Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2004/5

e-JEMMi edisi No. 05 Vol. 7/2004 (4-2-2004)

Latihan Penginjilan

======================================================================
><> ><>                     Buletin e-JEMMi                    <>< <><
                   Edisi Februari 2004, Vol.7 No.05
======================================================================
SEKILAS ISI:

 o [Editorial]
 o [Artikel Misi]       : Penyegaran Latihan Penginjilan
 o [Profil/Sumber Misi] : Christian Vision,
                          Praying Through The Arabian Peninsula
 o [Doa Bagi Misi Dunia]: Ghana, Rusia, Iran
 o [Doa Bagi Indonesia] : Para Misionaris
 o [Surat Anda]         : Buletin e-JEMMi Sangat Membantu
 o [URLs Edisi Ini]

**********************************************************************
 Anda diijinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan
dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan
mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai
penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks.
**********************************************************************

~~ EDITORIAL ~~

  Salam sejahtera.

  Apakah melakukan Penginjilan memerlukan latihan? Pertanyaan ini
  muncul karena ada banyak orang Kristen yang berpendapat bahwa
  mengabarkan Injil merupakan hal yang sulit dilakukan, perlu
  pemahanan teologis yang rumit supaya dapat melayani perdebatan-
  perdebatan yang muncul. Apakah betul demikian? Rebecca Manley
  Pippert dalam tulisannya yang berjudul "Penyegaran Latihan
  Penginjilan" yang kami muat sebagai Artikel Misi minggu ini
  menceritakan pengalamannya tentang bagaimana melakukan PI dengan
  cara yang lebih bersahabat, alamiah dan hidup. Latihan penginjilan
  memang penting tapi pandangan Anda perlu terlebih dahulu diluruskan.
  Nah, silakan simak artikel kami kali ini.

  Sesuai dengan tema penginjilan minggu ini, maka beberapa sumber misi
  akan menolong Anda untuk mendapatkan informasi tentang pelayanan
  penginjilan dari Christian Vision, Praying Through The Arabian
  Peninsula. Pokok doa dunia minggu ini juga menolong kita untuk
  berdoa bagi beberapa pelayanan penginjilan di Ghana, Rusia dan Iran.
  Masih seputar penginjilan, secara khusus, pokok doa Indonesia akan
  mengajak kita untuk berdoa bagi para misionaris Indonesia yang saat
  ini sedang diutus melayani di berbagai tempat di dunia. Marilah kita
  bertekun dan bersatu dalam doa, karena kita percaya Allah mendengar
  dan menjawab doa-doa kita. Selamat berdoa!

  Redaksi Buletin e-JEMMi

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
                    "You cannot enjoy the harvest
          without first laboring in the fields." (Old Union)
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=

~~ ARTIKEL MISI ~~

                    PENYEGARAN LATIHAN PENGINJILAN
                    ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
                     oleh: Rebecca Manley Pippert

  Saya telah mengamati, kebanyakan warga gereja, apa pun aliran
  mereka, memiliki reaksi yang sama terhadap penginjilan: "Terima
  kasih, itu bukan bagian saya." Anda hampir dapat mendengar bunyi
  pintu gerbang besi yang bergemerincing tertutup dalam pikiran
  mereka.

  Ketika saya bertanya mengapa mereka tidak mewartakan Injil, saya
  mendengar jawaban:
     "Saya tidak senang memaksakan sesuatu terhadap seseorang."
  Atau, seperti seorang siswa Reed College menjawabnya dengan begitu
  ringkas,
     "Penginjilan adalah berapa banyak orang yang telah saya sakiti
     hatinya dalam minggu ini."
  Atau, satu dari favorit saya,
     "Kamu tahu, saya akan mewartakan Injil jika saya tidak begitu
     mencintai manusia."

  Kebanyakan orang Kristen amat takut dicap sebagai bagian dari
  golongan pinggir yang fanatik sehingga mereka tidak berbicara apa-
  apa tentang iman mereka dan merasa aman berada di dalam penjara yang
  ramah di gereja. Setiap latihan penginjilan yang efektif mulai
  dengan menyadari bahwa manusia dibebani oleh rasa salah, rasa
  takut, dan sikap-sikap negatif, yang harus dikenali dan dilenyapkan
  lebih dulu sebelum kita melangkah untuk mencapai suatu keberhasilan.

  Dari manakah sikap-sikap negatif ini muncul? Tidak satu pun kelompok
  Kristen merencanakannya secara sadar, "Marilah kita sepenuhnya
  menghancurkan individualisme mereka dan membasminya bagi Yesus."
  Inilah cara yang sering kita temukan: menahan orang dan memaksakan
  brosur kepada mereka.

  Saya heran betapa tegarnya orang-orang Kristen memegang teguh
  alasan-alasan mereka untuk tidak menginjili. Dan alasan-alasan itu
  hampir selalu berupa pernyataan bahwa penginjilan bukanlah merupakan
  prioritas utama.

  Sebagian besar orang Kristen secara intuitif mengetahui bahwa
  penginjilan semestinya tidak berada dalam bagian pemasaran, tetapi
  berada dalam konteks hubungan yang penuh kasih. Pikiran sehat
  menuntut kita untuk mewartakan Sabda dan menghayati dalam hidup kita
  di tengah masyarakat di tempat mana hidup kita berinteraksi secara
  alamiah. Jika penginjilan lebih mementingkan teknik dan strategi dan
  kurang memperhatikan kasih dan penghargaan terhadap masing-masing
  orang, maka kita pasti akan mendapatkan kesulitan.

  Tetapi beberapa di antara kita telah melangkah terlampau jauh pada
  sisi yang lain, lebih mementingkan hubungan dan kurang memperhatikan
  pewartaan Injil secara jelas dan panggilan untuk memenuhi janji.
  Akibatnya hanya persahabatan belaka dan tidak ada penginjilan sama
  sekali.

  Bagaimana kita menghindari sikap yang terlalu keras dan memperkuat
  suatu penginjilan yang Alkitabiah, penuh kasih dan penuh penghargaan
  terhadap individu? Saya mengusulkan tiga unsur yang perlu dimasukkan
  sebagai bagian dari pelatihan kita.

  Dua unsur pertama telah diusulkan oleh Gabriel Fackre, yang
  mengatakan bahwa kita harus bercerita secara langsung dan membagikan
  cerita kepada orang lain. Saya mau menambahkan bahwa kita harus
  memahami ceritanya, yang berarti pelatihan harus memperdalam sumber-
  sumber rohani kita dan membangun ketrampilan dalam isi dan
  komunikasi.

  Bercerita Secara Langsung
  -------------------------

  Kami di Barat hampir selalu berhasil menyampaikan kebenaran Kitab
  Suci melalui pedekatan-pendekatan teologis atau sistem bagan empat
  garis besar. Kami sekarang mulai menemukan apa yang selama ini telah
  dipahami oleh saudara-saudara kami di dunia Timur -- kebenaran juga
  dikomunikasikan dengan menceritakan kisah.

  Baru-baru ini saya membaca bagaimana Lewis Alemen membagi warta
  lisan ke dalam tiga bagian:
  1) menceritakan kisah Yesus -- drama tentang perbuatan-perbuatan
     Tuhan, khususnya tentang hidup, kematian dan kebangkitan Kristus,
  2) menceritakan kehidupan saya -- yang bukan merupakan pesan Kitab
     Suci tetapi yang memberi contoh akan kekuatannya, dan
  3) menceritakan kisah mereka -- bagaimana hidup Kristus berkaitan
     dengan orang yang kita layani.

  Kesaksian yang sejati mengintegrasikan unsur ketiga kisah hidup itu.
  Tetapi saya menemukan bahwa kebanyakan orang membutuhkan bantuan
  khusus untuk belajar menceritakan kisah Yesus. Kita biasanya mampu
  menjelaskan Injil lewat bagan-bagan dan diagram-diagram. Tetapi
  mampukah kita berbicara tentang Yesus dengan suatu cara yang dapat
  membuatnya seolah-olah hidup? Dapatkah kita menceritakan kisah
  hidup-Nya dan perumpamaan dengan suatu cara yang sedemikian hingga
  orang lain dapat melihat relevansinya bagi hidup mereka.

  Salah satu kegiatan yang saya lakukan dengan aktif sebagai seorang
  anggota staf Inter-Varsity adalah memberikan "obrolan asrama" yang
  bersifat penginjilan, yang di dalamnya saya berbicara dengan
  mahasiswa-mahasiswa yang selalu mempertanyakan ajaran-ajaran agama
  Kristen (biasanya berkenaan dengan pembelaan-pembelaan) dan kemudian
  akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang suasananya seringkali
  menggairahkan dan penuh tanggung jawab. Bahkan kami sering terlibat
  dalam perdebatan yang seru sampai larut malam.

  Kemudian pada suatu hari saya mendengar seorang rekan saya dan
  seorang pembicara yang terkenal, Gene Thomas, mengadakan suatu
  "obrolan asrama" di sebuah perguruan tinggi di Washington. Saya
  terkejut bahwa dia dengan sederhana melukiskan seperti apakah Yesus
  itu sebagai pribadi dan hal-hal yang dihargai-Nya -- manusia,
  khususnya. Dia berbicara tentang kualitas hubungan yang Yesus
  dambakan dan membuat kita mampu untuk memilikinya. Ketika dia
  berbicara, hal pertama yang muncul dalam pikiran saya adalah,
  "Tetapi mereka perlu tahu bahwa hal itu benar dan logis." Hal kedua
  yang muncul adalah, "Jika Anda akan berbicara tentang Yesus,
  tidakkah Anda akan berbicara tentang salib?"

  Ketika tiba saatnya untuk bertanya, para mahasiswa berbicara dengan
  jujur: betapa mereka merasa bersaing dan tidak aman, mereka amat
  membenci kepalsuan dan elitisme. Mereka melontarkan keterkejutan
  mereka bahwa Yesus mempunyai kaitan dengan hal-hal semacam itu. Ada
  pula pertanyaan-pertanyaan yang beralasan tentang kebenaran yang
  dituntut oleh Yesus, tetapi suasananya tetap indah dan semarak.

  Pada saat kami berjalan keluar gedung, tiga orang senior menghampiri
  Gene dan berkata, "Selama kami berada di sini, menjadi anggota
  panitia ini dan itu dan mengikuti banyak pertemuan, tapi kami belum
  pernah mengalami suatu pertemuan seperti ini, di mana orang-orang
  begitu terbuka dan terdapat suasana yang penuh kasih dan
  penerimaan."

  Gene sambil lalu berkata, "Oh, ya, itu karena Yesus ada di sini.
  Kita merasakan suasana seperti itu sebab seperti itulah Yesus itu."

  Mereka memandang Gene dengan mata terbelalak penuh ketakjuban, dan
  saya menyadari bahwa dia telah menyelesaikan pewartaan Injil lebih
  banyak daripada pembicaraan asrama yang telah saya lakukan.

  Mereka belum bertobat, mereka belum memahami banyak pertanyaan yang
  belum terjawab, tetapi mereka sangat tertarik kepada Yesus. Ini
  merupakan suatu permulaan yang penting. Berikutnya ketika kami
  bertanya, "Apakah ada yang mau mempelajari pribadi Yesus yang
  diceritakan dalam Kitab Suci?" Mereka yang menyetujui luar biasa
  banyaknya. Pengalaman tersebut memperteguh apa yang sedang saya
  duga: saya perlu menemukan Yesus kembali dan dapat
  mengkomunikasikannya dengan cara-cara yang segar dan deskriptif agar
  penginjilan saya lebih efektif.

  Beberapa bulan kemudian, saya ada di Harvard selama satu bulan untuk
  ceramah. Sebagai ganti ceramah yang banyak menggunakan otak
  sebagaimana yang telah saya rencanakan, saya memutuskan untuk
  mengikuti cara Gene dan berbicara tentang Yesus. Saya menceritakan
  kembali salah satu cerita Yesus sendiri, dalam hal ini perumpamaan
  tentang anak yang hilang.

  Gerak-gerik kelompok itu mempesonakan. Saya berjalan memasuki suatu
  ruangan yang penuh sesak dengan mahasiswa-masiswa yang cerdas tetapi
  bimbang dalam iman. Beberapa kelihatan bersikap menentang, beberapa
  kelihatannya seperti habis melakukan olahraga yang berat. Banyak
  mahasiswa yang menggelosor di kursi mereka dengan tampang keheranan
  dan menunggu kesempatan untuk menyerang. Ketika saya mulai
  mengisahkan perumpamaan tersebut, saya melihat adanya perubahan.
  Mereka tidak dapat tidak terlibat dalam kisah itu. Mereka mengubah
  posisi duduk mereka: yang tadinya membungkuk, berubah menjadi tegak
  dan akhirnya bersandar dengan tegap di kursi mereka. Kemudian saya
  menggambarkan prinsip-prinsip teologi dan membuka kesempatan untuk
  bertanya. Pertanyaan-pertanyaan muncul tidak berbeda dari diskusi-
  diskusi asrama yang lain. Sikap mereka berubah dengan mengherankan
  -- dari sikap bermusuhan dan sombong berubah menjadi rasa tertarik,
  ingin tahu dan menunjukkan keterlibatan diri yang tidak dibuat-buat.

  Hal ini mengajar saya, pertama, akan kekuatan suatu cerita yang
  bagus. Setiap orang menyenangi cerita, sebagian karena cerita
  menggunakan kedua sisi otak kita, yang memancarkan segi kreatif dan
  imaginatif kita dan juga bagian dari diri kita yang konseptual dan
  rasional. Dan Kitab Injil penuh cerita-cerita yang bagus, yang
  terbingkai dengan kebenaran teologis yang mendalam tentang Tuhan dan
  diri kita sendiri. Bagi seorang yang belum percaya yang tidak
  mempunyai kerangka teologis, ayat-ayat Injil yang lepas dari
  koteksnya mungkin tidak memberi makna apa-apa. Tetapi jika kita
  menceritakan kisah yang berhubungan dengan hidup -- seperti cerita-
  cerita Yesus -- dan karena hidup sudah menjadi suatu kerangka, makna
  cerita itu bisa merasuk dalam hati pendengar.

  Lagi, saya tidak menganjurkan agar kita membuang kerangka Injil,
  gagasan-gagasan teologi dan apologetika. Saya semata-mata hanya
  mengatakan marilah kita menambahkan ke dalam latihan penginjilan
  kita kemampuan untuk berbicara tentang Yesus dengan cara-cara yang
  alamiah dan enak untuk menceritakan kisahnya secara spontan dan
  bebas.

  Membagikan Cerita Kepada Orang Lain
  -----------------------------------

  Yesus nampaknya selalu melakukan dua hal: mengajukan pertanyaan dan
  bercerita. Orang Kristen nampaknya selalu melakukan dua hal yang
  lain: menjawab dan 'berkhotbah'.

  Keempatnya diperlukan -- pada saat yang tepat dan di tempat yang
  tepat pula. Tetapi kita cenderung melupakan bahwa Allah yang
  dikisahkan dalam Injil adalah komunikator yang luar biasa; kita
  mengabaikan teladan Yesus ketika memulai suatu percakapan, dan kita
  cepat-cepat menyela dengan jawaban-jawaban yang tidak matang dan
  khotbah-khotbah kecil sebelum rasa ingin tahu para pendengar timbul.

  Saya sering meminta peserta suatu rapat untuk bercerita kepada saya
  sejauh perjuangan mereka dalam bersaksi. Jawaban mereka terbagi
  dalam tiga kategori:
  1. 2% mengatakan bahwa mereka berjuang dengan pertanyaan-pertanyaan
     sulit yang tidak dapat mereka jawab, 2. 1% menyatakan bahwa mereka berjuang dengan metode-metode
     (bagaimana saya membimbing seseorang kepada Kristus); dan
  3. 97% mengatakan bahwa mereka membutuhkan pertolongan untuk
     ketrampilan mereka dalam berkomunikasi (bagaimana saya
     mengalihkan percakapan sekuler ke percakapan rohani dengan cara
     yang alamiah? Bagaimana saya menolak atau tidak ikut serta dalam
     suatu kegiatan tanpa kelihatan 'munafik'? Bagaimana saya dapat
     tetap menjadi diri saya sendiri di saat saya merasa bahwa dunia
     mempersulit karya saya?).

  Tampaknya ironis bahwa begitu banyak latihan penginjilan zaman
  sekarang begitu berfokus pada ketrampilan-ketrampilan yang berkenaan
  dengan isi pada saat dimana orang-orang tampaknya mengatakan bahwa
  mereka membutuhkan lebih banyak pertolongan untuk ketrampilan
  berkomunikasi. Kita memang perlu mengetahui apa yang harus
  disampaikan, tetapi kita perlu juga mengetahui bagaimana cara
  menyampaikan.

  Proses komunikasi begitu kompleks dan memiliki banyak segi sehingga
  mudahlah untuk merasa bosan. Kunci untuk semua komunikasi yang baik
  adalah kemampuan untuk mengasihi sebagaimana Kristus telah
  mengasihi. Yesus terus-menerus mengajarkan bahwa jika kita ingin
  menjadi pengikut-pengikut-Nya, hidup kita harus membawa meterai
  kasih yang begitu besar -- kepada Tuhan dan kepada sesama kita.
  Hidup kita harus dikuasai oleh cinta-Nya, bukan semata-mata oleh
  kegiatan keagamaan. Bagaimana kita bertingkah laku terhadap sesama
  merupakan tanda yang paling jelas bagi mereka untuk mengenal seperti
  siapakah Tuhan itu. Tidak seorang pun mau dijadikan proyek
  penginjilan seseorang. Orang ingin dicintai dan diterima dengan
  sungguh-sungguh.

  Saya mengenal orang Kristen yang telah melanggar hampir setiap
  aturan komunikasi, namun demikian mereka tetap bisa menjadi
  penginjil-penginjil yang efektif sebab mereka mengasihi dengan tulus
  orang yang mereka ajak bicara. Akhirnya, kasih adalah segalanya.

  Setelah meletakkan cinta Kristus sebagai dasar komunikasi, kita
  dapat menganalisa model komunikasi kita sendiri, sambil menemukan
  kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan kita: Apakah kita malu-
  malu dan takut? Sulitkah bagi kita untuk memulai percakapan,
  terlebih lagi membawanya kepada Tuhan? Apakah kita gagal
  mengungkapkan kebutuhan orang lain? Apakah kita telah mendengarkan
  dengan baik?

  Saya telah menyadari bahwa amat bergunalah memikirkan latihan-
  latihan yang saling berkaitan dengan ketrampilan-ketrampilan
  komunikasi khususnya yang saya coba ajarkan: ketrampilan
  mendengarkan, ketrampilan menegaskan, mengatasi selisih paham,
  menolak tanpa menyakiti hati, dan lain-lain.

  Misalnya, para teoritis informasi berkata kepada kita bahwa untuk
  berkomunikasi dengan efektif kita harus mengenali metode-metode kita
  sendiri terhadap mereka yang kita ajak bicara. Maka saya
  mengembangkan latihan ini: saya berkata, "Menghadaplah kepada orang
  di sebelah Anda. Anggaplah dia seorang rekan Kristen. Saya harap
  salah satu dari kalian menyapa, 'Hai, bagaimana acara akhir
  minggumu?' Lalu orang yang satu lagi menjawab, di mana ia
  menghabiskan akhir minggunya dan satu hal yang ia pelajari selama
  akhir minggu itu." (Langkah pertama)

  Setelah beberapa menit, saya berkata, "Sekarang bergantian. Sekarang
  orang yang satu menyapa, 'Bagaimana acara akhir minggumu?' dan Anda
  menjawab. Tetapi sekarang Anda tahu bahwa orang yang bertanya itu
  bukan seorang Kristen." (Langkah kedua)

  Perbedaan menyolok dalam reaksi pada langkah pertama dan langkah
  kedua tidak kaku lagi. Dalam langkah pertama, setiap orang bercakap-
  cakap dengan suasana santai. Namun pada langkah kedua yang muncul
  adalah suasana hening, lalu keluhan, gelak tawa yang gugup, dan
  ketidaknyamanan. Setelah itu saya meminta mereka untuk bercerita
  kepada saya bagaimana perasaan mereka ketika berpindah dari langkah
  pertama ke langkah kedua. Jawabnya selalu sama: "Saya merasa enak
  dan santai pada langkah pertama tetapi merasa sangat tidak
  menyenangkan pada langkah kedua. Saya tahu bahwa mereka tidak akan
  tertarik. Saya tahu mereka akan berpikir bahwa saya orang tolol.
  Saya sakit hati dan tidak tenteram."

  Kemudian kami menyelidiki mengapa itu terjadi dimana mereka
  menyimpulkan bahwa orang merasa tidak enak, meski mereka tidak
  mengetahui banyak fakta tentang orang itu, kecuali fakta kalau dia
  bukan orang percaya. Apakah itu adil? Mengapa mereka melakukan hal
  itu? Bagaimana kesimpulan mereka itu mempengaruhi kemampuannya untuk
  berkomunikasi? Jika itu adalah sikap dasar mereka terhadap setiap
  orang tidak percaya yang mereka temui, tak perlu diragukan lagi
  bahwa mereka akan merasa tidak damai dalam memberikan kesaksian.

  Kemudian kami mulai mengembangkan sikap-sikap mental yang beda untuk
  berhenti menghakimi orang lain dengan tidak adil sebelum kami benar-
  benar mengetahui duduk permasalahannya. Keuntungan latihan-latihan
  ini adalah bahwa cara ini melibatkan orang-orang dalam proses
  belajar. Pikiran kita mungkin bisa menerima konsep, tetapi dengan
  sederhana dibutuhkan latihan untuk membuat tingkah laku kita sesuai
  dengan pikiran kita.

  Memahami Ceritanya
  ------------------

  Akhirnya, tahap demi tahap kita harus diubah oleh Sabda Allah itu
  sendiri. Kita tidak hanya mewartakan Injil -- kita sendiri adalah
  Injil itu.

  Ketika Wesley ditanya, "Mengapa orang banyak tampaknya begitu
  terpesona pada Bapak?" Dia menjawab, "Baik, Anda tahu bahwa jika
  Anda menceburkan diri ke dalam api, mereka hanya berminat untuk
  datang dan melihat Anda terbakar."

  Begitulah penginjilan: bukan suatu program melainkan api yang ada di
  dalamnya.

  Mereka akan terpesona oleh kehangatan api Tuhan yang ada di dalam
  diri kita walaupun barangkali pada mulanya kita harus terus-menerus
  menyalakan dan menghidupkan api tersebut. Diri kita diubahkan oleh
  kehadiran Kristus melalui doa, pembacaan Kitab Suci, kepekaan yang
  kian mendalam terhadap Roh Kudus, dan belajar berjalan dalam Roh,
  bukannya menurut keinginan daging. Semua itu adalah suatu bagian
  dari sumber-sumber yang membuat kesaksian kita menjadi sangat kuat
  dan menusuk.

  [Rebecca Manley Pippert adalah seorang yang mengkhususkan diri
  dalam penginjilan. Dia bekerja sama dengan Inter-Varsity Christian
  Fellowship dan tinggal di Tel Aviv, Israel.]

  Diedit dari Sumber:
  Judul Jurnal : Kepemimpinan, Volume 19/Th.V
  Judul Artikel: Penyegaran Latihan Penginjilan
  Penulis      : Rebecca Manley Pippert
  Halaman      : 44 - 49

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~

o CHRISTIAN VISION
==>	http://www.christianvision.com/
  Christian Vision adalah sebuah organisasi non-profit yang berada di
  Inggris. Visi dari organisasi ini adalah mengenalkan banyak orang
  kepada Yesus dengan menggunakan media yang tepat. Selain berkantor
  pusat di West Bromwich, Inggris, Christian Vision juga mempunyai
  perwakilan di Amerika Serikat, Brazil, Chili, Zambia, Mozambique,
  Angola, Timor Timur, India, dan Australia. Penekanan kunci yang
  dilakukan dalam setiap pelayanan Christian Vision adalah bekerja
  sama dengan stasiun-stasiun radio untuk menyediakan pelayanan radio
  yang kontemporer dan berkelanjutan. Radio ini bisa bertindak sebagai
  teman yang bisa dipercaya oleh para pendengarnya.

o PRAYING THROUGH THE ARABIAN PENINSULA
==>	http://www.pray-ap.info
==>	http://lists.everybody.org/listinfo/ptap
  Tim dari Praying Through the Arabian Peninsula (PTAP) saat ini
  sedang menjalin kerja sama dengan koordinator Selandia Baru untuk
  mempromosikan bagian kedua dari inisiatif doa yang diadakannya
  (PTAP II: A Journey Through Arabian Cities). Tim ini berusaha agar
  tersedia materi-materi PTAP yang telah dicetak bisa tersebar di
  berbagai tempat di dunia; terjemahan materi-materi tersebut bisa
  dijumpai secara online dan banyak orang yang tertarik untuk
  mengaksesnya, dan masih banyak lagi. Semuanya itu mempunyai satu
  tujuan yang sama yaitu bersama-sama mendoakan kota-kota Arabia
  sehingga terjadi lawatan Allah di kota-kota tersebut.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~

o G H A N A
  Berita bagus minggu ini terjadi di Ghana saat pengabaran Injil di
  negara ini berjalan selangkah lebih mudah seiring dengan terjadinya
  pengembangan infrastruktur. "Lebih mudah untuk menjangkau beberapa
  kota dan desa kecil sehingga tim kami memiliki akses yang lebih
  mudah untuk pergi desa dan kota yang berbeda-beda untuk memberitakan
  Injil." Ambrose Brennan dari Oasis International baru-baru ini
  menyediakan waktu untuk mengajar di pusat pelatihan yang mereka
  miliki dan organisasi ini juga membeli tanah sehingga sekolah mereka
  bisa diperlebar lagi. Brennan mengatakan bahwa organisasi
  pelayanannya selalu mencari cara-cara baru yang dapat memberikan
  pengaruh, baik secara rohani maupun ekonomi di Ghana. Satu problema
  yang masih terus dihadapi sampai saat ini adalah masalah air dan
  listrik. "Pemerintah Ghana sedang mencoba untuk menyalurkan tenaga
  listrik tambahan ke desa-desa. Satu hal yang diminta oleh pemerintah
  adalah jika kami bisa membantu mereka menyediakan tiang telepon atau
  tiang listrik. Tentang masalah air, sering kali aliran air mati
  selama dua atau tiga minggu sehingga perlu menemukan sumber dari
  permasalahan tersebut." Diharapkan, bantuan dari Oasis International
  bisa membuka jalan untuk semakin mempermudah pemberitaan Kabar Baik
  di Ghana.
  [Sumber: Mission Network News, January 6th, 2003]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukur karena Oasis International bisa menjadi garam dan terang
    di Ghana. Berdoa agar organisasi ini bisa terus menemukan cara-
    cara baru yang dapat memberikan pengaruh bagi aspek kehidupan
    penduduk Ghana.
  * Doakan supaya sinyal-sinyal kemudahan yang ditunjukkan oleh
    pemerintah Ghana bisa semakin memperlancar pemberitaan Injil di
    Ghana.

o R U S I A
  Sekitar 10 tahun yang lalu, tidak ada gereja yang berdiri di
  Salekhard (sahl-eh-Kard), Rusia. Namun sekarang sudah ada dua gereja
  di wilayah ini yang memberikan arti luar biasa. Wilayah Salekhard
  dulu dikenal oleh banyak orang Kristen sebagai "the place of death"
  (tempat kematian). Banyak orang percaya diangkut dengan kereta api
  dan dipaksa untuk bekerja di Siberia. Banyak di antara mereka yang
  meninggal. Namun sekarang berbeda. Organisasi pelayanan Russian
  Ministries mendukung pelayanan yang dilakukan oleh Pendeta Anatoly
  Marichev. Saat ini ia sedang dalam proses untuk membangun sebuah
  tempat ibadah yang dilengkapi dengan pusat pemahaman Alkitab di kota
  Salekhard. "Banyak orang dari berbagai desa yang ada di sekitar kota
  ini akan berdatangan ke tempat ibadah ini. Mereka dapat tinggal
  selama beberapa hari di tempat ini, mengikuti kelas-kelas pelatihan
  yang tersedia, lalu kembali ke desa mereka masing-masing. Gereja
  yang ada pada dasarnya dibangun di atas tulang-tulang umat Kristen
  yang telah meninggal karena telah rela kehilangan nyawanya demi iman
  kepada Kristus yang mereka percayai."
  [Sumber: Mission Network News, January 6th, 2003]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Berdoa agar dua gereja yang ada di Salekhard bisa menjadi wadah
    untuk menolong banyak orang belajar bagaimana memenangkan jiwa
    dan menemukan kasih Kristus.
  * Doakan untuk para pekerja Russian Ministries yang saat ini
    melayani di wilayah Salekhard, khususnya dalam usaha mereka untuk
    mendirikan tempat ibadah yang dilengkapi dengan pusat pemahaman
    Alkitab.

o I R A N
  Anda masih ingat bencana gempa bumi yang melanda wilayah Bam, di
  Iran sebulan yang lalu? Gempa bumi tersebut telah meninggalkan
  penyakit kolera dan disentri yang kini mengancam para penduduk yang
  selamat dari bencana. Perwakilan dari Food for the Hungry mengatakan
  bahwa mereka membagikan peralatan kebersihan untuk membantu para
  penduduk dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekitar mereka."
  Karena organisasi ini berusaha menyediakan kebutuhan sehari-hari
  yang diperlukan penduduk, maka peralatan kebersihan yang mereka
  bagikan ini sekaligus bisa membantu tim ini mensharingkan harapan
  yang berasal dari Yesus Kristus. "Hidup dalam keadaan kotor sungguh
  tidak menyenangkan. Bukan cuma masalah tentang bagaimana menjaga
  makanan dan air serta kebersihan. Namun kita juga berurusan dengan
  masalah bagaimana menjaga kehidupan rohani dan emosi seseorang."
  [Sumber: Mission Network News, January 6th, 2003]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan Food for the Hungry dan segala usahanya untuk mensharingkan
    pengharapan yang berasal dari Yesus Kristus melalui pelayanan
    sosial, yaitu membagikan peralatan kebersihan.
  * Berdoa supaya pelayanan yang dilakukan bisa menyentuh hati
    penduduk Iran yang terkena musibah bencana alam. Doakan supaya
    mereka diberikan kerinduan oleh Allah untuk mencari dan mengenal-
    Nya.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI INDONESIA ~~

o Para Misionaris
  ---------------
  Doa minggu ini khusus ditujukan bagi para misionaris Indonesia yang
  saat ini melayani di berbagai tempat di Indonesia maupun di negara-
  negara lain.

  * Bersyukur kepada Allah yang memberikan keberanian dan hati yang
    mengasihi jiwa-jiwa kepada para misionaris Indonesia untuk pergi
    melayani ke tempat-tempat yang sulit dijangkau.

  * Doakan agar Allah terus memberikan hikmat kepada para misionaris
    ini sehingga mereka senantiasa dikuatkan untuk dapat memberikan
    pelayanan yang terbaik kepada mereka yang membutuhkan.

  * Berdoa supaya mereka bisa menemukan cara-cara efektif dan cocok
    dengan keadaan dan situasi dimana mereka melayani sehingga Injil
    dapat diberitakan dan diterima oleh penduduk setempat.

  * Berdoa agar mereka bisa menjalin relasi dengan orang-orang yang
    tepat di tempat-tempat yang tepat sehingga pelayanan mereka
    memberikan buah bagi kemuliaan nama Tuhan.

  * Doakan agar Roh Kudus senantiasa memberikan kekuatan untuk
    bertahan saat mereka menghadapi beragam tantangan dan kesulitan di
    medan pelayanan.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ SURAT ANDA ~~

  Dari: "Haryati Khristianto" <haryati_khristianto@>
  >Dear all,
  >Terimakasih atas kiriman buletin2nya.
  >Info ini sangat membantu saya dalam mengembangkan pokok2 doa.
  >Semoga Tuhan memberkati pelayanan Tim di sini. Tuhan memberkati.
  >Haryati

  Redaksi:
  Terima kasih atas dukungan doanya. Salah satu yang menjadi kerinduan
  Tim Redaksi adalah setiap informasi dan pokok doa yang disajikan
  dalam Buletin e-JEMMi bisa dipakai menjadi bahan persekutuan doa
  sehingga mendorong semakin banyak umat Tuhan di Indonesia untuk
  berdoa bagi pekerjaan Tuhan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
  Selamat berdoa!

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ URLS Edisi Ini ~~

* Christian Vision                     http://www.christianvision.com/
* Mission Network News              http://www.missionnetworknews.org/
* Praying Through The Arabian Peninsula       http://www.pray-ap.info/


_____________________________ DISCLAIMER ____________________________
Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi disadur dengan izin dari banyak pihak
Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
______________________________________________________________________
Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan:
Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>,
atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org>
Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Yanto, dkk.
______________________________________________________________________
Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk berhenti,   kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk Situs e-MISI                          http://www.sabda.org/misi/
Untuk Arsip Buletin e-JEMMi       http://www.sabda.org/publikasi/misi/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org