Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2006/33

e-JEMMi edisi No. 33 Vol. 09/2006 (16-8-2006)

Pendekatan yang Wajar dan Positif

                                             Agustus 2006, Vol.9 No.33
_____________________________  e-JEMMi  _____________________________
                   (Jurnal Elektronik Mingguan Misi)
______________________________________________________________________
SEKILAS ISI

EDITORIAL
ARTIKEL MISI       : Pendekatan yang Wajar dan Positif
SUMBER MISI        : Serving In Mission (SIM), CT International:
                     Resources For a Global Christian Community
DOA BAGI MISI DUNIA: Indonesia, Papua Nugini, Cina
DOA BAGI INDONESIA : Dukungan Misi dalam Negeri
SURAT ANDA         : Mohon Dukungan Doa
______________________________________________________________________

            JESUS DOESN`T NEED LAWYERS, HE NEEDS WITNESSES
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Salam kasih,

  Banyak orang Kristen yang berpendapat bahwa tugas mengabarkan Injil
  merupakan tugas yang sulit. Di tengah masyarakat yang plural, tugas
  ini semakin terkesan sulit. Namun, artikel di bawah ini akan
  menunjukkan kepada kita ada cara pendekatan yang mudah, wajar dan
  positif dalam penginjilan. Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut?
  Silakan baca!

  Pokok doa dunia minggu ini akan mengajak kita untuk berdoa bagi
  beberapa pelayanan penginjilan di Indonesia, Papua Nugini, dan Cina.
  Masih seputar penginjilan, secara khusus, pokok doa Indonesia akan
  mengajak kita untuk berdoa bagi para misionaris Indonesia yang saat
  ini sedang diutus melayani di berbagai tempat di dunia. Marilah kita
  bertekun dan bersatu dalam doa, karena Allah kita adalah Allah yang
  mendengar dan menjawab doa-doa kita. Selamat berdoa!

  Redaksi e-JEMMi,
  Lisbet
______________________________________________________________________
ARTIKEL MISI

                   PENDEKATAN YANG WAJAR DAN POSITIF
                   =================================

  Di satu negara ada pepatah berbunyi, "dengan satu tongkat orang
  dapat menggembalakan seratus ekor domba, tetapi untuk memimpin
  seratus orang dibutuhkan seratus tongkat".

  Setiap orang berbeda. Bahkan dalam satu bangsa, suku atau keluarga,
  kita tidak dapat memperlakukan semua orang dengan cara yang sama.
  Apa yang berhasil di negara kita belum tentu berhasil di negara
  lain. Sebaliknya, apa yang efektif di negara lain belum tentu
  efektif di negara kita. Sering kali dalam melakukan pendekatan
  dengan seseorang kita harus menggunakan beberapa pendekatan yang
  berbeda. Bila kita berbicara tentang pendekatan dalam penginjilan
  pribadi, yang dimaksudkan adalah langkah yang harus diambil untuk
  membawa seseorang kepada Kristus.

  Bila demikian, mungkin kita bertanya, bagaimana saya dapat
  menggetahui bahwa untuk menghadapi orang tertentu saya harus
  menggunakan cara tertentu? Jawaban pertanyaan tersebut memang sulit.
  Seni dalam melakukan pendekatan memang tidak sama dengan hitungan
  matematik yang serba eksak. Meskipun begitu kita harus berusaha
  terus sampai kita menemukan pendekatan yang tepat. Bila perlu, dalam
  batas-batas tertentu kita dapat menyesuaikan diri dengan obyek yang
  kita dekati. Namun yang penting, biarlah Roh Kudus memimpin kita.

  BERSIKAP WAJAR

  Bila kita ingin memenangkan jiwa-jiwa, kita perlu mengetahui
  pendekatan seperti apa yang dapat menolong kita untuk menceritakan
  Kabar Baik. Pertama, perkataan dan perbuatan kita hendaknya menjadi
  teladan yang hidup. Kedua, kita harus bersikap wajar dan mencari
  cara untuk menceritakan Kabar Baik kepada orang-orang dari sudut
  pandang yang dapat mereka mengerti.

  Yesus mendekati seorang perempuan Samaria sebagai seorang yang
  tengah menempuh perjalanan dan membutuhkan pertolongan. Sekalipun
  perempuan itu seorang berdosa, ia bisa memberi bantuan yang besar
  bagi Yesus. Yesus tidak menganggap diri-Nya terlampau kudus sehingga
  tidak dapat ditolong oleh perempuan ini. Sebaliknya, Ia berkata,
  "Berikan Aku minum." Pendekatan semacam ini disebut pendekatan orang
  yang tak dikenal atau pendekatan seorang pejalan.

  Hanya dengan menggunakan pendekatan yang wajar seperti itu, Yesus
  dapat memenuhi kebutuhan perempuan ini yang paling dalam. Ia dapat
  memberi air hidup kepadanya. Dalam kitab Perjanjian Lama, hamba
  Abraham menggunakan pendekatan yang sama di tepi sebuah sumur. Hamba
  tersebut berkata kepada Ribka, "Tolong beri aku minum air sedikit
  dari buyungmu itu. (Kej. 24:17)"

  Mungkin kita belum mengunjungi banyak tempat di dunia ini. Namun, ke
  mana pun kita pergi, kita melihat bahwa banyak orang senang membantu
  sesamanya yang membutuhkan pertolongan. Bila kita memberikan
  kesempatan kepada orang lain untuk melayani kita, sekalipun dalam
  masalah-masalah kecil, maka ia akan dengan senang hati mendengarkan
  kita. Di sanalah terbuka kesempatan untuk menceritakan Kabar Baik.

  Rasul Paulus menggunakan pendekatan yang wajar. Pada waktu ia
  berkunjung ke Athena, ia menjadi sangat sedih karena melihat seluruh
  kota itu penuh dengan berhala. Meskipun begitu, ia berusaha bersikap
  bijaksana dalam berbicara dengan orang-orang di sana. Ia berusaha
  berbicara dalam sudut pandang mereka. Ia mengatakan, "Hai orang-
  orang Athena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat
  beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di
  kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga
  sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa
  yang kamu sembah tanpa mengenalnya itulah yang kuberikan kepada
  kamu. (Kis. 17:23)"

  Dengan cara sederhana ini, yaitu berbicara mengenai sesuatu dalam
  hidup mereka, Paulus dapat menarik perhatian mereka. Sekalipun
  mereka itu penyembah berhala, ia dapat menyampaikan Kabar Baik itu
  dengan menggunakan penyembahan berhala mereka. Sebagai akibatnya,
  beberapa dari antara mereka mengikut dia dan percaya (Kis. 17:34).

  Nah, sekarang andaikata Rasul Paulus mengatakan, "Kalian orang
  berdosa, kalian pasti masuk ke neraka. Seorang penyembah berhala
  tidak mungkin akan melihat Allah". Seandainya ia mengatakan begitu,
  pasti tanggapan orang akan lain. Mungkin tak akan ada seorang pun di
  antara mereka yang mau percaya terhadap pemberitaan Paulus.

  Coba pikirkanlah bagaimana seseorang menceritakan Yesus kepada kita.
  Apakah mereka menggunakan pendekatan yang wajar? Kita tidak akan
  dapat memenangkan orang kepada Kristus melalui pendekatan yang
  negatif. Kita harus mendatangi mereka dengan sikap yang positif,
  namun wajar.

  Beberapa tahun yang lalu Ben membawa pamannya ke suatu desa.
  Pamannya seorang pendeta. Ia buta. Saya masih ingat caranya
  mendekati penduduk desa itu. Penduduk desa tersebut punya kebiasaan
  mengorbankan binatang dengan harapan dewa-dewa mereka menyukai
  korban itu. Lalu paman saya menceritakan kepada mereka bahwa korban
  binatang bukanlah sesuatu yang baru. Ia mengatakan bahwa Allah suka
  akan korban. Bahkan pada suatu waktu Ia memerintahkan kepada umat-
  Nya agar melakukan korban secara teratur.

  Mendengar semua itu, semua penduduk hanya berdiri dan menerima kata-
  kata paman saya dengan rasa gembira. Mereka belum pernah mendengar
  kata-kata seperti itu. Mereka biasa dengan pendekatan-pendekatan
  negatif. Namun, setelah itu paman saya menjelaskan bahwa pada suatu
  waktu Allah mengirim Anak-Nya Yesus Kristus sebagai korban. Ia
  menceritakan bagaimana Yesus mati di kayu salib untuk menyelamatkan
  seluruh umat manusia. Sejak saat itu hingga kini, Allah tidak lagi
  menghendaki korban-korban binatang. Yesus telah membayar semuanya
  itu. Kita hanya tinggal datang kepada-Nya dan berbicara, maka Ia
  akan mendengarkan kita.

  Paman saya yang buta itu menggunakan pendekatan positif terhadap
  suatu soal yang menarik perhatian semua orang dan ia berhasil
  menarik banyak di antara mereka datang kepada Kristus. Beberapa dari
  orang-orang tersebut sekarang sedang menyebarluaskan Kabar Baik
  tentang Kristus.

  JANGAN MENGHUKUM

  Allah tidak menghukum kita. Allah dapat dengan segera membinasakan
  Adam dan Hawa pada waktu mereka jatuh dalam dosa. Akan tetapi, Ia
  tidak melakukan hal itu. Sebaliknya Ia datang kepada mereka dan
  berkata, "Di manakah engkau? (Kej. 3:9)"

  Pada zaman Raja Daud, seluruh bumi ini penuh dengan dosa. Bangsa-
  bangsa menyembah berhala. Ada yang mengorbankan anak-anaknya sendiri
  dengan memasukkannya ke dalam api (Im. 18:21). Orang-orang Israel
  pun telah meninggalkan Allah mereka. Mereka sama seperti bangsa-
  bangsa lain. Sesungguhnya Raja Daud telah menuliskan hal ini, "Busuk
  dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik. Mereka
  semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat, tidak ada yang
  berbuat baik, seorang pun tidak. (Mzm. 14:1,3)"

  Mungkin kita berpikir kalau Allah memandang dunia dan segala
  dosanya, tentu Ia akan menghukum kita dengan murka-Nya. Namun,
  kenyataan menunjukkan lain. Sebaliknya Ia berkata, "Marilah, baiklah
  kita berperkara! Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
  menjadi putih seperti salju; sekali pun berwarna merah seperti kain
  kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. (Yes. 1:18)"

  Allah meminta dengan sangat kepada manusia. Memang Ia membenci dosa,
  tetapi ia mengasihi orang-orang berdosa. Ketika Ia memandang dari
  surga, Ia tidak hanya melihat orang-orang berdosa. Ia melihat orang-
  orang yang duduk dalam kegelapan, sehingga ia tidak dapat mengatakan
  lagi bahwa semuanya itu baik adanya. Sekalipun demikian, kita
  membaca bahwa Ia begitu mengasihi dunia ini sehingga Ia memberikan
  Anak-Nya yang tunggal kepada kita. Ia tidak mau menghukum dunia,
  melainkan menyelamatkannya (Yoh. 3:16-17).

  Yesus tidak menghukum kita. Ini bukan tugas-Nya. Ketika Ia berbicara
  kepada perempuan Samaria, Ia tahu bahwa perempuan itu hidup dalam
  dosa. Yesus juga tahu bahwa menurut hukum, perempuan itu harus
  dilempari batu sampai mati. Namun, Ia mempunyai belas kasihan. Oleh
  sebab itu, Ia menawarkan air hidup yang kekal. Ia tahu bahwa air
  hidup ini akan menarik dia dekat kepada Allah dan menjauhkan dia
  dari berbuat dosa (Yoh. 4:10).

  Kita membaca dalam Alkitab kisah seorang perempuan yang dituduh
  melakukan perzinaan. Ada lebih dari dua saksi yang menuduhnya. Kalau
  melihat kasusnya, tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan dia
  dari hukuman dilempari batu sampai mati. Suaminya atau jeritan anak-
  anaknya tak akan dapat menyelamatkannya. Tetapi Yesus ada. Ia
  berkata, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia
  yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. (Yoh. 8:7)"
  Tidak ada satu orang pun yang tanpa dosa, yang berhak melemparkan
  batu pertama kepada perempuan itu. Yesuslah satu-satunya yang bisa
  melakukan hal itu. Tetapi ia berkata, "Hai perempuan, di manakah
  mereka? Tidak adakah seorang menghukum engkau?" Jawabnya, "Tidak
  ada, Tuhan." Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau.
  Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi. (Yoh 8:10-11)"

  Cobalah kita bayangkan bagaimana perempuan ini pulang ke rumahnya.
  Tentu ia bersukacita karena telah dibebaskan. Yesus dikirim bukan
  untuk menghukum, melainkan untuk memberi hidup kepada sekalian orang
  yang mau percaya kepada-Nya.

  Marilah kita mengikuti teladan Tuhan kita. Pekerjaan kita adalah
  memberikan kabar pengharapan kepada mereka yang telah terhukum oleh
  dosa-dosanya sendiri. Kita harus mendekati mereka dengan kasih-Nya,
  memandang mereka sebagaimana Yesus memandangnya.

  MENUNJUKKAN RASA HORMAT

  Tujuan memberikan contoh tentang bagaimana sikap hormat itu adalah
  agar penginjilan pribadi kita dapat mendatangkan hasil. Kita telah
  berbicara tentang pentingnya mengetahui bagaimana mendekati orang-
  orang yang umurnya atau kedudukannya berbeda dengan kita. Banyak
  contoh tentang hal ini terdapat dalam Alkitab.

  Lihatlah cara seorang gadis kecil Israel berbicara kepada nyonyanya.
  Ia mengatakan, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu,
  maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya. (2
  Raj. 5:3)"

  Pendekatan seperti itu sangat bijaksana. Karena ia masih sangat
  muda, menjadi budak dan tinggal di negeri asing, gadis itu hanya
  dapat menyarankan apa yang pada hematnya dapat menolong mereka.
  Ketika ia melakukan hal itu, ternyata hasilnya positif dan tuannya,
  Naaman mengikuti nasihatnya.

  Di samping itu, ketika nabi menyuruh Naaman pergi dan membasuh
  dirinya di Sungai Yordan, bisa saja ia mengambil keputusan yang
  salah. Karena kedudukannya yang tinggi itu, ia tidak mau membasuh
  dirinya dalam air yang kotor. Ia hendak kembali pulang tanpa
  menjalankan apa yang dipesankan nabi. Tetapi pegawai-pegawainya
  mendekati dia dan berkata, "Bapa, seandainya nabi itu menyuruh
  perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapa akan melakukannya?
  Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau
  akan menjadi tahir. (2 Raj. 5:13)"

  Pendekatan yang positif dan berhati-hati itu membuat tuannya mau
  merendahkan diri dan masuk dalam sungai Yordan dengan airnya yang
  kotor. Akibatnya, Ia sembuh sama sekali. Di daerah saya ada banyak
  desa yang terbuka untuk Injil oleh karena pendekatan yang positif.
  Tetapi juga ada desa-desa yang masih tertutup karena pendekatan yang
  salah, sekalipun maksud pekerja-pekerja itu benar.

  Pada suatu hari, ada seorang datang kepada Raja Daud yang sedang
  duduk di atas takhtanya. Orang itu berkata, "Marilah kita pergi ke
  rumah Tuhan." Dan Raja Daud menjawab dengan penuh sukacita, "Aku
  bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku, mari kita pergi ke
  rumah Tuhan. (Mzm. 122:1)" Ini juga merupakan suatu pendekatan
  positif dari seorang yang sederhana kepada raja Israel.

  Adakalanya pendekatan yang benar itu berterus-terang dan keras.
  Tetapi kita harus merasa pasti bahwa kita senantiasa dipimpin oleh
  Roh Kudus.

  MENARUH PERHATIAN

  Dalam penginjilan pribadi, kita harus menaruh perhatian yang lebih
  besar terhadap kebutuhan orang-orang lain. Sebagai orang-orang yang
  diutus oleh Kristus, kita harus belajar berjalan di tempat Ia
  berjalan dan membiarkan hati kita tersentuh oleh kebutuhan-kebutuhan
  yang ada di sekitar kita.

  Mungkin kebutuhan manusia di tempat yang satu berbeda dengan
  kebutuhan di tempat yang lain. Tetapi pada dasarnya semua kebutuhan
  itu sama. Yesus diundang ke perjamuan kawin. Ia pergi dan karena Ia
  ada di pesta itu, maka ia dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
  Andaikata Yesus menolak undangan itu, apa yang akan terjadi?
  Pertama, kesukaan perkawinan itu akan berubah menjadi kesedihan.
  Kedua, Ia akan kehilangan kesempatan untuk melakukan mukjizat, dan
  kita tidak akan mendengar pemeliharaan dan perhatian-Nya yang penuh
  kasih (Yoh. 2:11).

  Pada waktu seorang perempuan Sidon berseru kepada Yesus demi anak
  perempuannya yang dirasuk Setan, Yesus mendengar dan memenuhi
  kebutuhannya. Meskipun pelayanan Yesus dalam dunia ini terbatas pada
  wilayah Israel, namun ia tidak menolak atau pun acuh tak acuh
  terhadap seruan perempuan ini. Sungguh, Yesus menangis bersama orang
  yang menangis dan bersukacita bersama orang yang berbahagia. Kita
  telah diberikan tugas yang sama.

  Pada tahun 1974, saya dan seorang diaken mengadakan perjalanan
  penginjilan dari kampung ke kampung. Kami mengundang orang-orang
  untuk datang ke kebaktian malam dan menceritakan Kabar Baik tentang
  Kristus kepada mereka.

  Di salah satu kampung kami menjumpai seorang perempuan yang baru
  ditinggal mati anaknya. Banyak orang datang menghiburnya. Kami
  menceritakan pengalaman Hawa ketika ia kehilangan anaknya, dan
  bagaimana Allah menghiburnya dengan memberikan seorang anak yang
  lain (Kej. 4:25). Juga kami bercerita tentang Raja Daud yang juga
  mengalami kedukaan dan bagaimana Allah telah menghiburnya.

  Hati kedua orang tua itu terbuka. Kami dapat melihatnya. Mereka
  kemudian meminta kami berdoa. Kami berdoa agar Allah menghibur
  mereka seperti Ia menghibur Hawa dan orang-orang lain.

  Satu tahun kemudian, perempuan ini melahirkan seorang anak perempuan
  yang manis. Ia merasakan penghiburan Allah secara pribadi. Satu hal
  yang disesalkan oleh kedua orang tua ini ialah bahwa mereka tidak
  bertemu dengan Kristus sebelumnya.

  Oleh karena kami menaruh perhatian terhadap kebutuhan mereka, maka
  Allah dapat melakukan perkara-perkara yang indah dalam hidup mereka.
  Melalui kesaksian mereka, orang lain di desa itu menerima Kristus.
  Nah, sekarang tibalah saatnya kita mulai mempraktikkan apa yang
  telah kita pelajari dari kebenaran Allah.

  Bahan diambil dan diedit dari sumber:
  Judul majalah: Sahabat Gembala, Januari - Pebruari 1997
  Judul artikel: Pendekatan yang Wajar dan Positif
  Penulis      : Joharis Seneng
  Penerbit     : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman      : 40 - 45

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

SERVING IN MISSION (SIM)
==>     http://www.sim.org/
  Serving in Mission (SIM) adalah organisasi interdenominasi yang
  bertujuan untuk menjangkau mereka yang terabaikan di seluruh dunia
  dan kemudian mengenalkannya kepada Yesus Kristus. Selain menyajikan
  berita seputar misi, situs ini juga menyediakan daftar pokok doa
  dari pelayanan SIM, dan juga beberapa proyek pelayanan misi yang
  sedang dikerjakan oleh SIM. Tersedia juga edisi terbaru dari majalah
  SIM yang dapat Anda baca secara tersambung (online). Silakan
  kunjungi situs ini.

CT INTERNATIONAL: RESOURCES FOR A GLOBAL CHRISTIAN COMMUNITY
==>     http://www.christianitytoday.com/international/
  ChristianityToday.com menawarkan sumber bagi orang-orang Kristen di
  seluruh dunia, juga bagi komunitas non-Kristen. Temukan koleksi
  lengkap tentang sumber bahan penginjilan dan daftar lembaga-lembaga
  misi. Silakan juga baca laporan dunia dari Afrika, Asia, Eropa,
  Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Sumber bahan tersedia dalam
  berbagai bahasa termasuk Bible Gateway dan situs dalam bahasa Cina,
  Belanda, Inggris, Jerman, Jepang, Korea, Portugis dan bahasa
  Spanyol. Orang-orang yang belum percaya dapat membaca "Siapakah
  Yesus" dalam bahasanya sendiri -- terjemahan dari berbagai bahasa
  tersedia dalam bentuk tersambung (online). CT`s International
  Channel merupakan situs berkualitas bagi siapa saja yang memiliki
  hati atau pelayanan untuk misi.

_____________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

I N D O N E S I A
  "Bulunya seperti anjing tapi badannya seperti babi," kata
  Apiyawoogi, "mempunyai telinga seperti kanguru pohon, tapi ekornya
  seperti kuskus. Aku takut padanya. Apa hewan itu makan orang?"

  Misionaris A bercanda dengan temannya, orang dari Suku B, ketika
  memperkenalkan hewan yang dia lihat di buku. Apiyawoogi untuk
  pertama kalinya melihat seekor keledai.

  Misionaris A memberitahu Apiyawoogi bahwa keledai masih ada di
  bagian lain dunia. Hewan tersebut tidak memangsa orang, malahan akan
  membiarkanmu menungganginya serta membawamu ke mana pun yang kamu
  mau jika ia menyukaimu dan dilatih dengan baik.

  Kedua pria itu mencermati buku tentang hewan dan budaya orang-orang
  Yahudi. Misionaris A mencoba mempersiapkan orang-orang B untuk
  beberapa konsep asing yang akan mereka kenali ketika mulai mendengar
  pengabaran Injil.

  Keluarga di mana Misionaris A dan istrinya C tinggal, tiap pagi
  duduk bersama dan menerjemahkan konsep-konsep yang berbeda ke dalam
  bahasa B. Orang-orang itu menunjukkan ketertarikannya pada hal-hal
  yang diterjemahkan.

  "Saat-saat kami yang paling luar biasa saat bekerja di tengah Suku B
  adalah ketika kami berkesempatan melihat reaksi awal mereka terhadap
  hal-hal dan konsep dari Alkitab", tulis misionaris A.
  [Sumber: New Tribes Mission, Agustus 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Berdoalah agar Tuhan memberikan minat yang semakin besar pada
    pasangan misionaris tersebut dan keluarga yang membantu misionaris
    A dalam menerjemahkan. Dan khususnya agar Tuhan memberi hikmat
    dalam menemukan kata yang tepat dalam bahasa Suku B untuk konsep
    Injil yang belum pernah didengar masyarakat B.
  * Doakan pasangan misionaris A dan C yang melayani Suku B, doakan
    agar mereka diberikan hikmat dan kesabaran dalam pelayanan
    menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa suku B. Mohonkan juga
    kesehatan bagi mereka selama berada di sana.

P A P U A  N U G I N I
  Hasil usaha penerjemahan yang dilakukan misionaris Steve Henley
  sudah tiba di Stanford, Florida, dalam bentuk 1.500 salinan
  Perjanjian Baru bahasa Asengseng.

  Steve mulai menerjemahkan Perjanjian Baru pada tahun 1999.
  Perjanjian Baru itu selesai pada bulan Mei dan dengan penuh kelegaan
  dia mengirimkannya ke percetakan.

  Perjanjian Baru akan segera dikirimkan ke West New Britain di Papua
  Nugini, yang perjalanannya memakan waktu 2 bulan. Kedatangan PB itu
  akan disambut meriah oleh 4 tetua Asengseng -- Giaman, Krosli,
  Wisnamli, dan Tawin, 20 pengajar Injil, dan para jemaat di 10
  gereja lokal yang ingin mendapatkan Kitab baru itu.
  [Sumber: New Tribes Mission, Agustus 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukur atas Alkitab PB dalam bahasa Asengseng. Berdoalah agar
    Kitab itu dapat didistribusikan dengan baik kepada masyarakat
    setempat yang membutuhkannya.
  * Doakan agar orang-orang Asengseng semakin mengenal Allah lewat
    firman-Nya dan iman mereka pun semakin bertumbuh.

C I N A
  Cina -- Kita beralih ke Cina, di mana lebih dari dua puluh orang
  terluka ketika polisi mencoba membubarkan aksi protes yang dilakukan
  ribuan orang Kristen. Mereka memprotes perusakan sebuah gereja di
  Provinsi Zhejiang. Jerry Dykstra dari Open Doors melaporkan bahwa
  tingkat kebebasan untuk memeluk agama bervariasi di setiap propinsi,
  namun... "Pada bulan-bulan terakhir ini ada peningkatan tajam dalam
  jumlah penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di berbagai
  provinsi." Open Doors bekerja sama dengan gereja-gereja rumah yang
  ada di tepi kota. Sementara mereka mengalami penganiayaan, Dykstra
  berkata, "Roh Kudus sedang bergerak cepat di Cina. Pertumbuhan
  orang-orang Kristen sangat pesat. Terkadang, meskipun mengalami
  hambatan, namun justru karena hambatan itulah kami tahu bahwa Tuhan
  terus memberkati orang-orang Kristen di Cina. Kami berdoa agar iman
  mereka tetap kuat meskipun di penjara, dianiaya, dan gereja rumah
  ditutup."
  [Sumber: Mission Network News, Agustus 2006]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Terus berdoa bagi saudara-saudara kita di Cina agar iman mereka
    tetap kuat meskipun dipenjara, dianiaya dan gereja rumah mereka
    ditutup.
  * Doakan agar walaupun dalam kondisi yang tidak baik bagi pelayanan
    pekabaran Injil, Injil Tuhan tetap bisa tersebar di Cina. Biarlah
    nama Yesus dimuliakan sampai ke ujung bumi.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

                       DUKUNGAN MISI DALAM NEGERI
                       ==========================

  * Tolong doakan setiap orang yang menerima panggilan TUHAN dan yang
    rela serta siap menjadi misionaris di antara suku-suku terabaikan
    di luar negeri, agar mereka dapat diutus ke tempat panggilannya.
    Doakan juga agar jemaat-jemaat di Indonesia dan jemaat-jemaat
    berbahasa Indonesia di luar negeri mau mendukung (1 Tawarikh 29:9-
    14), mendoakan (Kolose 4:3), dan mengutus para pekerja lintas
    budaya (Kisah Para Rasul 13:1-3) dengan sukacita karena telah
    menanggapi panggilan TUHAN untuk mengambil bagian dalam pelayanan
    lintas budaya!

  * Mari memohon kepada Tuhan agar lebih banyak lagi persekutuan doa
    misi yang didirikan. Dengan demikian, akan lebih banyak lagi orang
    yang mau berdoa bagi pelayanan misi di luar negeri, di antara
    suku-suku terabaikan, khususnya yang masih belum terjangkau oleh
    Injil.

  * O.M. Indonesia (Obor Mitra, Operation Mobilisation) tetap mencari
    orang yang siap diutus ke ladang TUHAN di berbagai belahan dunia.
    Berdoalah agar Tuhan menggerakkan umat-Nya untuk memberi diri bagi
    pelayanan, yang bersedia diutus ke berbagai belahan dunia.

  * Badan Pengutus Lintas Budaya (BPLB) mengutus tenaga PI untuk
    perintisan baru di Asia Timur.

  * Indonesia Bagi Dunia (IBD) sudah dibentuk dan pada bulan Agustus
    ini akan dibuka sekretariat di Jakarta. Badan ini bervisi untuk
    mengutus orang Indonesia sebagai misionaris ke seluruh penjuru
    dunia. Doakanlah pelayanan badan yang baru dibentuk ini, biarlah
    mereka dapat dipakai untuk menyatakan kuasa Tuhan kepada bangsa-
    bangsa di dunia.

  * Sending WEC INDONESIA siap mengutus para misionaris ke kepada
    suku-suku terabaikan di negara-negara lain, supaya jemaat-jemaat
    baru dapat dirintis di antara mereka. Mari mendukung pelayanan
    para misionaris tersebut dalam doa sehingga Tuhan berkenan
    membukakan jalan bagi perintisan jemaat di antara para suku
    tersebut.

  Sumber: Buletin PD Timotius Agustus-September 2006

______________________________________________________________________
SURAT ANDA

  >From: Imanuel <ela(at)...>
  >Saya bersyukur dapat mengenal situs ini, dan tolong dukung saya
  >dalam doa karena saya di utus Tuhan untuk merintis di kota A yang
  >fanatik dengan yang namanya Kristen, supaya Tuhan memberikan saya
  >kekuatan selama saya melayani di kota A ini, thanks atas doanya,
  --cut--

  Redaksi:
  Dengan sukacita kami dan pembaca e-JEMMi akan mendukung pelayanan
  Anda lewat doa, kiranya Roh Kudus memberikan hikmat dan perlindungan
  kala Anda memberitakan firman-Nya.

  Oh, ya, kami senang sekali jika Anda bersedia mengirimkan pokok-
  pokok doa Anda, atau bahkan kesaksian tentang pelayanan Anda di
  ladang misi. Anda tidak perlu menyebutkan tempat atau nama, tapi
  hanya pengalaman yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup Anda. Pokok
  doa dan kesaksian Anda akan kami muat di e-JEMMi/MISI. Dengan
  demikian, pelayanan Anda dapat didoakan oleh lebih banyak orang.
  Bagaimana?

______________________________________________________________________
URLS Edisi Ini

Mission Network News                http://www.missionnetworknews.org/
New Tribes Mission                                 http://www.ntm.org/
______________________________________________________________________

Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
   (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
    mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi
(sebagai penerbit bahan-bahan tersebut dalam bahasa Indonesia). Thanks
______________________________________________________________________
                    Staf Redaksi: Lisbet, Ary, Lanny
  Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) 2006 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
  Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Staf e-MISI dan Staf Redaksi    :           < staf-misi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan              :   < subscribe-i-kan-misi(at)xc.org >
Untuk berhenti                  : < unsubscribe-i-kan-misi(at)xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan    :       < owner-i-kan-misi(at)xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi        :               http://misi.sabda.org/
Arsip e-JEMMi                   : http://www.sabda.org/publikasi/misi/
Situs YLSA                      :               http://ylsa.sabda.org/
Situs SABDA Katalog             :            http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org