana-rencana yang
mantap, tidak menghancurkan/merugikan rekan sekerjanya, dan kaya akan
kreasi-kreasi baru untuk mencapai sasaran. Kalau dia sudah membuat
rencana yang mantap ini, tapi ternyata kemudian rencana tersebut
macet, maka dia tidak langsung putus asa, tetapi dengan kreasinya yang
baru. Dia berusaha untuk mencari alternatif yang lain dengan
konsep-konsep baru untuk meneruskan rencananya, sehingga mencapai
sasaran dengan terobosan-terobosan baru. Lain halnya dengan pemimpin
yang tidak kreatif, apabila programnya macet, dia langsung putus asa
sehingga tidak mencapai sasaran.

Perbedaan antara pemimpin yang dinamis dan pemimpin yang semu.

Dinamis
1. Orientasinya kepada jemaat/melayani Tuhan.
2. Melayani dengan sukarela/tanpa paksaan.
3. Memiliki sasaran yang pasti.
4. Kaya akan visi Allah.
5. Memiliki hati hamba.

Semu
1. Orientasi kepada organisasi/lembaga/melayani organisasi.
2. Melayani dengan harapan untuk mendapat upah/dorongan hal-hal yang
   bersifat materi.
3. Tidak memiliki sasaran yang pasti, sehingga berputar-putar seperti
   lingkaran setan. Dia tidak tahu orang-orang yang akan dipimpinnya
   mau dibawa ke mana.
4. Ambisi manusia/ambisi pribadi.

Jadilah Teladan

Syarat terpenting seorang pemimpin adalah menjadi teladan! Jika
dilihat dari bahasa Yunani, kata yang diterjemahkan menjadi TELADAN
adalah TUPOS, yang berarti model, gambar, ideal, atau pola. Pemimpin
harus dapat menjadi contoh dalam kesetiaan, kekudusan, ketekunan,
serta kesalehan. Hai Pemimpin! Mari Jadilah teladan dan jadilah contoh
ideal!

Diambil dari:
Judul majalah: abbavoice, Volume 3, Edisi Pembentukan dan Pengabdian
Penulis: Lim/DEV/Daud Wira
Penerbit: Abbalove Ministries
Halaman: 33 -- 34

                       DOA BAGI MISI DUNIA: IRAN

Pertumbuhan umat Kristen semakin meningkat di Iran. Gereja-gereja
rumah terus bertambah dan terus terjadi pertemuan-pertemuan di
dalamnya. Saat ini, Anda dapat menemukan banyak orang yang mengatakan
mereka adalah Kristen di tempat umum, bahkan di jalan raya sekalipun.
Menurut pekerja Open Doors, pertumbuhan ini mengalami lonjakan yang
tinggi. Sekitar 40 tahun lalu, ada 200 umat Kristen di negara ini.
Saat ini, tercatat ada 327.000 umat Kristen di Iran. Perbandingan
angka tersebut menunjukkan bahwa, sedang terjadi "sesuatu yang besar"
di Iran.

Sumber: Buletin Frontline Faith, Mei-Juni 2012, Halaman 3

Pokok Doa:

1. Mengucap syukur karena semakin banyak orang yang boleh mengenal dan
menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat di Iran.

2. Doakan umat Kristen di Iran, agar mereka tetap teguh dalam iman
mereka, dan Tuhan memberi hikmat agar mereka dapat menyampaikan Kabar
Baik kepada keluarga yang belum percaya.

3. Berdoa bagi para petobat baru di Iran, agar iman mereka terus
bertumbuh di dalam Tuhan, dan menjadi teladan bagi orang-orang yang
ada di sekitar mereka.

4. Doakan anak-anak Tuhan yang melayani di Iran, agar Tuhan melindungi
dan memampukan mereka dalam menjangkau orang-orang untuk datang
kepada-Nya, dan memampukan mereka dalam memuridkan orang percaya di
Iran.

                     DOA BAGI INDONESIA: GKI YASMIN

Dalam proses hukum yang berkaitan dengan GKI Yasmin, Presiden RI
menolak memberlakukan putusan MA, yang memutuskan agar pemerintah
daerah mengizinkan jemaat GKI Yasmin, Bogor beribadah di gedung
gereja. Pemerintah kota Bogor mencabut izin pembangunan GKI Yasmin
pada Februari 2008. MA memerintahkan agar hak itu diaktifkan kembali
pada bulan Desember 2010. Namun, walikota Bogor menolaknya. Pada
tanggal 13 Februari 2012, presiden RI menyerahkan sengketa tersebut
kepada pemerintah kota Bogor dan Departemen Agama, sesuai dengan
undang-undang otonomi regional Indonesia. Jemaat GKI Yasmin bersama
simpatisan dari agama-agama lain telah mengadakan paling tidak tiga
kali kebaktian di depan Istana Negara.

Sumber: Buletin Frontline Faith, Mei-Juni 2012, Halaman 3

Pokok Doa:

1. Mari kita berdoa agar Tuhan ikut campur dalam sengketa yang sedang
dihadapi oleh GKI Yasmin, agar masalah ini segera ada penyelesaian
yang adil dan bijaksana.

2. Doakan agar jemaat GKI Yasmin tetap tenang dan mengandalkan Tuhan
sehingga tidak terpancing dengan provokasi yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

3. Doakan agar Tuhan memberi hati yang takut akan Tuhan kepada
pihak-pihak yang terlibat dalam memutuskan kasus ini.

4. Mengucap syukur untuk jemaat GKI Yasmin. Mari berdoa agar Tuhan
terus memberkati setiap usaha/pekerjaan, studi, keluarga, dan kegiatan
yang mereka lakukan.

"TO SET YOUR SELF AGAINTS THE DELIVERER IS TO OPEN YOUR SELF TO
THE DESTROYER"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yosua Setyo Yudo
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org