Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2009/41

e-JEMMi edisi No. 41 Vol. 12/2009 (20-10-2009)

Berdoa Untuk Orang Lain

 
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Berdoa untuk Orang Lain
SUMBER MISI: Teman Doa 
DOA BAGI MISI DUNIA: Mauritania, Pakistan
DOA BAGI INDONESIA: Hari Pangan Nasional
STOP PRESS: Perayaan 15 Tahun SABDA 19 -- 23 Oktober 2009

______________________________________________________________________

             WHAT THE WORLD CALLS A DOWNRIGHT FAILURE 
                  MAY ACTUALLY BE AN UPRIGHT MAN
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,
  
  Saya sangat mengagumi para tokoh doa karena mereka adalah sosok luar 
  bisa yang sangat memberkati banyak orang melalui pengajaran dan 
  contoh hidup mereka. Namun pada suatu ketika, Tuhan menyingkapkan 
  satu rahasia dari keberhasilan pelayanan mereka kepada saya. Melalui 
  kisah Daud, Tuhan dengan jelas berkata, bahwa kesuksesan Daud tidak 
  terlepas dari orang-orang yang mendukung dan menopang pelayanannya; 
  Tuhan menyediakan Triwira untuk menopang Daud, para Triwira ditopang 
  oleh perwira-perwira lainnya, dan para perwira ditopang oleh para 
  prajurit. 
  
  Demikian juga para tokoh doa, mereka juga memiliki tim pendoa yang 
  senantiasa berdoa dan berjaga-jaga bagi mereka dan dalam setiap 
  pelayanan yang mereka lakukan. Tim pendoa ini tidak hanya berdoa 
  bagi orang-orang tertentu saja, namun mereka juga berdoa bagi 
  orang-orang yang belum diselamatkan. Melalui peristiwa ini, saya 
  mengerti bahwa pada saat Tuhan memberikan satu tugas khusus kepada 
  kita, Ia tidak akan membiarkan kita mengerjakannya seorang diri, 
  melainkan Ia juga akan memperlengkapi kita dengan orang-orang yang 
  bersedia berdoa untuk kita.
   
  Pernahkah Tuhan menggerakkan Anda untuk berdoa bagi seseorang? Tidak 
  peduli siapa orangnya -- apakah seorang penginjil, jemaat biasa, 
  keluarga, atau mungkin orang yang pernah menyakiti Anda. Jika Tuhan 
  menggerakkan Anda untuk berdoa bagi mereka, maka berdoalah, karena 
  bisa jadi Anda adalah orang yang telah ditetapkan Allah untuk 
  menjadi penopang, bahkan perantara bagi diri-Nya dan mereka yang 
  belum mengenal Kristus. 
  
  Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
  
  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti
  http://misi.sabda.org/
  http://www.sabda.org/publikasi/misi/

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI
                        
                     BERDOA UNTUK ORANG LAIN

  Pada malam perjamuan terakhir, Tuhan Yesus berkata, "Simon, Simon 
  ... Aku telah berdoa untuk engkau ..." (Lukas 22:31-32). Dan kita 
  pun mengikuti teladan Kristus itu setiap waktu.
  
  Suatu hari, saya mengunjungi seorang ibu tua yang lemah dan telah 
  menderita selama bertahun-tahun. Ia berpaling kepada saya lalu 
  bertanya, "Menurut Bapak, mengapa Tuhan masih menginginkan saya di 
  dunia ini?" Saya diam karena tak tahu jawabnya. Lalu ia mulai 
  bercerita tentang anaknya. Anak itu telah menempuh jalan hidup yang 
  sesat. Ketika mendengar cerita ibu itu, saya teringat akan kata-kata 
  dalam sebuah syair: "Saya tahu kasih siapa yang masih tetap 
  mengikuti saya, oh ibuku." Meskipun ibu itu merasa kecewa akan 
  anaknya dan kenyataannya anak itu telah berulang kali menghancurkan 
  hatinya, ia tetap mengasihi anaknya. Akhirnya, ia menjawab 
  pertanyaannya sendiri, "Tuhan ingin saya tetap di sini agar saya 
  dapat mendoakan anak saya."
  
  Sering kali, kita merasa tak berdaya, tapi kita selalu dapat berdoa. 
  Berdoa untuk orang lain bukan saja merupakan kehormatan, melainkan 
  juga kewajiban yang sungguh-sungguh harus ditaati. Nabi Samuel 
  berkata: "... jauhlah daripadaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan 
  berhenti mendoakanmu ..." (1 Samuel 12:23). Orang-orang Kristen 
  mendoakan orang lain yang mereka kasihi dan orang-orang yang sulit 
  untuk dikasihi. Yesus mengatakan, "...  dan berdoalah bagi mereka 
  yang menganiaya kamu" (Matius 5:44).
  
  Jika kita berbicara tentang orang yang kita benci, akhirnya api 
  panas dari kebencian di dalam diri kita akan dipadamkan lalu kita 
  akan mulai melihat orang itu dengan pandangan roh Tuhan sehingga 
  kita dapat mengatakan, "Bapa, ampunilah mereka."
  
  Bila kita berdoa untuk mereka yang kita kasihi dan yang memerlukan 
  pertolongan, kita mengembangkan pengharapan dengan kekuatannya yang 
  senantiasa bertahan sepanjang hidup kita.
  
  Bila anak kita sakit, kita akan merasa lega jika dokter datang 
  karena kita tahu bahwa ia dapat berbuat sesuatu bagi anak kita. Dan 
  bila kita membawa seseorang yang membutuhkan pertolongan ke dalam 
  tangan Tuhan, kita akan merasakan damai dalam hati kita, sebab 
  berdoa untuk orang lain berarti menolong diri kita sendiri.
  
  Bila Yesus berkata, "Simon, Aku telah berdoa untukmu," Simon 
  berbesar hati. Bila Martin Luther merasa kuat dan bahagia, ia 
  mengatakan, "Saya merasa seolah-olah ada orang yang mendoakan saya." 
  Orang yang mendapat kritik dari orang lain akan merasa tertekan, 
  tapi jika ia tahu bahwa ada orang yang berdoa untuknya, maka ia akan 
  memperoleh sumber kekuatan yang dapat membuatnya bertahan.
  
  Pada masa-masa sulit dalam sejarah Inggris, Cromwell menulis surat 
  kepada laksamana-laksamana di laut: "Banyak doa dipanjatkan untuk 
  kita setiap hari, hal ini merupakan dorongan semangat yang besar."
  
  Saya tahu bahwa banyak orang berdoa untuk saya, dan saya berterima 
  kasih kepada mereka semua. Beberapa waktu yang lalu ada beberapa 
  orang anggota gereja lain menceritakan kepada saya tentang 
  kekurangan-kekurangan pendetanya. Saya menceritakan kepada mereka 
  bagaimana Paulus meminta agar umatnya mendoakan dia. Dalam setiap 
  surat yang ia tulis, ia minta agar didoakan, kecuali kepada umat di 
  Galatia. Saya lalu menyebut nama-nama pengkhotbah yang cara 
  pelayanannya menunjukkan kemajuan pesat bila mereka tahu bahwa ada 
  orang-orang di dalam gerejanya yang secara tetap mendoakan mereka. 
  Jika seseorang tahu bahwa orang-orang lain berdoa untuknya, maka ia 
  sendiri akan menolong orang itu dengan doanya.
  
  Bila saya mendoakan orang lain, berarti saya tergerak melakukan 
  sesuatu untuk menolong orang itu. Dan sering kali usaha orang yang 
  mendoakan itu cukup untuk menjawab doa itu. Contohnya, jika saya 
  berdoa untuk seseorang yang sedang sakit. Mungkin salah satu faktor 
  yang menyebabkan penyakitnya ialah karena orang itu merasa kesepian, 
  putus asa, dan kehilangan gairah untuk hidup. Sebagai hasil dari doa 
  saya, saya merasa tergerak untuk menaruh perhatian dan menunjukkan 
  sikap kasih sayang yang mungkin dapat mengubah sikap mental si 
  penderita, dan hal ini bisa jadi merupakan titik balik antara 
  penyakit dan kesehatan. Jika saya berdoa untuk seseorang yang 
  mengalami kesulitan ekonomi, saya tergerak untuk menolong dia dengan 
  memberi atau meminjamkan sebagian dari milik saya. Jika saya berdoa 
  untuk jiwa seseorang, saya tergerak untuk mengundang dia pergi ke 
  gereja bersama-sama. Jika saya berdoa untuk kesejahteraan lingkungan 
  saya, maka saya akan menyediakan lebih banyak waktu lagi untuk 
  pelayanan lingkungan saya. Bila saya berdoa untuk orang lain yang 
  lemah, saya membawa kekuatan yang datang dari Allah untuk dipusatkan 
  pada kehidupan dan keadaan orang itu. Alkitab berkata, "Kalau ada 
  seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua 
  jemaat, supaya mereka mendoakan dia. Dan doa yang lahir dari iman 
  akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia, 
  dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni, 
  karena itu, hendaklah kamu saling mendoakan." (Yakobus 5:14-16)
  
  Perhatikanlah terutama kata-kata "doa yang lahir dari iman". Kita 
  tahu bahwa iman merupakan fondasi utama dari doa, tapi di sini kita 
  melihat bahwa orang yang didoakan tidak selalu harus memiliki iman. 
  Allah dapat menjawab doa karena iman yang mendoakan. Saya dapat 
  mendoakan orang yang tidak memiliki iman, tapi jika saya memanjatkan 
  doa yang lahir dari iman, maka Allah akan menjawab doa saya.
  
  Di atas kayu salib, Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka ..." 
  (Lukas 23:34). Jelas bahwa Tuhan Yesus tidak akan memanjatkan satu 
  doa yang mustahil. Ia tahu bahwa mereka yang telah menyalibkan Dia 
  adalah orang-orang yang tak menyesali perbuatannya dan tak memiliki 
  iman. Walaupun demikian, Tuhan dapat mengampuni mereka karena doa 
  yang telah dipanjatkan untuk mereka lahir dari iman Yesus Kristus.
  
  Apakah Anda pernah berdoa untuk seseorang tapi belum terkabul? 
  Setiap doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh harus disertai 
  kata-kata Kristus, "... tapi bukan kehendak-Ku, melainkan 
  kehendak-Mulah yang jadi." Dan mungkin jawaban yang Anda nantikan 
  tidak sesuai dengan kehendak Allah. Atau, mungkin Allah memunyai 
  alasan-alasan tertentu sehingga tidak segera menjawab doa Anda.
  
  Mari kita ingat kata-kata pemazmur, "... bergembiralah karena Tuhan 
  maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu, 
  serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia 
  akan bertindak. Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah 
  Dia." (Mazmur 37:4, 5, 7)
  
  Tapi mungkin pula doa Anda tidak terjawab karena Anda tidak berdoa 
  dengan saksama dan saya yakin bahwa beberapa orang mendapatkan 
  jawaban yang lebih lengkap dari orang lain karena mereka tahu cara 
  berdoa yang lebih baik. Berikut ini saya uraikan cara berdoa yang 
  baik untuk orang lain.
  
  1. Berdoalah sungguh-sungguh untuk orang itu. 
     Bayangkanlah orang itu dengan jelas di dalam pikiran kita, 
     sehingga kita seolah-olah dapat melihat dia di hadapan kita. 
     Pastikanlah secara tegas sedapat mungkin apa yang menjadi 
     kebutuhan orang itu dengan mempertimbangkan keadaan hidupnya.
  
  2. Dengan membayangkan orang yang bersangkutan di dalam pikiran 
     kita, pusatkanlah pikiran kita kepada Allah. 
     Untuk ini, saya sering membayangkan suatu kejadian tertentu dalam 
     kehidupan Kristus yang cocok dengan kasus orang itu. Misalnya, 
     jika orang yang saya doakan itu memerlukan kebutuhan jasmani, 
     ingatlah kejadian ketika Kristus memberi makan orang banyak. Jika 
     hidup orang itu tidak benar, ingatlah akan Ia yang berkata, 
     "Pergilah, jangan berbuat dosa lagi." Jika orang itu sakit, 
     ingatlah kepada wanita yang menjamah jubah Yesus. Kita pusatkan 
     pikiran kita kepada Allah dan orang itu bersama-sama.
     
  3. Di dalam doa kita, angkatlah orang itu di hadapan Allah. 
     Kita jangan mencoba menceritakan kepada Tuhan apa-apa yang tidak 
     kita ketahui. Demikian pula jangan mencoba mendesak Allah untuk 
     berbuat sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya. Ingatlah kata-kata 
     Agustinus: "Tanpa Tuhan kita tidak bisa, tanpa kita Tuhan tidak 
     mau." Pandanglah diri kita sendiri sebagai perantara manusiawi 
     yang diperlukan untuk mempertemukan orang itu dengan Allah.
     
  4. Ceritakanlah kepada Allah apa yang tersimpan di dalam hati kita. 
     Namun, ingatlah untuk berdoa secara positif. Jangan memusatkan 
     doa kita pada kelemahan, penyakit, atau dosa orang itu, melainkan 
     pusatkanlah pada kekuatan orang itu dan bayangkanlah di dalam 
     hati dan pikiran kita suatu jawaban yang kita kehendaki lalu 
     bayangkan orang yang menerima jawaban itu. Jadi, berdoalah dengan 
     penuh pengharapan.
     
  5. Berdoalah terus sampai jawaban Tuhan kita terima. 
     Pada tahun 1872, Profesor John Tyndall, seorang ilmuwan Inggris, 
     menyatakan bahwa doa itu sesungguhnya tak ada gunanya. Untuk 
     mempertahankan pendapatnya itu, ia menantang orang-orang Kristen 
     untuk mengadakan tes. Ia berkata, "Pergilah ke rumah sakit dan 
     bagilah penderita-penderita di dalam dua kelompok. Pastikanlah 
     bahwa mereka menderita penyakit yang hampir sama dan mereka 
     menerima perhatian medis yang sama pula. Lalu biarlah orang-orang 
     Kristen mendoakan kelompok yang satu sedang kelompok yang lain 
     diabaikan. Selanjutnya kita akan menyaksikan apakah ada 
     kemajuan-kemajuan yang terlihat pada orang-orang yang didoakan 
     itu.
  
  Percobaan itu sama sekali tak masuk akal. Kita tak dapat membagi 
  orang-orang sakit dalam kelompok sesuai dengan sakit dan penderitaan 
  yang identik. Kita juga tak dapat memastikan apakah setiap kelompok 
  mendapatkan pelayanan medis yang sama. Tapi yang lebih penting, kita 
  juga tak dapat memastikan apakah tak ada di antara orang dalam 
  kelompok yang diabaikan itu yang tidak didoakan oleh orang yang 
  mengasihinya. Namun, jika percobaan itu dapat dilaksanakan, pasti 
  dapat dibuktikan bahwa doa akan menimbulkan perbedaan.
  
  Doa bukan saja efektif terhadap orang sakit, tapi juga memunyai 
  kekuatan untuk mengisi setiap kebutuhan dalam hidup kita. Berulang 
  kali saya memberikan nasihat kepada seorang istri maupun suami yang 
  pernikahannya kurang bahagia, "Tanpa diketahui oleh yang lain, 
  berdoalah dengan sungguh-sungguh." Sering kali saya menyaksikan 
  bahwa doa berhasil saat segala usaha lain gagal.
  
  Suatu hari, seorang wanita menelepon saya dan bertanya apakah saya 
  mengenal seorang pendeta di Los Angeles. Ia bercerita kepada saya 
  tentang saudaranya yang membutuhkan pertolongan Tuhan dan ia ingin 
  agar pendeta itu mendoakan saudaranya. Saya berkata, "Mengapa bukan 
  Anda dan saya yang mendoakan dia?" "Oh, dia berada terlalu jauh dari 
  kita," kata wanita itu. Lalu saya menunjukkan kepadanya bahwa saya 
  dapat segera memutar telepon dan menghubungi pendeta itu. Ini 
  disebabkan tenaga listrik. Lalu saya menunjukkan pula bahwa Allah 
  yang telah menciptakan tenaga itu dan jika suara saya dapat 
  diteruskan ke benua lain, maka masuk akal jika kita percaya bahwa 
  Allah juga dapat membawa doa saya dan mengirimkannya ke mana saja.
  
  Sering saya teringat akan syair pendek yang ditulis oleh Ethel Romig 
  Fuller dalam bukunya "Proof" (Bukti). Terjemahannya sebagai berikut:
  
    Jika jari-jari radio yang ramping dapat memetik melodi di tengah 
    malam buta, lalu memantulkannya menyeberangi laut dan benua,
    jika nada-nada biola laksana daun-daun bunga dihembuskan melampaui 
    gunung dan kota,
    jika lagu seperti bunga mawar merah bertaburan dari ruang angkasa,
    mengapa manusia yang fana, merasa heran jika Tuhan dapat mendengar 
    doa kita?
  
  Bayangkanlah seseorang di dalam satu ruangan sebuah rumah dan Tuhan 
  berada di ruang sampingnya. Di antara kedua ruang itu terdapat 
  dinding penyekat. Jika kita berdiri di pintu yang menghubungkan 
  kedua ruang itu, kita dapat melihat mereka yang berada di 
  masing-masing ruang. Yang satu dapat berbicara kepada yang lain 
  melalui kita. Mungkin kita memunyai hubungan dengan beberapa orang 
  yang memerlukan pertolongan Tuhan. Di antara Tuhan dan orang itu ada 
  sebuah dinding penghalang. Mungkin dinding itu berupa rasa tidak 
  percaya, sikap acuh tak acuh, atau cara hidup yang salah. Tapi 
  karena kita memunyai hubungan baik dengan orang itu dan juga dengan 
  Tuhan, maka kita dapat menjadi penghubung antara keduanya. Dan, 
  dengan doa-doa kita, kita menyampaikan kebutuhan orang itu kepada 
  kuat kuasa Tuhan.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Segala Sesuatu Mungkin Melalui Doa (Jilid 2)
  Penulis: Charles L. Allen
  Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1988
  Halaman: 39 -- 44 
                        
______________________________________________________________________
SUMBER MISI

TEMANDOA.COM
==> http://www.temandoa.com/
  Sesuai yang dapat Anda lihat di ucapan selamat datangnya, situs ini 
  memberikan fasilitas kepada semua orang untuk berdoa dan belajar 
  Alkitab bersama. Anda, melalui situs ini, dapat mengirimkan 
  permohonan doa melalui berbagai media, termasuk web, email, dan SMS 
  sehingga memudahkan Anda untuk mengirim permohonan doa kapan dan di 
  mana saja. Sedang, untuk membantu Anda belajar Alkitab, situs ini 
  sudah menyediakan Alkitab dalam berbagai bahasa yang dapat Anda baca 
  secara online. Silakan pilih yang sesuai dengan kebutuhan Anda. 
  Meski fokus dalam hal doa dan Alkitab, situs ini juga menyediakan 
  bahan-bahan lain yang pasti akan membantu Anda menjaga dan 
  mengembangkan kehidupan rohani Anda, seperti renungan, kesaksian, 
  dll.. Nah, selamat bergabung dengan komunitas pendoa di situs ini.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

M A U R I T A N I A  
  Pada 23 Juni lalu, CL tewas di depan sekolah bahasa dan komputer 
  yang dikelolanya di Nouakchott, ibukota Mauritania. Seorang juru 
  bicara Al Qaeda asal Afrika Utara mengeluarkan pernyataan di salah 
  satu stasiun TV Arab bahwa sekelompok orang membunuhnya karena 
  menurut mereka ia mencoba mengkristenkan orang setempat. CL, 
  istrinya, dan empat anaknya tinggal di Mauritania selama 7 tahun, 
  dan memimpin tempat pelatihan keterampilan komputer, menjahit, dan 
  baca tulis. Menurut Cleveland Daily Banner, dia juga memberikan 
  pelayanan program keuangan mikro. Keluarganya mengeluarkan 
  pernyataan meminta keadilan, tetapi mereka mengampuni pembunuhnya. 
  Kata mereka, "CL sangat mengasihi Mauritania dan orang-orang 
  Mauritania, di sini kami membagikan kasih." (t/Ratri) 
  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi Agustus 2009, Volume 27, No. 8
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: Mauritania: Another Martyr
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 3
  Pokok doa:
  * Doakan istri dan keempat anak CL, agar Tuhan memberi ekstra 
    kekuatan agar mereka tetap mau membagikan hidup mereka kepada
    orang-orang di Mauritania, khususnya mereka yang belum percaya.
  * Berdoa juga bagi gereja Tuhan dan umat percaya di Mauritania yang 
    merupakan kelompok minoritas, agar Tuhan melindungi dan menolong
    mereka untuk terus membagikan kasih Tuhan.
    
P A K I S T A N 
  Setelah melakukan pemfitnahan, seorang pemimpin agama setempat 
  menggerakkan sekelompok orang untuk membuat huru-hara dan memimpin 
  mereka melakukan suatu penyerangan terhadap sebuah desa Kristen pada 
  30 Juni yang lalu. Mereka menghancurkan rumah-rumah orang Kristen, 
  merampas harta benda, dan melukai orang-orang percaya, menganiaya 
  seseorang hingga mati. Akibatnya, setidaknya ada 110 keluarga 
  Kristen (hampir 700 orang), terpaksa melarikan diri. 
  Keluarga-keluarga itu mencari tempat aman di ladang-ladang di 
  sekitar desa mereka. 

  Pemerintah mengaku memberikan hak yang sama kepada penganut agama 
  minoritas, termasuk orang-orang Kristen. Tapi mereka tidak melihat 
  hal ini diterapkan dalam kenyataan. Pasti akan lebih baik bila 
  mereka memberikan perlindungan atau menghentikannya sebelum serangan 
  terjadi.

  Di Pakistan, penganut agama minoritas sering kali menghadapi 
  penganiayaan dan dihukum karena difitnah tidak menghormati nabi 
  terakhir dari agama mereka. Dari peristiwa ini, kelompok mayoritas 
  telah mendaftar kasus-kasus pemfitnahan terhadap 11 orang percaya. 
  Meskipun berisiko, orang-orang masih terus datang kepada Kristus. 
  Voice of the Martyrs masih terus mendampingi sisa-sisa gereja. TN 
  menjelaskan bahwa "Voice of the Martyrs bekerja bersama orang-orang 
  Kristen di Pakistan, dan dalam beberapa kasus, mereka juga datang 
  untuk membantu mereka untuk bersama-sama mengembalikan kehidupan 
  mereka".

  Ini adalah kesempatan pelayanan. "Orang-orang Kristen yang merespons 
  peristiwa seperti ini dengan kasih dan pengampunan akan memancarkan 
  cahaya yang membawa kebangunan karena orang-orang setempat melihat 
  mereka dan berkata, `Tunggu dulu, bagaimana bisa mereka merespons 
  peristiwa itu dengan cara seperti ini? Bagaimana mereka masih bisa 
  mengasihi kami?`" Doakan agar para penganiaya di seluruh Pakistan 
  tertantang oleh kesaksian yang terus dilakukan oleh para pengikut 
  Kristus sehingga mereka menerima Kristus. (t/Ratri)
  Diterjemahkan dari: Mission News, July 2009
  Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12924
  Pokok doa:
  * Mengucap syukur untuk orang percaya di Pakistan. Meskipun sering 
    mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, namun mereka tetap 
    bersikap baik dan mengasihi pihak-pihak yang telah menganiaya 
    mereka.
  * Doakan bagi organisasi/lembaga Kristen yang melayani orang percaya 
    di Pakistan, agar Tuhan memampukan mereka untuk menolong dan 
    mengupayakan kehidupan yang lebih baik bagi orang Kristen di 
    Pakistan.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                       HARI PANGAN NASIONAL

  Ketahanan pangan merupakan pilar utama pembangunan suatu bangsa. 
  Kita tak ingin krisis pangan seperti 2008 jadi batu sandungan bagi 
  pembangunan ekonomi ke depan. Ketahanan pangan di sini bukan hanya 
  menyangkut stabilitas pasokan dan harga, tetapi juga terpenuhinya 
  hak atas pangan dan gizi yang baik bagi semua. Artinya jangan lagi 
  kita mendengar ada kasus gizi buruk di negeri ini. Oleh sebab itu, 
  kita berharap momentum peringatan Hari Pangan Nasional (16 Oktober 
  2009) kali ini akan lebih banyak diisi tindakan nyata ketimbang 
  seremonial.  

  Sumber: Kompas, Kamis, 15 Oktober 2009, Halaman 6
  
  POKOK DOA:
  
  1. Besarnya ketergantungan pada impor pangan menjadi persoalan 
     pangan yang dihadapi bangsa ini. Ditambah lagi perubahan iklim 
     yang cukup ekstrem, sudah pasti akan berdampak pada pertanian, 
     khususnya pangan. Doakan agar pemerintah dapat segera 
     menindaklanjuti persoalan ini, sehingga dapat menentukan 
     kebijakan-kebijakan yang harus diambil guna meningkatkan dan 
     menjaga ketahanan pangan bagi rakyat.

  2. Doakan agar Tuhan memampukan pemerintah dalam memperlengkapi para 
     petani dalam menghadapi anomali iklim seperti kekeringan dan 
     banjir, yang cakupan dan frekuensinya semakin meningkat, termasuk 
     pola budidaya dan bercocok tanam.

  3. Dilihat dari sisi daya dukung lahan, pertumbuhan penduduk, pola 
     konsumsi, dan kondisi iklim ke depan, bukan tidak mungkin 
     Indonesia akan semakin kewalahan menjaga ketahanan pangan. Doakan 
     agar pemerintah dan setiap instansi terkait mulai serius untuk 
     menggarap pertanian pangan demi kesinambungan ketahanan pangan 
     jangka panjang.
     
  4. Kondisi masyarakat Indonesia yang mengalami gizi buruk masih 
     sering terdengar. Doakan agar pemerintah segera mengambil 
     tindakan untuk menanggulangi masalah ini, sehingga ke depannya 
     kita tidak mendengar lagi adanya masyarakat Indonesia yang 
     mengalami gizi buruk.
  
  5. Doakan juga agar masyarakat Indonesia secara sadar menjaga sumber 
     daya alam dan lingkungan, serta tidak bersikap konsumtif. Biarlah
     ada perubahan ke arah yang lebih bijaksana dalam mengelola sumber 
     alam yang sudah Tuhan berikan.   
     
______________________________________________________________________
STOP PRESS   

             PERAYAAN 15 TAHUN SABDA 19 -- 23 OKTOBER 2009

  Banyak sukacita mewarnai minggu ketiga perayaan 15 Tahun SABDA. 
  Selain jumlah fan SABDA yang sudah melewati angka 1.000, peluncuran 
  Aplikasi Facebook SABDA Ayat juga telah mendapat sambutan yang 
  hangat dari para penggunanya. Bagi Anda yang ingin facebook-nya 
  dihiasi dengan tampilan ayat setiap hari secara otomatis, silakan 
  menambahkan aplikasi SABDA Ayat melalui URL berikut ini. 
  ==> http://apps.facebook.com/sabda_ayat/
  
  Sementara itu, masih ada beberapa kendala untuk peluncuran Tutorial 
  SABDA Alkitab dan upgrade situs SABDA.net. Kami mohon dukungan doa 
  dari Anda semua agar kedua proyek tersebut dapat diselesaikan dengan 
  baik.
  
  Memasuki perayaan minggu ke-3 ini, ada beberapa acara yang akan 
  YLSA laksanakan, yaitu: 
  
  - Peluncuran CD Image SABDA (ISO)
  - Dimulainya Pemilihan (Polling) Karya Slogan, Desain Stiker SABDA, 
    dan Desain T-Shirt SABDA
  - Peluncuran Gadget "AYATIZER"
  - Peluncuran upgrade CD Alkitab Audio (TB dan BIS)
  
  Doakan agar semua rencana tersebut berjalan dengan lancar dan 
  menjadi berkat bagi banyak orang. 
  
  Terima kasih, Tuhan memberkati.  
     
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2009 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org