Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/30

e-JEMMi edisi No. 30 Vol. 11/2008 (22-7-2008)

Buddha


Juli 2008, Vol.11 No.30
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI: Riwayat dan Ajaran Gautama
REFERENSI MISI: Seputar Agama Buddha
SUMBER MISI: The Armenian Missionary Association of America (AMAA)
DOA BAGI MISI DUNIA: Amerika Serikat, Myanmar
DOA BAGI INDONESIA: Kriminalitas di Indonesia

______________________________________________________________________

       ONE MARK OF A CHRISTIAN IS THAT HE SPEAKS WELL OF THOSE
                         WHO SPEAK ILL OF HIM
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Agama Buddha merupakan salah satu agama tertua di dunia. Dalam
  proses perkembangannya, agama ini dipengaruhi oleh berbagai
  unsur-unsur kebudayaan (Yunani, Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia
  Tenggara) sehingga secara praktis telah menyentuh hampir seluruh
  benua Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan
  banyaknya aliran serta perpecahan-perpecahan di dalamnya. Banyak
  penganut agama ini memiliki kehausan untuk menemukan cinta kasih
  yang sesungguhnya, yang tidak lain hanya dapat mereka temukan dalam
  kasih Kristus.

  Nah, jika Anda terbeban untuk menjadi terang bagi penganut agama
  Buddha, mari kita belajar lebih banyak tentang agama ini untuk
  memenangkan para pengikutnya bagi Kristus. Untuk itu silakan simak
  edisi e-JEMMi minggu ini yang membahas tentang agama Buddha.

  Jangan lupa berdoa untuk para misionaris dan pelayanan-pelayanan 
  misi di seluruh dunia dan di Indonesia. Selamat berdoa dan selamat 
  bersaksi.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                      RIWAYAT DAN AJARAN GAUTAMA

  "Buddha" bukanlah sebuah nama, melainkan sebuah gelar yang berarti 
  "Yang Bijaksana" atau "Yang Bangkit". Gelar tersebut diberikan 
  kepada Sidharta Gautama yang lahir pada sekitar 563 SM di dekat 
  Kapilavatsu, perbatasan Nepal, 130 mil utara Banaras. Ia dianggap 
  sebagai reinkarnasi terakhir dari serangkaian 550 reinkarnasi (ada 
  pula yang mengatakan ribuan) di mana ia menderita, mengorbankan 
  diri, memenuhi segala kesempurnaan, dan secara bertahap menjadi 
  semakin dekat dengan tujuannya -- mendapatkan kebijaksanaan bagi 
  dirinya sendiri dan semua manusia. Keluarga bangsawannya termasuk 
  dalam klan Sakya, sehingga terkadang Gautama dipanggil dengan 
  sebutan Sakyamuni, orang suci dari Sakya. Ia juga disebut dengan 
  nama Tahtagata, yang mungkin berarti "Yang telah datang" (seperti 
  pendahulunya juga telah datang), baik oleh para pengikutnya atau 
  dirinya sendiri.

  Tidak ada biografi Gautama yang ditulis sampai seratus tahun setelah
  kematiannya. Namun begitu, sepertinya ia hidup dalam kemewahan pada
  masa-masa awal kehidupannya.

  Saat remaja, ia menikahi sepupunya, Yasodhara. Setelah menikah, ia
  pindah ke sebuah istana yang dibangun ayahnya untuknya dan terus
  menikmati kenyamanan hidup kaum elit. Suatu hari, meski dicegah
  untuk tidak melihat sisi gelap dari kehidupan, saat ia berjalan
  menuju taman istana, ia melihat seorang tua, orang sakit, orang
  mati, dan biksu yang sedang meminta-minta. Sejak itu, ia terus
  memikirkan kerasnya dunia. Saking terusiknya ia oleh masalah
  penderitaan manusia, ia merasa sangat perlu untuk keluar dari
  kehidupannya yang nyaman, yang mungkin dapat mencegahnya mencari
  jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang menyiksa pikirannya. Meski
  disodori berbagai kenikmatan agar ia mengurungkan niatnya, pada
  suatu malam Gautama menyelinap pergi setelah melihat istri dan anak
  laki-lakinya sedang tidur (anak laki-laki yang secara simbolis ia
  beri nama Rahula, yang berarti "belenggu"). Ia meninggalkan rumah,
  kekayaan, dan masa depan yang cerah untuk mencari jawaban teka-teki
  kehidupan.

  Ia berusia 29 tahun saat mengembara, namun tidak sampai enam tahun,
  perjalanannya berbuah. Pertama-tama ia menaati ajaran dua pertapa
  Brahmana terkenal, Alara dan Uddaka. Namun, Gautama tidak dapat
  menemukan kepuasan karena ajaran tersebut tidak mengatakan bagaimana
  caranya mengakhiri reinkarnasi.

  Selanjutnya, ia bersama kelima temannya menjalani kehidupan
  pertapaan yang ekstrim di sebuah hutan. Kabarnya, ia hanya makan
  sedikit nasi sehari sampai tubuhnya yang terawat menjadi kurus
  kering. Hal tersebut memberinya pengalaman yang jelas bahwa
  pertapaan dan pengekangan diri adalah delusi; hal itu tidak
  mengantarkan seseorang menuju realisasi diri, namun melemahkan tubuh
  dan pikiran. Karena itu, ia kemudian memutuskan untuk menjalani
  hidup sederhana yang penuh dengan kegiatan mental intensif.

  Akhirnya, sebagai puncak dari sebuah meditasi yang panjang, ia duduk
  di bawah sebuah pohon ara di Uruvela (yang kemudian disebut sebagai
  "Bo" atau Pohon Kebijaksanaan) dan di sana ia menerima hikmat.
  Sang pengembara akhirnya menemukan apa yang dicarinya. Ia tidak
  tidak hanya mendapatkan jawaban atas permasalahannya, namun juga
  memiliki pesan agar seluruh dunia mendengarnya.

  EMPAT KEBENARAN

  Hikmat Gautama mengandung empat kebenaran.

  1. Penderitaan. Hal ini menunjuk pada penderitaan mental dan fisik.
     Kebenaran ini menyatakan bahwa penderitaan itu selalu ada dan
     merupakan sifat kehidupan. Semua makhluk hidup adalah subjeknya.
     Kehidupan berjalan beriringan dengan penderitaan.
  2. Kebenaran yang kedua berkenaan dengan sebab dari penderitaan.
     Penderitaan disebabkan oleh hasrat dalam hati yang besar, yang
     berakar pada ketidaktahuan, yang akhirnya tidak dapat terpuaskan.
  3. Kebenaran ketiga menyatakan bahwa penderitaan akan berhenti jika
     hasrat juga berhenti, serta ketika hasrat egois dan nafsu
     kehidupan ditinggalkan dan dihancurkan. Saat itu terjadi,
     kedamaian akan dicapai.
  4. Kebenaran keempat adalah tentang jalan menuju pada penghentian
     penderitaan. Jalan Rangkap Delapan adalah semacam jalur
     komprehensif dalam berdisiplin diri untuk menjadi manusia yang
     semakin baik, yang pada akhirnya akan memusnahkan hasrat manusia
     dan berujung pada kesempurnaan moral. Gautama yakin bahwa dengan
     cara inilah, manusia dapat keluar dari lingkaran reinkarnasi.
     Jalan ini juga dikenal dengan nama Jalan Tengah.

  JALAN RANGKAP DELAPAN

  Delapan jalan itu adalah sebagai berikut.

  1. Pandangan yang benar. Hal ini melibatkan penerimaan empat
     kebenaran dan penolakan tegas, baik terhadap posisi filosofis
     yang tidak benar mengenai hal-hal seperti diri dan takdirnya,
     maupun sikap moral yang buruk, yang berujung pada keirihatian,
     kebohongan, gosip, dan semacamnya.
  2. Aspirasi yang benar. Membebaskan pikiran dari hal-hal seperti
     nafsu, niat buruk, dan kekejaman. Seseorang harus memiliki
     ketetapan hati yang teguh untuk mencapai tujuan tertinggi.
  3. Tuturan yang benar. Seseorang harus terus terang dan dapat
     dipercaya dalam berkata-kata, serta tidak bohong dan kasar.
     Kata-kata harus lembut, nyaman di telinga, masuk ke hati,
     bermanfaat, tepat waktu, dan sesuai fakta.
  4. Sikap yang benar. Hal ini meliputi amal, tidak membunuh segala
     makhluk hidup (bahkan memecah telur ayam pun tidak
     diperbolehkan), tidak mencuri, dan tidak berzinah. Dalam ajaran
     Buddha, moralitas dan hikmat intelektual tidak terpisahkan,
     seperti kata mutiara, "Moralitas membentuk dasar kehidupan yang
     lebih baik, hikmat melengkapinya.", 5. Gaya hidup yang benar. Kehidupan manusia harus terbebas dari
     kemewahan. Tidak boleh ada makhluk hidup yang disakiti. Setiap
     orang harus berusaha untuk menguasai satu keahlian dan
     menggunakannya agar bermanfaat bagi sesamanya.
  6. Usaha yang benar. Pertama, berusaha menghindari munculnya pikiran
     yang buruk; kedua, usaha untuk mengatasi pikiran buruk; ketiga,
     usaha untuk mengembangkan kondisi yang berfaedah, seperti
     pengendalian diri, penyelidikan ajaran, konsentrasi, dan rasa
     bahagia; terakhir, usaha untuk mengembangkan kondisi yang
     berfaedah yang telah muncul dan menyempurnakannya. Klimaks dari
     pencapaian ini adalah kasih universal.
  7. Kesadaran yang benar. Merupakan empat dasar perenungan,
     [1] perenungan kefanaan dan keseganan tubuh; [2] perenungan
     perasaan diri dan orang lain; [3] perenungan pikiran; dan
     [4] perenungan fenomena yang ditujukan untuk menguasai proses
     mental seseorang.
  8. Konsentrasi yang benar. Hal ini berkenaan dengan menyempurnakan
     ketajaman pikiran, mengonsentrasikan pikiran pada satu objek,
     yaitu semua rintangan yang telah diatasi. Hal ini merupakan
     bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pengikut
     Buddha. Hal ini akan membuat mereka disempurnakan; gangguan dan
     pikiran jahat diganti dengan rasa bahagia dan ketenangan hati.
     Pada akhirnya tercapai hikmat yang sempurna.

  Itulah cara yang diajarkan Gautama, kombinasi moralitas,
  konsentrasi, dan hikmat yang ada dalam proses spiritual yang lama
  pada akhirnya akan membawa pada ke-Buddha-an. Moralitas tidak boleh
  diabaikan, hanya dengan pikiran yang murni dan hati yang lembutlah,
  benih hikmat ilahi dapat bertumbuh.

  Buddha dikenal sebagai sistem pembebasan diri yang paling radikal
  yang pernah ada di dunia. Kehidupan normal tidak akan cukup untuk
  menuntaskan setiap tahapan yang diperlukan untuk mencapai
  kesempurnaan. Seluruh proses (Empat Kebenaran dan Jalan Rangkap
  Delapan) membutuhkan jangka waktu yang luar biasa lama, yang
  membutuhkan berkali-kali reinkarnasi. Untuk menyelesaikannya dengan
  lebih cepat, seseorang perlu meninggalkan keluarganya, seperti yang
  Gautama pernah lakukan.

  DEFINISI PENTING

  Untuk dapat memahami Jalan Tengah dengan baik, penting untuk
  mengerti makna dari "karma", "ketidakabadian", dan "nirwana", konsep
  yang sering muncul dalam ajaran Buddha.

  a. Karma. Menunjuk pada aksi-reaksi dan hukum sebab akibat. Apa yang
     Anda tuai akan Anda tabur. Tidak ada yang dapat mengubah atau
     menghentikan konsekuensi dari setiap perbuatan. Hukum sebab
     akibat adalah rantai yang terus ada sepanjang zaman. Anda yang
     sekarang dan yang Anda lakukan sekarang adalah hasil dari Anda
     yang dulu dan Anda lakukan dalam inkarnasi sebelumnya. Dan
     inkarnasi Anda selanjutnya ditentukan oleh diri Anda yang
     sekarang. Mustahil untuk membatalkan konsekuensi dari perbuatan
     jahat dengan melakukan perbuatan baik. Kebaikan akan membawa
     buahnya, demikian juga dengan kejahatan; keduanya beroperasi
     secara independen. Saat keberadaan seseorang yang sekarang
     berreinkarnasi, makhluk baru muncul atas dasar karmanya. Makhluk
     baru itu tidak identik, namun berhubungan dengan yang baru
     meninggal, karena tautan karma memelihara individualitas tertentu
     melalui banyak perubahan yang terjadi.

     Hukum sebab akibat berlaku dalam dunia mental, moral, dan fisik.
     Dengan bantuan hukum itu, beberapa hal seperti cinta pada
     pandangan pertama dapat dijelaskan; kedua individu memiliki
     hubungan di kehidupan yang lalu. Tidak ada satu hal pun dalam
     kehidupan ini yang tidak dapat dijelaskan dengan teori ini.
     Keyakinan dalam karma, hukum sebab akibat yang tidak dapat
     diubah, serta kejahatan dan kebaikan melalui reinkarnasi yang
     terus berlangsung, menghasilkan fatalisme dalam pemikiran
     pengikut Buddha.

     Apa yang akan terjadi, akan terjadi dan tak terhindarkan.
     Penderitaan, kehilangan, kematian, bencana, semuanya adalah
     bagian dari karma, dan hal itu memberikan nuansa
     ketidaktanggungjawaban dalam fatalisme. Waktu antara satu
     kehidupan dan kehidupan lain diyakini lebih lama dari masa
     kehidupan normal.

  b. Ketidakabadian. Buddha mengajar bahwa semua yang hidup melalui
     lingkaran kelahiran, pertumbuhan, kebusukan, dan kematian.
     Kehidupan itu satu dan tidak dapat dibagi-bagi; yang terus
     berubah dalam jumlah yang tak terhitung dan tak pernah berhenti.
     Setiap makhluk hidup harus mati dan memberikan tempat kepada
     makhluk lain. Manusia itu tidak abadi. Keberadaan individu
     hanyalah sebuah ilusi karena individu tersebut terus berubah dan
     hanya memiliki keberadaan yang sifatnya fenomenal. Doktrin ini
     dapat diwakili dengan mengatakan bahwa Gautama menyangkal
     keberadaan manusia sebagai individu yang terpisah.

  c. Nirwana. Ada banyak definisi yang mungkin akan menggambarkan
     makna dari apa yang disebut nirwana. Nirwana adalah sebuah
     penyataan etis, sebuah kondisi di mana tidak ada lagi
     reinkarnasi, hasrat, dan penderitaan. Kadang istilah ini juga
     didefinisikan sebagai kebebasan dari kungkungan tubuh, kesadaran
     akan kedamaian yang paling agung, dan sebuah kebahagiaan yang
     sempurna dan tanpa hasrat. Nirwana merupakan akhir dari karma.

  Tidak ada Tuhan dalam doktrin Buddha. Gautama sendiri mengakuinya.
  Ia mengajar untuk menunjukkan jalan dan memandu mereka yang berusaha
  berjalan pada jalur itu, namun mereka berjalan sendirian. Gautama
  hanyalah seorang guru dan frasa yang biasa digunakan untuk
  menggantikan, "Saya berlindung dalam Buddha", yang menunjukkan
  sebuah perbuatan untuk menaati perintahnya, bukan sebuah sikap iman
  yang sudah ia selamatkan atau dapat menyelamatkan seseorang melalui
  pengorbanan yang ia lakukan. Jalan Tengah digambarkan oleh Profesor
  Kraemar sebagai "ajaran etika nonilahi", sebuah sistem pelatihan
  diri, anthroposentris, dan etika yang menekan yang berada di luar
  teologi. Buddha yang diajarkan oleh pendirinya bukanlah suatu sistem
  iman dan penyembahan yang masuk akal. Agama ini tidak mengenal doa,
  pujian, penebusan, pengampunan, surga, penghakiman, dan neraka.
  Agama ini tidak mau berspekulasi tentang realitas yang paling pokok
  atau Sebab Utama yang menjadi asal muasal rangkaian sebab dan akibat
  yang sangat panjang dengan mengatakan bahwa dunia ini jauh di luar
  pemahaman manusia. Agama ini tutup mulut terhadap hal-hal yang
  berkaitan dengan masa depan, memberikan isi positif yang minim pada
  konsep nirwana.

  Dihadapkan dengan masalah penderitaan, agama ini mengajarkan cara
  mendapat keselamatan dari karma dan siklus kehidupan dengan
  pemusnahan hasrat (nafsu). Hal itu merupakan suatu proses yang
  evolusioner untuk dicapai oleh seseorang karena Buddha tidak
  menerima pandangan bahwa manusia itu pada dasarnya berdosa dan
  perlunya pribadi lain untuk menyelesaikan ajaran moralnya. Agama ini
  terutama fokus pada masalah rasa sakit dan derita daripada masalah
  dosa. Buddha bukanlah agama yang menekankan komunikasi antara
  manusia dan ilahi. Agama ini lebih merupakan sebuah filosofi moral
  dan sebuah jalan. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Judul buku: The World`s Religions
  Penulis: David Bentley-Taylor dan Clark B. Offner
  Penerbit: William B. Eerdmans Publishing Company, Michigan 1989
  Halaman: 170 -- 177

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

THE ARMENIAN MISSIONARY ASSOCIATION OF AMERICA
===>   http://www.amaa.org
  Armenian Missionary Association of America (AMAA) didirikan pada
  1918 di Worcester dan kemudian menjadi organisasi amal nonprofit di
  New York. Tujuannya adalah untuk melayani kebutuhan fisik dan
  rohani semua orang di mana pun, baik di negara Amerika maupun
  negara lain. Untuk memenuhi tujuan ini, AMAA mengadakan pelayanan
  dalam bentuk pendidikan, penginjilan, pemulihan, layanan sosial,
  gereja, dan pelayanan anak di 22 negara di seluruh dunia. AMAA
  mendasarkan seluruh kegiatannya di antaranya untuk: (1) bertindak
  sebagai organisasi misionaris Armenian Evangelikal (Prostestan)
  dalam gerakan reform Armenian Evangelikal dan Gereja Yesus Kristus
  Universal; (2) mendorong adanya misionaris untuk membawa
  pendidikan, pendidikan rohani, dan karya kemanusiaan dalam tubuh
  Gereja Armenian Evangelikal (Protestan), organisasi dan perorangan
  di seluruh dunia; dan (3) meningkatkan persekutuan antara jemaat
  Gereja Armenian Evangelikal dan Armenian Evangelikal Protestan di
  seluruh dunia. Cari tahu lebih banyak informasi mengenai organisasi
  ini melalui alamat URL di atas.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

A M E R I K A  S E R I K A T
  Pada tanggal 25 Mei, ribuan siswa SMU dan mahasiswa dari seluruh
  Amerika Serikat berkumpul dari pagi sampai sore untuk mengikuti
  "PARADISE", sebuah kebaktian penyembahan khusus yang tidak akan
  menampilkan kelompok musik, pembicara, atau produk terkenal apapun.
  Di lapangan yang terpencil, seluas 240 hektar di La Cygne, kota
  pinggiran yang sepi, kira-kira empat puluh mil sebelah barat daya
  Kansas City, Kansas, para siswa menghabiskan waktu sehari penuh
  hanya untuk memfokuskan diri menyembah Yesus Kristus dalam pujian,
  doa, pembacaan Alkitab, dan persekutuan dengan saudara seiman yang
  lain. Tidak ada kaos, CD, atau makanan yang dijual atau dipromosikan
  selama kegiatan itu berlangsung. Panitia, RR, menjelaskan, "PARADISE
  bukanlah tentang popularitas, uang, atau maksud-maksud tertentu.
  PARADISE digelar untuk membawa generasi ini bersama-sama mengalami
  Tuhan, mengagumi kuasa-Nya, dan mungkin membangkitkan bangsa ini
  untuk kembali kepada-Nya." (t/Setyo)
  Diterjemahkan dari:
  Judul buletin: Body Life, Edisi Mei 2008, Volume 26, No. 5
  Judul asli artikel: Unique Worship Event to Focus Solely on Jesus
  Penerbit: 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena
  Halaman: 3
  Pokok Doa:
  * Mari satukan hati berdoa agar melalui PARADISE di Kansas City ini
    semangat penyembahan kepada Tuhan Yesus Kristus sungguh-sungguh
    menular di antara para siswa SMU dan mahasiswa Tuhan di mana pun
    mereka berada.
  * Berdoa juga supaya terjadi kebangunan rohani, bukan hanya di
    antara anak-anak muda, tapi juga masyarakat Amerika sehingga
    mereka boleh sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan dan hidup
    menurut apa yang Ia firmankan.

M Y A N M A R
  Bencana badai dahsyat terjadi di Myanmar dan membunuh puluhan ribu
  orang dan masih banyak lagi yang belum ditemukan. Sedikitnya 20 ribu
  orang yang tewas di daerah yang dulunya menjadi ibukota Yangon,
  namun tragedi yang lebih besar berhasil dihindari karena rumah-rumah
  yang kuat di daerah itu.

  Berbeda halnya dengan daerah pedalaman. Pondok-pondok bambu menjadi
  tempat berlindung bagi masyarakat desa. Dengan demikian, pejabat
  pemerintah yakin bahwa kematian terbanyak terjadi di daerah rawa
  sekitar delta. Kini, sebanyak satu juta orang tidak memiliki rumah
  tinggal.

  Roger Thomas dari AMG Internasional mengatakan bahwa komunikasi
  dengan partner-partner di daerah terpencil masih buruk. "Partners
  Internasional belum pernah mendengar dari daerah pedalaman di mana
  sekolah Alkitab itu berada, di mana pusat anak-anak kami berada dan
  daerah yang belum terjangkau dengan alat komunikasi, jadi kami belum
  mengetahui separah apa keadaan di sana."

  Tim mereka sudah memberikan respons atas kebutuhan orang banyak yang
  mengerikan itu. "Mereka mulai memberikan pertolongan kepada
  orang-orang yang ada di kota. Yang terpenting ada air minum dan
  beras untuk mereka. Harga-harga semakin mahal, khususnya bensin."
  Pada suatu kesempatan, Thomas memberitahu partnernya bahwa
  harga-harga melonjak tiga kali lipat lebih mahal daripada harga
  bensin di pasar gelap, khususnya bahan bakar.

  Badan PBB mengirimkan lebih dari 10 juta dolar Amerika sebagai
  bantuan, tapi kurangnya prasarana memperlambat pendistribusian.
  Thomas mengatakan bahwa bantuan mereka merupakan bagian dari visi
  pelayanan jangka panjang. Daerah tersebut adalah daerah yang
  dianggap lunak terhadap Injil. Dia mengatakan bahwa masalah
  gangguan-gangguan dalam suatu daerah memaksa mereka menghentikan
  program sponsor tersebut.

  Meskipun demikian, "Peristiwa tersebut membuka kesempatan bagi kami
  karena mereka kini menjadi tahu bahwa kasih Kristuslah yang
  mendorong kami untuk membantu mereka." Thomas mengatakan bahwa
  timnya menjual generator dan memberikannya untuk para biarawan Budha
  di daerah setempat untuk membantu meringankan beban mereka. Mengapa?

  Selain ingin memberi pengaruh pada biarawan di daerah itu, tim kami
  juga ingin menjadi surat hidup. "Kami tidak minta apa-apa, kami
  hanya ingin menunjukkan kasih Allah kepada para biarawan itu dan
  menolong mereka. Para biarawan pun merespons, mereka ingin tahu
  alasannya, mereka ingin tahu lebih banyak tentang apa dan siapa yang
  membuat kami melakukan hal itu."(t/Setyo)
  Diterjemahkan dari: Mission News Network, Mei 2008
  Alamat URL: http://www.MNNonline.org/article/11198
  Pokok doa:
  * Doakan para korban bencana topan dahsyat yang membunuh puluhan
    ribu orang di Myanmar. Biarlah Tuhan menggerakkan anak-anak Tuhan
    di sekitar area bencana untuk membantu dan memberikan penghiburan
    dan bantuan yang diperlukan, khususnya air minum dan kebutuhan
    makanan pokok.
  * Doakan agar tim AMG Internasional yang sedang melayani masyarakat
    di Myanmar, dapat menjadi saluran berkat dan kesaksian yang hidup
    bagi orang-orang yang belum percaya,
    khususnya mereka yang rindu menemukan Pencipta yang ingin mereka
    sembah.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                    KRIMINALITAS DI INDONESIA

  Dalam sepekan terakhir, dua peristiwa kriminal terjadi di Ibu Kota.
  Dua orang tewas dibunuh dan seorang laki-laki menjadi korban
  mutilasi. Sementara itu, menurut catatan Litbang Kompas, dalam kurun
  waktu Juni -- Juli 2008 terjadi sepuluh kasus perampokan di Jakarta,
  Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Bahkan, dalam kurun waktu yang sama
  pula, tercatat sepuluh kasus pembunuhan. Angka ini diyakini lebih
  tinggi dari data-data sebelumnya. Banyak analisa mengenai penyebab
  terjadinya tindakan-tindakan kriminal tersebut dan keterimpitan
  ekonomi diyakini sebagai penyebab terjadinya aksi kekerasan serta
  tindak kriminal.

  Sumber: Harian Umum Kompas, Selasa, 15 Juli 2008. Halaman 6

  POKOK DOA:

  1. Kita prihatin dengan meningkatnya tindak kriminal dan kekerasan
     di Indonesia. Mari berdoa agar Tuhan memberikan hikmat dan
     menolong pemerintah, para pemimpin masyarakat dan agama untuk
     bersama-sama mengambil tindakan efektif untuk menanggulangi dan
     membasmi tindak kriminal dan kekerasan ini.

  2. Kriminalitas membuat masyarakat merasa tidak aman dan resah. Mari
     berdoa agar ada kerjasama antara masyarakat dan aparat
     pemerintah, khususnya kepolisian dan aparat penegak hukum, agar
     dapat membangun suasana yang lebih kondusif bagi terjadinya rasa
     aman di dalam masyarakat.

  3. Doakan agar masyarakat sadar untuk tidak melakukan hal-hal yang
     dapat memancing aksi kriminal, khususnya kecemburuan sosial
     karena adanya jenjang yang lebar antara yang miskin dan yang
     kaya.

  4. Doakan agar setiap gereja Tuhan dan orang percaya dapat menjadi
     berkat di tengah situasi ekonomi yang sulit ini dengan berani
     mengambil tindakan tanpa pamrih dalam menolong sesama.

  5. Mari satukan hati berdoa untuk Indonesia, agar Tuhan melawat dan
     memulihkan bangsa ini dari segala keterpurukan yang sedang
     dialami.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org