Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2010/38

e-JEMMi edisi No. 38 Vol. 13/2010 (21-9-2010)

Tantangan Bagi utusan Injil yang Pulang

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Tantangan Bagi Utusan Injil yang Pulang
SUMBER MISI: Northwest Haiti Christian Mission
DOA BAGI MISI DUNIA: Afganistan, Asia Tenggara
DOA BAGI INDONESIA: Musim Penghujan
______________________________________________________________________

           IF YOU AIM AT NOTHING, YOU`RE BOUND TO HIT IT
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Sebagaimana seseorang harus beradaptasi ketika pindah ke luar
  negeri, demikian juga untuk orang yang kembali dari tinggal di luar
  negeri ke negara asalnya. Proses adaptasi ini bervariasi pada
  setiap orang. Semakin lama ia meninggalkan negara asalnya,
  kemungkinan besar akan semakin lama pula ia beradaptasi ketika ia
  kembali ke negara asalnya. Melalui artikel berikut, kita belajar
  bagaimana bisa menyesuaikan diri atau menolong mereka yang baru
  kembali dari ladang misi dalam menghadapi tantangan-tantangan
  selama proses adaptasi.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  http://www.sabda.org/publikasi/misi/
  http://misi.sabda.org/

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

              TANTANGAN BAGI UTUSAN INJIL YANG PULANG

  Banyak orang yang kembali ke negara asalnya, setelah tinggal di
  negara lain beberapa waktu, berpendapat bahwa mereka akan merasa
  "betah" lagi secara otomatis di negara mereka. Tetapi ternyata tidak
  selalu demikian. Bahkan, mereka sering merasa asing di negara
  sendiri dan menjadi tidak kerasan. Tanpa mereka sadari, timbul dalam
  diri mereka suatu sikap negatif terhadap budaya asalnya. Mereka
  mulai suka mengkritik, misalnya mengenai lalu lintas yang macet,
  orang-orang yang tidak mau antri, sistim komunikasi yang sering
  tidak lancar, dan lain sebagainya. Belum lagi masalah disiplin kerja
  atau kebersihan yang kurang mendapat perhatian. Mengapa hal ini
  dapat terjadi?

  Setiap orang yang pernah meninggalkan budaya asalnya dan tinggal di
  negara yang budayanya berbeda, akan mengalami "guncangan budaya".
  Guncangan budaya ini akan dialami oleh orang-orang yang meninggalkan
  hal-hal yang biasanya mereka hadapi, dan kini menghadapi hal-hal
  yang baru. Mungkin Anda masih ingat saat pertama kali Anda harus
  mendaftarkan diri di universitas atau saat pertama kali Anda
  terpaksa minta tolong kepada orang lain untuk melakukan sesuatu yang
  tampaknya sangat sederhana. Atau Anda masih ingat saat Anda
  merindukan nasi dan bukannya hamburger, pizza, atau makanan asing
  lainnya. Karena Anda masih baru dan belum berpengalaman, semuanya
  itu dapat menyebabkan Anda stres.

  Tetapi, lama-kelamaan Anda dapat menyesuaikan diri dengan budaya
  yang baru ini. Pendaftaran ulang di kampus tidak lagi menakutkan
  bagi Anda. Anda tidak perlu minta tolong kepada orang lain untuk
  sesuatu yang tadinya tidak dapat Anda lakukan. Bahkan Anda mulai
  menyukai makanan yang berbeda dengan makanan asal Anda. Dengan
  bertambahnya pengalaman, Anda tidak merasa takut atau malu lagi.
  Anda mulai menikmati kehidupan di negara yang baru ini. Ada banyak
  hal yang pada mulanya terasa aneh atau asing, sekarang menjadi biasa
  bagi Anda. Anda telah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
  Anda berubah!

  Ketika Anda kembali ke Indonesia, tanpa Anda sadari Anda telah
  berubah. Anda merasa seperti orang yang berbeda dari saat Anda
  pertama kali berangkat. Budaya Anda yang baru telah memengaruhi Anda
  bukan hanya dalam hal yang positif, melainkan juga dalam hal yang
  negatif. Dan mungkin selama Anda berada di luar negeri, budaya
  Indonesia pun mengalami perubahan. Anda mengira bahwa Anda akan
  dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Namun, Anda pasti terkejut!
  Dugaan Anda meleset. Anda merasa asing di negara Anda sendiri. Anda
  mulai merasa tertekan. Pengalaman ini disebut "reverse culture
  shock" (guncangan budaya yang membalik).

  Pada waktu Anda kembali ke Indonesia, Anda mau tak mau menyesuaikan
  diri dengan situasi yang Anda hadapi. Anda harus berubah. Semakin
  lama Anda tinggal di luar negeri, semakin lambat biasanya proses
  penyesuaian ini. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena Anda akan
  dapat mengatasinya.

  Guncangan budaya yang membalik ini merupakan suatu pengalaman yang
  umumnya dialami oleh orang-orang yang pernah tinggal di luar negeri
  dan kemudian kembali ke negara asalnya. Guncangan ini tidak dapat
  dihindari atau Anda anggap sepele. Pada waktu Anda merasa siap
  menghadapi proses ini, pada waktu itu pula Anda mulai merasa
  frustrasi atau bersikap negatif. Bila Anda bersikap demikian,
  ingatlah bahwa ini terjadi karena guncangan budaya yang membalik.
  Dengan berlalunya waktu, guncangan ini akan hilang dengan
  sendirinya.

  Berikut ini adalah sikap-sikap yang penting Anda miliki bila Anda
  ingin berhasil menyesuaikan diri dengan budaya Anda yang lama dengan
  cepat.

  1. Memunyai keinginan untuk menyesuaikan diri.
  2. Bergantung sepenuhnya pada Allah.
  3. Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan.
  4. Berani mengambil inisiatif.
  5. Bertekun dalam segala keadaan.
  6. Mau berkomunikasi.
  7. Sabar.
  8. Terbuka untuk melihat hal-hal yang lucu.
  9. Senang diajar.
  10. Mau meminta pertolongan dan nasihat.

  TANTANGAN YANG AKAN ANDA HADAPI

  Hubungan Pribadi dengan Tuhan Menjadi Tawar dan Biasa

  Anda kembali ke Indonesia dengan suatu visi untuk melayani Tuhan.
  Anda ingin dipakai oleh Tuhan dan terbeban untuk melihat
  kemuliaan-Nya dinyatakan melalui Anda. Yang menjadi masalah, sejak
  Anda tinggal lagi di Indonesia, visi ini sulit dilaksanakan. Visi
  yang begitu jelas sebelum Anda kembali, semakin lama semakin kabur
  dan mulai membuat Anda frustrasi. Bahkan jika Anda tidak
  berhati-hati, Anda bisa menjadi marah terhadap Tuhan. Mengapa hal
  ini dapat terjadi?

  Pertama, banyak orang yang kembali dari luar negeri memiliki visi
  yang tidak realistis. Mereka bersikap terlalu ideal. Karena itu,
  cobalah membuat sasaran-sasaran yang realistis. Mintalah nasihat
  dari mereka yang pernah mengalami proses penyesuaian ini untuk
  mengetahui apakah visi Anda realistis atau tidak. Rasa kecewa dapat
  timbul karena tujuan yang tidak tercapai.

  Kedua, visi ini akan menjadi kabur bila Anda selalu menyendiri atau
  bergaul dengan orang-orang yang memiliki visi yang berbeda dengan
  Anda. Anda perlu melibatkan diri dalam suatu persekutuan atau gereja
  yang dapat menolong Anda mengembangkan visi Anda. Bila Anda
  melakukannya seorang diri, Anda dapat "mati" secara rohani. Kita
  semua adalah anggota-anggota Tubuh Kristus. Kita saling membutuhkan.
  Janganlah menunggu sampai Anda diundang. Ambillah inisiatif dan
  carilah persekutuan atau gereja yang cocok dengan Anda yang akan
  menolong Anda bertumbuh dan melayani Tuhan.

  Usahakan Anda tetap melakukan saat teduh secara teratur karena hal
  itu penting bagi Anda. Anda memerlukan makanan rohani dari firman
  Tuhan setiap hari, khususnya selama masa penyesuaian ini. Bila saat
  teduh Anda membosankan atau bahannya tidak cocok lagi bagi Anda,
  cobalah metode baru. Dengan menyediakan banyak waktu untuk membaca
  firman Tuhan, akan timbul keinginan untuk menyelidikinya lebih dalam
  lagi.

  Kesepian karena Jauh dari Teman-Teman Lama dan Rindu akan Hal-Hal
  yang Ditinggalkan

  Selama beberapa tahun terakhir, Anda mungkin bergaul erat dengan
  teman-teman yang baru. Tetapi ketika Anda kembali ke negara asal,
  Anda terpaksa meninggalkan mereka dan mulai membina hubungan dengan
  orang-orang yang baru, padahal teman-teman lama Anda ini sangat
  berarti bagi Anda.

  Anda hendaknya menyadari bahwa Tuhan juga mampu memberikan pengganti
  mereka, sama seperti Tuhan telah memberikan teman-teman baru pada
  saat Anda pertama kali tiba di luar negeri, Ia juga akan memberikan
  teman-teman baru pada saat Anda berada kembali di Indonesia. Jadi,
  janganlah Anda menjauhkan diri dari pergaulan; berusahalah bergaul
  dengan banyak orang. Mungkin ada di antara mereka yang dangannya
  Anda dapat menjalin persahabatan. Beranikan diri Anda untuk masuk ke
  dalam pergaulan yang baru.

  Bila Anda meninggalkan seorang kekasih di luar negeri, Anda akan
  sangat merindukannya. Perasaan ini wajar. Dengan mengirim surat atau
  menelepon, tekanan yang Anda rasakan akan berkurang. Yang penting
  Anda selalu menghubunginya. Bila Anda jarang menghubunginya, Anda
  akan cenderung berpikiran negatif. Anda mungkin mengira bahwa ia
  telah melupakan Anda; mungkin ia sedang mengalami musibah. Atau
  mungkin ia sudah menemukan kekasih yang baru. Prasangka-prasangka
  seperti ini dapat diatasi dengan mengadakan kontak dengan secara
  teratur.

  Bila Anda bertemu dengan teman-teman yang juga pernah mengalami hal
  yang sama dengan Anda, ini dapat menolong Anda mengobati rasa rindu
  Anda. Berdoalah supaya Tuhan mempertemukan Anda dengan mereka.
  Dengan berbagi rasa, beban kita akan terasa lebih ringan. Satu hal
  lagi yang akan menolong Anda untuk menghilangkan rasa rindu adalah
  dengan pergi ke tempat-tempat yang serupa dengan tempat-tempat yang
  biasa Anda kunjungi di luar negeri. Misalnya, kalau Anda dulu sering
  bertemu dengan teman-teman Anda di McDonalds, maka sekarang
  kunjungilah tempat seperti itu dengan teman-teman Anda yang baru.
  Yang perlu diingat adalah carilah tempat atau ciptakan suasana
  serupa yang dapat menolong Anda mengingat semua hal yang telah Anda
  tinggalkan atau paling tidak yang dapat menghibur Anda.

  Stres karena Kembali Tinggal dengan Keluarga Anda

  Selama Anda tinggal di luar negeri, Anda mendapat kesempatan untuk
  hidup mandiri dan bebas mengatur hidup Anda sendiri. Tetapi sekarang
  Anda mungkin kembali tinggal dengan keluarga Anda. Mereka mungkin
  memperlakukan Anda seperti anak yang masih perlu diatur. Mereka
  masih ingat keadaan Anda sebelum berangkat ke luar negeri. Rupanya
  mereka pun perlu waktu untuk menyadari bahwa Anda sudah dewasa dan
  pernah hidup mandiri. Cobalah menerima kenyataan ini dan tunjukkan
  sikap kristiani kepada orang tua Anda kalau memang mereka
  memperlakukan Anda seperti anak yang belum dewasa.

  Konsep privasi (keinginan untuk tidak diganggu) di Barat berbeda
  dengan di Indonesia. Jika Anda ingin sendirian dan tidak ingin
  diganggu, akan sulit bagi Anda untuk mencari tempat atau kesempatan.
  Di mana-mana ada orang. Bahkan orang yang sering ingin menyendiri
  dianggap tidak normal atau sombong. Keluarga Anda mungkin akan sulit
  mengerti mengapa Anda ingin menyendiri di kamar. Anda mau tak mau
  menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa Anda tidak akan memperoleh
  banyak waktu pribadi di sini.

  Juga konsep kepemilikan di Barat berbeda dengan konsep kepemilikan
  di Indonesia. Mungkin anggota keluarga atau teman Anda akan meminjam
  barang-barang Anda tanpa lebih dulu permisi. Kadang-kadang
  barang-barang itu cukup lama baru dikembalikan, bahkan
  kadang-kadang dalam keadaan rusak. Jika Anda merasa terganggu,
  cobalah memberitahu si peminjam tentang perasaan Anda dengan sopan
  dan lemah lembut.

  Juga jika Anda ingin melakukan saat teduh, membaca Alkitab atau buku
  rohani, mengikuti suatu persekutuan, keluarga Anda mungkin mencap
  Anda seorang yang fanatik. Sulit sekali bagi mereka untuk menerima
  cara hidup ini, sekalipun mereka adalah orang percaya. Anda harus
  mencoba untuk mengerti mereka dan tidak marah bila mereka bersikap
  demikian terhadap Anda.

  Bicarakanlah masalah-masalah ini dengan keluarga, Anda secara
  baik-baik. Anda tidak perlu menyediakan waktu khusus untuk
  membahasnya secara tuntas. Berdoalah supaya Anda diberi kesempatan
  untuk menjelaskan kepada mereka apa yang Anda alami dan harapkan.
  Lama-kelamaan mereka akan mengerti cara hidup Anda dan menerima
  Anda apa adanya.

  Stres karena Sakit-Penyakit

  Anda juga harus menyesuaikan diri secara jasmani dengan keadaan di
  Indonesia. Makanan yang sudah lama tidak Anda makan, kini dapat Anda
  nikmati kembali dengan bebas. Karena semua makanan terasa enak, Anda
  mungkin makan terlalu banyak. Kalau Anda senang makanan yang pedas,
  hati-hatilah supaya Anda tidak memakannya terlalu banyak. Anda bisa
  sakit perut. Usahakan supaya Anda makan secukupnya. Sedikit demi
  sedikit tubuh Anda akan menyesuaikan diri dengan makanan yang sudah
  lama Anda tinggalkan.

  Sistem pengobatan di sini pun dapat membuat Anda stres. Bila Anda
  harus disuntik, mungkin Anda merasa takut kena penyakit hepatitis
  (sakit kuning) atau penyakit AIDS karena mungkin jarum atau alat
  suntik (syringe) yang dipakai tidak steril. Anda dapat mengatasi
  rasa takut ini dengan menanyakan lebih dulu kualitas dokter-dokter
  yang akan Anda kunjungi pada waktu Anda sakit. Janganlah berharap
  sistem pengobatan di sini akan sama dengan di Barat. Bila Anda
  meragukan diagnosis atau pengobatan dokter tertentu, carilah dokter
  yang lain untuk memastikan penyakit Anda yang sesungguhnya. Dan
  jangan lupa berdoa kepada Tuhan supaya Ia menuntun Anda kepada
  dokter yang tepat. Juga percayakan diri Anda sepenuhnya kepada-Nya
  karena Tuhanlah yang dapat memberikan kesembuhan yang sempurna.

  Stres karena Wabah Materialisme dan Konsumerisme

  Sekarang Anda mulai menjalani kehidupan sebagai seorang yang dewasa.
  Anda memiliki pendapatan sendiri dan bertanggung jawab sepenuhnya di
  hadapan Tuhan untuk mengatur keuangan Anda secara benar. Stres juga
  dapat timbul selama proses penentuan standar hidup ini. Karena itu,
  Anda perlu bertanya kepada Tuhan agar Ia menolong Anda menentukan
  standar hidup yang tepat bagi seorang percaya sehingga Ia yang
  dimuliakan melalui kehidupan Anda.

  Dua hal lain yang juga dapat membuat Anda stres adalah teman-teman
  dan masalah kemiskinan. Anda dapat menjadi stres melihat gaya hidup
  teman-teman Anda. Mereka memunyai mobil, sementara Anda belum
  memunyainya sama sekali. Anda merasa kekurangan terutama kalau Anda
  selalu minta diantar dan dijemput. Mereka mengenakan pakaian yang
  bagus-bagus, sedangkan pakaian Anda sendiri sudah tidak baru lagi
  dan ketinggalan zaman. Anda selalu merasa kekurangan karena Anda
  membandingkan diri Anda dengan mereka.

  Filsafat dunia mulai memengaruhi gaya hidup Anda sehingga Anda tidak
  puas dengan apa yang Anda miliki. Anda terdorong untuk membeli
  segala sesuatu yang baru atau ingin memiliki lebih banyak lagi.
  Dunia ingin menciptakan suatu sikap hidup yang materialistis dan
  konsumtif dalam diri Anda. Ini menyebabkan Anda selalu mementingkan
  yang trendi dan mahal. Kalau Anda tidak memiliki ini dan itu, Anda
  merasa tidak dianggap oleh dunia ini. Tetapi ingatlah bahwa di mata
  Tuhan bukan keadaan seseorang yang akan menentukan apakah ia seorang
  yang baik dan berkenan di hadapan-Nya. Tuhan melihat hati kita (1
  Samuel 16:7), bukan milik kita. Jadi, berusahalah menyenangkan hati
  Tuhan dan bukan manusia.

  Masalah kemiskinan juga dapat membuat Anda bingung dan stres.
  Mungkin Anda bertanya, "Bagaimana seharusnya saya hidup di antara
  orang-orang yang pendapatannya tidak sebanyak yang saya miliki?"
  Ketika Anda makan di sebuah rumah makan, mungkin timbul rasa
  bersalah di hati Anda karena mengetahui bahwa banyak orang yang
  seharusnya dapat ditolong dengan uang Anda. Mungkin Anda
  bertanya-tanya bagaimana caranya menghadapi pengemis yang
  berkeliaran sambil meminta-minta.

  Bila Anda menghadapi masalah-masalah seperti ini, mintalah nasihat
  dari orang-orang yang pernah mengalami hal yang sama. Juga adakan
  pemahaman Alkitab secara pribadi tentang kemiskinan dan sikap kita
  dalam menghadapi orang miskin, baik yang sudah percaya maupun yang
  belum percaya. Jangan lupa membahas tentang pemberian, misalnya
  berapa banyak dan kepada siapa Anda harus memberi.

  Stres karena Pengaruh Gaya Hidup di Kota Besar

  Pengaruh gaya hidup di kota besar, seperti Jakarta atau Surabaya,
  bila menyebabkan Anda stres. Masalah kepadatan penduduk, lalu lintas
  yang macet, sampah yang bertebaran di mana-mana, dan pelayanan yang
  cenderung lambat yang dulunya tidak mengganggu Anda, sekarang dapat
  membuat Anda merasa jengkel dan ingin marah.

  Stres juga bila timbul jika Anda tidak tahu tempat-tempat untuk
  membeli atau mendapatkan apa yang Anda perlukan. Dan jika Anda
  memunyai pembantu atau supir, ini pun dapat menimbulkan masalah
  baru. Mengurus surat-surat yang baru dan memperpanjang surat-surat
  yang lama dapat membuat Anda stres karena Anda mungkin terpaksa
  bolak-balik ke kantor pemerintah.

  Ingatlah selalu bahwa semua orang yang tinggal di kota besar
  mengalami hal yang sama. Memang orang-orang yang tinggal di kota
  kecil juga mengalami stres, tetapi mungkin masalahnya berbeda dengan
  yang dihadapi orang-orang yang tinggal di kota besar. Yang perlu
  Anda lakukan adalah tetap bergantung pada Allah dan meminta hikmat
  kepada-Nya supaya Anda dapat mengatasi masalah-masalah ini. Ada
  baiknya Anda bertanya kepada teman-teman Anda yang telah melewati
  masa penyesuaian ini. Percayalah, Anda pasti dapat mengatasinya dan
  dapat kembali menikmati kehidupan Anda seperti dulu.

  Stres yang Menyebabkan Suatu Sikap yang Suka Mengkritik

  Orang-orang yang baru kembali dari luar negeri sering mengkritik
  keadaan di sekitarnya. Sikap negatif ini dapat berkembang pada waktu
  mereka bertemu dengan orang-orang yang juga mengalami guncangan
  budaya yang membalik. Jika dibiarkan, sikap ini dapat menghalangi
  mereka dalam mempercepat proses penyesuaian diri dengan lingkungan
  mereka saat ini. Jadi, hati-hatilah supaya Anda tidak membiarkan
  sikap negatif itu menguasai Anda.
+
  Ada orang yang berpendapat bahwa hal-hal yang sudah dikenal dan
  diketahui adalah yang terbaik. Bila mereka mengalami hal-hal yang
  baru, sering itu dianggap salah atau kurang cocok bagi mereka.
  Walaupun sikap yang demikian wajar, namun Anda jangan ikut-ikutan.
  Anda harus tetap memunyai pandangan yang berbeda. Anda hendaknya
  menyadari bahwa masa itu akan berlalu.

  Yang Anda perlukan selama masa penyesuaian ini adalah sikap yang
  dewasa. Jangan biarkan sikap suka mengkritik berkembang dan meracuni
  diri Anda. Sebenarnya di mana pun Anda berada, Anda akan mengalami
  hal yang sama. Tidak ada tempat atau lingkungan yang sempurna.
  Selama Anda masih hidup di dunia ini, suka dan duka akan datang
  silih-berganti. Hanya di surga Anda akan menjumpai tempat tinggal
  yang sempurna.

  Bila Anda bersikap jujur dengan diri Anda sendiri, Anda akan
  mengakui bahwa selama tinggal di luar negeri pun, Anda mengalami
  hal-hal yang tidak menyenangkan dan yang menyebabkan Anda tertekan.
  Karena itu, setiap kali Anda ingin memberi respons yang negatif,
  ulangilah kata-kata yang berikut ini, "Tidak ada yang salah, hanya
  berbeda." Mengucapkan kata-kata ini dapat menolong Anda
  mengendalikan diri sehingga Anda dapat melawan pikiran-pikiran yang
  negatif dan merusak.

  Diambil dari:
  Judul buku: Selamat Datang Kembali
  Judul artikel asli: Tantangan yang Akan Anda Hadapi
  Penulis: Tom Yeakley
  Penerbit: Yayasan Kalam hidup, Bandung 1993
  Halaman: 9 -- 15 dan 18 -- 22

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

NORTHWEST HAITI CHRISTIAN MISSION
==>  http://www.nwhcm.org/

  Northwest Haiti Christian Mission (NHCM) merupakan organisasi
  Kristen bersifat nonprofit, dan telah melayani di Haiti selama 30
  tahun. Dalam pelayanannya, NHCM bekerja sama dengan gereja-gereja
  lokal dan masyarakat setempat. Mereka membawa orang-orang --
  terkhusus yang bermukim di barat laut Haiti, keluar dari kemiskinan
  rohani, fisik, dan sosial, sehingga kasih Allah nyata pada semua
  orang. Beberapa program yang mereka lakukan untuk memberkati Haiti
  adalah mendirikan sekolah dasar, pengadaan makanan, mengasuh
  anak-anak yatim piatu, klinik kesehatan, pembangunan gereja, sekolah
  Alkitab, dan pengembangan pertanian. Bagi Anda yang rindu untuk
  bergabung mendukung misi ini, silakan berkunjung ke alamat di atas.
  (DIY)

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

A F G A N I S T A N

  CURE Internasional mendapatkan dana dari Motorola Foundation untuk
  menyokong program medis di Afganistan (Medicine Residency Program).
  Program ini adalah program pertama di Afganistan dan akan mendidik
  dokter-dokter Afganistan dalam berbagai bidang, termasuk pengobatan
  penyakit dalam, pediatri, operasi umum, kandungan, ginekologi, dan
  ortopedi.

  Program ini tidak hanya menjadi alat penting untuk pengembangan
  pelayanan kesehatan, tetapi juga telah menjadi cahaya dalam
  kegelapan. CURE International melayani dengan setia, penuh kasih
  Kristus, dan kerendahan hati. Mereka menjangkau orang-orang dengan
  penyembuhan fisik serta rohani di seluruh dunia. (tUly)

  Sumber: Mission News, Agustus 2010
  [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14651]

  Pokok doa:
  * Mengucap syukur untuk CURE International yang setia pada komitmen
    mereka untuk tetap melayani di Afganistan, meskipun harus
    mengalami banyak tantangan. Doakan agar Tuhan melindungi dan
    memampukan setiap staf maupun sukarelawan yang melayani di
    Afganistan.
  * Doakanlah agar program medis di Afganistan ini menjadi saksi
    tentang hebatnya Sang Dokter agung, Yesus Kristus dan agar
    banyak kehidupan disentuh oleh-Nya.

A S I A  T E N G G A R A

  Masyarakat Ketning adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di
  dataran tinggi sebelah timur Asia Tenggara. Ketning berarti
  "orang-orang di lembah matahari". Orang Ketning mempraktikkan
  kanibalisme, menerapkan ilmu hitam, berpartisipasi dalam pembunuhan
  balas dendam, pemujaan nenek moyang, dan mengambil bagian dalam
  kepercayaan animisme. Namun, sekarang sudah ada lebih dari 15.000
  orang Ketning yang diubahkan oleh Injil dan masyarakat telah
  memperoleh kitab Perjanjian Baru (pertama kalinya pada tahun 1983).
  Sekarang, tidak ada lagi praktik animisme, sinkretisme, atau ajaran
  sesat yang dilaksanakan secara terang-terangan dalam komunitas
  mereka.

  Pada tahun 2008, para pendeta mulai meminta bantuan untuk
  penerjemahan bagian-bagian Perjanjian Lama. Dengan bantuan
  lembaga-lembaga misi dilengkapi dengan fasilitas dan teknologi
  internet yang memadai, maka tim penerjemah dari The Seed Company
  menyelesaikan bagian-bagian akhir beberapa kitab Perjanjian Lama.
  Target penyelesaian proyek ini adalah tahun 2013. Dukunglah dalam
  doa. (tUly)

  Sumber: Mission News, Agustus 2010
  [Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14708]

  Pokok doa:
  * Mengucap syukur untuk kerja keras tim dari The Seed Company dalam
    menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Ketning. Doakan agar Tuhan
    memberi kemampuan sehingga dapat menyelesaikan penerjemahan
    seluruh Alkitab Perjanjian lama.
  * Doakan untuk pertumbuhan iman di antara masyarakat Ketning agar
    mereka semakin bersungguh-sungguh lagi mempelajari firman Tuhan
    dan menjadi saksi-saksi Kristus.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                           MUSIM PENGHUJAN

  Perubahan iklim sangat drastis terjadi hampir di seluruh penjuru
  dunia, termasuk di wilayah Indonesia. Walaupun seharusnya saat ini
  kita mengalami musim kemarau, tapi ternyata hujan lebih kerap turun
  bahkan disertai angin puting beliung di beberapa wilayah. Ini
  berarti ada ancaman bencana pohon tumbang, tanah longsor dan banjir
  di beberapa daerah. Waspadalah untuk mengantisipasi dampak dari
  perubahan cuaca yang tidak menentu ini.

  Sumber: Redaksi

  POKOK DOA:

  1. Doakan juga agar pemerintah segera mengambil tindakan preventif
     untuk mempersiapkan masyarakat sehingga hal-hal yang tidak
     diinginkan dapat dihindarkan.

  2. Doakan agar masyarakat Indonesia sendiri sadar dan waspada
     untuk mengantisipasi berbagai kesulitan, seperti rumah roboh,
     tanah longsor dan banjir.

  3. Doakan khususnya untuk mereka yang bermukim di wilayah
     "langganan" banjir dan rawan bencana, kiranya Tuhan melindungi
     mereka.

  4. Doakan para kontraktor dan pihak yang berwenang, agar ketika
     mereka hendak melaksanakan pembangunan di Indonesia, mereka
     mempertimbangkan aspek-aspek ramah lingkungan, sehingga bencana
     di kemudian hari dapat dihindarkan.

  5. Berdoa agar masyarakat Kristen membuka diri untuk ikut ambil
     menolong orang lain yang dalam kesulitan, baik melalui dana,
     tenaga maupun pelayanan lain-lain.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org