Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/26

e-JEMMi edisi No. 26 Vol. 14/2011 (28-6-2011)

Orang Asmat Pantai Kasuari di Papua

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
RENUNGAN MISI: MENABUR BAGI KOTA-KOTA DUNIA
PROFIL BANGSA: ORANG ASMAT PANTAI KASUARI DI PAPUA
STOP PRESS: BERBAGI BERKAT DAN BERSAKSI MELALUI PUBLIKASI KISAH

Shalom,

Kali ini kami menyapa Anda dengan renungan misi tentang "Menabur Bagi
Kota-kota Dunia" dan profil bangsa tentang "Orang-orang Asmat Pantai
Kasuari di Papua". Kiranya sajian kami dapat membantu Anda untuk terus
bersemangat mendukung pelayanan misi. Jika Anda ingin berbagi
kesaksian tentang penyertaan Tuhan dalam kehidupan Anda sehari-hari,
kami undang Anda untuk menengok kolom stop press.

Selamat menyimak sajian selengkapnya. Jangan lupa untuk berdoa bagi
saudara-saudara kita orang Asmat di Pantai Kasuari. Tetap semangat
bekerja di ladang-Nya. Yesus memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

             RENUNGAN MISI: MENABUR BAGI KOTA-KOTA DUNIA

"Saya melihat Tuhan tetap memelihara kehidupan kita "hidup irit"
tetapi justru pada saat kita menabur, di situlah kita menuai."

"Anak-anak-Ku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yohanes
3:18) Tuhan mengajar kita untuk mengasihi. Mengasihi bukan dengan
ucapan saja, tetapi yang penting harus berwujud dalam perbuatan,
seperti Bapa Surgawi mengasihi kita. Bapa rela memberikan putra
tunggal-Nya -- Yesus Kristus dikorbankan, mati bagi kita yang berdosa.

Jika kita merenungkan kasih Allah ini, sungguh tiada kasih yang
seperti kasih-Nya, yang begitu kudus dan mulia. Marilah kita
merenungkan kasih-Nya yang ajaib (Yohanes 3:16). Sudahkah kita
memiliki kasih yang seperti kasih Allah? Sering kita hanya menikmati
berkat kasih-Nya dan tidak pernah berpikir sejauh mana kasih kita
kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhan mengasihi kita supaya kita menjadi
saluran kasih bagi orang lain. Kita diberkati untuk memberkati.

Menyerahkan nyawa jika kita mau menjadi saluran kasih dan berkat, mari
kita merenungkan 1 Yohanes 3:16; "demikianlah kita ketahui kasih
Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi
kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Ini
adalah tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Kita harus rela
berkorban dan puncak dari pengorbanan itu bahkan sampai rela
menyerahkan nyawa kita.

Seperti yang telah kita ketahui betapa banyak utusan Injil yang
memberitakan Injil sampai menyerahkan nyawanya kepada orang-orang/suku
bangsa/kota yang tidak pernah dikenal. Mungkin saat ini, tidak
"seberat" itu yang harus kita jalani. Tetapi marilah kita mewujudkan
kasih kita dengan tindakan rela berkorban dalam waktu, tenaga,
pikiran, bahkan harta kita. Mari kita lebih giat mengambil bagian
dalam pelayanan misi penginjilan. Rela berkorban, memberi dukungan
dalam doa, dana, dan daya bagi orang-orang yang dipanggil-Nya.

Diambil dari:
Judul majalah: abbavoice, Edisi Sahabat Kota, Volume 1
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: abbalove ministries, Jakarta
Halaman: 23

         PROFIL BANGSA: ORANG ASMAT PANTAI KASUARI DI PAPUA

Agama

Diperkirakan lebih dari 50 persen suku Asmat, yang berbicara dalam
bahasa Kasuarina, telah mengenal Injil. Di daerah ini, terdapat tiga
gereja persekutuan Alkitab dan sejumlah gereja-gereja Katolik.

Lingkungan

Berdasarkan tempat tinggal, orang Asmat hidup dari profesi utama
mereka sebagai petani, nelayan, pemburu, penebang/pengumpul kayu dan
pengukir kayu. Mereka juga mencari dan mengumpulkan damar/getah
perekat atau jabung (resin) dari rawa-rawa pesisir. Dengan tanah
mereka yang ketinggiannya kurang dari 100 meter di atas permukaan
laut, orang Asmat pantai Kasuari dapat dijangkau dengan menggunakan
perahu. Tempat yang paling dekat untuk mendarat adalah di Kamur yang
dilayani tanpa jadwal tetap oleh Merpati.

Kehidupan di Daerah Itu

Busana orang Asmat pada umumnya sudah modern, meskipun masih ada
anak-anak di sejumlah desa yang belum berbusana. Orang Asmat makan
sagu, ikan, pisang, dan buah-buahan lainnya, dan juga berburu
binatang. Orang Asmat, memunyai peralatan seperti pisau berukuran
besar, kapak baja, panah dan busur, dan juga peralatan sodok. Rumah
mereka dibangun di atas pilar-pilar beratap, berlantai pelepah sagu,
dengan dinding-dinding yang terbuat dari akar sagu. Jika banjir air
laut asin meluap (seperti yang biasa terjadi), orang Asmat bergantung
pada curah air hujan yang cukup sebagai air minum mereka. Mereka
terkadang merebus air yang mereka ambil dari sumur atau dari sungai.
Malaria, diare, gangguan pernapasan, dan penyakit kulit merupakan hal
yang biasa dialami. Orang Asmat suka mengumpulkan uang untuk
pendidikan, pengadaan perahu, dan mesin-mesin pembangkit. Orang Asmat
tidak memiliki kaset-kaset Injil, film atau video dalam bahasa mereka.

Informasi dan Pemakaian Bahasa

Orang Asmat, pengguna bahasa Kasuarina terkadang dikenal sebagai orang
Kaweinag. Bersama keluarga mereka sendiri, orang-orang Asmat
menggunakan bahasa Kasuarina dan mereka juga menggunakan baik bahasa
Indonesia maupun bahasa Asmat. Bahasa-bahasa Kasuarina digunakan
sebagai bahasa percakapan di kalangan mereka sendiri. (t/Samuel)

Pokok Doa:

1. Mengucap syukur atas pekerjaan Tuhan, sehingga sudah banyak
   orang-orang Asmat Pantai Kasuari yang mengenal Injil.

2. Doakan gereja-gereja dan lembaga misi yang melayani orang-orang
   Asmat Pantai Kasuari, agar terus membina pertumbuhan iman jemaat.

3. Doakan agar kebutuhan orang-orang Asmat Pantai Kasuari akan
   bahan-bahan penunjang penggalian Alkitab, khususnya yang ada dalam
   bahasa mereka, dapat terpenuhi.

4. Doakan orang-orang Asmat Pantai Kasuari, supaya Tuhan memberkati
   kehidupan mereka yang sederhana dan penuh keterbatasan.

5. Doakan pemerintah pusat dan daerah, agar segera mengalokasikan dana
   untuk meningkatkan sarana pendidikan, kesehatan, dan transportasi di
   wilayah orang-orang Asmat Pantai Kasuari.

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Joshua Project
Alamat URL: http://joshuaproject.net/people-profile.php?peo3=10457&rog3=ID
Judul asli artikel: Asmat, Casuarina Coast of Indonesia
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 24 Januari 2011


STOP PRESS: BERBAGI BERKAT DAN BERSAKSI MELALUI PUBLIKASI KISAH

Dapatkan kesaksian yang dapat membangun dan memperkuat iman Anda di
dalam Kristus, dengan cara berlangganan publikasi KISAH (Kesaksian
Cinta Kasih Allah). Caranya sangat mudah. Segera kirimkan email Anda
ke < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > atau ke
< kisah(at)sabda.org >. Anda akan mendapatkan publikasi KISAH secara
gratis melalui mailbox Anda setiap minggunya. Jangan lupa untuk
memberitahukannya kepada teman-teman Anda yang lain.

Kami juga mengundang Anda untuk berpartisipasi dengan cara mengirimkan
kesaksian Anda ke < kisah(at)sabda.org >, sehingga Anda pun bisa
menjadi berkat untuk orang lain.

Untuk membaca kesaksian-kesaksian lainnya, silakan berkunjung ke:
< http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/arsip/ > dan
< http://kesaksian.sabda.org/ >

Jangan lewatkan kesempatan untuk berelasi dan berbagi kesaksian
melalui jejaring sosial di Facebook KISAH < http://fb.sabda.org/kisah >
dan Twitter KISAH < http://twitter.com/sabdakisah >

Selamat bergabung!

"TIME IN CHRIST`S SERVICE REQUIRES TIME OUT FOR RENEWAL"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org