Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2007/19

e-JEMMi edisi No. 19 Vol. 10/2007 (8-5-2007)

Melayani Sebagai Perawat

                                              April 2007, Vol.10 No.19
______________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI       : Apa yang Membuat Perawat Memiliki Kepedulian?
KESAKSIAN MISI     : Laporan Tugas Keperawatan di Zambia
SUMBER MISI        : Life Wind, The Calvin College Department of
                     Nursing
DOA BAGI MISI DUNIA: Gaza, India, Panama
DOA BAGI INDONESIA : Berdoa bagi Perawat Kristen

______________________________________________________________________

        OBEYING GOD IS THE SHORTEST ROUTE TO SPIRITUAL SUCCESS
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Melayani sebagai perawat berarti menyatakan kepedulian kepada orang
  lain sehingga pasien dapat ditolong untuk mempercepat proses
  kesembuhan atau pemulihannya. Meskipun setiap perawat mengetahui
  konsep ini, cara pandang yang berbeda-beda menyulitkan para perawat
  untuk memahami konsep kepedulian dalam penerapannya. Bagaimana
  dengan keperawatan Kristen? Prinsip kepedulian dalam keperawatan
  Kristen bersumber pada Allah, yang juga tercermin dalam kehidupan
  Yesus saat Dia menjadi manusia. Hal itu tentunya akan memberikan
  perbedaan yang sangat besar.

  Edisi e-JEMMi mencoba membawa Anda untuk memahami apa yang membuat
  para perawat memiliki kepedulian. Kesaksian dari Zambia juga hadir
  sebagai aplikasinya. Pokok doa dunia dan Indonesia juga tidak lupa
  kami sajikan sebagai pokok doa Anda minggu ini. Selamat berdoa.

  Redaksi tamu e-JEMMi,
  Puji Arya Yanti

______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

        APA YANG MEMBUAT PERAWAT MEMILIKI KEPEDULIAN (CARING)?
        ======================================================

  Kepedulian atau "caring", merupakan topik yang saat ini hangat
  dibahas dalam buku-buku keperawatan. Ada kisah-kisah dan penegasan
  mengenai kepedulian, ada dongeng-dongeng dan tuduhan-tuduhan tentang
  kurangnya kepedulian, ada juga teori-teori tentang kepedulian,
  penelitian, dua jurnal mengenai kepedulian, dan International
  Association of Human Caring (Asosiasi Internasional untuk Kepedulian
  Terhadap Manusia). Kepedulian tampaknya telah memainkan bagian
  penting yang paling disoroti. Sejak dulu, keperawatan selalu
  meliputi empat konsep (yang merupakan paradigma kita): merawat
  adalah apa yang kita lakukan; manusia adalah sasaran dari apa yang
  kita lakukan (kepada siapa kita melakukannya); kesehatan adalah
  tujuannya; dan lingkungan adalah tempat di mana kita merawat. Inti
  dari semua teori tentang keperawatan adalah memeriksa dan
  menguraikan empat konsep tersebut untuk memberi penjelasan dan
  panduan dalam hal merawat. Tetapi sekarang, merawat juga
  didefinisikan sebagai "kepedulian", yang sudah menjadi konsep
  paradigma yang kelima.

  Mengapa kita menyoroti hal merawat? Pada mulanya, merawat adalah
  sesuatu yang baik. Merawat, yang sudah lama dikenal sebagai "syarat
  dari suatu hubungan kepedulian yang memudahkan diperolehnya
  kesehatan dan pemulihan", merupakan suatu aspek penting dalam
  keperawatan. Mengindentifikasi, menggambarkan, dan memahami
  `kepedulian` menjelaskan apa yang kita lakukan, apa keunikan dari
  merawat, dan menuntun kita selagi kita berusaha untuk peduli.

  Tetapi, sebuah masalah yang menarik muncul. Meskipun setiap perawat
  tahu apa itu kepedulian, pada saat Anda memerhatikannya dengan
  sungguh-sungguh, kepedulian menjadi suatu konsep yang sulit untuk
  dipahami. Bacalah buku keperawatan, Anda akan menemukan interpretasi
  yang berbeda-beda tentang apakah arti kepedulian itu. Beberapa
  interpretasi itu diperoleh dengan memisahkan konsep tersebut supaya
  dapat dipahami. Menganalisa konsep yang beragam, sama seperti kisah
  lima orang buta yang mendeskripsikan seekor gajah. Setiap orang
  merasakan gajah yang sama, tetapi deskripsi masing-masing orang
  mengenai gajah itu berbeda-beda.

  Seperti kebanyakan hal lain dalam hidup ini, cara pandang memainkan
  peran yang besar dalam menentukan apa pendapat Anda tentang
  "kepedulian" itu. Apa yang saya percayai tentang "kenyataan", benar
  dan salah, asal usul kita, apa yang terjadi saat kita mati, atau
  apakah "kebenaran" itu, sangat berpengaruh terhadap pemahaman saya
  mengenai kepedulian. Jika saya percaya bahwa semua yang ada dalam
  hidup adalah dunia fisik, yang kita rasakan melalui panca indra,
  maka pendapat saya tentang kepedulian mungkin cenderung seperti apa
  yang saya percaya, fokus kepada apa yang terjadi sekarang. Hal ini
  tidak berarti saya bukanlah seorang suster yang peduli, tapi
  bagaimana saya mempraktikkan kepedulian itu, tergantung dari apa
  yang menurut saya penting. Jika saya percaya pada suatu kekuatan
  yang menguasai hidup manusia yang menyokong dan entah bagaimana
  menghubungkan segala sesuatu, pemikiran saya tentang kepedulian
  mungkin akan mengandung aspek-aspek "kekuatan hidup" tersebut dan
  mempertimbangkan bagaimana saya terhubung dengan yang lain.

  Meski cara pandang memengaruhi pemikiran kita, dalam pembahasan
  tentang kepedulian (setidaknya di buku-buku yang sudah saya baca),
  para penulis jarang menyatakan pikiran mereka dari cara pandangnya.
  Asumsi, pendapat, dan prinsip-prinsip diajukan, tetapi pandangan
  tentang kenyataan, kebenaran, dan sifat dunia biasanya tidak
  dibahas -- setidaknya oleh mereka yang mengatakan, "Inilah yang saya
  percayai." Tampaknya kita mengasumsikan kepedulian itu sebagai salah
  satu dari cara pandang yang netral (yang tidak berdampak pada apa
  yang kita pikirkan), atau karena semua pandangan dunia itu sah dan
  benar, cara pandang bukanlah masalah. Jika ditanya, kita semua akan
  berkata, "Tentu saja semuanya berasal dari cara pandang kita. Tidak
  ada yang tidak dipengaruhi oleh cara kita memandang!" Tetapi, cara
  pandang dunia biasanya tidak diakui secara terang-terangan,
  setidaknya secara tertulis.

  Tidak mengakui cara pandang dalam diskusi kita tentang kepedulian
  bisa menjadi suatu masalah. Mengapa? Menyatakan suatu cara
  pandang yang dimiliki oleh seseorang akan memberikan
  pengertian yang luas tentang suatu informasi. Misalkan seorang
  penulis menulis: "Teori saya tentang kepedulian berakar dari
  kepercayaan bahwa dunia tersusun atas alam, evolusi, ilmu
  pengetahuan, dan proses. Tidak ada istilah `karya yang luar biasa`
  atau `pencipta`; dunia ini hanya terdiri dari apa yang kita lihat
  dan rasakan." Bagaimana Anda mengevaluasi apa yang Anda baca?
  Katakan saja Anda membaca, "Teori saya tentang kepedulian berasal
  dari kepercayaan saya akan kuasa yang lebih besar (misalnya, bukan
  Allah), yang menyokong semua kehidupan dan ada dimana saja.
  Kuasa itu mempersatukan kita sehingga apa pun yang kita lakukan
  memengaruhi makhluk hidup yang lain." Apakah interpretasi Anda
  tentang pemikiran si penulis?

  Cara pandang tentang keperawatan Kristen berasal dan berpusat kepada
  Allah. Kami mencoba memahami cara pandang orang-orang lain dan
  membandingkannya dengan kebenaran Alkitab. Kolose 2:8 menjelaskan:
  "Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan
  filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan
  roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus." Kesimpulannya,
  kepedulian tercermin dalam kehidupan Yesus dan pemahaman kita
  tentang kepedulian dapat kita peroleh dari mempelajari Alkitab.
  (t/Dian)

  Referensi: Majalah American Nurses Association, Nursing`s Social
  Policy Statement, 2nd ed. (Washington, DC:ANA, 2003): 5. Caring is
  an elusive concept to nail down.

  Bahan diterjemahan dari sumber:
  Nama situs: Intervarsity
  Judul asli: What Determines "Caring"?
  Penulis   : Kathy Schoonover-Shoffner
  URL       : http://ncf.intervarsity.org/jcn/archive/06su/editorial.html
______________________________________________________________________
KESAKSIAN MISI

                  LAPORAN TUGAS KEPERAWATAN DI ZAMBIA
                  ===================================

  Saya kembali ke Inggris setelah menyelesaikan tugas keperawatan di
  Rumah Sakit St. Francis, Katete, Zambia. Saya berada di sana selama
  tujuh minggu (20 Februari -- 10 April) dan baru sekarang saya mulai
  memilah pemikiran dan perasaan saya selama berada di sana, agar bisa
  menuangkan pengalaman itu ke dalam kata-kata.

  Seperti apa kehidupan dan tugas keperawatan di Rumah Sakit
  St. Francis?
  ----------------------------------------------------------
  Rumah Sakit St. Francis terletak di daerah Katete, salah satu
  provinsi di Zambia bagian timur. Terletak sekitar 500 kilometer dari
  ibukota Lusaka -- lima atau enam jam perjalanan dengan bis yang
  memiliki kursi yang empuk dan nyaman. Rumah Sakit St. Francis adalah
  rumah sakit misi terbesar di Zambia yang dikelola oleh Anglican
  Church (Gereja Anglikan) di Zambia dan Catholic Diocese of Chipata
  (Keuskupan Katolik di Chipata, kota yang terdekat). Rumah sakit
  tersebut juga menerima dana dari pemerintah Zambia, serta berbagai
  organisasi mancanegara. Rumah sakit ini memiliki sekitar 360 tempat
  tidur dan pelbet (tempat tidur lipat). Meskipun jumlah tempat
  tidurnya banyak, rumah sakit ini selalu dipenuhi pasien. Selalu ada
  pasien yang terbaring di lantai bangsal rumah sakit dan hal ini
  sudah menjadi pemandangan yang umum di sana.

  Selama berada di St. Francis, saya menghabiskan waktu di bangsal
  medis dan bedah, bahkan terkadang di ruang bedah, dan juga di
  bangsal pra dan paska persalinan. Di bangsal medis, penyakit yang
  paling sering ditangani adalah Tuberkolusis (TBC), Malaria,
  Meningitis, HIV, dan AIDS. Agar bisa memperoleh pengobatan, pasien
  terlebih dulu harus membeli kartu OPD (out-patients department -
  bagian yang mengurus pasien keluar) dengan sedikit biaya. Namun,
  seringkali pasien tidak dikenakan biaya pengobatan, sehingga banyak
  orang rela menempuh jarak bermil-mil untuk mendapatkan perawatan
  medis di St. Francis (sebagian orang bahkan datang jauh-jauh dari
  ibukota).

  Sebelum berangkat ke Zambia, saya sudah mengetahui bahwa HIV dan
  AIDS adalah masalah yang serius di negara-negara Afrika, namun
  setibanya saya di Rumah Sakit St. Francis, saya tidak sepenuhnya
  memahami hal ini. Di Zambia, satu dari lima orang dewasa mengidap
  HIV positif, dan saat ini, rata-rata harapan hidup seorang bayi yang
  baru lahir diperkirakan kurang dari 33 tahun. Setelah melihat dan
  mengalami bagaimana merawat orang-orang yang menanggung akibat dari
  virus HIV, statistik ini bukan lagi sekadar angka di atas kertas;
  statistik ini menjadi nyata dan menjadi tantangan. Merawat
  orang-orang yang mengidap HIV adalah pengalaman yang memerlukan
  kerendahan hati, dan akan terus saya ingat seumur hidup saya.

  Pelayanan keperawatan yang saya lakukan adalah yang paling dasar,
  seperti membalut luka (membersihkan dan membebat luka), dikarenakan
  begitu sederhananya obat-obatan dan peralatan yang ada. Meskipun
  demikian, rumah sakit melakukan apa saja yang bisa dilakukan.
  Terbatasnya obat-obatan dan peralatan yang dimiliki rumah sakit
  sepertinya tidak menjadi penghalang untuk tetap mengobati
  orang-orang sakit yang datang. Saya ingat ketika suatu hari saya
  bekerja di bangsal medis untuk pria (St. Augustine). Seorang pasien
  tua masuk rumah sakit untuk mendapat pengobatan atas penyakit pada
  lutut kanan dan punggung yang telah dideritanya selama tiga tahun.
  Dia dikirim ke bagian fisioterapi dan saat dia pulang, dia berteriak
  sekeras-kerasnya (dalam bahasa Chewa -- bahasa lokal) sambil
  mengangkat dan melambaikan tongkat (penuntun) yang baru didapatnya.
  Pada saat itu, saya berpikir bahwa dia sedang marah dan mengancam.
  Setelah bertanya pada salah seorang pasien (yang mengerti bahasa
  Chewa dan Inggris) tentang apa yang diteriakkan pria itu, saya baru
  mengerti bahwa ternyata teriakan pria tua itu adalah ungkapan rasa
  terima kasihnya kepada para dokter dan perawat atas tongkat yang
  baru diterimanya. Panjang tongkat itu pas untuk tubuhnya, tongkat
  itu membuatnya terbebas dari sakit punggung dan menolongnya untuk
  bisa berjalan dengan baik.

  Dari pengalaman pria tua itu, saya belajar bahwa kita tidak selalu
  harus memiliki solusi yang "canggih" untuk bisa memenuhi kebutuhan.
  Memang ada kalanya situasi di rumah sakit itu membuat frustrasi,
  misalnya, saat kehabisan obat-obatan penting yang dibutuhkan agar
  pasien bisa bertahan hidup. Namun, ketika keadaan seperti ini
  terjadi, saya harus mengingatkan diri saya dengan apa yang dikatakan
  oleh Dr. Shelagh Parkinson, direktur eksekutif Rumah Sakit St.
  Francis, dalam suratnya sebelum saya tiba di sana. Beliau menulis,
  "Saat berada dalam situasi yang bisa membuat kita frustrasi,
  bandingkan situasi itu dengan ketiadaan pelayanan kesehatan, dan
  jangan membandingkannya dengan sistem kesehatan yang dimiliki oleh
  negara-negara kaya."

  Perbedaan utama antara pelayanan keperawatan di Zambia dengan
  Inggris adalah anggota keluargalah yang mengurus kebutuhan kesehatan
  pasien, bukannya perawat. Setiap pasien memiliki seorang "bedsider",
  yaitu seorang anggota keluarga yang terus mendampingi pasien selama
  tinggal di rumah sakit dan membantu kebutuhan pribadinya -- makan,
  minum, mandi, dll. "Tugas" para perawat cenderung berkisar pada
  tugas-tugas medis dikarenakan minimnya jumlah dokter di rumah sakit.
  Oleh sebab itu, para perawat juga terlibat dalam -- di Inggris
  disebut sebagai tugas "tambahan", seperti mengambil darah pasien dan
  kanulasi (memasukkan selang kecil ke dalam tubuh untuk mengambil
  cairan tubuh), yang juga diajarkan kepada saya. Semua ini adalah hal
  yang baru bagi saya, namun para perawat di Zambia sangat terbuka dan
  mau menolong untuk mengajarkan pada saya bagaimana menjalankan
  prosedur-prosedur itu. Di Inggris, kesempatan belajar seperti ini
  tidak dapat saya peroleh.

  Keberadaan saya di Zambia telah meningkatkan rasa percaya diri saya
  sebagai seorang individu dan perawat, saat memulai tugas pertama
  saya sebagai seorang perawat baru yang berijazah. Pemahaman saya
  tentang arti "merawat" juga diperluas, begitu juga dengan pemahaman
  tentang penyakit dan permasalahan sosial yang memengaruhi individu
  di negara-negara berkembang. Sebelum penugasan ini, saya sudah
  pernah mengunjungi Zambia sebanyak dua kali dan bersinggungan
  langsung dengan budaya Zambia. Ini merupakan kenangan yang tidak
  akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya. Suatu hari nanti,
  saya ingin kembali lagi ke Zambia (bersama dengan suami saya) untuk
  berterima kasih pada masyarakat di negara ini, yang tanpa sadar
  telah memberi dampak dalam kehidupan kami, dengan memberikan sesuatu
  yang berguna bagi mereka. Penugasan di sini sedikit banyak telah
  memampukan saya untuk memberikan sesuatu pada negara yang saya
  sayangi, dan juga memungkinkan saya untuk mempelajari keperawatan
  dan pelayanan kesehatan di negara berkembang.

  Saya ingin berterima kasih kepada Dr. dan Mr. Parkinson (Direktur
  Eksekutif dan Petugas Administrasi) dari Rumah Sakit St. Francis
  yang telah memperbolehkan saya melewati waktu di rumah sakit dan
  membuat saya merasa berada di rumah sendiri. (t/Lanny)

  Bahan diterjemahkan dari sumber:
  Nama situs: Christian Nurses and Midwives
  Judul asli: Nursing Elective to Zambia Report
  Penulis   : Caroline Sawyer
  Alamat    : http://www.cnm.org.uk/article_017.htm
______________________________________________________________________
SUMBER MISI

LIFE WIND
==>     http://www.lifewind.org/
  Lifewind merupakan sebuah organisasi Kristen non-profit yang
  bertujuan mengubah hidup kaum miskin di seluruh dunia agar menjadi
  kaya, baik dalam hal jasmani maupun rohani. Lifewind sudah bekerja
  sama dengan 150 organisasi di 70 negara dimana setiap organisasi
  tersebut, dengan menggunakan metode dan material dari Lifewind,
  berusaha meningkatkan kehidupan masyarakat miskin di komunitas
  mereka masing-masing. Lifewind mengajak mereka (organisasi atau
  perorangan) yang terpanggil untuk mengubah kehidupan (jasmani dan
  rohani) masyarakat komunitas di sekitarnya untuk bergabung dalam
  Community Health Evangelism (CHE). Melalui CHE, mereka yang
  tergabung akan dilatih untuk menginjili, memuridkan, meningkatkan
  kesehatan, dan menjalankan proyek pengembangan masyarakat.
  Diharapkan, pada tahun 2015, sudah terdapat banyak relawan yang
  tergerak untuk mengubah kehidupan komunitas di tempat tinggal
  mereka, khususnya di negara-negara berkembang. Melalui situsnya,
  Lifewind mengajak para pengunjung untuk bergabung dan menebarkan
  kasih Allah di dunia ini dengan meningkatkan kehidupan orang-orang
  yang berada dalam kekurangan, baik secara rohani maupun jasmani.

THE CALVIN COLLEGE DEPARTMENT OF NURSING
==>     http://www.calvin.edu/
==>     http://www.calvin.edu/academic/nursing/
  Fakultas Keperawatan Universitas Calvin adalah sebuah fakultas
  keperawatan yang bertujuan untuk mempersiapkan perawat-perawat
  profesional yang kompeten, handal, dan berpengetahuan luas berdasar
  pada iman Kristen. Semua itu dilakukan semata-mata hanya untuk
  meningkatkan pelayanan Kristen. Konteks pendidikannya meliputi
  komunitas pelajar universitas, komunitas medis, komunitas perawat
  profesional, dan komunitas dunia di mana pelayanan Kristen
  dilakukan. Jika Anda tertarik, Anda dapat mengetahui seluk beluk,
  misi, dan filosofi fakultas ini secara lengkap dan rinci dengan
  berkunjung ke alamat di atas.

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

G A Z A
  Menurut polisi Palestina, orang-orang Kristen di Gaza Strip Sunday
  kembali menjadi target kekerasan. Kali ini, korbannya adalah
  organisasi Bible Society. Tom dari E3 Partner mengatakan bahwa
  ledakan terjadi tepat pukul dua dini hari waktu setempat. "Sebuah
  bom besar meledak di kantor Bible Society di Gaza. Lantai pertama
  benar-benar rusak parah. Atapnya roboh dan semua yang ada di lantai
  pertama hancur. Di kantor Bible Society, mereka memiliki seorang
  penjaga, tetapi kelompok teroris menculik dan memukulinya, kemudian
  meledakkan kantor." Tom memerhatikan meningkatnya kekerasan dan
  dampaknya terhadap pelayanan. "PBB bisa saja mengumumkan Gaza
  sebagai daerah rawan. Namun, jika diumumkan sebagai daerah rawan,
  maka tidak akan ada kelompok yang mau membantu, itu karena mereka
  tidak mau terlibat. Meskipun demikian, di saat seperti itulah Allah
  bekerja, ketika orang-orang putus asa dan bangsa-bangsa datang
  kepada Allah," paparnya lagi.
  Sumber: MN News, April 2007
  Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9814
  Pokok Doa:
  ----------
  * Berdoa untuk para staf dan pemimpin Bible Society Gaza agar tidak
    mundur, tetapi terus berani melayani dan memulai lagi pelayanan
    mereka.
  * Tuhan kiranya memulihkan kesehatan penjaga kantor dan staf Bible
    Society Gaza yang menjadi korban kekerasan.

I N D I A
  Ditahannya 22 orang Kristen setelah salah tuduh dalam percakapan
  curang minggu lalu di distrik Dharwad di Karnataka, jumlah insiden
  penganiayaan terhadap orang Kristen di negara bagian itu meningkat
  mencapai enam belas kasus pada tiga bulan pertama tahun ini. Pada
  tanggal 20 Maret, penahanan terjadi di desa Baad setelah penduduk
  lokal mengklaim adanya pembagian traktat Kristen yang disertai
  dengan penghinaan terhadap kepercayaan asli mereka dan uang bagi
  mereka yang mau menjadi Kristen. Semua yang ditahan kemudian
  dibebaskan dengan uang jaminan. Dewan Umum Orang-orang Kristen India
  (Global Council of Indian Christians) mengatakan bahwa
  pengaduan-pengaduan itu "keliru" dan "tidak ada dasarnya". Adanya
  enam belas kasus sepanjang tahun ini, para pemimpin Kristen
  khawatir, tanpa campur tangan pemerintah, jumlah serangan di negara
  bagian ini akan menjadi enam puluh kali lipat pada akhir 2007.
  Sumber: Compact Direct News, Maret 2007
  Kisah selengkapnya:  http://www.compassdirect.org/en/display.php?page=news&lang=en&length=long&idelement=4815&backpage=summaries
  Pokok Doa:
  ----------
  * Berdoa untuk para pemimpin agama yang anti-Kristen di distrik
    Dharwad. Kiranya Tuhan membukakan mata mereka untuk bertemu Tuhan
    yang mengasihi mereka.
  * Berdoalah agar dunia luar turut campur tangan dan dapat memaksa
    pemerintah India untuk menekan terjadinya kekerasan terhadap
    orang-orang Kristen di India.

P A N A M A
  Saat ini sudah lebih dari 14 tahun sejak penculikan dan pembunuhan
  Mark Rich, Dave Mankins, dan Rick Tenenoff oleh para gerilyawan
  Kolombia di sepanjang perbatasan Panama/Kolombia. Apa yang terjadi
  dengan pelayanan yang mereka tinggalkan? Misionaris Joyce dari New
  Tribes Mission mengatakan bahwa Allah telah melakukan hal-hal besar
  melalui gereja lokal. "Daerah itu sangat terpelosok, dan masih
  menjadi daerah yang sangat berbahaya. Tetapi beberapa gereja Kuna di
  dekat mereka telah mengirimkan pekerjanya ke desa-desa di sana.
  Gereja-gereja itu sekarang benar-benar bertumbuh di dalam Tuhan dan
  benar-benar memiliki keinginan yang kuat untuk menggali firman Tuhan
  lebih dalam lagi." Pendidikan literatur dengan menggunakan Alkitab
  telah menelurkan gereja-gereja baru. Sekarang, gereja lokal bekerja
  lebih giat lagi. "Mereka memiliki visi menjangkau desa-desa yang
  belum mengenal Injil, dan mereka melakukannya. Gereja-gereja Kuna
  yang lain mendukung usaha penjangkauan ini dengan memberikan bantuan
  keuangan. Banyak di antara mereka yang mengerjakan lahan ekstra,
  supaya mereka bisa mengirimkan orang-orang Kristen Kuna untuk
  menjangkau desa-desa yang belum mengenal Injil."
  Sumber: MN News, April 2007
  Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9804
  Pokok Doa:
  ----------
  * Usaha yang luar biasa yang patut kita syukuri. Roh Kudus
    memberikan keberanian kepada gereja-gereja lokal Kuna untuk
    mengirimkan orang-orang Kristen menjangkau orang-orang perbatasan
    Panama yang belum mengenal Kristus.
  * Berdoa untuk usaha tindak lanjut pelayanan gereja-gereja lokal
    tersebut sehingga jemaat-jemaat baru semakin bertumbuh mengakar
    di dalam Kristus.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                     BERDOA BAGI PERAWAT KRISTEN
                     ===========================

  Keberadaan perawat merupakan salah satu tulang punggung dari sebuah
  pelayanan kesehatan masyarakat (rumah sakit). Mereka mengabdikan
  hidupnya untuk dipakai menjadi berkat bagi orang lain yang
  membutuhkan. Mari berdoa bagi para perawat Kristen yang telah
  memberikan sepenuh hidupnya untuk melayani orang lain.

  1. Berdoa bagi para perawat Kristen yang telah memberikan diri
     sepenuhnya untuk merawat, membimbing, dan mengobati para pasien
     dengan penuh kesabaran. Kiranya mereka beroleh hikmat dari Allah
     dalam setiap pelayanan yang mereka lakukan.

  2. Para perawat yang berada di daerah terpencil sering bergumul dan
     gelisah karena stok obat-obatan yang habis, padahal mereka harus
     menolong pasien-pasien yang sangat membutuhkannya. Doakanlah
     mereka agar terus berharap pada Tuhan. Berdoalah juga agar Tuhan
     mengirimkan obat-obatan yang dibutuhkan.

  3. Berdoa bagi para perawat Kristen. Semoga dalam setiap
     pelayanannya, mereka selalu meneladani Kristus yang mengajarkan
     mereka untuk melayani dengan tulus dan tanpa pamrih.

  4. Mohonkanlah keberanian dari Tuhan bagi para perawat Kristen untuk
     menyaksikan imannya kepada orang-orang yang dilayani. Biarlah
     keselamatan Tuhan juga boleh diterima oleh mereka.

  5. Doakan para perawat Kristen di Indonesia yang sampai saat ini
     masih belum mendapatkan tempat pelayanan, kiranya sembari menanti
     penempatan, mereka dapat mengaplikasikan keterampilan mereka di
     tengah keluarga dan masyarakat, sejauh dibutuhkan.

  6. Doakan setiap anggota keluarga dari para perawat, agar mereka
     dapat berbagi beban dan merelakan anggota keluarganya yang
     melayani sepenuh waktu sebagai perawat.

______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
    mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi
(sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks
______________________________________________________________________
                   Pimpinan Redaksi: Yulia Oeniyati
                    Redaksi Tamu: Puji Arya Yanti
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2007 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Staf e-MISI dan Staf Redaksi:               < staf-misi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan          :   < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti              : < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan:       < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :               http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :           http://www.sabda.org/ylsa/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org