Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/46

e-JEMMi edisi No. 46 Vol. 12/2009 (24-11-2009)

Orang Gujarat di India

______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
PROFIL BANGSA: Orang Gujarat di India
SUMBER MISI: India Evangelical Mission
ARTIKEL KHUSUS: Gereja dan Lingkungan Hidup
DOA BAGI MISI DUNIA: Eritrea, Amerika Serikat
DOA BAGI INDONESIA: Korupsi di Indonesia

______________________________________________________________________

               APPLY THYSELF WHOLLY TO THE SCRIPTURES,
                AND THE SCRIPTURES WHOLLY TO THYSELF
                
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Mengenal lebih dekat profil suku-suku yang ada di dunia merupakan 
  salah satu cara agar kita dapat mengerti dan memahami dari mana 
  mereka berasal, apa yang mereka alami, apa yang mereka butuhkan, apa 
  yang bisa kita doakan, dan apa yang bisa kita lakukan. Nah, untuk 
  semakin memperkaya pengetahuan Anda mengenai profil negara maupun 
  suku bangsa yang ada di dunia, e-JEMMi kali ini, melalui kolom 
  Profil Bangsa, akan menyajikan kehidupan suku Gujarat yang ada di 
  India. 
  
  Selain sajian Profil Bangsa, dalam rangka program YLSA Peduli 
  Lingkungan, secara khusus redaksi juga menyajikan sebuah artikel 
  yang membahas tentang lingkungan hidup, yang tentunya berhubungan 
  dengan tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Jadi, jangan 
  sampai Anda melewatkan satu pun dari bahan-bahan yang telah kami 
  persiapkan. Kami juga menghimbau Anda untuk berkunjung ke halaman 
  Facebook Misi <http://fb.sabda.org/misi> dan membagikan informasi, 
  kesaksian, atau apa pun juga yang dapat membangun iman kita bersama. 
  Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  http://www.sabda.org/publikasi/misi/
  http://misi.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/misi/
 
______________________________________________________________________
PROFIL BANGSA

                         ORANG GUJARAT DI INDIA
  
  Orang Gujarat adalah orang-orang yang tinggal di wilayah Gujarat, 
  India Barat. Bagi sebagian besar dari mereka, bahasa Gujarat adalah 
  bahasa ibu mereka. Mereka adalah suku yang kompleks, menuturkan 
  beragam dialek dan memiliki beragam budaya. Keragaman itu 
  berdasarkan wilayah dan kasta (kelas sosial) atau komunitas.
  
  Dewasa ini, komunitas Gujarat tersebar di sekitar 27 negara. 
  Terdapat banyak orang Gujarat di Afrika. Tetapi banyak juga orang 
  Gujarat yang berada di Myanmar (dulu Birma), Iran, dan Malaysia. 
  Keadaan hidup mereka di negara-negara ini bermacam-macam; tetapi 
  biasanya orang Gujarat yang mengembara ke negara lain datang dari 
  kasta yang tinggi dan kaya, serta memelihara banyak segi kebudayaan 
  mereka. Sering kali, mereka berkecimpung dalam usaha dagang kecil-
  kecilan.
  
  Gujarat merupakan salah satu negara bagian yang paling besar 
  industrinya di India. Di pantainya yang panjang terdapat banyak 
  pelabuhan. Hal tersebut membuat Gujarat menjadi kawasan utama 
  perdagangan dan laluu lintas perjalanan. Orang Gujarat terkenal 
  sebagai usahawan yang ulet dan cekatan. Keuletan itu menolong mereka 
  berkembang ketika mereka mengembara ke negara-negara lain.
  
  BAGAIMANAKAH KEHIDUPAN MEREKA?

  Orang Gujarat terbagi dalam beberapa kelompok sosial. Di Gujarat, 
  desa-desa pada umumnya berkelompok, dan dalam kelompok itu terdapat 
  anak kelompok, berdasarkan sistem kasta yang berlaku. Sistem kasta 
  ini sebenarnya adalah kelompok-kelompok budaya yang berdasarkan 
  bukan saja pada pekerjaan, tetapi juga pada tradisi, tingkah laku, 
  dan kebiasaan.
  
  Golongan orang Hindu yang merupakan golongan terbesar di Gujarat, 
  terbagi atas beberapa kasta. Susunan masyarakat mereka berdasarkan 
  pada prinsip kemurnian dan polusi. Golongan ulama yang dikenal 
  sebagai kasta Brahma berada pada posisi tertinggi, sementara 
  golongan buruh dan pembantu termasuk dalam kasta terendah. 
  Sayangnya, meskipun telah mengalami berbagai tingkat akulturasi, 
  hampir semua orang Gujarat tetap berpegang teguh pada kebudayaan 
  asli mereka. 
  
  Kebanyakan perkawinan di Gujarat dijodohkan oleh keluarga. Bagi 
  orang Gujarat golongan Hindu, kasta dan jenjang sosial adalah 
  hal-hal yang penting untuk dipertimbangkan.
  
  Umat Muslim Gujarat hanya boleh menikah dengan pasangan mereka dari 
  kelompok tertentu. Kaum wanitanya diharuskan mengenakan cadar dan 
  hidup terkucil. Perkawinan dianggap sebagai perpaduan antara dua 
  keluarga, bukan hanya antara pria dan wanita.
  
  Cerita rakyat orang Hindu di Gujarat mencerminkan mitologi mengenai 
  dewa Hindu, Krishna. Tari-tarian menghormati Krishna diwujudkan 
  dalam bentuk tarian rakyat yang dikenal dengan nama "garaba".
  
  Meskipun Gujarat banyak menghasilkan tekstil, plastik, bahan-bahan 
  kimia, dan mesin-mesin yang berat, 70% dari kaum buruh di Gujarat 
  adalah petani. Gandum dan biji-bijian merupakan makanan pokok mereka 
  dan beras dihasilkan di daerah yang basah.

  Musim penghujan merupakan kunci kelangsungan hidup para petani 
  Gujarat. Mereka tidak memunyai banyak mesin pertanian, tetapi 
  penggunaan traktor meningkat.
  
  Negara bagian Gujarat telah lama menjadi pusat perdagangan yang 
  penting. Para saudagar Gujarat telah pergi ke berbagai penjuru 
  dunia. Kombinasi antara keterampilan dagang dan pengabdian pada 
  profesi mereka telah membuat orang Gujarat sangat berhasil dalam 
  usaha bisnis internasional.
  
  APAKAH AGAMA MEREKA?
  
  Sebagian besar orang Gujarat beragama Hindu, di mana pun mereka 
  berada di dunia. Tetapi, kira-kira 30% orang Gujarat beragama Islam. 
  Petinggi agama Hindu datang dari kasta tertinggi, Brahma. Hanya 
  orang dari kasta Brahma saja yang dapat menjadi imam Hindu. Tetapi 
  tidak semua kaum Brahma menjadi imam Hindu.
  
  Orang Hindu menyembah banyak dewa, di antaranya berbentuk hewan. 
  Sapi dianggap suci, tetapi mereka juga menghormati kera, ular, dan 
  binatang-binatang lain.
  
  Mereka mengajarkan hal-hal seperti yoga dan reinkarnasi (lingkaran 
  kematian dan kelahiran secara terus-menerus). Mereka percaya bahwa 
  jiwa makhluk hidup dapat dilahirkan kembali sebagai manusia atau 
  hewan. Hukum karma menyatakan bahwa setiap tindak tanduk manusia 
  memengaruhi nasib jiwanya, bagaimana dia akan dilahirkan kembali 
  dalam kehidupan berikutnya. Kalau seseorang hidup dengan baik, 
  jiwanya akan lahir kembali ke tingkat yang lebih tinggi. Jika hidup 
  seseorang penuh dengan kejahatan, maka jiwanya akan lahir kembali ke 
  tingkat yang lebih rendah, bahkan mungkin dalam bentuk cacing! 
  Lingkaran ini terus berputar sampai kesempurnaan spiritual tercapai. 
  Jika kesempurnaan itu tercapai, maka jiwa mahluk hidup itu akan 
  mencapai "moksha", tingkat eksistensi baru, di mana dia tidak akan 
  kembali ke dunia.
  
  Kita melihat banyak ukiran patung dewa-dewa Hindu di pura dan candi 
  Hindu. Setiap hari, imam Hindu membersihkan patung-patung tersebut 
  dan patung-patung itu diberi pakaian. Mereka juga membawa makanan 
  untuk patung-patung itu. Mereka tidak menganggap diri pemuja patung 
  karena mereka percaya bahwa dewa-dewa mereka hidup di dalam 
  patung-patung itu.
  
  Orang Hindu Gujarat berharap dapat memperbaiki posisi mereka di 
  kehidupan berikutnya dengan bersikap dermawan, berbakti kepada 
  dewa-dewa mereka, dan menunjukkan kebaikan hati terhadap sesama 
  manusia dan sapi.
  
  Sebaliknya, orang Muslim Gujarat (biasanya penganut aliran Sunni) 
  sering membenci orang Hindu. Mereka memandang rendah orang Hindu 
  karena orang Hindu memuja banyak dewa dan mereka tidak ragu-ragu 
  menunjukkan perasaan mereka yang merendahkan orang Hindu itu.
  
  APAKAH YANG MEREKA PERLUKAN?
  
  Di banyak negara di mana terdapat komunitas Gujarat, tidak ada 
  badan-badan penginjilan yang berusaha menjangkau komunitas Gujarat 
  ini. Sangat disayangkan, bahkan di negara-negara Kristen sekalipun, 
  seperti Kenya, tidak ada orang Gujarat yang beragama Kristen. Ada 
  Alkitab berbahasa Gujarat, tetapi orang Gujarat perlu melihat 
  bagaimana cara orang Kristen hidup. Melalui cara itu saja mereka 
  akan mengerti bahwa damai dan kebebasan sejati dapat dijumpai hanya 
  di dalam Tuhan Yesus Kristus. 
  
  Hanya doa saja yang memunyai kekuatan untuk membebaskan mereka dari 
  belenggu pemujaan banyak dewa. Hanya doa saja yang dapat mematahkan 
  ikatan agama ini.
  
  POKOK-POKOK DOA

  1. Kiranya Tuhan mengambil alih kekuasaan atas prinsip-prinsip dan 
     kekuatan spiritual yang membelenggu orang Gujarat.

  2. Memohon kepada Tuhan agar membangkitkan para penginjil untuk 
     memperkenalkan Kristus dalam kehidupan mereka.

  3. Berdoa kepada Tuhan agar memberikan kebijaksanaan, anugerah, dan 
     strategi untuk merangkul orang Gujarat.

  4. Berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan menguatkan, mendorong, dan 
     melindungi orang-orang Kristen yang hidup di tengah-tengah 
     komunitas Gujarat.

  5. Berdoa supaya orang-orang Kristen Gujarat berani menyaksikan 
     Tuhan Yesus Kristus.

  6. Memohon kepada Roh Kudus agar melunakkan hati orang Gujarat 
     terhadap orang-orang Kristen sehingga mereka terbuka untuk 
     menerima Injil Kristus.

  7. Berdoa agar para pengusaha Gujarat diinjili sehingga mereka 
     dapat membawa Injil Kristus ke masyarakat mereka.

  8. Memohon kepada Tuhan agar membangkitkan gereja-gereja yang mau 
     mengutus orang-orang yang terbeban melayani di Gujarat. 
     (t/Tari)
  
  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Joshua Project
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.joshuaproject.net/peopctry.php?rog3=TZ&rop3=103544

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

INDIA EVANGELICAL MISSION
==> http://www.indiaevangelical.org/
  India Evangelical Mission adalah pelayanan multibidang yang 
  bertujuan memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang, melahirbarukan dan 
  melengkapi orang-orang percaya, dan kemudian mengutus mereka untuk 
  memenuhi Amanat Agung Allah. Organisasi yang didirikan pada tahun 
  1966 oleh Dr. G.V. Mathai ini mengikuti strategi Rasul Paulus (1 
  Korintus 9:22) dalam berupaya mewujudkan tujuannya. IEM menjangkau 
  mereka yang terhilang dengan banyak cara, di antaranya (1) memenuhi 
  kebutuhan fisik dan materi mereka melalui berbagai program 
  kemanusiaan, sebut saja bantuan medis, distribusi sandang pangan, 
  dan bantuan keuangan; (2) menyebarkan traktat-traktat; (3) dan 
  mengadakan program Ruang Baca Kristen dan Kursus Korespondensi 
  Alkitab. Nah, silakan berkunjung ke situsnya untuk mengenal lebih 
  dalam bentuk-bentuk pelayanan organisasi ini, termasuk perguruan 
  tinggi Alkitab yang dibangun guna melatih orang lokal India menjadi 
  pengabar Injil.
  
______________________________________________________________________
ARTIKEL KHUSUS

                      GEREJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

  Sadarkah Saudara bahwa alam tempat tinggal kita ini makin rusak? 
  Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup tanggal 5 Juni yang lalu, 
  banyak orang menyoroti kerusakan lingkungan hidup. Kita merasakan 
  bumi yang makin panas, banjir, serta pencemaran udara, air, dan 
  tanah; semua itu adalah masalah yang menimbulkan banyak dampak 
  negatif bagi manusia. Gaya hidup manusia yang tidak ramah lingkungan 
  dan eksploitasi alam yang berlebihan telah membuat alam ini berduka. 
  Lingkungan hidup menjadi rusak dan terjadilah ketidakadilan ekologi.

  Mengapa lingkungan hidup kita menjadi rusak? Adakah cara pandang dan 
  sikap manusia yang salah terhadap alam? Tentu saja. Pemahaman dan 
  cara pandang orang terhadap lingkungan hidup memengaruhi sikap 
  mereka dalam memperlakukan alam. Misalnya ada pandangan bahwa 
  manusia adalah pusat alam semesta (anthroposentris). Manusia dan 
  kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan 
  ekosistem. Alam dilihat hanya sebagai objek, alat, dan sarana bagi 
  pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya bernilai 
  sejauh menunjang kepentingan manusia. Tentu pandangan seperti itu 
  menghasilkan sikap yang tidak bersahabat dengan alam.

  Lalu, bagaimanakah pandangan kita (orang Kristen) terhadap alam 
  atau lingkungan hidup? Alkitab sebagai sumber nilai dan moral 
  kristiani menjadi pijakan dalam memandang dan mengapresiasi alam. 
  Alkitab sebenarnya mengajak manusia memberikan penghargaan yang 
  tinggi terhadap ciptaan Allah lainnya, termasuk alam atau 
  lingkungan hidup. Perhatikanlah kajian teologis berikut ini:

  1. Semua ciptaan adalah berharga, cerminan keagungan Allah (Mazmur 
     104). 
     
     Kebesaran Tuhan yang Mahaagung bagi karya ciptaan-Nya (dalam 
     artian lingkungan hidup) tampak dalam Mazmur 104. Perikop ini 
     menggambarkan ketakjuban pemazmur yang telah menyaksikan 
     bagaimana Tuhan yang tidak hanya mencipta, tapi juga 
     menumbuhkembangkannya dan terus memelihara ciptaan-Nya. Ayat 13, 
     16, 18, dan 17 misalnya, menggambarkan pohon-pohon diberi makan 
     oleh Tuhan, semua ciptaan menantikan makanan dari Tuhan. Yang 
     menarik adalah bukan hanya manusia yang menanti kasih dan berkat 
     Allah, tapi seluruh ciptaan (unsur lingkungan hidup). Di samping 
     itu, penonjolan kedudukan dan kekuasaan manusia atas ciptaan 
     lainnya di sini tidak tampak. Itu berarti bahwa baik manusia 
     maupun ciptaan lainnya tunduk pada kemahakuasaan Allah. Dalam 
     ayat 30, secara khusus dikatakan: "Apabila Engkau mengirim 
     roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi." Kata 
     "roh" sering kali dikaitkan dengan unsur kehidupan, atau hidup 
     itu sendiri. Ini berarti seluruh makhluk ciptaan di alam semesta 
     ini diberikan unsur kehidupan oleh Tuhan. Ayat ini jelas 
     menunjukkan bahwa bukan hanya manusia yang diberi kehidupan, tapi 
     juga ciptaan lainnya. Betapa berharganya seluruh ciptaan di 
     hadapan Tuhan. Roh Allah terus berkarya dan memberikan kehidupan.

     Secara singkat dapat disimpulkan bahwa sebagai Pencipta, Allah 
     sesuai rencana-Nya yang agung telah menciptakan segala sesuatu 
     sesuai dengan maksud dan fungsinya masing-masing dalam hubungan 
     harmonis yang terintegrasi dan saling memengaruhi antara yang 
     satu dengan yang lainnya. Jadi, sikap eksploitatif terhadap alam 
     merupakan bentuk penodaan dan perusakan terhadap karya Allah 
     yang agung itu.

  2. Semua ciptaan (kosmos) diselamatkan melalui Kristus 
     (Kolose 1:15-23).
     
     Dalam perikop ini diungkapkan dimensi kosmologis yang terkait 
     erat dengan hal keutamaan Kristus, khususnya karya pendamaian, 
     penebusan, dan penyelamatan-Nya atas semua ciptaan. Dalam ayat 23 
     dikatakan bahwa Injil diberitakan kepada seluruh alam. Melalui 
     Kristus dunia diciptakan, dan melalui Kristus pula Allah 
     berinisiatif melakukan pendamaian dengan ciptaan-Nya. Sekarang 
     alam berada di bawah kuasa-Nya dan dengan demikian kosmos 
     mengalami pendamaian. Bagian ini juga menekankan arti universal 
     tentang peristiwa Kristus melalui penampilan dimensi-dimensi 
     kosmosnya dan melalui pembicaraan tentang keselamatan bagi 
     seluruh dunia, termasuk semua ciptaan. Kristus membawa 
     pendamaian dan keharmonisan bagi semua ciptaan melalui kematian 
     dan kebangkitan-Nya. Penebusan Kristus juga dipahami sebagai 
     penebusan kosmos yang mencakup seluruh alam dan ciptaan. 
     Penyelamatan juga mencakup pendamaian atau pemulihan hubungan 
     yang telah rusak antara manusia dan ciptaan lainnya.

     Demikianlah dapat disimpulkan bahwa baik manusia maupun segala 
     ciptaan atau makhluk yang lain merupakan suatu kesatuan kosmik 
     yang memiliki nilai yang berakar dan bermuara di dalam Kristus.

  Dengan memerhatikan kajian teologis di atas, maka melahirkan teologi 
  kontekstual-ekologis sebagai berikut.

  1. Teologi Ciptaan
     Teologi ciptaan menekankan karya Allah yang memberikan hidup 
     kepada seluruh ciptaan (Mazmur 104). Dalam hal ini, manusia 
     dilihat sebagai bagian integral dari alam bersama 
     tumbuh-tumbuhan, hewan, dan ciptaan lainnya. Tanggung jawab 
     manusia adalah bekerja untuk Tuhan dalam memelihara dan mengelola 
     lingkungan hidup, bukan mendominasi apalagi mengeksploitasinya. 
     Teologi seperti ini juga pernah dirumuskan dalam KTT Bumi di Rio 
     de Janeiro tahun 1992.     

  2. Solidaritas dengan Alam 
     Kesadaran bahwa seluruh ciptaan berharga di mata Tuhan, membawa 
     kita untuk membangun sikap solidaritas dengan alam. Kita 
     memperlakukan lingkungan hidup sebagai sesama ciptaan yang harus 
     dikasihi, dijaga, dipelihara, dan dipedulikan. Kita mencintai dan 
     memperlakukan lingkungan hidup dengan sentuhan kasih sebagaimana 
     sikap Tuhan. Kita membangun solidaritas baru dengan alam yang 
     telah rusak.

  3. Spiritualitas Ekologis 
     Spiritualitas ini dibangun dengan dasar penghayatan iman bahwa 
     semua ciptaan diselamatkan dan dibaharui oleh Tuhan. Pembaharuan 
     itu menciptakan kehidupan yang harmonis. Spiritualitas ekologis 
     memunyai dasar pada pengalaman manusiawi yang berhadapan dengan 
     kehancuran lingkungan hidup sekaligus berhadapan dengan 
     pengalaman akan yang Mahakudus, yang mengatasi segalanya. Dalam 
     pengalaman ini, kita dipanggil untuk secara kreatif memelihara 
     kualitas kehidupan, dipanggil untuk bersama Sang Penyelenggara 
     hidup ikut serta mengusahakan syalom, kesejahteraan bersama 
     dengan seluruh alam. Spiritualitas ekologis terwujud dalam 
     macam-macam tindakan etis sebagai wujud tanggung jawab untuk ikut 
     memelihara lingkungan hidup.

  Konkretnya, apa yang dapat gereja lakukan untuk mewujudkan pandangan 
  teologi seperti tersebut di atas?

  Selama ini gereja hanya berkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan 
  kebaktian atau kegiatan lain yang melayani manusia. Sudah saatnya 
  gereja menyadari bahwa gereja memiliki tugas panggilan menjaga 
  keutuhan ciptaan atau kelestarian lingkungan hidup, misalnya dengan 
  membuat program-program sebagai berikut.

  1. Pembinaan tentang Kesadaran Ekologis 
     Pembinaan ini merupakan upaya gereja untuk mengingatkan 
     anggotanya bahwa alam adalah ciptaan Allah yang harus dihargai 
     dengan memelihara dan melestarikannya. Misalnya dalam PA atau 
     pembinaan khusus dan tema-tema kebaktian.

  2. Perayaan Lingkungan Hidup dalam Liturgi
     Misalnya membuat ibadah khusus untuk merayakan Hari Lingkungan 
     Hidup. Dalam ibadah, ada baiknya kita melakukan penyesalan dosa 
     yang dilakukan terhadap alam semesta karena ulah manusia yang 
     telah merusak alam. Penting juga untuk menciptakan dan 
     menyanyikan lagu-lagu rohani yang bertemakan alam.

  3. Menyuarakan Suara Kenabian terhadap Kerusakan Lingkungan Hidup
     Gereja perlu menyuarakan kritik atau memberikan masukan-masukan 
     bagi masyarakat atau pun pemerintah terkait dengan upaya 
     melestarikan lingkungan hidup.

  4. Menata Lingkungan Gereja dengan Memerhatikan Keseimbangan 
     Ekologis. 
     Misalnya jangan habiskan tanah untuk mendirikan bangunan, tapi 
     berikan ruang untuk tanam-tanaman. Kita bisa membangun lingkungan 
     gereja yang hijau dan asri.

  5. Gerakan Penanaman Pohon bagi Seluruh Warga Gereja

  6. Mengajak Anggota Jemaat Membudayakan Gaya Hidup yang Ramah dan 
     Dekat dengan Alam.
     Misalnya dengan memisahkan sampah plastik, membuat lingkungan 
     sekitar rumah menjadi hijau dengan tanam-tanaman.

  7. Membangun Kerja Sama dengan Lembaga atau Kelompok Pencinta Alam. 
     Misalnya WALHI, untuk memperjuangkan pembangunan yang berwawasan 
     ekologis.
  
  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: suplemenGKI.com 
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://suplemengki.com/?p=16                      
                       
______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

E R I T R E A 
  Menurut Open Doors AS, tentara keamanan Eritrea menyerang rumah 
  Pendeta H, pendiri Full Gospel Church di Asmara. Sebanyak 3 orang 
  ditahan dalam serangan itu. Pendeta H tidak ditahan karena 
  kesehatannya yang melemah akibat bisul. Meskipun demikian, dia 
  menjadi tahanan rumah dengan penjaga yang ditempatkan di luar 
  rumahnya. Pada hari Jumat, lebih dari 7 jemaatnya ditangkap. 

  Mereka yang ditangkap saat serangan hari Rabu, 15 Oktober, itu 
  adalah 2 orang laki-laki dan 1 orang wanita. Pada hari Jumatnya, 
  seorang wanita ditahan bersama dengan enam pria lainnya yang sampai 
  saat ini namanya belum diketahui. Open Doors sejauh ini belum dapat 
  mengetahui di mana orang-orang Kristen ini disembunyikan. 

  Penangkapan dan penahanan yang dilakukan pemerintah tanpa mengadili 
  warganya terus terjadi di tengah-tengah banyaknya laporan tentang 
  kelaparan dan keputusasaan yang melanda negara ini. Namun, dalam 
  suatu wawancara yang dilakukan bulan Mei lalu, Presiden Isaias 
  Afwerki mengatakan kepada Reuters, "Kami bukan anak-anak. Kami tidak 
  dilahirkan kemarin. Tak seorang pun bisa mendidik kami tentang apa 
  arti kebebasan. Ini bukan pertanyaan tentang hak asasi manusia, hak 
  beragama. Ini adalah bagian dari peperangan dengan pihak oposisi 
  yang kuat, dan pihak oposisi itu tidak berhasil meraih apa pun." 

  Lebih dari 2.800 orang Kristen masih berada di balik jeruji penjara 
  karena ketekunan mereka untuk melakukan penyembahan di luar aturan 
  yang ditentukan. Setidaknya ada 10 orang percaya yang telah tewas 
  karena perlakuan kejam dan kelalaian medis yang mereka terima ketika 
  berada di penjara. (t/Ratri)
  Diterjemahkan dari: Mission News, October 2009
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13411
  Pokok doa:
  * Doakan setiap orang percaya di Eritrea, khususnya mereka yang 
    ditahan karena iman mereka, agar Tuhan melindungi dan memberi 
    kekuatan kepada mereka selama berada dalam tahanan.
  * Berdoa juga bagi mereka yang hingga saat ini belum diketahui 
    keberadaannya, agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan kepada 
    keluarga mereka.
  
A M E R I K A  S E R I K A T
  Dalam memenuhi Amanat Agung, suatu organisasi bisa melakukan banyak 
  hal. Di bawah terang visi penginjil Luis Palau untuk membangkitkan 
  generasi penerus para penginjil, Next Generation Alliance (NGA) 
  dibentuk. 

  Sejak didirikan tahun 1998, lebih dari 17 juta orang telah dijangkau 
  oleh Kabar Baik dan lebih dari 792.000 orang telah membuktikan 
  komitmennya kepada Yesus Kristus di depan umum melalui pelayanan 
  NGA.

  Ini adalah suatu jaringan yang bertujuan membantu orang-orang 
  percaya bekerja sama untuk melipatgandakan dampak Kabar Baik. Saat 
  ini, ada lebih dari dua ratus penginjil dan organisasi pelayanan 
  yang bergabung dengan NGA. 

  Lusinan penginjil telah berpartner dengan NGA untuk menerima 
  pelatihan dan sumber pendampingan, sedangkan banyak lagi lainnya 
  bersama-sama dengan staf NGA memperluas dampak usaha-usaha 
  penjangkauan ke seluruh kota, daerah, dan bahkan negara di seluruh 
  dunia. 

  Pada tanggal 10 -- 13 November, "Innovative Evangelism Conference 
  2009: Proclaiming Christ as One" diadakan. Para penginjil berkumpul 
  bersama di Jantzen Beach, Oregon, untuk belajar bagaimana 
  mendapatkan metode baru dan membentuk jaringan dukungan dan 
  kolaborasi baru. Konferensi ini memberi kesempatan untuk 
  mengeksplorasi ide-ide terbaru dalam penginjilan bersama sekelompok 
  besar orang yang memiliki semangat yang luar biasa terhadap Kabar 
  Baik Yesus Kristus. (t/Ratri)
  Diterjemahkan dari: Mission News, October 2009
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13421
  Pokok doa:
  * Mengucap syukur untuk keberadaan NGA yang telah memberkati dan 
    memperlengkapi Tubuh Kristus dalam menyebarkan Kabar Baik. Doakan 
    agar Tuhan memampukan tim NGA untuk menjangkau lebih banyak orang
    yang belum percaya kepada Injil.
  * Doakan juga agar Tuhan memberi hikmat kepada NGA dalam melatih dan 
    menemukan cara-cara baru yang dapat digunakan untuk menjangkau 
    mereka yang belum percaya. 

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                        KORUPSI DI INDONESIA

  Upaya Indonesia dalam memberantas korupsi hingga tahun 2009 mulai 
  menunjukkan hasil. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2009 naik menjadi 
  2,8. Kita patut bersyukur IPK dari tahun ke tahun terus membaik. 
  Langkah tegas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak dibentuk 
  tahun 2003 hingga 2009 telah membangkitkan persepsi publik bahwa ada 
  keseriusan bangsa ini untuk memerangi korupsi. Sedikit atau banyak, 
  KPK telah memberikan asa baru dalam pemberantasan korupsi di tengah 
  adanya krisis kepercayaan terhadap lembaga penegak hukum di 
  Indonesia.
  
  Sumber: Kompas, Kamis 19 November 2009, Halaman 6
  
  POKOK DOA:
  
  1. Mengucap syukur atas dukungan yang pemerintah berikan dalam 
     menuntaskan masalah korupsi di Indonesia. Mari doakan agar Tuhan 
     memampukan dan memberi keberanian yang lebih besar lagi pada masa 
     yang akan datang sehingga terbuka jalan yang lebih luas untuk
     Indonesia dikenal menjadi negara yang bebas korupsi.
  
  2. Doakan agar Tuhan memberi hikmat kepada pemerintah dalam 
     menyelesaikan kasus-kasus yang saat ini sedang terjadi, sehingga 
     pemerintah dapat segera melangkah dan melanjutkan tugas mereka 
     dalam memberantas kasus-kasus korupsi yang lebih besar.

  3. Doakan juga agar pemerintah dan aparat berwajib tidak terjebak 
     dan mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang mencoba untuk 
     mengacaukan dan menggagalkan beberapa kasus hukum yang saat ini 
     sedang terjadi di Indonesia.
     
  4. Mari berdoa agar kita, dan masyarakat umum, mulai mempraktikkan 
     sadar hukum dan takut akan Tuhan sehingga tidak mendukung 
     praktik-praktik korupsi, bahkan dari tingkat yang paling 
     rendah/kecil sekali pun.
     
  5. Berdoa agar usaha pemberantasan korupsi ini juga diintegrasikan 
     dengan komitmen untuk mendidik generasi muda, melalui sekolah
     dan lembaga-lembaga pendidikan lain, untuk membenci tindakan 
     korupsi dan menjunjung tinggi kejujuran dalam segala bidang.
          
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Kontributor: Tari Gregory
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Facebook e-JEMMi: http://fb.sabda.org/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org