Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2008/21

e-JEMMi edisi No. 21 Vol. 11/2008 (21-5-2008)

Hati Allah bagi Segala Bangsa


Mei 2008, Vol.11 No.21
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
RENUNGAN MISI: Hati Allah Sepanjang Masa
ARTIKEL MISI: Pengharapan Bangsa-Bangsa
SUMBER MISI: Wayside Christian Mission (WCM)
DOA BAGI MISI DUNIA: Liberia, Indonesia
DOA BAGI INDONESIA: Tragedi Mei, Jakarta Sepuluh Tahun Lalu

______________________________________________________________________

       CHRIST LIKE LOVE BEARS AND FOR BEARS, GIVES AND FORGIVES
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Salah satu kerinduan terbesar Allah adalah agar semua bangsa
  ciptaan-Nya dan semua umat yang telah Ia tetapkan sejak semula,
  datang dan sujud menyembah-Nya. Namun pada kenyataannya, kerinduan
  Allah ini belum terwujud di antara bangsa-bangsa. Masih banyak suku
  bangsa yang belum mendengar tentang Kabar Baik yang Allah sampaikan
  kepada manusia. Kalau mereka belum mendengar Kabar Baik itu,
  bagaimana mungkin mereka datang sujud dan menyembah-Nya. Ada banyak
  faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah karena kita
  masih kurang peka memahami kerinduan Allah ini. Nah, pada kesempatan
  ini, kami akan menyajikan satu renungan misi dan satu artikel misi
  yang kami harap akan menggugah kembali kesungguhan kita dalam
  memahami kerinduan  Allah. Agar bangsa-bangsa mendengar Kabar Baik
  keselamatan Yesus Kristus.

  Selain itu, simak juga sajian sumber misi dan berita misi dari
  Liberia dan Indonesia. Kiranya berita-berita ini mendorong kita
  untuk bisa terus terbeban berdoa bagi orang-orang percaya, di mana
  pun mereka berada.

  Selamat menyimak dan selamat berdoa.

  Pimpinan Redaksi e-JEMMi,
  Novita Yuniarti

______________________________________________________________________
RENUNGAN MISI

                       HATI ALLAH SEPANJANG MASA

  Jika seseorang ingin menyenangkan hati orang yang dikasihinya, maka
  ia akan berupaya untuk mengetahui apa yang ada di dalam hati sang
  kekasih dan dengan berbagai upaya memenuhi keinginan hatinya itu.
  Demikian halnya dengan sikap kita terhadap Allah, bagaimana
  kita dapat mengetahui sesuatu yang ada di dalam hati Allah? Bahkan,
  di dalam hati-Nya yang terdalam dan terpendam sepanjang masa?

  Ada tiga cara untuk mengetahui bahwa sesuatu itu ada, bahkan
  terpendam di dalam hati Allah sepanjang masa. Pertama, sesuatu itu
  haruslah telah ada di hati-Nya sejak lama. Sesuatu itu bukanlah hal
  yang baru muncul di hati-Nya dan dengan sekejap sirna, seperti
  Coca-cola atau 7-Up.

  Kedua, untuk memenuhi atau menggenapkan sesuatu itu, maka Dia
  haruslah rela membayar harga yang sangat besar. Jika seorang pemuda
  rajin bekerja agar dapat menabung demi memeroleh sebuah rumah, maka
  kita tahu bahwa dia benar-benar membutuhkan rumah. Dari
  kerajinannya, kita tahu bahwa rumah itu ada di dalam hatinya.

  Ketiga, ketika saat-saat penggenapan itu sedang berlangsung, maka
  sesuatu itu tetap harus diperoleh sekalipun harus menghadapi faktor
  kesulitan yang sangat tinggi (super sulit). Sekalipun edelweis
  itu ada di pegunungan, tapi jika itu ada di dalam hati kekasih Anda,
  tentu Anda tetap berupaya memerolehnya, bukan?

  Lalu pertanyaannya, hal apakah yang sungguh-sungguh merupakan isi
  hati Allah? Untuk dapat menemukan jawabannya, tentu ketiga hal di
  atas harus dapat dijadikan ukurannya. Dan dengan menggunakan ketiga
  hal tersebut, maka jawabannya adalah: Misi! Ya, hati Allah adalah
  misi.

  Mengapa "misi"? Misi berarti pengabaran Injil secara lintas budaya.
  Pengabaran Injil itu sendiri berarti menyampaikan pribadi dan karya
  Yesus Kristus kepada orang lain. Itu berarti Yesus harus hadir
  dahulu di atas muka bumi ini jika kita ingin dapat menceritakan-Nya
  kepada orang lain.

  Sejak lama, kehadiran Yesus di atas bumi itu sendiri tidak terjadi
  secara instan atau seketika, melainkan sudah direncanakan
  "jauh-jauh" hari sebelumnya, yaitu sejak Kejadian 3:15. Bahkan
  sebelum ayat itu diucapkan-Nya, yaitu sejak Allah mulai
  memikirkannya "di dalam hati-Nya". Ayat itu berbunyi, "Aku akan
  mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
  keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu,
  dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kejadian 3:15). Kemudian ayat
  tersebut digenapi dalam Yohanes 3:16. Dengan demikian, "misi"
  memenuhi kriteria pertama -- sudah ada di dalam hati Allah sejak
  lama, kurang lebih empat ribu tahun sebelum kelahiran Kristus.

  HARGANYA MAHAL

  Dalam masa penantian yang sangat panjang itu, Allah tidak berdiam
  diri atau berpangku tangan saja. Dia terus berinteraksi dengan
  umat-Nya di zaman Perjanjian Lama. Mukjizat yang dilakukan-Nya,
  nabi yang dihadirkan-Nya, serta firman/perintah/nubuat yang
  diucapkan-Nya, semuanya tidak boleh bertentangan, bahkan harus
  berpusat dan mengarah kepada kehadiran Yesus Kristus.

  Ini tentu bukan hal yang mudah. Dia harus secara rinci
  memertimbangkan setiap mukjizat yang akan dilakukan-Nya,
  memerhatikan perilaku para nabi yang dipilih-Nya, dan kata-kata yang
  diucapkan-Nya sepanjang Perjanjian Lama. Bahkan harga yang paling
  mahal adalah ketika menghancurkan kepala si ular dan memulihkan
  hubungan manusia yang sudah jatuh dalam dosa, Dia harus mengutus
  Anak-Nya sendiri!

  SUPER SULIT

  Untuk dapat menghancurkan kepala si ular itu, Yesus harus mati di
  atas kayu salib dan bangkit dari kematian. Untuk itu, Dia harus
  menjelma menjadi manusia. Jika kita tahu betapa besar
  penderitaan-Nya ketika Dia harus menempuh cara demikian, maka kita
  tahu pula bahwa dalam keberadaan-Nya sebagai manusia, Dia sudah
  membayar harga yang sangat mahal! Cara demikian adalah cara yang
  "super sulit".

  Bukan hanya itu saja, harga yang mahal juga harus dibayar-Nya ketika
  Dia harus meninggalkan budaya kehidupan yang selama ini telah
  dijalani-Nya bersama dengan "Kedua Pribadi Allah Tritunggal" di
  surga. Budaya itu adalah kasih, kehormatan dan kemuliaan, serta
  kesucian. Kini Dia harus masuk dalam budaya manusia yang penuh
  dengan iri hati, pengkhianatan, dan egosentrisme. Ya, inkarnasi
  Yesus memang bersifat "lintas budaya". Dengan demikian, "misi"
  memenuhi ketiga kriteria tentang isi hati Allah. Misi adalah hati
  Allah.

  Lalu bagaimana tanggapan kita? Apakah kita rindu dikenal sebagai
  seorang yang berupaya memerhatikan isi hati Allah dan terlibat di
  dalam-Nya? Misi-Nya masih harus diteruskan kepada segenap suku
  bangsa di seluruh muka bumi secara lintas budaya! Kapan? Menunda
  adalah tindakan yang tidak mencerminkan kasih yang kuat.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buletin: MISSION.COM No. 6/Tahun ke-2/2005
  Penulis: Tidak Dicantumkan
  Halaman: 12 -- 13

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                     PENGHARAPAN BANGSA-BANGSA

  Salah satu cara terbaik untuk melihat dengan jelas lingkup Amanat
  Agung yang telah diutarakan Yesus dan para rasul adalah dengan
  menenggelamkan diri kita dalam atmosfir pengharapan yang mereka
  rasakan dengan membaca Alkitab mereka, Perjanjian Lama. Satu aspek
  yang sangat besar dari pengharapan itu adalah harapan yang
  terkandung di dalamnya bahwa kebenaran Allah akan menjangkau semua
  kelompok masyarakat di bumi dan kelompok tersebut akan datang dan
  menyembah Allah yang benar. Pengharapan itu terus-menerus
  diekspresikan dalam istilah kelompok masyarakat (rakyat, bangsa,
  suku, keluarga, dan sebagainya). Demikianlah pengharapan dari
  kitab Mazmur dan Yesaya yang menunjukkan gambaran mengenai Amanat
  Agung Yesus. Ayat-ayat dalam kitab tersebut dikategorikan dalam
  empat kategori, yaitu nasihat, janji, doa, dan rencana.

          "Menyatakan Kemuliaan-Nya di Antara Bangsa-Bangsa"

  Kategori pertama yang mengungkapkan pengharapan bangsa-bangsa adalah
  kumpulan nasihat yang dinyatakan supaya kemuliaan Allah dapat
  dinyatakan dan ada sembah puji di antara bangsa-bangsa dan oleh
  bangsa-bangsa.

    Bermazmurlah bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion, beritakanlah
    perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. (Mazmur 9:11)

    Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan
    sorak-sorai! (Mazmur 47:1)

    Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah
    puji-pujian kepada-Nya! (Mazmur 66:8)

    Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan
    perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa.
    (Mazmur 96:3)

    Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah
    kemuliaan dan kekuatan! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan
    itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili
    bangsa-bangsa dalam kebenaran. (Mazmur 96:7, 10)

    Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah
    perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! (Mazmur 105:1)

    Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku
    bangsa! (Mazmur 117:1)

    Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan,
    panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara
    bangsa-bangsa, mashyurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur!"
    (Yesaya 12:4)

    Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah, dan perhatikanlah,
    hai suku-suku bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar,
    dunia dan segala yang terpancar dari padanya. (Yesaya 34:1)

            "Bangsa-Bangsa akan Datang kepada Terang-Mu!"

  Kategori kedua yang mengungkapkan pengharapan bangsa-bangsa adalah
  kumpulan janji bahwa suatu hari nanti bangsa-bangsa akan menyembah
  Allah yang benar.

    Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu
    menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
    (Mazmur 2:8; Band. Mazmur 111:6)

    Aku mau memasyhurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa
    akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya. (Mazmur
    45:17)

    Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah Abraham.
    Sebab Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat
    dimuliakan. (Mazmur 47:9)

    Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di
    hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu. (Mazmur 86:9)

    Tuhan menghitung pada waktu mencatat bangsa-bangsa: "Ini
    dilahirkan di sana." (Mazmur 87:6)

    Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja
    bumi akan kemuliaan-Mu. (Mazmur 102:15)

    Apabila berkumpul bersama-sama bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan
    untuk beribadah kepada Tuhan. (Mazmur 102:22)

    Kekuatan perbuatan-Nya diberitakan-Nya kepada umat-Nya, dengan
    memberikan kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa. (Mazmur
    111:6)

    Maka pada waktu itu, taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai
    panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku
    bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia. (Yesaya 11:10)

    Tuhan semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala
    bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu
    perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan
    bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya. Dan di atas
    gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain perkabungan yang
    diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang
    ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa. (Yesaya 25:6-7)

    Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk
    menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang
    Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau
    menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari
    pada-Ku sampai ke ujung bumi. (Yesaya 49:6)

    Dalam sekejap mata, keselamatan yang dari pada-Ku akan dekat,
    kelepasan yang Kuberikan akan tiba, dan dengan tangan kekuasaan-Ku
    Aku akan memerintah bangsa-bangsa; kepada-Kulah pulau-pulau
    menanti-nanti, perbuatan tangan-Ku mereka harapkan. (Yesaya 51:5)

    Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua
    bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah
    kita. (Yesaya 52:10)

    Demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja
    akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak
    diceritakan kepada mereka, akan mereka lihat, dan apa yang tidak
    mereka dengar akan mereka pahami. (Yesaya 52:15)

    Sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal,
    dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh
    karena Tuhan, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel,
    yang mengagungkan engkau. (Yesaya 55:5)

    Mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi
    kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban
    bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di
    atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala
    bangsa. (Yesaya 56:7)

    Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja
    kepada cahaya yang terbit bagimu. (Yesaya 60:3)

    Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka, dan Aku datang
    untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu
    akan datang dan melihat kemuliaan-Ku. (Yesaya 66:18)

    Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus
    dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa,
    yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan,
    ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang
    Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaan-Ku, supaya mereka
    memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa.
    (Yesaya 66:18-19)

          "Biarlah Semua Bangsa Menyembah Engkau, ya Allah!"

  Kategori ketiga yang mengungkapkan pengharapan bangsa-bangsa adalah
  doa yang dipanjatkan dengan penuh iman bahwa Allah akan disembah di
  antara bangsa-bangsa.

    Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia
    menyinari kita dengan wajah-Nya, sela supaya jalan-Mu dikenal di
    bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. Kiranya
    bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah; kiranya
    bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Kiranya suku-suku
    bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah
    bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas
    bumi. Sela Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah,
    kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.
    (Mazmur 67:1-5)

    Kiranya semua raja sujud menyembah kepada-Nya, dan segala bangsa
    menjadi hamba-Nya!(Mazmur 72:11)

    Biarlah nama-Nya tetap selama-lamanya, kiranya nama-Nya semakin
    dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling
    memberkati dengan nama-Nya, dan menyebut Dia berbahagia. (Mazmur
    72:17)

         "Aku akan Memuji Engkau di Antara Bangsa-Bangsa"

  Kategori keempat yang mengungkapkan pengharapan bangsa-bangsa
  menyatakan rencana-rencana dari pemazmur untuk melakukan tugas yang
  menjadi tanggung jawabnya untuk membuat kebesaran Tuhan dikenal di
  antara bangsa-bangsa.

    Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu di antara
    bangsa-bangsa, ya Tuhan, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi
    nama-Mu. (Mazmur 18:49)

    Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku
    mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. (Mazmur 57:9)

    Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, dan
    aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. (Mazmur
    108:3)

                     Diberkati untuk Memberkati

  Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa berkat pengampunan dan
  keselamatan yang Allah berikan pada umat Israel pada akhirnya
  merujuk pada penjangkauan semua kelompok masyarakat di muka bumi.
  Israel diberkati agar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Pernyataan
  terbaik mengenai hal itu terdapat dalam Mazmur 67:1-2, "Kiranya
  Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari
  kita dengan wajah-Nya, Sela, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan
  keselamatan-Mu di antara segala bangsa." Berkat tercurah kepada umat
  Israel sebagai alat untuk menjangkau bangsa-bangsa. Demikian
  pengharapan yang ada dalam Perjanjian Lama: berkat keselamatan
  tercurah bagi semua bangsa. (t/Novita)

  Diterjemahkan dari:
  Judul buku: Let the Nations be Glad
  Judul bab: The Supremacy of God Among "All the Nations"
  Judul asli artikel: The Hope of The Nations
  Penulis: John Piper
  Penerbit: Baker Books, Grand Rapids 1993
  Halaman: 184 -- 188

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

WAYSIDE CHRISTIAN MISSION
===> http://www.waysidechristianmission.org
  Dengan moto "Memberikan harapan bagi mereka yang membutuhkan",
  Wayside Christian Mission mengadakan berbagai program untuk membantu
  orang-orang yang membutuhkan di daerah Louisville, sekaligus
  mengenalkan mereka kepada Kristus. Dapat dikatakan, pelayanan mereka
  luar biasa. Mereka memiliki sekitar 22 program yang fokusnya adalah
  untuk melengkapi dan memberdayakan masyarakat kurang mampu, dan
  kesemuanya itu mereka sediakan dengan cuma-cuma. Salah satu program
  mereka adalah pemulihan bagi para pecandu alkohol, di mana
  orang-orang yang sudah mengikuti program itu dapat dipulihkan, dan
  akhirnya menjadi anggota paduan suara yang menyanyi di jalan-jalan
  untuk membantu mendanai organisasi ini. Bahkan, mereka juga
  mengadakan program makan gratis tiga kali sehari selama setahun bagi
  para buruh. Luar biasa, bukan? Itu hanya dua dari semua program yang
  ada. Ingin mencari tahu mengenai program-program lainnya, juga
  bagaimana Anda dapat membantu, baik melalui tenaga dan dana? Silakan
  kunjungi situsnya pada alamat di atas.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

L I B E R I A
  Salah satu komandan pemberontak Liberia yang paling kejam, yang
  dikenal sebagai "General Butt Naked" -- karena berperang hanya
  menggunakan sepatu bot -- telah mengakui peranannya dalam meneror
  negara. Ia mengatakan bahwa dirinya bertanggung jawab atas dua puluh
  ribu pembunuhan. Tetapi di tengah-tengah kondisi ini, dia berjumpa
  dengan Kristus.

  Kekejaman yang dia lakukan bersama pasukannya selama perang saudara
  Liberia, antara lain adalah praktik ritual magis yang dilakukan
  dengan membunuh anak-anak dan memakan hati mereka. Minggu lalu,
  Joshua Milton Blahyi tidak menjelaskan secara detail kepada Truth
  and Reconciliation Commission (TRC) Liberia mengenai kiprahnya
  selama bertahun-tahun dengan milisi perang yang paling ditakuti ini.

  Dia menceritakan bagaimana di tengah-tengah situasi ini, dia bertemu
  dengan Kristus yang menandai permulaan pelayanannya sebagai pendeta.
  "Yesus menampakkan diri kepadaku dan menyuruhku berhenti menjadi
  budak." Pengalaman itulah, katanya, yang mendorongnya untuk bertobat
  dan mengubah hidupnya, dan pergi ke kota-kota lain untuk mengabarkan
  Injil. Blahyi, 37 tahun, mengatakan bahwa TRC-lah yang memutuskan
  apakah dia harus diberi amnesti atau dihukum. "Saya bersedia pergi
  ke pengadilan jika diperlukan," katanya. "Dan saya akan mengulangi
  apa yang baru saja saya sampaikan tadi." (t/Novita)
  Diterjemahkan dari:
  Judul buletin: Body Life, Edisi Februari 2008, Volume 26, No. 2
  Judul asli artikel: Commander Confesses Atrocities and Christ
  Halaman: 3
  Pokok doa:
  * Mari bersyukur untuk keselamatan yang Tuhan berikan kepada salah
    satu komandan pemberontak Liberia yang paling kejam, Joshua Milton
    Blahyi. Biarlah Tuhan terus menolong dia untuk belajar menjadi
    murid Kristus yang memiliki kasih kepada domba yang hilang.
  * Doakan pelayanan TRC di Liberia agar Tuhan senantiasa memberikan
    hikmat sehingga mereka dapat menolong mengungkapkan berbagai
    kasus pembunuhan atau konflik yang merugikan banyak penduduk di
    sana.

I N D O N E S I A
  Tahun lalu, Book of Hope memutar film berjudul "God Man" untuk
  pertama kalinya di salah satu pulau yang terkenal di Indonesia. "God
  Man" merupakan film animasi tiga dimensi mengenai kehidupan Kristus
  yang mencukupi kebutuhan pendistribusian yang dilakukan Book of
  Hope.

  Pulau yang terletak di Pasifik Selatan ini memiliki sejarah panjang
  sebagai penganut agama setempat. Tim Book of Hope yang ada di sana
  harus meminta izin dari kepala desa sebelum mereka memutar film "God
  Man". Kepala desa tersebut sebenarnya keberatan dengan rencana ini.
  Namun, ketika tim Book of Hope ada di rumahnya, mereka menemui
  istrinya yang sedang sakit. Tim Book of Hope meminta izin untuk
  mendoakannya, dan kepala desa itu pun memberi izin.

  Sebelum mereka pergi, mereka melihat bahwa si kepala desa itu sangat
  tersentuh karena fakta bahwa orang-orang yang ada di tim itu tidak
  hanya peduli kepada desanya, namun juga istrinya yang sakit. Lalu ia
  mengundang tim itu kembali setelah beberapa minggu.

  Ty Silva dari Book of Hope mengatakan bahwa sambutan kepala desa itu
  sangat berbeda dibandingkan ketika mereka pertama kali datang
  menemuinya. "Kali ini, kepala desa ini telah mempersiapkan tempat
  untuk film `God Man` dapat diputar, yaitu di halaman depan rumahnya.
  Singkat cerita, mereka menyaksikan film tersebut dan anak-anak serta
  penduduk desa sangat antusias. Bahkan, halaman rumahnya penuh dengan
  orang sampai tumpah ruah di jalanan."

  Setelah melihat film tersebut, kepala desa menyerahkan hidupnya bagi
  Kristus. Tim Book of Hope sangat gembira, dan berita mengenai hal
  itu pun tersebar. Namun, para pemimpin agama dari desa lain sangat
  marah. Mereka melaporkan hal itu kepada polisi setempat dan
  mengatakan kepada penduduk bahwa keputusan kepala desa itu akan
  membuatnya terkena kutuk.

  Ancaman mulai berdatangan. "Suatu hari, tidak lama setelah peristiwa
  itu, kepala polisi di desa tempat pemutaran film itu memanggil tim
  dari Book of Hope untuk melapor ke kantornya. Di sana, tim ini malah
  diberi kesempatan untuk menceritakan mengenai peristiwa tersebut
  menurut versinya, dan ia pun dapat membagikan Injil kepada kepala
  polisi dan polisi-polisi lainnya yang berkumpul," kata Silva. Luar
  biasa, bahwa setelah mendengar cerita mereka, kepala polisi berjanji
  akan memberikan perlindungan kepada Tim Book of Hope kapan pun
  ketika mereka merasa mendapat ancaman.

  Para pemimpin agama di pulau itu masih kecewa, kemudian mereka
  mencopot posisi kepemimpinan kepala desa yang sekarang menjadi
  Kristen ini. Bapak kepala desa meresponi hal tersebut seperti
  Nikodemus. Dia berkata, "Jika mereka menentang saya agar tidak
  memberitakan kisah mengenai Kristus yang mengajarkan banyak hal
  yang menakjubkan dan baik, maka biarlah saya tidak menjadi kepala
  desa."

  Jawaban kepala desa, yang sekarang tidak lagi menjadi kepala desa
  itu, memberikan pengaruh bagi seluruh keluarganya. Dengan suara
  bulat, mereka mengangkatnya menjadi kepala iman bagi keluarga
  besarnya. Kini, Tim Book of Hope telah memulai program pemuridan
  dan pelatihan untuknya. (t/Novita)
  Diterjemahkan dari: Mission News, Maret 2008
  Selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/10826
  Pokok doa:
  * Doakan bekas kepala desa dan keluarganya agar Tuhan memberi mereka
    hati yang terus-menerus rindu mengenal-Nya lebih dalam lagi.
    Biarlah kasih mereka kepada Tuhan makin bertumbuh dan mereka dapat
    menjangkau orang-orang yang belum mengenal Kristus di desanya.
  * Doakan juga Tim Book of Hope yang sedang memberikan pelatihan dan
    pemuridan kepada bekas kepala desa ini. Kiranya Tuhan memberikan
    pengetahuan, hikmat, dan kesabaran sehingga proses pemuridan ini
    berjalan dengan lancar.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

               TRAGEDI MEI, JAKARTA SEPULUH TAHUN LALU

  Peringatan tragedi Trisakti 12 -- 15 Mei 1998 telah menjadi sebuah
  ritual tahunan. Petisi yang selalu diteriakkan adalah tuntutan akan
  keadilan dan penolakan terhadap impunitas. Namun, setelah sepuluh
  tahun berlalu, tuntutan keadilan bagi korban itu masih saja menjadi
  sebuah komoditas politik yang tak berujung dan juga tidak
  terselesaikan. Sejarah kelam sepuluh tahun lalu tetaplah menjadi
  sejarah gelap bangsa Indonesia. Tidak ada juga prakarsa signifikan
  dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akibatnya,
  perjalanan kita menuju masa depan terus dihantui oleh masa lalu.
  Sebagai bangsa yang sudah merdeka, kita tentu tidak ingin sejarah
  hitam bangsa itu berulang dan kemajuan bangsa ini terhambat oleh
  ketidakadilan yang diabaikan. Karena itu, mari berdoa agar Tuhan
  menolong bangsa Indonesia dengan memberi kekuatan dalam
  menyelesaikan kasus tersebut.
  Sumber: Kompas, Rabu, 14 Mei 2008. Halaman 6

  Pokok Doa:

  1. Tragedi Mei merupakan catatan lembaran hitam di sejarah bangsa
     kita. Kiranya Tuhan memberikan hikmat dan pertolongan kepada
     pemerintah agar mereka dapat mengambil inisiatif yang lebih tegas
     dalam menuntaskan masalah ini.

  2. Proses-proses hukum penyelesaian masalah tragedi Mei seharusnya
     sudah dijalankan demi ditegakkannya keadilan. Doakan agar hal ini
     bisa ditangani oleh yang bersangkutan sehingga tidak menjadi
     semakin berlarut atau membawa masalah baru.

  3. Tragedi Mei sepuluh tahun lalu masih meninggalkan luka, khususnya
     bagi keluarga korban. Doakan agar keluarga korban dapat melakukan
     proses penyembuhan luka ini secara tuntas sehingga mereka dapat
     dipulihkan untuk mengampuni orang-orang yang telah menyakiti
     mereka.

  4. Doakan agar bangsa Indonesia belajar dari tragedi Mei (sejarah)
     sehingga Tuhan menolong kita semua untuk menjadi semakin dewasa,
     khususnya dalam menangani masalah ketidakadilan dan
     ketidakbebasan dalam mengeluarkan pendapat.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti, Yulia Oeniyati dan Dian Pradana
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2008 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA: http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog:http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org