Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/3

e-JEMMi edisi No. 03 Vol. 11/2008 (15-1-2008)

Apakah Allah Ada di Sana?

                                             Januari 2008, Vol.11 No.3
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI       : Apakah Allah Ada di Sana?
KESAKSIAN MISI     : Seorang Mantan Ateis
SUMBER MISI        : Darkness To Light (DTL)
DOA BAGI MISI DUNIA: Internasional, Uganda
DOA BAGI INDONESIA : Berdoa bagi Orang-orang Ateis di Indonesia

______________________________________________________________________

          CHRIST WILL SURELY RECEIVE IF YOU WILL ONLY BELIEVE
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Seperti apakah sosok "Allah" itu? Benarkah Allah ada? Bagaimanakah
  wujud Allah itu?

  Mungkin pertanyaan-pertanyaan tentang Allah di atas pernah ditujukan
  kepada Anda, khususnya dari orang-orang yang selama ini menolak
  untuk percaya bahwa Allah itu ada. Apakah Anda mengalami kesulitan
  untuk memberikan jawabannya?

  Sesuai dengan tema pelayanan kepada ateis, sajian Artikel Misi
  minggu ini kami harap dapat menolong Anda untuk menjawab
  pertanyaan-pertanyaan di atas. Selain itu, ikuti juga kesaksian dari
  seorang mantan ateis yang menceritakan tentang latar belakang
  hidupnya sebelum mengenal Tuhan. Simak juga Sumber Misi yang akan
  menolong Anda mendapatkan lebih banyak informasi dan bahan untuk
  melayani orang-orang ateis.

  Harapan kami, Anda mendapat berkat melalui sajian-sajian dalam
  e-JEMMi minggu ini. Selamat menyimak!

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                      APAKAH ALLAH ADA DI SANA?
                      =========================

  Pernahkah Anda berbaring pada waktu malam dengan mata menatap di
  kegelapan di luar, kemudian bertanya kepada diri sendiri, "Apakah
  Allah ada di sana?" Bagaimanapun juga, meski secara naluriah Anda
  tahu Allah itu ada di suatu tempat, Anda tetap memerlukan kepastian
  tentang keberadaan-Nya. Pernahkah Anda bertanya kepada diri sendiri,
  "Seperti apakah Allah itu?" Memikirkan hal semacam itu memang wajar.

  Pernah seorang gadis kecil mengungkapkan pengalaman frustrasinya.
  Banyak orang memunyai pengalaman yang sama. Gadis kecil itu menulis,

    "Aku bertanya kepada ibuku seperti apakah Allah itu. Ia tak tahu.
    Kepada guruku kutanyakan seperti apakah Allah itu. Ia pun tak
    tahu. Kemudian kutanyakan kepada bapakku, yang tahu lebih banyak
    daripada siapa pun di dunia ini. Seperti apakah Allah itu? Tapi ia
    tidak tahu juga. Kupikir, seandainya hidupku sepanjang umur ibuku,
    atau guruku, atau bapakku, aku pasti akan tahu sesuatu mengenai
    Allah!"

  Sungguh menyedihkan bahwa manusia dapat hidup sepanjang umurnya
  dalam lingkungan pengaruh Allah tetapi tidak tahu apa-apa mengenai
  Dia. Seorang rohaniwan terkemuka beberapa abad lalu berkata, "Tak
  ada pokok persoalan yang lebih besar dan berarti yang bisa
  direnungkan oleh manusia yang pikirannya terbatas, daripada pokok
  persoalan tentang Allah yang tidak terbatas." Dalam pasal yang
  pendek ini, kita akan membahas beberapa perkara dasar mengenai
  Allah, sebagaimana diajarkan oleh alam, Alkitab, pengalaman manusia,
  dan seperti yang dinyatakan dalam Kristus.

  1. Allah itu Roh.

     Ketika Yesus berbincang-bincang dengan seorang wanita di tepi
     sumur, Ia berkata, "Allah itu Roh" (Yohanes 4:24). Maksudnya,
     Allah itu bukanlah daging dan darah seperti kita. Ketika Alkitab
     mengungkapkan bahwa manusia diciptakan sesuai dengan gambar
     Allah, itu berhubungan dengan sifat-sifat rohani, bukan jasmani.
     Memang, Alkitab mengungkapkan seolah-olah Allah memunyai mata,
     telinga, tangan, dan sebagainya, tetapi itu semua hanyalah
     ungkapan manusia untuk melukiskan mutu-mutu dari keberadaan
     Allah. Karena kita manusia melihat dengan mata jasmani kita,
     merasa dengan tangan jasmani, dan mendengar dengan telinga
     jasmani, maka wajarlah jika kita memikirkan Allah dengan
     istilah-istilah jasmani. Tetapi Allah adalah Roh, dan Ia tidak
     memiliki tubuh jasmani.

     Lagipula, karena Allah itu Roh, Ia tidak nampak. Yohanes berkata,
     "Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah" (Yohanes 1:18).
     Paulus berbicara tentang Allah "yang tidak kelihatan" (Kolose
     1:15) dan "yang tak nampak" (1 Timotius 1:17), dan berkata,
     "Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak
     dapat melihat Dia" (1 Timotius 6:16).

     Meskipun benar bahwa Allah sudah menyatakan banyak sifat
     pembawaan dan ciri khas-Nya, benar juga bahwa tidak ada seorang
     manusia pun yang hidup, pernah melihat penyataan Allah secara
     mutlak.

  2. Allah tidak terbatas

     Kata tidak terbatas berarti "tanpa batas". Selalu sukar bagi kita
     yang berpikiran terbatas memikirkan soal ketidakterbatasan.
     Pernahkah Anda berdiri di atas sebuah bukit pada waktu malam
     sambil memandang ke cakrawala dan memikirkan di mana berakhirnya
     cakrawala itu? Tak ada akhirnya. Karena cakrawala tidak terbatas.
     Begitu juga dengan Allah. Tak peduli seberapa jauh kita
     menyelidikinya dengan peralatan teknologi modern, kita tak dapat
     melampaui batas dari ketidakterbatasan Allah.

     Raja Daud, sang pemazmur, pasti mengalami kekaguman tentang
     kebesaran dan keajaiban tersebut ketika dia menulis, "Jika aku
     melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang
     Kau tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?
     Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur
     8:4-5). Ia juga berkata, "Langit menceritakan kemuliaan Allah"
     (Mazmur 19:2).

     Allah tidak terbatas dalam hal Dia selalu berada dan tak pernah
     akan berakhir. Kita sering berbicara tentang manusia sebagai yang
     abadi. Kita abadi dalam hal bahwa sesudah kita lahir, keberadaan
     kita tidak pernah akan berhenti. Kehidupan yang pernah dimulai
     dalam kandungan akan berlangsung terus untuk selama-lamanya.
     Barangkali seseorang hidup selama seratus tahun atau barangkali
     juga dia mati di kandungan ibunya sebelum dia sempat dilahirkan,
     tetapi bagaimanapun juga manusia itu abadi.

     Sebaliknya, meskipun kita makhluk abadi, kita bukanlah makhluk
     yang kekal dalam sifat hakikinya, karena kekal berarti tidak ada
     permulaannya dan juga tidak ada akhirnya. Allah disebut kekal
     karena Ia selalu ada dan akan terus ada untuk selama-lamanya.

     Selanjutnya, Allah tidak terbatas kuasa-Nya; tidak ada sesuatu
     pun yang melampaui kekuasaan-Nya untuk melakukan apa saja. Yesus
     berkata, "Bagi Allah segala sesuatu mungkin" (Matius 19:26). Dan
     kepada Abraham, Tuhan berkata, "Adakah sesuatu apa pun yang
     mustahil untuk Tuhan?" (Kejadian 15:14). Sesudah konsep
     kemahakuasaan Tuhan ini kita maklumi dan pegang teguh, kita akan
     memiliki keyakinan yang luar biasa besar. Karena jikalau Tuhan
     mampu menciptakan alam semesta ini, dan Ia sendiri menguasai
     semua ciptaan-Nya, pastilah Ia mampu menolong kita dalam
     menangani dan mengatasi semua persoalan maupun kebutuhan kita.

  3. Allah adalah Oknum pribadi

     Ia bukannya hanya suatu gagasan abstrak maupun suatu kekuatan
     yang tak memedulikan manusia. Ia adalah Oknum, Bapa surgawi yang
     penuh kasih.

     Banyak agama lain memunyai bermacam-macam nama untuk Allah,
     tetapi di antara sekian banyak nama itu, tidak ada satu pun yang
     menyatakan "Bapa kita". Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus
     Kristuslah yang mengajar kita untuk menyebut Allah alam semesta
     itu sebagai Bapa, karena itulah Allah kita sangat pribadi.

     Allah diperkenalkan oleh Juru Selamat kita sebagai Orang Tua
     surgawi kita. Oleh Yohanes, Ia disebut Allah yang baik dan penuh
     kasih. Oleh Paulus, Ia diperkenalkan sebagai Allah yang adil dan
     benar. Oleh para nabi, Ia ditampilkan sebagai Allah yang
     menghukum. Semua sifat pembawaan kepribadian-Nya ini dalam kadar
     tertentu terdapat juga pada kita manusia, tetapi secara
     sepenuhnya, semuanya hanya ada di dalam Allah yang bersifat
     pribadi.

     Dari segala sifat pembawaan kepribadian yang ada dalam Allah,
     kasih-Nyalah yang paling menawan kita. Kita dikuasai oleh
     perasaan heran dan takjub ketika mengetahui bahwa Allah yang
     memimpin alam semesta yang hebat ini sangat memedulikan kita,
     seperti kata seorang penyair:

       "Bagaimana mungkin Allah seperti Engkau bersedia memedulikan
       aku? Pikiranku tak sanggup memahaminya, tapi hatiku sangat
       gembira akan kebenaran itu.", 4. Allah ada di mana-mana

     Ahli-ahli teologia menyebut-Nya Mahahadir. Daud menulis, "Ke mana
     aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari
     hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku
     menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.
     Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di
     ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan
     kanan-Mu memegang aku" (Mazmur 139:7-10).

     Pada suatu kali, seorang guru sekolah minggu bertanya kepada
     murid-murid lelaki di kelasnya, "Ada berapakah Allah itu?"

     Seorang anak menjawab: "Hanya satu."

     "Bagaimana kamu tahu?" tanya gurunya.

     "Sebab tidak ada tempat bagi yang lain," katanya dengan pasti.

     Itu benar. Allah memenuhi dunia ini dengan hadirat-Nya. Tak soal
     ke mana kita pergi di dalam alam semesta ini, bahkan ke bulan
     dengan para astronot, Allah ada di sana!

     Namun, sangatlah disayangkan, hari lepas hari orang-orang
     bergerak di planet bumi yang kecil ini tanpa pernah memikirkan
     Allah. Mereka tidak menyadari bahwa mereka "terbenam" di dalam
     Dia dan dikelilingi oleh-Nya.

     Almarhum Helen Keller, sebelum cukup umurnya untuk berbicara,
     telah kehilangan penglihatan dan pendengarannya. Selama
     bertahun-tahun ia hidup dalam dunia yang semata-mata sunyi dan
     gelap. Pada waktu umurnya sembilan tahun, seorang guru Kristen
     yang benar-benar mengabdi Tuhan, digaji untuk mendidik Helen.
     Melalui pengalaman-pengalaman yang sangat susah dan pahit,
     akhirnya guru ini berangsur-angsur berhasil menembus tirai
     kesunyian Helen, dan anak itu mulai belajar.

     Guru itu berpendapat Helen seharusnya diberitahu tentang Tuhan.
     Oleh sebab itu, diundangnya seorang pengkhotbah terkenal bernama
     Philips Brooks untuk berbicara dengannya. Ketika hamba Tuhan ini
     menceritakan tentang Allah dan kasih-Nya, melalui sang guru,
     gadis itu memberi tanggapan yang mengejutkan setiap orang dengan
     berkata: "Ya, saya sedang mengharap bahwa seseorang akan
     memberitahu saya perihal Tuhan. Telah lama sekali saya
     memikirkan-Nya!"

     Inilah seorang gadis yang walaupun buta dan tuli, namun dengan
     nalurinya dia tahu bahwa ada Allah yang mengasihinya. Namun yang
     menyedihkan ialah, ribuan orang yang tidak bercacat seperti dia,
     tetap dungu mengenai Allah.

  Tidakkah Anda bersukacita karena melalui Yesus, Anda mengenal Allah
  sebagai Bapa surgawi Anda? Ya, Allah ada di luar sana, dan kita
  dapat mengenal Dia dengan cukup baik.

  Sekarang, maukah Anda mencoba melaksanakan suatu tugas? Ambillah
  Alkitab dan mulailah membaca seluruh kitab Mazmur. Catatlah segala
  sesuatu yang Anda pelajari mengenai Allah dari Raja Daud dan
  pemazmur-pemazmur lainnya. Anda akan heran bila melihat betapa
  panjang daftar Anda nanti. Lebih baik sediakan kertas yang banyak.

  Diambil dari:
  Judul buku   : Pedoman bagi Orang Kristen Baru
  Judul Artikel: Apakah Allah Ada di Sana?
  Penulis      : LeRoy "Pat" Patterson
  Penerbit     : BPK Gunung Mulia, Jakarta 1986
  Halaman      : 47 -- 52

______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                        SEORANG MANTAN ATEIS
                        ====================

  Aku tumbuh dalam keluarga non-Kristen. Ayahku adalah seorang ateis
  dan ibuku adalah orang Kristen yang telah berpaling dari Tuhan --
  kurasa karena ia menikahi Ayah. Bagaimanapun, aku tumbuh sebagai
  seorang ateis. Aku tidak pernah pergi ke gereja atau sekolah
  minggu, tidur sampai jam makan siang pada hari Minggu, dan membenci
  semua orang Kristen yang kuanggap bodoh.

  Saat remaja, aku mengalami masa-masa sulit karena beberapa masalah
  yang tidak akan kuceritakan -- karena akan membuat Anda bosan --
  dan aku berpikir bahwa hidup akan lebih mudah dijalani jika aku
  membuang semua perasaan dan memutuskan hubungan dengan orang lain.
  Saat itu aku berusia sebelas tahun.

  Aku menghabiskan sepuluh tahun masa hidupku untuk mencapai apa yang
  kupikirkan itu dan juga mencoba untuk mencari arti hidup. Aku
  melalui masa-masa iseng, di mana aku menjadi sangat fanatik pada
  suatu subjek, dan kemudian melupakannya saat aku menyadari bahwa
  subjek itu tidak dapat mengenyangkan rasa lapar jiwaku. Aku tidak
  memiliki banyak teman di sekolah, dan orang-orang yang berhubungan
  denganku menganggapku sebagai sumber bencana.

  Aku berhenti sekolah setelah tidak lulus ujian masuk perguruan
  tinggi, dan kemudian mendapat pekerjaan sebagai teknisi kimia di
  Departemen Penelitian Ilmiah dan Industri New Zealand (New Zealand
  Department of Scientific and Industrial Research). Karena telah
  memiliki penghasilan, aku pergi dari rumah dan tinggal di sebuah
  rumah seorang diri. Aku pergi bekerja dan bersekolah malam di sebuah
  politeknik setempat di mana aku tidak bicara dengan siapa pun.
  Tujuanku telah tercapai -- hidupku hampa dari segala emosi dan
  kontak berarti dengan orang lain. Menyebalkan.

  Tahun kedua bersekolah malam, aku memerhatikan ada seorang pria di
  kelas yang mencoba untuk berbicara denganku. Sebenarnya ia telah
  mencoba berbicara denganku tahun lalu, namun hidupku terlalu kacau
  untuk memerhatikannya. Untungnya ia adalah tipe orang yang penyabar.
  Ia adalah orang Kristen, dan ia mengundangku untuk bersama-sama
  menginjili. Aku hampir memukulnya. Setelah itu, ia hanya mencoba
  untuk menjadi teman dan tak lagi membicarakan soal penginjilan.

  Saat aku mulai memercayainya, kami mulai mengobrol tentang hidup dan
  hal-hal semacamnya. Aku menyadari bahwa segala hal tentang orang
  Kristen yang dikatakan padaku saat bertumbuh dewasa, tidaklah benar.
  Aku mulai bertanya kepadanya tentang imannya, dan ia pun menjawab --
  jawaban yang tak mendesakku untuk menjadi Kristen.

  Setelah beberapa tahun, aku menyadari bahwa pandangannya lebih masuk
  akal daripada pandanganku. Aku mulai membaca Alkitab yang ia
  berikan, dan suatu malam saat aku sendirian di kamar, aku menyadari
  bahwa firman Tuhan itu benar, dan aku adalah orang terbodoh di
  dunia. Aku bersujud dan memohon agar Tuhan berkuasa atas hidupku.

  Ibuku telah kembali menjadi Kristen sehingga keluargaku terbagi
  menjadi dua kubu; Ibu dan aku adalah Kristen, sedang Ayah dan
  saudaraku ateis. Menjadi Kristen memang tidak menyelesaikan
  masalahku, tapi hal itu membantuku memahami masalah dan membuka
  jalan untuk Tuhan mulai memulihkanku dari masa laluku.

  Setelah beberapa tahun, aku mulai belajar di sekolah Alkitab pada
  malam hari untuk belajar lebih lagi mengenai Tuhan. Aku belajar di
  sana selama dua tahun, namun kemudian aku merasa terlalu berat untuk
  bekerja, belajar Alkitab saat malam, dan melayani di gereja dan
  departemen pemudanya pada saat bersamaan. Aku keluar dari pelayanan
  di gereja selama beberapa bulan dan gagal dalam salah satu mata
  pelajaran di sekolah Alkitab. Aku ingin memakai hidupku ini untuk
  melakukan sesuatu bagi Tuhan, tapi tidak tahu akan melakukan apa.

  Setelah perjuangan yang cukup lama dan pencarian jati diri, aku
  berhenti kerja dan melamar sebagai anggota medis pemuda di gerejaku.
  Aku beralih dari mengejar gelar diploma teologi ke gelar diploma
  pelayanan medis, yang lebih banyak praktiknya. Aku mencoba untuk
  tidak terlalu fokus belajar mengenai Tuhan dan lebih fokus untuk
  mengikut Tuhan. Sejauh ini, aku menikmatinya, namun aku tahu bahwa
  mengikut Tuhan adalah perjalanan seumur hidup. Perjalananku masih
  panjang.

  Menurutku, temanku saat di politeknik itu adalah penginjil terhebat
  yang pernah kutemui. Ia tidak pernah sekolah Alkitab atau mengikuti
  pelatihan Alkitab resmi, dan ia juga berkata bahwa aku jauh lebih
  mengerti tentang teologi daripada dia. Namun, ia memiliki kasih
  terhadap Tuhan yang membuatku masih terkesima hingga kini. (t/Dian)

  Diterjemahkan dari:
  Nama Situs: Darkness to Light
  Penulis   : Darren "Daz" Gedye
  Alamat URL: http://www.dtl.org/salvation/article/testimony/ex-atheist.htm

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

DARKNESS TO LIGHT
==>    http://www.dtl.org/index.html
  Dengan moto "Explaining and Defending the Christian Faith"
  (Menjelaskan dan Memertahankan Iman Kristen), situs DTL menawarkan
  beragam bahan yang tentunya akan sangat berguna sekali bagi
  pengujungnya, antara lain teologi Kristen, apologetika, pemujaan,
  etika, bermacam-macam versi Alkitab, dan sebagainya. Situs ini cukup
  besar karena berisi lebih dari 850 halaman web, ditambah lagi
  "e-books", sebuah program "software" Alkitab, dan publikasi lewat
  e-mail yang dapat diperoleh dengan gratis. Semua itu disajikan
  untuk "membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan
  kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh
  iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat
  bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan."
  (Kisah Para Rasul 26:18) Disajikan juga kesaksian dari beberapa
  mantan ateis mengenai pergumulannya sehingga mereka berhasil
  meninggalkan pengajaran sesat tersebut dan mengikut Kristus (silakan
  menyimak salah satu kesaksian tersebut di kolom Kesaksian Misi).
  Kunjungi dan simak kesaksian-kesaksian lain di alamat:
  http://www.dtl.org/salvation/subject/testimonies.htm

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

I N T E R N A S I O N A L
  Migrasi besar-besaran di Afrika yang dilakukan oleh mereka yang
  berpendidikan dan memiliki uang telah menyebabkan kurangnya sumber
  daya yang dibutuhkan. Tanpa mereka, buta huruf dan kemiskinan
  merajalela di mana-mana. Lisa Wolf dari CURE International
  mengatakan bahwa organisasinya memerangi masalah itu dengan konsep
  "teaching hospital" atau rumah sakit mengajar. "Banyak orang di
  Benua Afrika menderita `pengeringan otak`, khususnya tenaga medis
  profesional. Mereka tidak memiliki perlengkapan dan sumber yang
  dibutuhkan. Kami menyediakan sumber-sumber tersebut dan memberikan
  pelatihan kepada mereka. Dan karena mereka memiliki rumah sakit yang
  bagus untuk bekerja -- rumah sakit yang merawat orang-orang yang
  membutuhkan perawatan fisik dan rohani -- mereka mau untuk tetap
  tinggal." Wolf mengatakan bahwa staf mereka juga sadar akan adanya
  penginjilan dalam upaya ini. "Kami menyelaraskan pentingnya
  kesembuhan fisik dan rohani anak-anak. Para pasien, keluarga mereka,
  dan orang lain yang telah mengunjungi rumah sakit itu mengatakan
  kepada kami bahwa mereka benar-benar merasakan belas kasih dan
  perwujudan kasih Allah."
  Diterjemahkan dari: Mission News, November 2007
  Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10380
  Pokok Doa
  ---------
  * Masalah kemiskinan dan buta huruf di Afrika diharapkan dapat
    segera ditanggulangi sehingga setiap penduduk mendapatkan
    kehidupan yang layak.
  * Doankanlah CURE International yang sedang berusaha memerangi
    masalah tersebut lewat pelayanan di rumah sakit dan
    pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah
    sakit.

U G A N D A
  Parlemen Uganda secara resmi mengumumkan status darurat karena di
  bagian utara negeri itu rusak berat akibat banjir. Pemimpin negara
  memikirkan serangkaian langkah mengatasi masalah itu, dan itu adalah
  saat yang tepat untuk mendistribusikan Alkitab. Tom McGregor dari
  World Bible Translation Center, pada tanggal 8 Oktober 2007,
  mengatakan bahwa setiap anggota akan menerima Alkitab berbahasa
  Inggris versi "Easy-to-Read" di "National Prayer Breakfast". "Aku
  pikir Sabda Allah akan selalu menempati prioritas utama dalam
  keadaan darurat dan akan memberikan kekuatan dan harapan pada
  orang-orang yang membutuhkan." Untuk mengawali, proyek itu ditujukan
  dengan memberikan sebuah Alkitab pada setiap guru yang ada di negara
  itu. Ini merupakan suatu tanggung jawab yang besar, dan dukungan
  masih diperlukan. "Doa Anda sangat dibutuhkan agar para guru
  memahami keseluruhan proyek dan mampu membantu para murid-muridnya,
  bahkan juga diri mereka sendiri untuk berjalan dalam kebenaran."
  Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2007
  Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10408
  Pokok Doa
  ---------
  * Pemerintah Uganda sedang memikirkan jalan keluar untuk menolong
    para korban banjir. Kiranya Tuhan memberi hikmat agar dapat
    diambil keputusan nyata untuk menolong memerbaiki keadaan yang
    rusak itu.
  * Bersamaan dengan proyek untuk menolong korban banjir di Uganda,
    dilakukan juga pendistribusian Alkitab kepada mereka. Mintalah
    kepada Tuhan agar melalui pendistribusian Alkitab ini, banyak
    orang akan mengenal kebenaran yang sejati.
  * Kiranya para guru diberi kemampuan umtuk membantu para murid, juga
    diri mereka sendiri untuk berjalan dalam kebenaran yang sejati
    itu.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

              BERDOA BAGI ORANG-ORANG ATEIS DI INDONESIA
              ==========================================

  Sebagai komunitas orang Kristen, kita sangat dihimbau untuk membuka
  mata rohani dan melihat bahwa dunia di sekitar kita sangat
  membutuhkan dukungan doa orang-orang percaya. Masih banyak orang
  tersesat dan belum dijangkau oleh Injil. Jumlah orang yang belum
  percaya di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, termasuk
  jumlah orang-orang ateis. Sudah saatnya orang-orang Kristen
  Indonesia berhenti menjadi "penonton" saja. Karena itu, kami
  mengajak Anda bergabung untuk berdoa bagi mereka yang belum
  diselamatkan, khususnya orang-orang ateis di Indonesia.

  POKOK DOA
  ---------

  1. Kiranya Tuhan memberikan beban kepada setiap orang Kristen untuk
     melayani orang-orang yang belum percaya. Biarlah beban tersebut
     terus dipupuk dan bertumbuh menjadi tindakan-tindakan nyata yang
     berdampak bagi pelayanan Kerajaan Tuhan.

  2. Orang-orang Kristen memerlukan hikmat dan bijaksana dari Tuhan
     agar menemukan cara yang tepat untuk melayani orang-orang yang
     belum percaya, khususnya orang-orang atheis.

  3. Berikan hati untuk betul-betul mengasihi orang-orang yang
     menyangkal keberadaan Tuhan ini. Mereka membutuhkan kasih Tuhan
     yang dapat dengan nyata dilihat dan dirasakan.

  4. Pertambahan jumlah orang ateis di Indonesia semakin meningkat.
     Kiranya gereja-gereja menyadari panggilan mereka untuk menjangkau
     orang-orang yang belum percaya ini.

  5. Doakan agar orang-orang Kristen membuka kesempatan-kesempatan
     besar untuk bertemu dan bersahabat dengan orang-orang ateis,
     sehingga mereka dapat mengenalkan kasih Kristus kepada mereka.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
   untuk tujuan komersiil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
    yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
   Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati, dan Dian Pradana
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi              :                   < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan          :   < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti              : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan:       < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :               http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :               http://ylsa.sabda.org/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org