Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2011/16

e-JEMMi edisi No. 16 Vol. 14/2011 (19-4-2011)

Di China Berani Bicara ... Berani Mati

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________

SEKILAS ISI
KESAKSIAN MISI: DI CHINA BERANI BICARA ... BERANI MATI
REFERENSI MISI: SEPUTAR KESAKSIAN DI CHINA
SUMBER MISI: DAMOU CHRISTIAN MISSION (DCM)
STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK) JUNI/JULI 2011

Shalom,

Pepatah mengatakan "Mulutmu harimaumu", artinya kita harus
mempertanggungjawabkan setiap perkataan yang keluar dari mulut kita.
Tokoh dalam kesaksian misi kita kali ini sungguh luar biasa. Di tengah
sistem pemerintahan yang membatasi penyampaian aspirasi rakyatnya, dia
berani bicara. Bukan hanya sembarang bicara, dia bicara tentang
imannya kepada Kristus, sekalipun untuk itu dia harus mempertaruhkan
nyawanya. Silakan membaca kesaksian lengkapnya. Jangan lupa untuk
menengok kegiatan Damou Christian Mission (DCM) dalam kolom sumber
misi kali ini. Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu e-JEMMi,
Mahardhika Dicky Kurniawan
< http://misi.sabda.org/ >

         KESAKSIAN MISI: DI CHINA BERANI BICARA ... BERANI MATI

JZ (34 tahun) tertangkap membagikan Alkitab dan traktat di sebuah
pasar. Pada 17 Juni 2004, JZ dan ibu mertuanya, TD, diborgol bersama
dan dibawa menuju kantor polisi dan diinterogasi sampai larut malam.
Keesokan paginya, mereka dijatuhi hukuman 15 hari kurungan oleh PSB
(Biro Keamanan Umum) dengan alasan "dicurigai menyebarkan rumor dan
mengganggu ketertiban sosial". Di dokumen penahanan, mereka dianggap
telah melakukan "gangguan ketertiban sosial serius dengan membagikan
buku cerita anak-anak (edisi Indonesia: Ia Hidup di Antara Kita)
kepada massa di pasar tersebut".

JZ dan ibu mertuanya tahu risiko menyebarkan literatur Kristen di
masyarakat komunis China. Mereka berdua aktif melayani di gereja
selama lebih dari 10 tahun dan berani menginjili. Bahkan ketika mereka
ditahan, diinterogasi, dan dijatuhi hukuman kurungan selama 15 hari,
mereka rela menerima segala akibat dari apa yang mereka lakukan .

Tetapi hukuman tersebut tidak cukup bagi PSB untuk menahan dan
memukuli kedua wanita Kristen ini, hanya karena kejahatan membagikan
literatur Kristen. Pada tanggal 18 Juni 2004, JZ diumumkan meninggal
oleh kantor PSB Kabupaten Tongzi. Mereka menyatakan JZ mati karena
"sebab alami". Baru-baru ini sebuah yayasan Kristen mewawancarai
keluarga yang berani ini. Mereka memohon agar suara mereka didengar.
Permohonan ini dapat menyebabkan mereka lebih bermasalah, tetapi
mereka tidak akan berhenti sampai suara mereka didengar.

Kami bertemu di suatu ruangan, dengan lima anggota keluarga JZ --
suaminya dengan anak laki-laki mereka yang berumur 4 tahun yang duduk
di atas pangkuannya; ibu mertua JZ yang ditahan bersamanya, ayah
mertua JZ, dan adik iparnya. Di bawah ini adalah kesaksian keluarga
ini.

Ibu mertua: "Kami pergi ke pasar di Puodu dan di sana kami ditangkap.
Tangan saya diborgol bergandengan dengan menantu perempuan saya, JZ
dan kami dibawa ke kantor polisi di kabupaten Tongzi. Saya ditendang
berkali-kali selama interogasi. Saya mengetahui JZ diperlakukan lebih
buruk daripada yang saya alami. Mereka melepas sepatu JZ dan
memukulinya. Mereka berkata kepada saya, mereka akan memukuli saya
lagi jika saya tidak patuh."

Ayah mertua: "Pada pagi hari tanggal 17 Juni 2004, saya masih
berbicara dengan istri saya dan JZ. Lalu 18 Juni 2004, pukul 14.00,
menantu perempuan yang saya cintai telah tiada. Istri saya memohon
kepada kepolisian untuk melihat mayatnya tetapi tidak diizinkan. Dia
melihat kaki JZ dengan tubuh yang terbaring di atas meja. Istri saya
sadar ada yang tidak beres."

Ibu mertua: Tanggal 18 Juni 2004, kami dibawa menuju pusat penahanan.
Saat itu hari masih subuh. Mereka mengambil cap jari kami lalu membawa
kami menuju sel. Saya protes, tuduhan ini tidak benar, tetapi tidak
ditanggapi. Beberapa hari yang lalu, saya melihat kaki seorang yang
terbaring di atas ranjang di seberang sel saya. Para petugas masuk ke
dalam sel tersebut untuk memotret tubuh yang terbaring itu. Saat itu
saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya tanya kepada seorang petugas
apa yang terjadi, tetapi dia berkata itu bukan urusan saya.

Setelah itu saya memohon untuk bertemu menantu perempuan saya, tetapi
mereka berkata dia sedang beristirahat. Ketika saya menanyakannya
lagi, mereka berkata dia sedang sakit keras. Saya terus memohon untuk
bertemu dengannya, tetapi malahan mereka memaki saya. Tidak lama
kemudian, mereka melepaskan saya, memaksa saya naik kereta kembali ke
desa ini. Saya baru tahu kematian JZ setelah saya tiba di rumah.
Sekarang saya baru sadar apa yang mereka foto, dan kenapa mereka ingin
saya meninggalkan penjara tersebut sebelum masa 15 hari penahanan saya
berakhir".

Adik ipar: "Kami menerima laporan autopsi pada tanggal 29 Juni 2004.
Di laporan tersebut hanya dituliskan bahwa JZ meninggal akibat sebab
alami -- gagal jantung. Tidak disebutkan adanya luka-luka akibat
pemukulan. Kami minta agar mayat JZ diautopsi ulang, tetapi ditolak.
Kami pergi ke pengadilan desa kami, tetapi mereka menolak untuk
mengangkat kasus kami. Sekarang PSB sedang menekan kami agar kami
mengkremasi mayat JZ."

Ayah menantu: "Saya berbicara dengan polisi yang menahan JZ dan istri
saya, dan mengatakan kepada mereka bahwa jika yang mereka tangkap
adalah seorang pembunuh, pembunuh tersebut diberikan kesempatan untuk
dibela. Tetapi kenapa mereka membunuh menantu saya sehari setelah
penahanannya."

Adik ipar: "Kami hanyalah orang-orang Kristen sederhana. Semua
keluarga kami tidak berpendidikan. Kami hanya ingin keadilan
ditegakkan. Mereka membunuh saudari saya hanya karena dia tertangkap
basah menyuarakan imannya. Kenapa dia harus mati? Bagaimana dengan
anaknya yang berumur 4 tahun yang harus tumbuh tanpa seorang ibu? Saya
meminta izin agar diberikan foto-foto mayat JZ, tetapi mereka menolak.
Jadi saya pergi untuk meminjam kamera dan menyelinap masuk ke ruang
autopsi untuk memotret mayat JZ. Foto-foto tersebut saya jepret
sendiri. Sangat jelas melihat luka-lukanya akibat dari pemukulan.
Salah seorang anggota PSB bahkan memberitahukan kepada saya secara
rahasia, bahwa mayat JZ tidak perlu diautopsi lebih lanjut, sudah
jelas bahwa dia dipukuli hingga mati."

Suami: "Saya memegang foto istri saya. Ini sangat menyakitkan bagi
saya. Anda bisa lihat luka goresan di lehernya. Anda bisa melihatnya
dengan jelas bahwa dia benar-benar dipukul hingga mati."

Anak: "Mama ... mana mamaku?"

Pada tanggal 4 Juli 2004, berita yang terpampang di surat kabar China
-- Legal Daily, yang diedit oleh Departemen Kehakiman China,
melaporkan kisah ini secara lengkap. Surat kabar ini mempertanyakan
aparat PSB kabupaten Tongzi atas klaim mereka bahwa JZ meninggal
secara alami. Legal Daily menunjukkan kutipan pernyataan TD, bahwa
pada pagi 18 Juni 2004, ketika dia bertemu dengan JZ selama waktu
istirahat interogasi di pusat penahanan, JZ mengatakan kepadanya bahwa
dia "ditendangi berkali-kali, sepatunya dirobek, dan rambutnya
dijambak hingga lepas". Surat kabar ini juga melaporkan bahwa sanak
saudara JZ dimintai uang untuk membayar 100 RMB () per hari, untuk
biaya perawatan mayatnya di rumah persemayaman milik pemerintah
kabupaten.

Saat naskah ini ditulis, PSB terus menekan keluarga JZ untuk
mengkremasi mayat JZ yang masih disimpan, karena petisi dari pihak
keluarga untuk dilakukan autopsi kedua, yang akan menunjukkan
kebenaran penyebab kematian JZ. Pihak yang berwenang jelas sekali
ingin menghancurkan "bukti" apa pun dari kesalahan prosedur ini.
Keluarga ini menyadari, bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak akan
menghidupkan kembali JZ, tetapi mereka hanya ingin keadilan atas
tindakan biadab PSB -- tindakan kejam yang terus disangkal. Keluarga
ini juga ingin dunia tahu seperti apa sebenarnya keadaan orang-orang
Kristen hari-hari ini di negara komunis China.

Pokok doa:

1. Doakan untuk orang Kristen di China, agar tetap setia kepada iman
mereka kepada Kristus, dan tetap berani membagikan Kristus kepada
saudara-saudara mereka yang belum percaya.

2. Berdoa juga agar Tuhan melindungi, memberi kekuatan, dan hikmat
kepada orang-orang percaya di China, ketika mereka berhadapan dengan
pemerintah China.

3. Berdoa juga untuk gereja-gereja rumah di China, agar Tuhan
melindungi. Doakan untuk para pemimpin gereja rumah, agar Tuhan
memberi kekuatan dalam melayani jemaat yang sudah Tuhan percayakan
kepada mereka.

Diambil dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret - April 2005
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 3 -- 4

             REFERENSI MISI: SEPUTAR KESAKSIAN DI CHINA

1. Estafet dari Balik Penjara
   < http://misi.sabda.org/estafet-dari-balik-penjara >,
2. Cina: Pendeta Li Dexian
   < http://misi.sabda.org/cina_pendeta_li_dexian >,
3. Cina: Me Ling
   < http://misi.sabda.org/cina_me_ling >,
4. Cina: Saudari Wong
   < http://misi.sabda.org/cina_saudari_wong >,
5. Chang Shen (Dikenal Juga Sebagai Si Buta Chang)
   < http://misi.sabda.org/chang_shen >,
6. Tombol Merah Dan 3000 Jiwa Pun Selamat
   < http://misi.sabda.org/tombol_merah_dan_3000_jiwa_pun_selamat >,
7. Kesaksian Seputar Pelayanan Misi di Cina
   < http://misi.sabda.org/kesaksian_seputar_pelayanan_misi_di_cina >,
8. Natal Di China -- Sebuah Kisah Nyata
   < http://misi.sabda.org/natal-di-china-sebuah-kisah-nyata >,
9. Gereja Imigran China Berdiri Di Rusia
   < http://misi.sabda.org/gereja_imigran_china_berdiri_di_rusia >,
10. Penginjil Muda Memenangkan China
   < http://misi.sabda.org/penginjil_muda_memenangkan_china >

             SUMBER MISI: DAMOU CHRISTIAN MISSION (DCM)

Damou Christian Mission (DMC) < www.damou.org > merupakan organisasi
misi Kristen, didirikan oleh Tina Isenhower dan berlokasi di Cyvadier,
Jacmel, Haiti. Fokus pelayanan mereka yaitu pada orang-orang Jacmel.
Misi Damou Christian Mission yaitu "Menjangkau Haiti melalui
Pendidikan -- Mendidik Haiti dalam Firman Allah". Saat ini DCM telah
mendirikan sekolah bagi 650 anak, mulai dari tingkat prasekolah hingga
sekolah menengah atas. Pelajaran yang diajarkan di sekolah ialah
pelajaran umum, selain itu juga pelajaran tentang Kristus dan iman
Kristen. Murid-murid pun dibekali dengan keahlian lain seperti memasak
dan menjahit. Di samping pendidikan, DCM juga membangun gereja, rumah
bagi tunawisma, dan menampung anak-anak yatim piatu korban bencana
alam. (DIY)

        STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN
                         (DIK) JUNI/JULI 2011

Yayasan Lembaga SABDA melalui Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam
< http://www.pesta.org > kembali membuka kelas Dasar-Dasar Iman
Kristen (DIK) untuk periode Juni/Juli 2011. Bagi Anda yang ingin
mempelajari pokok-pokok penting dasar iman Kristen, seperti
Penciptaan, Manusia, Dosa, Keselamatan, dan Hidup Baru dalam Kristus,
segeralah bergabung dalam kelas DIK ini. Cara mendaftarkan diri sangat
mudah. Kirimkan permohonan mengikuti kelas DIK Juni/Juli 2011 ke Admin
PESTA di < kusuma(at)in-christ.net >.

Untuk mendapatkan Modul DIK, silakan akses bahannya di:
==> http://pesta.sabda.org/dik_sil >

"HE WHO WALKS WITH GOD WILL BE OUT OF STEP WITH THE WORLD"

Kontak: < jemmi(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/misi >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org