Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/50

e-JEMMi edisi No. 50 Vol. 11/2008 (16-12-2008)

Menantikan Kedatangan Kristus

 


______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
RENUNGAN NATAL: Zakharia dan Elisabet: Menebar Simpati dan Empati
ARTIKEL NATAL: Penilik Natal
SUMBER MISI: India Christian Mission Center (ICMC)
DOA BAGI MISI DUNIA: India, Afganistan
DOA BAGI INDONESIA: Yayasan Kasih Imanuel

______________________________________________________________________

       LIGHTLY SPOKEN WORDS WILL BE WEIGHTY IN THE JUDGEMENT
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Apakah Anda telah menyiapkan hati untuk menyambut perayaan Natal? 
  Kami mengajak Anda untuk menyiapkan hati dengan membaca Renungan 
  Natal dan Artikel Natal yang kami siapkan di bawah ini. Biarlah 
  perenungan ini dapat membawa hati kita untuk dipenuhi dengan simpati 
  dan empati kepada orang-orang yang ada di sekitar kita yang 
  membutuhkan kasih Kristus. Marilah kita menjadi orang-orang yang 
  dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat-Nya.

  Selamat menjadi saluran berkat, sehingga kasih Tuhan semakin 
  terpancar melalui kita pada Natal tahun ini.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
RENUNGAN NATAL

           ZAKHARIA DAN ELISABET: MENEBAR SIMPATI DAN EMPATI

  Setiap keturunan langsung dari Harun otomatis mengemban tugas 
  istimewa sebagai imam yang melayani Allah di Bait Suci. Karena 
  aturan tersebut, tidak heran kalau pada saat itu ada banyak sekali 
  imam. Salah satunya adalah Zakharia, keturunan Harun dari rombongan 
  Abia.

  Mereka dibagi ke dalam 24 sektor untuk bertugas bergantian, khusus 
  pada hari raya keagamaan -- seperti Hari Raya Pentakosta atau Hari 
  Raya Tabernakel. Semua imam itu bertugas bersama-sama. Setiap sektor 
  melayani dua kali dalam setahun. Masing-masing 1 minggu.

  Bagi para imam, melayani Allah di Bait Suci adalah saat yang 
  ditunggu-tunggu. Masa terpenting dalam hidup mereka. Bila tiba 
  gilirannya, mereka akan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. 
  Begitu pula Zakharia, yang hari itu mendapat tugas untuk masuk ke 
  dalam Bait Suci dan membakar ukupan.

  Zakharia menikah dengan Elisabet, wanita yang juga keturunan Harun.
  Sebagai seorang imam, menikahi wanita yang sama-sama berasal dari
  keturunan Harun adalah sebuah kehormatan besar. Sebab itu berarti ia
  akan sanggup memertahankan kemurnian darah keturunannya.

  Keturunan? Iya, betul keturunan. Tapi sayang sekali, justru itulah
  yang tidak dimiliki Zakharia dan Elisabet. Dalam usia tua, mereka
  belum juga dikaruniai anak. Sungguh sebuah kenyataan yang pahit.

  Bagi masyarakat Yahudi, tidak memiliki keturunan adalah sebuah aib.
  Seseorang bisa dikucilkan karena tidak memunyai anak. Perceraian
  dimungkinkan terjadi di antara pasangan suami istri yang tidak
  memiliki keturunan. Ketiadaan keturunan juga bisa menjadi alasan
  bagi seorang suami untuk memeristri wanita lain. Bandingkan kisah
  Abraham dalam Kejadian 16.

  Oleh karena itu, kesempatan berada di dalam Bait Suci tidak 
  disia-siakan oleh Zakharia. Ia yang selama ini secara tekun berdoa 
  dalam pengharapan untuk mendapatkan anak, tentu akan menggunakan 
  kesempatan itu untuk membawa permohonannya kepada Allah yang 
  dilayani dan disembahnya.

  Namun, ketika doanya dijawab oleh Tuhan melalui berita Malaikat 
  Gabriel, Zakharia justru tidak percaya. Ia bertanya, "Bagaimanakah 
  aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan 
  isteriku sudah lanjut umurnya" (Lukas 1:18). Zakharia lalu meminta 
  tanda untuk dapat memercayai berita itu. Sebagai akibatnya, ia pun 
  harus menuai apa yang ditaburnya. Keraguannya menyebabkan ia menjadi 
  bisu. Tidak lama kemudian, apa yang disampaikan oleh Malaikat 
  Gabriel menjadi kenyataan. Elisabet mengandung. Zakharia tentu 
  sangat bersukacita.

  Selanjutnya, fokus beralih pada Elisabet. Ketika kandungan Elisabet 
  memasuki bulan ke-6, Maria, kerabatnya dari Nazareth, berkunjung ke 
  kotanya di Yudea. Yang menakjubkan bagi Elisabet, sesaat ketika ia 
  melihat Maria muncul di hadapannya dan memberi salam, ia merasakan 
  tiba-tiba anak dalam kandungannya melonjak kegirangan.

  Elisabet dipenuhi Roh Kudus dan ia pun berkata kepada Maria, 
  "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah 
  rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? 
  Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak 
  yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia yang 
  telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan 
  terlaksana" (Lukas 1:42-45). Episode ini kemudian ditutup dengan 
  nyanyian Maria.

  Salah satu kekhasan Injil Lukas adalah gaya penceritaannya yang 
  sederhana. Pun bila itu berkenaan dengan peristiwa besar atau tidak 
  biasa. Misalnya, ketika Maria menerima kabar dari malaikat tentang 
  kehamilannya (Lukas 1:26-38), atau ketika Maria melahirkan di 
  kandang ternak (Lukas 2:1-7). Kedua peristiwa itu diceritakan dengan 
  sangat "mulus", seolah tanpa riak pergumulan. Begitu juga pertemuan 
  antara Maria dengan Elisabet dan Zakharia.

  Wajar saja, sebab Lukas tidak hendak berkhotbah. Ia hendak 
  bercerita, bahwa Sang Juru Selamat dunia yang dinanti-nantikan itu 
  telah lahir. Dan betapa Allah sendiri yang turun tangan memuluskan 
  kelahiran-Nya. Karena itu, bagi Lukas, kedalaman makna tidaklah 
  begitu dipentingkan. Sebab yang lebih utama adalah fakta.

  Dalam praktik, perihal pertemuan Maria dengan Elisabet dan Zakharia 
  -- seperti juga perihal pergumulan batin Maria ketika mendengar 
  berita kehamilannya dan perihal kelahiran Yesus di kandang ternak --
  tentunya tidak "semulus" dan "sesederhana" yang ditampakkan dalam 
  teks. Ada luapan emosi dan pergumulan batin yang dalam. Sebab 
  bagaimanapun juga, peristiwa yang mereka hadapi itu bukan peristiwa 
  biasa.

  Secara manusiawi, Zakharia dan Elisabet punya alasan untuk 
  memberondong Maria dengan seribu satu pertanyaan dan nasihat bernada 
  curiga -- bagaimana mungkin seorang gadis baik-baik seperti Maria 
  hamil sebelum menikah? Sungguh memalukan. Ini akan mencoreng nama 
  baik keluarga besar mereka. Dan sebagainya.

  Namun, sikap negatif itu tidak mereka tunjukkan. Sebaliknya, 
  Elisabet dan Zakharia mendengarkan cerita Maria dengan empati dan 
  simpati. Jauh dari sikap menghakimi atau pun mencemooh. Mungkin saja 
  mereka tidak sepenuhnya mengerti dengan apa yang terjadi pada Maria, 
  tapi toh mereka percaya dan berusaha memahami. Sikap demikian itu 
  sudah lebih dari cukup bagi Maria -- membuatnya merasa tidak 
  "sendirian" lagi. Dukungan dari orang yang dekat dalam pergumulan 
  yang berat itu bagaikan oase di padang gersang.

  Sebagai kerabat, Maria dan Elisabet tampaknya memiliki relasi sangat 
  dekat. Itulah sebabnya ketika Maria harus mengalami kejadian 
  "monumental", yang diingatnya adalah Elisabet. Betul bahwa Maria 
  sudah rela untuk taat kepada kehendak Tuhan -- mengandung Sang Bayi 
  itu -- tapi bagaimanapun, secara manusiawi wajar kalau ia tetap 
  merasa gentar. Ia membutuhkan orang terdekat untuk berbagi cerita. 
  Mencurahkan segala beban berat yang menindih dalam hati.

  Selain memberitahu Maria bahwa ia akan mengandung, malaikat juga 
  menyebut nama Elisabet. Elisabet adalah bukti, tidak ada yang 
  mustahil bagi Allah. Jika Allah menghendaki, akan terjadilah 
  demikian. Tidak ada yang dapat menghalangi Allah untuk menyatakan 
  kehendak-Nya.

  Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri. Kita 
  membutuhkan orang lain. Memiliki keluarga, saudara, dan kerabat 
  selalu menyenangkan. Apalagi kalau mereka bertindak sebagai kawan 
  seiring dan sejalan dalam pergumulan, sahabat yang bisa mengerti dan 
  memahami kondisi yang kita hadapi.

  Memiliki orang seperti itu tentu akan memudahkan hidup kita, 
  meringankan langkah kita, menjadikan kita lebih percaya diri dalam 
  menghadapi berbagai tantangan. Zakharia dan Elisabet menjadi orang 
  yang demikian bagi Maria.

  Berita Natal adalah berita tentang simpati dan empati. Berita 
  tentang persahabatan dan kasih sayang. Ketika hati kita tergerak 
  akan penderitaan orang lain, mau menjadi sahabat bagi mereka, 
  membalut luka mereka, merasakan segala kegetiran dan kesedihan 
  mereka, dan menerima mereka apa adanya tanpa menghakimi.

  Di sekeliling kita, ada banyak orang yang membutuhkan empati dan 
  simpati. Mereka memerlukan orang yang mau menolong dan menopang. 
  Entah mereka yang hidup dalam kesepian di masa tua, mereka yang 
  kehilangan kasih sayang orang tua di panti-panti asuhan, atau mereka 
  yang "sendirian" hidup dalam belenggu masa lalu yang kelam dan 
  suram.

  Mereka mungkin tidak membutuhkan belas kasihan kita. Tapi mereka 
  membutuhkan pelukan persahabatan, pengertian, dan penerimaan. 
  Marilah kita nyatakan empati dan simpati kita kepada mereka. Dengan 
  begitu, kita telah menunjukkan bahwa Kristus telah lahir di hati 
  kita dan Kristus terlihat dalam hidup kita.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Penggenapan Pengharapan
  Penulis: Ayub Yahya
  Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 2007
  Halaman: 17 -- 23

______________________________________________________________________
ARTIKEL NATAL

                            PENILIK NATAL

  Di dalam Perjanjian Baru, kata "penilik" atau "bishop" atau "uskup" 
  adalah "episcopus". (Kata Episcopal [baca: episkopal] berasal dari 
  kata itu.) Kata episcopus memunyai sejarah yang kaya dan 
  mengagumkan. Kata dalam bahasa Inggris, "scope" (lingkup), juga 
  berasal dari kata yang sama.

  Sebuah scope adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat 
  sesuatu. Misalnya kata "microscope" atau "mikroskop" untuk melihat 
  benda-benda yang kecil, sedangkan "telescope" atau "teleskop" untuk 
  melihat benda-benda yang letaknya sangat jauh. Awalan "epi" 
  fungsinya untuk memperkuat akar katanya.

  Jadi, kita dapat melihat bahwa seorang episcopus adalah orang yang 
  melihat sesuatu dengan sangat cermat. Di dalam dunia Yunani kuno, 
  seorang episcopus (penilik) dapat merupakan seorang jenderal militer 
  yang pada waktu-waktu tertentu mengunjungi kesatuan-kesatuan 
  angkatan perangnya dan memeriksa mereka agar mereka selalu berada 
  dalam keadaan siaga. Jika pasukannya dalam keadaan berjaga-jaga, 
  kondisinya prima dan siap tempur, mereka menerima pujian dari 
  episcopus (penilik, bishop, atau uskup) itu. Jika pasukannya malas 
  dan dalam keadaan tidak siap, maka mereka akan menerima teguran 
  keras dari penilik itu.

  Di dalam bentuk kata kerja bahasa Yunani, terjadi perubahan yang 
  agak aneh pada kata episcopus. Bentuk kata kerjanya itu berarti 
  "mengunjungi". Tetapi, bentuk kunjungannya itu bukan dalam arti 
  biasa, bukan berarti dengan santai tiba-tiba datang berkunjung, 
  melainkan suatu kunjungan yang bersifat mengamati secara cermat 
  situasinya. Kunjungan seperti ini biasanya dilakukan oleh orang yang 
  sungguh-sungguh sangat memerhatikan orang yang sedang dikunjunginya 
  itu.

  Uskup disebut uskup karena mereka adalah penilik domba-domba milik 
  Allah. Tugas mereka adalah mengunjungi orang-orang yang sakit, yang 
  dipenjarakan, yang lapar, dan sebagainya. Mereka diberi tugas untuk 
  memerhatikan dan memelihara umat Allah.

  Di dalam Alkitab, ditulis bahwa Penilik atau Uskup Mahatinggi adalah 
  Allah sendiri. Allah senantiasa memerhatikan segenap umat manusia. 
  Mata-Nya memerhatikan kita masing-masing dengan cermat. Ia 
  menghitung setiap rambut di kepala kita dan mendengar setiap kata 
  yang keluar dari mulut kita.

  Di dalam Perjanjian Lama, para nabi berbicara mengenai hari "Allah 
  melawat mereka". Hari itu akan menjadi hari yang penuh rahmat dan 
  sukacita dan di sisi yang lain sebagai hari yang menyedihkan dan 
  hari penghukuman.

  Pada waktu Yesus dilahirkan, Allah melawat bumi ini. Penilik yang
  Mahatinggi menyatakan diri dalam wujud manusia. Lawatan ini
  dirayakan dalam Kidung Zakharia. Dalam nyanyiannya, Zakharia dua
  kali menyebutkan kunjungan Allah yang kudus:

  Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan 
  membawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan 
  bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, ... oleh rahmat 
  dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, 
  surya pagi dari tempat yang tinggi (Lukas 1:68-69, 78).

  Perjanjian Baru menyebut Tuhan Yesus sebagai "Penilik (uskup) jiwa 
  kita". Ia adalah Penilik yang Mahatinggi yang menjelma menjadi 
  manusia. Lawatannya ke dunia ini telah mengubah jalannya sejarah.

  Lawatan pertama dari Penilik Surgawi ini diliputi oleh misteri. Ia 
  datang bukan sebagai seorang jenderal militer, melainkan sebagai 
  seorang bayi, di dalam palungan yang dibuat dari batu yang dipahat. 
  Dan Ia datang untuk memerhatikan jiwa-jiwa kita. Ia datang untuk 
  menilik keadaan kita. Ia datang dengan berkat dan penebusan ilahi. 
  Ia juga datang membawa peringatan ilahi.

  Penilik Natal mengumumkan kepada dunia bahwa pada suatu hari kelak, 
  Ia akan datang kembali untuk kedua kalinya. Ia berjanji akan datang 
  lagi untuk mengamati pasukan-Nya. Bagi orang-orang yang mencintai 
  kedatangan-Nya, maka kedatangan-Nya kelak merupakan suatu saat yang 
  penuh dengan sukacita dan kemuliaan yang tak terkatakan. Pada waktu 
  kedatangan-Nya yang kedua kali itu, tugas-Nya sebagai Penilik akan 
  disempurnakan.

  Bagi orang yang mengabaikan kedatangan-Nya yang pertama sebagai 
  Penilik Natal, maka kedatangan-Nya yang kedua akan menjadi satu 
  malapetaka yang datang dengan tiba-tiba. Itu adalah Hari Tuhan, 
  yaitu hari yang digambarkan oleh Amos sebagai hari yang gelap, dan 
  sama sekali tidak ada terang.

  Allah selalu memandang kita semua satu per satu. Pandangan Tuhan 
  dapat menembus setiap penghalang dan setiap topeng yang 
  menyembunyikan wajah kita. Penilik kita sedang memerhatikan kita. Ia 
  tidak akan mengabaikan kita.

  Kita merindukan pandangan Tuhan Yesus. Kita menantikan 
  kedatangan-Nya nanti dengan pengharapan yang penuh sukacita. Ia 
  sangat memerhatikan jiwa kita. Ia mengunjungi umat-Nya untuk 
  menghibur dan menyelamatkan. Ia adalah Penilik Natal. Kita merayakan 
  lawatan-Nya yang menakjubkan.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Kristus di Dalam Natal
  Judul asli buku: Christ in Christmas, A Family Advent Celebration
  Penulis: R.C. Sproul
  Penerjemah: Drs. Chris J. Samuel
  Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1996
  Halaman: 70 -- 72

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

INDIA CHRISTIAN MISSION CENTER
==> http://www.icmcindia.org/
  India Christian Mission Center (ICMC) adalah organisasi 
  interdenominasi nirlaba di India yang didirikan pada 1988 oleh Dr. 
  S. Jayaraj Krishnan yang sering kali dipanggil "Pendeta Jay". 
  Dibesarkan sebagai anak yatim piatu, Pendeta Jay kini mengabdikan 
  hidupnya bagi kebutuhan fisik, emosi, dan spiritual anak-anak yatim 
  piatu di India bagian selatan. Bertumbuh dari pelayanan kepada dua 
  belas anak yatim piatu dan janda pada 1988, dan kemudian mencapai 
  lebih dari 1600 pada 2008, ICMC telah menjadi salah satu panti 
  asuhan terbesar di India dan terus berusaha menyediakan perawatan 
  kesehatan dan pendidikan bagi orang-orang miskin di Asia. Dalam 
  pelayanannya tersebut, ICMC didukung oleh para donatur serta program 
  sponsor anak. Kunjungi situsnya untuk mencari tahu bagaimana Anda 
  bisa membantu pelayanan mereka dengan menjadi sponsor anak.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

I N D I A
  Kaum radikal mengamuk menyerang orang Kristen setelah seorang 
  anggota Swami sayap kanan terbunuh, 23 Agustus silam. Kekerasan 
  berlanjut sehingga menyebabkan 21 orang meninggal dan ratusan gereja 
  dan rumah rusak.

  "Serangan yang paling parah dialami orang-orang di daerah Kandhamal, 
  di mana lebih dari 400 gereja, 500 rumah, dan banyak institusi 
  Kristen dihancurkan," tulis Presiden Global Council of Indian 
  Christians (GCIC), Dr. SG.

  Polisi mengatakan bahwa serangan tersebut melibatkan Naxalite, 
  kelompok pemberontak antipemerintah, yang kemudian mengaku 
  bertanggung jawab atas penyerangan tersebut. Beberapa orang 
  berspekulasi bahwa kaum Naxalite mungkin telah mencoba mengambil 
  hati orang Kristen dengan seakan-akan berpihak pada kaum miskin dan 
  membunuh penganiaya utama mereka.

  Dengan memercayai bahwa orang Kristen telah membalas dendam dan
  mencari alasan akan penyerangan terhadap orang Kristen, tokoh
  mayoritas garis keras segera menuduh orang Kristen memiliki
  perilaku yang buruk. Tak lama kemudian, kerumunan massa melakukan 
  tindak kekerasan. GCIC telah menyusun sebuah daftar yang berisi 
  114 serangan berbeda terhadap orang Kristen. (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi September 2008, Volume 26, No. 9
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: India: Violence in Orissa Explodes
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 4
  Pokok doa:
  * Doakan pihak-pihak yang tidak menyukai kekristenan di India, agar
    Tuhan menjamah hati mereka, sehingga mereka melihat kasih Kristus
    yang menjangkau mereka.
  * Doakan orang percaya di India, agar mereka tetap setia dalam
    mengikut Tuhan di tengah aniaya dan tindakan-tindakan kekerasan
    yang memojokkan mereka.
  * Akhir-akhir ini, situasi di India tidak kondusif, terlebih 
    pascaserangan teroris pada November lalu. Biarlah Tuhan melawat 
    dan memulihkan bangsa ini. Doakan juga agar orang percaya di India 
    tetap bertekun dalam doa bagi negara mereka.

A F G A N I S T A N
  Setelah bekerja selama 20 tahun di bawah pengawasan United Bible 
  Society, Alkitab bahasa Dari yang lengkap akhirnya siap untuk dibaca 
  orang Afganistan. Tidak ada gereja yang terlihat di Afganistan 
  selama ratusan tahun, namun kini jumlah orang percaya di negara 
  berpenduduk 30 juta jiwa ini meningkat. Ada juga kelompok-kelompok 
  orang percaya Afganistan yang tinggal di Australia, Austria, Kanada, 
  Inggris, Jerman, Belanda, Norwegia, Swiss, dan negara-negara lain. 
  Perjanjian Baru dalam bahasa Dari pernah diterbitkan 25 tahun yang 
  lalu, namun orang-orang Afganistan harus bergantung pada terbitan 
  orang Iran untuk dapat membaca Perjanjian Lama. Alkitab lengkap yang 
  baru saja selesai dikerjakan ini adalah sebuah pencapaian besar, 
  menyajikan 1.710 halaman dengan dua belas peta berwarna, sebuah 
  pengantar umum, dan pengantar untuk setiap kitab. Seorang percaya 
  Afganistan mengatakan, "Dapat membaca firman Tuhan dalam bahasa ibu 
  saya sendiri pasti akan menyenangkan. Melihat segala keganjilan yang 
  terjadi di negara kami, Alkitab bahasa Dari merupakan sebuah 
  permulaan harapan bagi masa depan baru." (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari:
  Nama buletin: Body Life, Edisi September 2008, Volume 26, No. 9 
  Nama kolom: World Christian Report
  Judul asli artikel: Afghanistan: First Dari Bible
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena 
  Halaman: 1  
  Pokok doa: 
  * Mengucap syukur karena orang percaya di Afganistan kini dapat 
    membaca Alkitab dalam bahasa ibu mereka. Doakan agar setiap orang 
    percaya di sana dapat lebih sungguh-sungguh mempelajari kebenaran 
    firman Tuhan.   
  * Berdoa bagi orang percaya di Afganistan agar mereka terbeban 
    membagikan kebenaran Alkitab yang telah mereka peroleh kepada 
    orang lain yang belum menerima berita keselamatan.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                       YAYASAN KASIH IMANUEL

  Yayasan Kasih Imanuel memberkati daerah pemukiman masyarakat 
  prasejahtera dengan membuka poliklinik gratis, sekolah gratis untuk 
  TK, SD, dan SMP, panti asuhan untuk putra dan putri, panti jompo, 
  pelatihan menjahit, serta membagikan sembako untuk masyarakat 
  setempat.

  Sekolah Yayasan Kasih Imanuel memiliki tiga ratus siswa dan mereka
  sudah mulai mengerti bagaimana caranya berdoa serta menyembah Tuhan.
  Sedangkan poliklinik gratis untuk masyarakat prasejahtera buka
  selama 24 jam. Kapan pun mereka bisa datang untuk berobat. Sedangkan
  kursus jahit gratis untuk masyarakat sekitar sudah menghasilkan
  enam ratus orang lulusan dan sekarang sudah bekerja di perusahaan
  konfeksi.

  Sumber: Buletin Transformation Connection Indonesia, Edisi IX,
          September 2007

  POKOK DOA:

  1. Mengucap syukur atas pelayanan sekolah gratis yang
     diselenggarakan oleh Yayasan Kasih Imanuel untuk anak-anak yang
     kurang mampu. Doakan agar anak-anak tersebut semakin bertumbuh
     dewasa dalam iman mereka kepada Kristus.

  2. Doakan agar Tuhan memakai pelayanan kesehatan yang dilakukan
     Yayasan Kasih Imanuel untuk menyebarkan kasih kepada lebih banyak
     orang. Biarlah Tuhan memakai staf medis yang terlibat agar
     memiliki hati yang melayani sehingga melalui pelayanan mereka,
     nama Tuhan akan semakin dimuliakan.

  3. Berdoa juga untuk orang-orang percaya yang telah difasilitasi
     oleh Yayasan Kasih Imanuel dan telah mendapat pekerjaan di
     tempat lain. Kiranya, mereka dapat membagikan kasih dan dapat
     menjadi seluran berkat di tempat mereka bekerja.

  4. Doakan untuk staf Yayasan Kasih Imanuel, agar Tuhan senantiasa
     memberkati pekerjaan dan pelayanan mereka, serta memampukan
     mereka untuk bekerja di ladang ini secara maksimal.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org