Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/4

e-JEMMi edisi No. 04 Vol. 11/2008 (22-1-2008)

Menjangkau Orang Ateis I

                                             Januari 2008, Vol.11 No.4
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI       : Menjalin Persahabatan dengan Orang-Orang yang
                     Tidak Beriman: Pesta Matius
SUMBER MISI        : Ex-Atheist.com
DOA BAGI MISI DUNIA: India, Internasional
DOA BAGI INDONESIA : Berdoa untuk Kegiatan Penginjilan di Indonesia
SURAT ANDA         : Ingin Mendukung Pelayanan Misi
______________________________________________________________________

            WHERE THERE IS NO HOPE, THERE IS NO HAPPINESS
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Orang Kristen yang sejati harus menjadi orang Kristen yang "menular"
  karena Allah memang menghendaki demikian. Kita adalah orang yang
  telah merasakan kasih-Nya dan Allah menghendaki kita untuk
  memberitakan tentang kasih itu kepada orang lain yang belum
  mengenal-Nya. Inilah rencana utama Allah, bahwa kita diselamatkan
  bukan untuk diri sendiri tapi untuk melayani Dia dan menularkan
  kasih-Nya kepada dunia yang membutuhkan. Pertanyaan untuk kita
  semua, maukah kita menjadi orang Kristen yang "menularkan" kasih
  Allah kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita?

  Edisi e-JEMMI minggu ini akan melanjutkan sajian mengenai pelayanan
  kepada orang ateis. Sebuah artikel tentang bagaimana kita dapat
  menjalin persahabatan dengan orang-orang yang tidak percaya, kiranya
  dapat membantu Anda menjangkau mereka, secara khusus yang belum mau
  menerima keberadaan Tuhan.

  Selamat melayani.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

  Pengantar: Artikel di bawah ini memang tidak secara spesifik
  ditujukan untuk menjangkau orang ateis. Namun, prinsip-prinsip di
  dalamnya dapat diterapkan untuk menjangkau orang-orang yang belum
  percaya, termasuk orang ateis. Kiranya Tuhan memberi hikmat dan
  membukakan pintu bagi kita untuk menjangkau mereka yang Tuhan
  percayakan untuk kita layani. Selamat memenangkan jiwa.

               MENJALIN PERSAHABATAN DENGAN ORANG-ORANG
                   YANG TIDAK BERIMAN: PESTA MATIUS
               =========================================

  Jika berbicara mengenai pesta, dalam tulisan ini tercatat dua jenis
  pesta. Yang pertama adalah kumpulan orang-orang yang beriman, di
  mana kita dapat menjumpai kumpulan seperti ini di gereja atau dalam
  sebuah persekutuan. Dalam pertemuan itu semua orang telah saling
  mengenal, suasananya akrab, bersahabat, dan berbincang-bincang
  dengan santai. Jenis pesta yang kedua adalah kumpulan para
  pemberontak yang tidak terkontrol, yang seolah dilahirkan untuk
  menjadi liar. Mereka suka berpesta sampai mabuk, perbincangan yang
  murahan, dan memutar musik-musik keras. Biasanya mereka sekadar
  ingin bersenang-senang, coba-coba, atau pun hanya ikut-ikutan.

  Dalam Lukas 5:29 diceritakan bahwa situasi yang terjadi pada abad
  pertama tidaklah jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada masa
  kini. Hal ini mendorong Matius mengadakan sebuah jamuan makan secara
  diam-diam dengan mengundang teman-temannya yang beriman maupun tidak
  beriman. Meskipun pesta ini adalah pesta campuran, pesta ini adalah
  pesta dengan suatu tujuan.

  Seperti kita ketahui, Matius adalah seorang pemungut cukai, yang
  pada masa itu, seorang pemungut cukai dianggap sebagai pekerjaan
  yang paling tidak populer. Para pemunngut cukai dianggap sebagai
  seorang pencuri dan pemeras. Namun, perjumpaan Matius dengan Kristus
  telah mengubah hatinya secara total. Matius menjadi rindu menolong
  teman-temannya yang belum percaya kepada Yesus untuk mengalami
  pengalaman spiritual seperti apa yang telah ia alami. Hanya saja,
  Matius tidak tahu bagaimana caranya. Ia sama sekali belum pernah
  mengikuti seminar penginjilan, belum pernah tamat sekolah teologi,
  dan dia juga kekurangan bahan bacaan. Satu hal yang Matius miliki
  hanyalah kesungguhan, hati yang penuh belas kasihan, dan roh yang
  penuh tekad.

  Salah satu strategi yang ia pikirkan adalah mengajak sesama pemungut
  cukai pergi ke Bait Allah untuk mendengarkan penjelasan seseorang
  yang lebih fasih dalam menyampaikan kebenaran rohani. Namun, yang ia
  jumpai hanyalah seseorang yang sedang membaca Kitab Perjanjian Lama.
  Keadaan ini membuat Matius sadar pendekatan tersebut tidak sesuai
  untuk penyembah berhala, orang-orang yang suka mengambil risiko, dan
  kumpulan orang-orang yang sangat fanatik.

  Hal ini sebenarnya dapat membuat Matius menyerah, merasa gagal,
  bahkan sedikit stres. Sebenarnya dia rindu teman-temannya
  mendengarkan khotbah Yesus, tetapi jadwal khotbah Yesus selalu
  spontan dan tidak terjadwal. Mungkin saja teman-temannya tidak akan
  bersedia sewaktu-waktu meninggalkan pekerjaannya ketika Yesus
  datang. Matius juga mungkin merasa tidak layak membawa
  teman-temannya mengenal kebenaran yang sejati itu.

  Mungkin banyak orang Kristen mengalami perasaan yang sama dengan
  Matius. Sebagian besar dari mereka malah menutup hatinya bagi
  teman-teman atau keluarga mereka yang terhilang. Tetapi Matius tidak
  menyerah, bahkan mendapatkan sebuah ide. Dia akan mengadakan sebuah
  pesta karena dia tahu teman-temannya suka berpesta. Matius pun
  memikirkan bagaimana caranya memasukkan tujuan utamanya ke dalam
  pesta ini. Dia lalu bertanya kepada Yesus dan para murid-Nya,
  apakah mereka bersedia hadir untuk menanam beberapa benih rohani
  dengan harapan akan berakar dalam hati teman-temannya.

  Pada malam itu, hanya Allah yang tahu strategi percakapan macam apa
  yang dapat dipakai sebagai pendekatan. Kita tidak banyak mengetahui
  rinciannya, kecuali orang-orang Farisi yang kemudian mendengar hal
  ini dan tidak menyukainya. Mereka berpikir bahwa Yesus dan para
  murid-Nya melakukan penginjilan dengan cara yang keliru. Jadi mereka
  menentang Yesus dan murid-murid-Nya karena bergaul dengan
  orang-orang yang memunyai karakter buruk.

  Melihat kejadian tersebut, Matius yang baru saja lahir baru mungkin
  mulai ragu dan bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia telah
  melakukan suatu tindakan yang benar? Akan tetapi, tiba-tiba ia
  mendengar Yesus membela tindakannya dan memberinya pujian serta
  berkata kepada orang-orang Farisi bahwa orang sakitlah yang
  memerlukan dokter. Strategi penginjilan modern yang melibatkan orang
  yang kaya dan yang miskin secara rohani sangat penting dalam usaha
  penyelamatan yang dilakukan oleh Allah.

  Meskipun Alkitab tidak menceritakan apa yang terjadi kemudian, namun
  dari kisah tersebut kita dapat melihat bahwa Yesus mendukung apa
  yang dilakukan oleh Matius. Di sini kita melihat bahwa Matius
  berusaha memahami apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan
  teman-temannya. Oleh sebab itulah ia melakukan sebuah tindakan di
  luar kebiasan umum, yaitu menjangkau mereka yang terhilang melalui
  sebuah pesta.

  BELAJAR DARI CONTOH MATIUS

  Ada beberapa prinsip yang dapat dipelajari dari Matius. Allah
  menginginkan kita menghargai mereka yang belum percaya dan waspada
  dengan cara-cara yang biasa kita gunakan dalam penginjilan, ketika
  kita tahu bahwa hal tersebut bukanlah cara terbaik untuk menjangkau
  mereka. Dia tidak ingin kita tertekan karena pilihan yang sulit ini
  dan akhirnya menyerah.

  Mungkin Allah akan menantang kita melakukan hal yang sama seperti
  Matius, yaitu bersedia melakukan perubahan dan berpikir secara
  kreatif. Dengan tolak ukur prinsip-prinsip yang alkitabiah, buatlah
  strategi yang tepat dengan kondisi kita dan kondisi teman-teman
  kita. Berdoalah dengan tekun dan bersiaplah mengambil risiko.
  Belajarlah dari kesalahan dan ubahlah cara pendekatan dari kesalahan
  tersebut.

  Selama hal itu berlangsung, janganlah kita hanya berfokus pada
  acara-acara saja, melainkan kita harus lebih berfokus kepada
  orang-orangnya. Pertempuran dimulai saat Anda berhubungan dengan
  orang lain. Garam harus menyentuh sesuatu agar memberikan
  pengaruhnya; begitu pula dokter harus menemukan jalan untuk
  menghabiskan waktu dengan orang-orang yang membutuhkan pelayanannya.
  Jika Anda ingin menjangkau mereka yang terhilang bagi Allah, Anda
  harus memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada untuk bersahabat
  dengan mereka yang tidak beriman.

  Kekristenan yang menular terjadi di antara teman dengan teman, orang
  dengan orang, tetangga dengan tetangga. Rencana ini alkitabiah,
  masuk akal, strategis, dan telah dibuktikan oleh Yesus, Paulus,
  Matius, dan masih banyak lagi. Pertanyaannya sekarang adalah
  bagaimana caranya mengambil langkah pertama untuk melakukan hal
  tersebut? Apakah yang dapat kita lakukan agar kita lebih akrab
  dengan mereka yang tidak percaya dengan harapan suatu saat membawa
  mereka kepada Kristus?

  Jawabannya adalah dengan mengacu pada cara-cara yang praktis, di
  mana kita dapat menjangkau tiga kelompok orang di dalam dunia kita,
  yaitu orang-orang yang kita kenal, orang-orang yang pernah kita
  kenal, dan orang-orang yang ingin kita kenal.

  A. ORANG YANG KITA KENAL

  Pandangan umum yang sering kita dengar mengenai pendekatan
  penginjilan adalah bahwa penginjilan yang efektif merupakan
  penginjilan yang dilakukan kepada orang-orang yang kita kenal. Ini
  merupakan sebuah konsep yang keliru. Karena penginjilan yang
  sesungguhnya adalah penginjilan yang dilakukan kepada orang-orang
  yang belum kita kenal. Dan untuk mencapai tingkat di mana kita
  membangun suatu karakter yang menular, diperlukan
  kelengkapan-kelengkapan seperti kejujuran, belas kasih, dan sikap
  rela berkorban.

  Yang perlu diperhatikan, dalam hubungan semacam ini, banyak hal
  terpenting yang harus dikorbankan. Contohnya, waktu santai bersama
  di luar pekerjan rutin, tugas-tugas rutin rumah tangga, atau
  kesibukan yang terjadi setiap hari dalam kehidupan kita. Sejujurnya
  kita membutuhkan lebih banyak waktu santai daripada melakukan
  percakapan yang mendalam tentang hal-hal pribadi. Bagaimana kita
  mengambil tindakan untuk memastikan hal itu terjadi? Ada dua
  pendekatan yang mungkin dapat kita dilakukan. Pertama, melalui
  peristiwa yang direncanakan, dan kedua melalui lebih banyak cara
  yang tidak resmi.

  1. Adakanlah "pesta Matius".
     Pesta Matius dapat dilakukan dalam berbagai cara, misalnya acara
     syukuran baptisan, menempati rumah baru, kelahiran anak, atau
     hari ulang tahun pernikahan. Pesta ini dilakukan dengan
     mengundang mereka yang sudah percaya dan mereka yang belum
     percaya. Pesta ini dirancang untuk sebuah tujuan, yaitu
     menyediakan sebuah tempat yang netral di mana orang Kristen dapat
     menjalin persahabatan dan memulai percakapan mengenai masalah
     iman dengan mereka yang belum percaya.

  2. Melibatkan orang lain dalam aktivitas sehari-hari.
     Mungkin Anda berpikir bahwa untuk menjalin persahabatan dengan
     mereka yang belum percaya, Anda harus menambahkan kegiatan baru
     di antara jadwal Anda yang sudah terlalu padat. Konsep ini
     keliru. Salah satu cara yang efektif agar Anda dapat bersahabat
     dengan mereka adalah dengan memanfaatkan waktu yang ada dengan
     kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Misalnya, mengajak
     mereka berolahraga bersama atau menonton pertandingan olahraga.
     Di samping itu Anda bisa melakukannya di tempat kerja Anda. Dalam
     bidang bisnis, kita menjumpai banyak orang yang kekurangan secara
     rohani. Anda dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk
     menanamkan benih-benih rohani kepada rekan kerja Anda.

  B. ORANG-ORANG YANG PERNAH KITA KENAL

  Orang-orang ini adalah kelompok yang berpeluang besar untuk
  dilewatkan. Mengaculah pada orang-orang yang berasal dari masa lalu
  Anda dan yang sudah lama kehilangan kontak dengan mereka.

  Hanya sedikit orang yang tetap berusaha menjalin hubungan dengan
  teman-teman setelah mereka meninggalkan sekolah, keluar dari
  pekerjaan, atau pindah tempat tinggal. Bahkan persahabatan yang
  cukup akrab pun umumnya berakhir dalam satu atau dua tahun setelah
  salah seorang berpindah tempat. Umumnya, semakin tua seseorang,
  semakin kurang serius orang itu dalam mengucapkan komentar semacam
  ini, "Oh, jangan kuatir, kita akan tetap menjalin hubungan."

  Jadi, ketika Anda berusaha untuk menghubungi mereka dengan cara
  menulis surat atau menelepon teman sekerja atau teman sekelas Anda
  dulu, dia pasti sangat terkejut, lalu mungkin menyetujui ide untuk
  bertemu dan bercakap-cakap. Yang membuat peluang ini sangat menarik
  adalah banyak faktor keingintahuan yang timbul secara otomatis dari
  kedua belah pihak untuk mengetahui bagaimana perkembangan atau
  perubahan orang ini. Karena faktor rasa ingin tahu inilah, maka
  orang-orang itu tidak perlu menjadi teman akrab terlebih dulu.

  C. ORANG YANG INGIN KITA KENAL

  Sekarang kita sampai pada kategori yang banyak membuat orang
  Kristen gugup. Berbicara kepada orang yang kita kenal atau bahkan
  membangun kembali hubungan lama, kedengarannya tidak terlalu jelek.
  Tetapi, bagaimana mencoba berbicara dengan orang yang asing tentang
  Allah?

  Salah satu cara yang dapat Anda gunakan yaitu dengan menjalin
  hubungan baik dengan mereka dan jika kondisi memungkinkan, mulailah
  mendiskusikan topik-topik rohani. Namun, satu hal yang perlu Anda
  ingat adalah perlakukan mereka bukan sebagai objek, melainkan
  sebagai orang yang sangat berarti di hadapan Allah, yang layak
  mendapatkan kasih dan perhatian dari kita.

  Apakah uraian di atas memberi cara pandang yang baru pada kegiatan
  rutin harian Anda? Apa pun arenanya, Kolose 4:5 kembali mengingatkan
  kita untuk "hidup dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar dan
  menggunakan setiap kesempatan yang ada". Betapa isitmewanya dipakai
  Allah untuk menjalin hubungan dengan orang lain agar hidup kita
  memberi dampak rohani bagi mereka.

  Diringkas dari:
  Judul buku   : Menjadi Orang Kristen yang Menular
  Judul artikel: Menjalin Persahabatan dengan Orang-Orang yang Tidak
                 Beriman
  Penulis      : Bill Hybels dan Mark Mittleberg
  Penerbit     : Yayasan ANDI, Yogyakarta 2000
  Halaman      : 197 -- 218

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

EX-ATHEIST.COM
==>    http://www.ex-atheist.com/index.html
  Anda ingin tahu bagaimana kehidupan orang-orang ateis dan skeptis
  sebelum mengenal Yesus? Situs Ex-Atheis.com adalah tempat yang tepat
  untuk mempelajari hal tersebut. Situs ini berisi banyak tulisan,
  yang lebih tepat disebut kesaksian oleh orang-orang yang dahulunya
  hidup dalam dunia ateisme dan skeptisisme. Sebagian besar tulisan
  yang ada di situs ini adalah kesaksian dari A.S.A. Jones, seorang
  yang akhirnya menemukan Yesus setelah terhilang hampir lebih dari
  dua puluh tahun. Tidak hanya kesaksian mengenai kekristenan dan
  ateisme, situs ini juga berisi apologetika Kristen dan logika dalam
  debat religius. Situs ini jelas diadakan untuk meneguhkan bahwa
  Allah itu benar-benar ada dan hanya Dialah yang patut disembah.
  Dengan demikian, seorang Kristen seharusnya memiliki keyakinan yang
  kuat untuk memenangkan mereka yang tidak percaya kepada-Nya.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

I N D I A
  Pudaite dari Bibles for the World menjadi saksi pembaptisan dua
  puluh lima orang non-Kristen Ortodoks pada perjalanan ke India
  baru-baru ini. Mereka adalah bagian kecil dari 1,5 juta orang Meitei
  yang bertobat di daerah Manipur.

  Beberapa tahun yang lalu, ketika Alkitab telah diterjemahkan ke
  dalam bahasa Meitei, Bibles for the World menyediakan lima ratus
  ribu cetakan Perjanjian Baru untuk orang Meitei. Pudaite mengatakan,
  "Benih yang baik telah disebar dan kami mulai melihat tuaian. Ini
  sangat mendatangkan sukacita." Ia juga berkata bahwa biasanya orang
  percaya akan dibuang dari keluarganya, kecuali jika orang percaya
  baru itu adalah kepala rumah tangga. "Ketika kami pertama kali
  memulainya, setiap orang yang bertobat akan dibuang oleh
  keluarganya. Jadi, salah satu pendeta kami membeli tanah yang luas
  dan membiarkan mereka yang dibuang keluarganya, tinggal di sana."
  Orang-orang Meitei yang baru bertobat itu pun mengolah tanah
  tersebut dan terbiasa dengan keadaan maupun komunitas barunya.
  Kiranya orang Meitei yang percaya mau dan terbeban membagikan
  pengharapan baru mereka di dalam Yesus kepada sesama mereka.
  Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2007
  Selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10560
  Pokok Doa
  ---------
  * Biarlah para petobat baru di India semakin memiliki pengenalan
    akan Tuhan yang semakin bertumbuh dan setia hidup dalam ajaran
    Kristus.
  * Kiranya penyebaran kitab Perjanjian Baru yang disebarkan di antara
    orang-orang Meitei dapat membawa semakin banyak orang mengenal
    Kristus dan banyak jiwa yang dimenangkan.
  * Doakan para petobat baru yang dibuang oleh keluarga mereka
    supaya mereka tetap kuat di dalam Tuhan dan tetap mengasihi
    keluarga mereka.

I N T E R N A S I O N A L
  Bagi anak yatim piatu, hal yang memprihatinkan adalah adopsi yang
  tidak akan pernah menjadi kenyataan. Itulah alasan mengapa
  Children`s Hope International mengumpulkan sponsor bagi anak yatim
  piatu. Organisasi pelayanan ini memiliki program di tujuh negara di
  mana setiap sponsor dapat berkomunikasi dan mengunjungi anak-anak
  yang mereka bantu. Mary House dari CHI mengatakan bahwa satu
  kunjungan saja akan membuat anak-anak itu memiliki orang yang pantas
  dihormati, dan sering kali mereka ingin membantu masyarakat karena
  meneladani para donatur yang telah menolong mereka tersebut.
  "Anak-anak tidak akan bisa mewujudkan keinginan mereka jika perut
  kosong, tidak bersekolah, atau karena tidak memunyai perlengkapan
  untuk pergi ke sekolah. Tetapi ketika mereka mendapatkan semua itu,
  mereka bersemangat." House berkata bahwa penginjilan mendasari
  pekerjaan mereka. "Yesus berkata, `Pergi dan kabarkanlah`. Tetapi
  Dia juga berkata, `Kasihilah seorang terhadap yang lain`. Kami
  mencoba membagikan pesan ini dengan mengasihi semua anak-anak dan
  keluarga mereka dan dengan merealisasikan cinta kasih itu melalui
  bantuan jasmani dan keuangan." Jadilah sponsor anak-anak bersama
  Children`s Hope International.
  Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2007
  Selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10557
  Pokok doa
  ---------
  * Kiranya Tuhan memberikan hikmat bijaksana kepada mereka yang
    melayani di Children`s Hope International agar dapat menemukan
    sponsor bagi anak-anak yatim piatu yang mereka layani.
  * Anak-anak yatim piatu tersebut sangat membutuhkan orang tua angkat
    untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kiranya mereka mendapatkan
    orang tua angkat yang takut akan Tuhan, sehingga mereka pun dapat
    semakin mengenal Tuhan melalui orang tua angkat mereka.
  * Biarlah mereka yang terlibat dalam penginjilan anak dapat
    membagikan kasih Kristus dengan mengasihi semua anak-anak maupun
    keluarganya. Doakan pula agar Tuhan memberkati para pelayan ini
    sehingga mereka dapat merealisasikan kasih itu, salah satunya
    melalui bantuan jasmani dan keuangan.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

            BERDOA UNTUK KEGIATAN PENGINJILAN DI INDONESIA
            ==============================================

  Disadari atau tidak, ternyata banyak orang di sekitar kita yang
  belum menerima kabar keselamatan. Ironisnya, sebagian besar orang
  yang telah menerima Kristus seakan-akan tidak peduli akan hal itu.
  Bukankah Kristus sendiri yang memerintahkan agar setiap orang yang
  telah diselamatkan "pergi" mengabarkan kabar baik tersebut kepada
  semua orang, khususnya orang yang belum percaya? Sekarang sudah
  bukan saatnya untuk berdiam diri, mari kita terlibat dalam pelayan
  misi dan memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus.

  Pokok Doa
  ---------

  * Kiranya Tuhan menggerakkan hati setiap jemaat dengan kasih untuk
    menjangkau orang-orang yang belum percaya di sekitar lingkungan
    mereka dan menggerakkan kegiatan penginjilan di dalam gereja.

  * Berdoalah agar di mana pun orang percaya berada, di sana tumbuh
    lebih banyak lagi jemaat Tuhan. Kiranya mereka pun memiliki
    kerinduan untuk berbagian dalam penginjilan dan biarlah Roh Kudus
    terus mengobarkan api penginjilan dalam hati mereka untuk
    memenangkan jiwa yang saat ini menuju kepada kebinasaan.

  * Hanya ada sedikit pekerja purnawaktu yang terjun di ladang
    penginjilan. Berdoalah kiranya Tuhan yang empunya ladang
    mengirimkan lebih banyak pekerja untuk menggarap ladang yang
    luas ini.

  * Hikmat Tuhan senantiasa ada dalam diri para penginjil yang
    bernaung dalam lembaga/yayasan-yayasan penginjilan. Dengan hikmat
    Tuhan, biarlah mereka dapat semakin efektif dalam menjangkau dan
    memelihara para petobat baru.

  * Kiranya Tuhan melembutkan hati orang yang belum percaya agar
    terbuka untuk menerima kasih Kristus melalui anak-anak Tuhan yang
    Ia pakai menjadi alat kasih-Nya.

  * Doakan masyarakat yang berada di daerah-daerah dan bagian-bagian
    yang masih tertutup untuk Injil, termasuk para ateis yang menolak
    percaya kepada Tuhan. Kiranya Tuhan membuka pintu-pintu yang
    tertutup itu dan kuasa Injil dinyatakan.

______________________________________________________________________
SURAT ANDA

  From: Lianawati Setiawan <liaptl(at)xxxx>
  >Syalom,
  >Saya tertarik pada pelayanan misi untuk awalnya, saya ingin ikut
  >mendukung pelayanan dalam doa, bisa diemailkan kegiatan dari
  >pelayanan misi ini?
  >Terima kasih
  >Tuhan memberkati
  >Liana

  Redaksi:
  Kami dengan senang hati akan mengirimkan publikasi e-JEMMi ini ke
  mailbox Anda secara rutin. Doa kami kiranya melalui
  informasi-informasi yang kami berikan, beban Anda akan semakin
  besar untuk berdoa bagi pekerjaan misi, baik di Indonesia maupun di
  luar negeri. Selamat berdoa.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
   untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
    yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
   Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi              :                   < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan          :   < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti              : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan:       < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :               http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :               http://ylsa.sabda.org/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org