Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/9

e-JEMMi edisi No. 09 Vol. 11/2008 (26-2-2008)

Tajik di Afganistan

 
                                            Februari 2008, Vol.11 No.9
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
PROFIL BANGSA      : Tajik di Afganistan
ARTIKEL MISI       : Panggilan Istimewa
DOA BAGI MISI DUNIA: Internasional, Tonga, Iran
DOA BAGI INDONESIA : Gereja-Gereja yang Mendukung Pelayanan Misi
______________________________________________________________________

             GOD NEVER PROMISES WHAT HE WILL NOT PROVIDE
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Afganistan merupakan salah satu negara yang masuk dalam daftar
  negara yang paling melarang kebebasan beragama, khususnya agama
  Kristen. Di negara ini tidak terdapat gereja dan jumlah orang
  Kristen hanya 0,01%. Di negara ini masih banyak terjadi tindakan
  anarki dan pemerintah pusat tidak mengendalikan seluruh negara.
  Kekerasan masih sering terjadi karena golongan radikal masih aktif
  dan sering melakukan perlawanan.

  Undang-undang yang mengatur kebebasan beragama masih ditentang
  karena hukum syariah adalah hukum negara ini. Meskipun ada jaminan
  kebebasan beragama bagi kaum minoritas, kelompok mayoritas sering
  melanggar hukum mereka sendiri. Oleh karena itu, orang-orang Kristen
  harus sangat berhati-hati. Konsekuensi dari tidak adanya kebebasan
  beragama di negara ini adalah pembatasan/pelarangan praktik ibadah
  (khususnya orang Kristen). Jika melanggarnya, mereka akan mendapat
  sanksi berat, seperti pemenjaraan, penyiksaan, bahkan pembunuhan
  tanpa diadili.

  Mari berdoa bersama untuk negara ini, minta belas kasihan Tuhan
  untuk memulihkan Afganistan.

  Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
PROFIL BANGSA

                         TAJIK DI AFGANISTAN
                         ===================

  Populasi terbesar suku Tajik yang ada di luar tanah air Afganistan
  adalah di wilayah Tajikistan, yang terletak di utara Afganistan.
  Lebih dari 25% populasi Afganistan adalah orang Tajik. Hal tersebut
  membuat suku Tajik menjadi suku terbesar kedua di Afganistan. Sejak
  abad ke-4, bukti sejarah menunjukkan bahwa Tajik adalah suku paling
  kuno di antara suku-suku Asia Tengah yang masih bertahan
  keberadaannya hingga sekarang. Subetnis Mediteranian dari ras
  Kaukasia, suku Tajik modern adalah keturunan dari orang-orang
  Persia. Orang-orang yang bertubuh tinggi langsing, berkulit kuning
  langsat dengan mata biru atau hijau, serta rambut yang sering kali
  berwarna merah dan pirang, yang kemudian menikah dengan orang-orang
  Turki dan Mongol, menghasilkan orang-orang dengan mata berbentuk
  oval dan berujung lancip serta berambut hitam lurus -- orang Tajik.

  Istilah Turki kuno, Tajik, adalah sinonim dari Persia. Mereka selalu
  menuturkan bahasa Persia (atau bahasa Dari di Afganistan) yang
  diadopsi penutur bahasa Persia lain di Asia Tengah. Sering kali,
  mereka menyebut diri mereka dengan nama lembah kampung halaman
  daripada Tajik. Mereka tinggal di lingkungan pegunungan yang luas
  dan subur, yang disebut Panjsher Valley, bagian utara Kabul, di mana
  para petani dan penggembala miskin tinggal di rumah beratap datar
  yang terbuat dari batu bata lumpur atau batu. Saat persedian air
  melimpah, desa ini bisa menghasilkan buah-buahan, kacang-kacangan,
  serta biji-bijian hasil panen yang terbaik. Ahmad Shah Masoud, salah
  seorang pemimpin yang terkemuka di Taliban, yang dibunuh pada 2001,
  berasal dari desa itu. Ada juga sekelompok kecil suku Tajik yang
  tinggal di provinsi Herat di bagian barat yang berbatasan dengan
  Iran. Lalu ada juga kelompok komunitas Tajik yang lebih besar dan
  lebih berpendidikan, yang tinggal di Kabul, di mana mereka telah
  merasakan kesuksesan ekonomi dan pengaruh politik. Di antara suku
  Tajik yang tinggal di kota itu juga terdapat para pedagang dan
  pengrajin yang sangat berbakat. Karena hubungan kekerabatan dalam
  keluarga besar suku Tajik dekat, orang Tajik yang tinggal di kota
  dikenal sangat menjaga hubungan baik dengan keluarga mereka di desa.

  Mereka yang sebelumnya adalah suku, telah meninggalkan struktur
  organisasi yang ketat sejak dahulu. Namun demikian, tradisi budaya
  mereka masih dijaga dan diperhatikan -- tradisi yang tetap bertahan
  meski didera invasi selama berabad-abad, oleh orang-orang Arab kuno
  sampai para pejuang Taliban yang kini ada. Salah satu tradisi sosial
  adalah keramahtamahan yang luar biasa -- keramahtamahan antarorang
  Afganistan. Menerima tamu dianggap sebagai suatu kehormatan --
  kesempatan untuk makan hidangan-hidangan istimewa. "Osh", makanan
  spesial yang dipersiapkan para pria Tajik, yang dibuat dari nasi,
  daging kambing, merica, dan sayuran, dan mungkin dihidangkan dengan
  roti tipis bundar yang dibakar dengan campuran beberapa tepung,
  buah, yogurt (susu masam kental), dan teh. Bahkan petani miskin
  sekalipun menyambut tamu dengan menghidangkan teh, roti, dan yogurt.

  Dipaksa menganut agama Islam oleh Arab pada abad ke-7, 99% orang
  Tajik Afganistan kini beragama Islam. Tradisi agama mengharuskan
  adanya ritual untuk memperingati beberapa tahap penting kehidupan,
  seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Doa hafalan diucapkan
  setiap hari, dan di beberapa komunitas, praktik gaib, guna-guna, dan
  ritual animistis masih memiliki tempat dalam hidup masyarakat.

  Tradisi artistik kuno dan dihormati seperti puisi, cerita rakyat,
  karya seni, musik, dan tarian menggambarkan dan menjaga nilai-nilai
  budaya Tajik. Kekreatifan mereka diwujudkan dalam benda-benda
  seperti karpet yang menawan, keramik, kostum yang kaya dengan
  sulaman, topi, serta perhiasan pria yang berwarna terang. Pada masa
  lalu, Tajik melukis langit-langit luas yang terbuat dari kayu di
  masjid dan istana, juga mendekorasi buku. Sering kali mereka
  menuliskan puisi berbahasa Persia di langit-langit dan buku itu.
  Pakaian adat orang Tajik Afganistan tidak terlalu spesial, para pria
  membalut topi bersulam dengan ikat kepala dan para wanita memakai
  syal dan kerudung.

  Masyarakat Tajik didominasi oleh pria, namun wanita tidak dikenakan
  terlalu banyak peraturan ketat di tempat kerja dan masyarakat
  (kecuali di bawah pemerintahan Taliban) daripada wanita di komunitas
  Islam yang lain. Namun demikian, kehidupan pribadinya mirip, para
  wanita bergantung pada para pria. Wanita tidak berhak untuk mendapat
  warisan. Pernikahan orang Afganistan biasanya diatur, dan kata
  "cerai" hanya boleh dicetuskan oleh suami yang memutuskan hubungan
  pernikahan dengan mengatakan "saya menceraikanmu" sebanyak tiga
  kali.

  Kenyamanan yang dirasakan komunitas Tajik pada masa lalu entah
  bagaimana telah terkikis oleh ketidakstabilan keadaan yang kini
  sedang terjadi. Namun demikian, identitas nasional yang kuat dan
  sifat mereka yang pekerja keras akan memberikan suku Tajik hidup
  yang lebih baik sementara Afganistan membangun ulang.

  Apakah kepercayaan mereka?

  Sebanyak 99% orang Tajik adalah orang Islam. Sebagian besar dari
  mereka adalah Islam Sunni Mazhab Hanafi, namun ada juga yang adalah
  Islam Shia Ismaili yang tinggal di daerah pegunungan yang terpencil.
  Islam meresap dalam setiap aspek kehidupan mereka. Ritual kelahiran,
  pubertas, pernikahan, dan kematian, semua itu dilakukan dalam upaya
  mengamalkan agama mereka. Mereka patuh mengulang doa hafalan lima
  kali sehari.

  Selain agama Islam, spiritisme (kepercayaan pada roh-roh halus yang
  menyertakan ilmu gaib dan guna-guna) juga tersebar luas di antara
  masyarakat Tajik.

  Apakah yang mereka butuhkan?

  Tajik banyak mengalami perang dan percekcokkan dalam komunitas
  mereka. Tanah mereka terus-menerus diinvasi selama berabad-abad oleh
  Arab, Yunani, Mongol, Persia, Turki, Rusia, dan Inggris.

  Sangat sulit untuk menerobos agama Islam. Pertobatan menjadi Kristen
  akan membuat mereka "dilempar" dari keluarga mereka. Karena itu
  orang-orang Tajik, meski hangat dan ramah, menjadi semakin takut
  terhadap orang asing.

  Orang Tajik berbahasa Persia "Dari", sebuah bahasa yang berasal
  dari Raja Darius (disebutkan dalam Kitab Daniel). Sayangnya, hanya
  sekitar 10% dari seluruh orang Tajik yang bisa membaca.

  Pokok Doa
  =========

  * Mohon kepada Tuhan agar memulihkan kedamaian politik dan
    kestabilan keamanan di Afganistan.

  * Mohon agar Tuhan mengirimkan pelayan-pelayan Kristen yang fasih
    berbahasa Dari sehingga mereka bisa melayani orang-orang Tajik.

  * Doakan agar para misionaris dan pelayan Kristen yang melayani di
    Pakistan dapat menjadi saksi yang efektif bagi orang-orang Tajik
    yang dibuang oleh keluarga mereka.

  * Doakan agar mereka mengerti bahwa mereka perlu mencari kebenaran
    yang sejati yang hanya bisa mereka dapatkan dengan pengenalan
    pada Yesus Kristus.

  * Doakan agar tersedia dana untuk membantu daerah-daerah miskin
    sehingga dapat membantu kebutuhan pokok mereka.

  * Doakan agar segera ada gereja lokal yang kuat yang ada di antara
    orang-orang Tajik Afganistan. (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Joshua Project
  Penulis   : Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.joshuaproject/peopctry.php

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                          PANGGILAN ISTIMEWA
                          ==================

  Mendapatkan kepercayaan adalah suatu kehormatan; terlebih lagi jika
  pemberinya istimewa. Kepada Yesaya, Tuhan bersabda, "Tetapi Aku akan
  membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan
  yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yesaya 49:7b)

  Sesuai dengan rancangan-Nya yang kekal, Tuhan menghendaki agar
  berita keselamatan disampaikan kepada segala bangsa. Karena itu
  Yesaya tidak hanya diutus untuk melayani suku Yehuda atau Israel
  saja, tetapi segala bangsa (Yesaya 49:7a). Yohanes memahami
  keuniversalan berita Injil ketika ia berkata, "Lihatlah Anak Domba
  Allah, yang menghapus dosa isi dunia." (Yohanes 1:29) Begitu juga
  Lukas, "Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan
  dosa harus disampaikan kepada segala bangsa." (Lukas 24:47) Tidak
  keliru, perintah untuk membawa Injil kepada segala bangsa memang
  harus disebut Amanat Agung (Matius 29:19-20).

  Tetapi tugas penyebarluasan berita keselamatan di dalam Kristus
  merupakan panggilan, dan bukan sekadar alternatif, "Aku membuat
  engkau." Di sini ketaatan menjadi keharusan. Paulus tahu persis akan
  hal ini, dan ia menanggapinya dengan meninggalkan semuanya demi
  menggenapi tugas ini: "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan
  bagiku sekarang kuanggap rugi karena Kristus." (Filipi 3:7) Buah
  ketaatan Paulus nyata sekali; Injil menerobos Asia, masuk ke Eropa,
  "ujung bumi" pun dicapai. Maka bukan suatu kebetulan jika Lukas
  menerapkan mandat penugasan Yesaya ini kepada Paulus (Kisah Para
  Rasul 13:47). Tepat sekali, Paulus telah membuka hidupnya, sehingga
  di dalam dirinya, rancangan agung ilahi ini menemukan realisasinya
  secara utuh.

  Nasib dan masa depan dunia ditentukan di dalam berita ini. Karena
  itu, Iblis berjuang keras untuk menggagalkan panggilan ini dengan
  beragam cara. Intinya, ia akan membelokkan ketaatan itu kepada yang
  lain. Yang paling populer, mengimbau kita untuk hidup baik dan kaya
  dalam kebajikan, berusaha menjadi garam dan terang. Teknik lain, ia
  menjebak kita dengan kesibukan (yaitu pelayanan, atau kegiatan
  gerejawi) pengganti yang memang terlihat masuk akal, berguna, dan
  memuaskan, kecuali dalam pandangan Tuhan.

  Kenyataannya, ketaatan dalam pemberitaan Injil merupakan kebutuhan
  yang teramat mendesak. Bangsa-bangsa masih menantikan datangnya
  berita keselamatan, bahkan dengan kerinduan yang jauh lebih mencekam
  daripada yang diungkapkan oleh wanita Makedonia itu (Kisah Para
  Rasul 16:9). Paling tidak, apakah tanggapan kita terhadap 16 hingga
  20 ribu suku bangsa dunia ini, yang masih tersembunyi dari Injil?
  Bukankah keadaannya tidak berbeda jika kita sejenak menoleh ke
  sekeliling? Apakah yang telah kita lakukan bagi sepuluh kelompok
  suku di sekeliling kita ini, di mana berita Injil masih berupa
  pengharapan?

  Jutaan jiwa tengah berbaris menuju neraka. Kesadaran inilah yang
  menggerakkan William Carney untuk melupakan kenikmatan Eropa dan
  dengan berani menantang kehidupan keras di India. Dengan motivasi
  yang sama, Adoniram Judson menyerahkan hidupnya untuk Myanmar,
  Hudson Taylor untuk bangsa Cina. Bukankah karena alasan yang sama,
  maka Nomensen, Lyman, dan Munson bahkan telah mengorbankan nyawanya
  demi menuntun suku Batak kepada pengenalan terhadap anugerah
  keselamatan dalam Kristus? Daftar tokoh-tokoh iman yang telah
  menempuh lorong ini masih dapat diperpanjang. Benar, jika rumah kita
  tengah dilanda amukan api memang tidak ada waktu untuk menghiasi
  dindingnya dengan lukisan kesayangan.

  Tiba waktunya untuk mengerahkan semua potensi guna melaksanakan
  panggilan mendesak ini. Kita harus mulai dengan sumber daya
  terpenting -- doa. Pengalaman Zinzendorf dan gereja Moravia menjadi
  contoh klasik, doa mampu mengerjakan banyak perkara dalam
  penginjilan sedunia. Marilah kita genangi dunia yang sesat ini
  dengan kuasa dari surga melalui doa dan permohonan. Kita minta agar
  Tuhan mengutus pekerja-pekerja pergi ke ladang-Nya. Juga, agar pintu
  pemberitaan terbuka di mana-mana (Kolose 4:3), dan agar Ia berkenan
  menggunakan semua sarana yang tersedia untuk menuntun banyak jiwa
  kepada pertobatan.

  Berikutnya dana kita. Kita terlalu bersemangat mendanai
  bermacam-macam program, kecuali penginjilan. Termakan bujukan
  dunia, kita habiskan uang kita untuk membeli benda-benda yang hanya
  memuaskan nafsu. Akibatnya, kita tidak melihat pengumpulan dana
  untuk penginjilan sedunia sebagai prioritas. Jika mau, kita dapat
  mengumpulkan dana dalam jumlah besar. Barangkali ini berarti suatu
  panggilan untuk mengatur kembali prioritas penggunaan penghasilan.
  Mungkin juga keharusan untuk mengubah gaya hidup. Bila kita rela
  mendisiplin diri, tidak ada alasan untuk tidak dapat melakukan lebih
  banyak lagi demi penyebarluasan Injil ke seluruh dunia.

  Di samping itu, kesatuan dan kerja sama harus semakin dipupuk dan
  dikembangkan. Bukan waktunya lagi untuk bersikeras menekankan
  perbedaan; sebaliknya, kita harus lebih memusatkan pada kesamaan.
  Demi suksesnya kesaksian Injil, kita harus bersedia bergandengan
  tangan dengan semua orang percaya, apa pun latar belakang gereja,
  suku, budaya, atau batasan lainnya. Kita sedang berada di tengah
  medan perjuangan; jangan sampai keliru dalam menandai siapa "musuh"
  kita sebenarnya. Marilah kita amalkan prinsip Kristus yang satu ini,
  "Sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu." (Lukas
  9:50) Kristus telah menetapkan kita untuk menjadi terang kepada
  segala bangsa. Usahakan agar cahaya-Nya semakin cemerlang.

  Diambil dari :
  Judul buku   : Sepadan dengan Panggilan Allah
  Judul bab    : Hidup sebagai Seorang Pelayan
  Judul artikel: Panggilan Istimewa
  Penulis      : Petrus Maryono
  Penerbit     : Yayasan Andi, Yogyakarta 2002
  Halaman      : 53 -- 56

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

I N T E R N A S I O N A L
  Menjelang akhir tahun, Fred Palmerton dari Christian Resources
  International (CRI) mengatakan bahwa banyak orang percaya kuatir
  menunggu kiriman Alkitab, buku-buku renungan, dan bahan untuk
  anak-anak. "Saya benar-benar prihatin melihat banyak orang di
  seberang lautan yang tidak bisa mendapat Injil Tuhan. Mereka
  menunggu dan bertanya-tanya, `Apakah CRI memunyai uang untuk
  mengirimiku buku?`" CRI melayani melalui komunitas Kristen di
  Amerika Utara. Mereka menerima sumbangan buku-buku bekas dan
  mengirimkannya kepada para misionaris dan pendeta lokal di luar
  negeri untuk melengkapi mereka dalam melayani. Tetapi saat ini
  mereka terhambat oleh kurangnya dana. "Yang paling diperlukan
  sekarang adalah dana pengiriman tumpukan buku yang ada di
  perpustakaan kami. Telah ada banyak kontainer yang menunggu untuk
  dikirim ke India, Ghana, Sri Lanka, Liberia, dan Afrika Selatan."
  Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2007
  Selengkapnya      : http://www.MNNonline.org/article/10635
  Pokok doa
  ---------
  * Doakan CRI yang melayani komunitas Kristen di Amerika Utara, agar
    Tuhan menjadikan mereka saluran berkat dengan membagikan buku-buku
    bekas yang penting untuk pelayanan di berbagai negara di Afrika.
  * Doakan agar Tuhan ikut campur tangan karena pengiriman buku-buku
    tersebut saat ini tertunda akibat kurangnya dana. Biarlah Tuhan
    mendatangkan para donatur untuk memenuhi kebutuhan ini.

T O N G A
  Beberapa organisasi bekerja sama untuk mendistribusikan satu salinan
  Kabar Baik kepada setiap anak di Kerajaan Tonga. Kerajaan ini
  terletak di antara Hawai dan Selandia Baru, dan terdiri atas 176
  pulau. Negara ini adalah negara Kristen yang taat dan Hari Sabat di
  sana dinyatakan sebagai hari sakral dalam Undang-Undang Tonga. Awal
  tahun ini, Menteri Pendidikan mengesahkan "Book of Hope" dan
  menyetujui pendistribusiannya ke seluruh sekolah dan lembaga
  pendidikan di Tonga. Setelah diadakan pelatihan pada bulan Maret,
  penjangkauan terhadap seluruh negara itu mulai dilakukan. Tujuannya
  adalah untuk mendatangi setiap pulau-pulau berpenghuni untuk
  memastikan agar setiap anak di Kerajaan Tonga mendapatkan firman
  Tuhan.
  Diterjemahkan dari:
  Judul buletin: Body Life, Edisi Oktober 2007, Volume 25, No. 10
  Halaman      : 1
  Pokok doa
  ---------
  * Doakan program penjangkauan anak-anak di Tonga, agar Tuhan memberi
    hikmat, kekuatan, dan kesabaran sehingga penyelenggaraan dapat
    berlangsung dengan baik.
  * Berdoalah untuk Kerajaan Tonga, agar pengenalan mereka akan Tuhan
    semakin bertambah dan Tonga bisa menjadi berkat untuk
    negara-negara yang berada di sekitar mereka.
  * Doakan juga agar aparat pemerintah dapat memberikan suasana aman
    selama program pembagian "Book of Hope" ini diadakan.

I R A N
  Seorang wanita Kristen yang menjalankan bisnis jahit-menjahit,
  secara sukarela mengajar tiga gadis bagaimana menjahit. Selama
  percakapan, dia bercerita tentang iman Kristennya dan mulai mengajar
  mereka tentang kekristenan. Tetapi satu dari tiga gadis itu adalah
  dari keluarga Muslim. Ia merasa kecewa dengan apa yang dilakukan
  wanita itu. Akhirnya toko penjahit wanita itu dirusak,
  peralatan-peralatannya dihancurkan, dan dia dipukuli serta diancam
  akan dibunuh. Wanita tersebut kemudian dibawa ke pengadilan dan
  seorang hakim mengatakan bahwa para jaksa penuntut memiliki hak
  untuk memberatkannya. Wanita itu akhirnya harus pindah demi
  keselamatannya.
  Diterjemahkan dari:
  Judul buletin: Body Life, Edisi Oktober 2007, Volume 25, No. 10
  Halaman      : 3
  Pokok doa
  ---------
  * Doakan untuk penjahit Kristen yang dianiaya karena membagikan
    kabar keselamatan bagi mereka yang masih terhilang. Kiranya
    Tuhan menumbuhkan benih firman Tuhan yang telah ditaburkan,
    walaupun untuk sementara kelihatannya mendapat penolakan.
  * Berdoa untuk keselamatan penjahit Kristen ini, karena hidupnya
    terancam. Biarlah Tuhan terus memeliharanya dan pencobaan ini
    semakin menguatkan imannya.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

              GEREJA-GEREJA YANG MENDUKUNG PELAYANAN MISI
              ===========================================

  Mengapa banyak gereja-gereja, khususnya di Indonesia yang kurang
  peduli terhadap pelayan misi? Salah satu alasan yang sering
  digunakan adalah tidak tersedianya atau kurangnya dana untuk
  membiayai para pekerja misi yang terlibat secara langsung di
  lapangan. Sebagian besar dana gereja biasanya digunakan untuk
  mendukung fasilitas-fasilitas, membeli alat-alat musik yang canggih,
  dan membiayai kegiatan-kegiatan internal gereja, sedangkan untuk
  pelayanan misi tidak masuk dalam prioritas utama. Sudah saatnya
  gereja lebih mementingkan kebutuhan misi, sudah saatnya gereja
  bangkit dan keluar dari "daerah amannya" dan berubah menjadi gereja
  yang misioner, gereja yang lebih mementingkan apa yang menjadi
  kerinduan Allah, yaitu membawa lebih banyak jiwa bagi kerajaan-Nya.

  Pokok Doa
  ---------

  1. Berdoalah untuk gereja-gereja di Indonesia supaya mereka dapat
     melihat kebutuhan ladang misi sebagaimana Allah melihatnya.
     Dengan pandangan ini, gereja-gereja dapat bergerak untuk
     mengkoordinasi kegiatan-kegiatannya ke arah misi.

  2. Visi dan misi gereja sering tergantung pada pemimpin-pemimpinnya.
     Karena itu doakan agar Tuhan sendirilah yang menyentuh para
     pemimpin gereja dengan kasih kepada jiwa-jiwa yang terhilang
     supaya mereka memimpin gereja bukan untuk sekadar menjalankan
     kepentingan jemaat saja, tetapi panggilan Allah untuk gereja-Nya.

  3. Berdoalah agar setiap gereja di Indonesia yang belum memiliki
     pelayanan misi bisa terlebih dahulu memberikan dukungan bagi
     yayasan misi lainnya melalui doa, dana, dan daya.

  4. Doakan untuk gereja-gereja yang telah mengirim utusan Injil/
     misionaris ke ladang misi, agar mereka dengan setia mendukung
     pelayan-pelayan Tuhan ini dengan sepenuh hati dan terus
     memerhatikan perkembangan pelayanan mereka.

  5. Berdoa untuk gereja-gereja yang ingin mengembangkan pelayanan
     misi, kiranya mereka memiliki motivasi yang murni untuk Tuhan,
     sehingga nantinya dapat mendidik jemaatnya untuk melihat misi
     Tuhan dan gereja untuk dunia yang terhilang.

  6. Berdoalah agar jemaat gereja yang telah disentuh dengan kasih
     Tuhan dapat menjadi motivator untuk misi Allah di dunia, sehingga
     banyak orang percaya dapat terlibat dalam pelayanan misi.

_____________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
   untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
    yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
    Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi              :                   < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan          :   < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti              : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan:       < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :               http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :                 http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org