Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2004/31

e-JEMMi edisi No. 31 Vol. 7/2004 (4-8-2004)

Merdeka dari Dosa

======================================================================
><> ><>                     Buletin e-JEMMi                    <>< <><
                    Edisi Agustus 2004, Vol.7 No.31
======================================================================
SEKILAS ISI:

 o [Editorial]
 o [Kesaksian Misi]     : Panggilan Irian Jaya
 o [Profil/Sumber Misi] : Freedom in Christ Ministries,
                          Christian Faith
 o [Doa Bagi Misi Dunia]: Pakistan, India, dan Afrika Selatan
 o [Doa Bagi Indonesia] : Pembangunan Kantor YLSA
 o [Surat Anda]         : Lebih Banyak lagi Kesaksian di e-JEMMi
 o [URLs Edisi Ini]

**********************************************************************
 Anda diizinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan
dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan
mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai
penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks.
**********************************************************************

~~ EDITORIAL ~~

  Salam dalam kasih Kristus.

  Bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada
  bulan Agustus ini, maka e-JEMMi mengangkat tema KEMERDEKAAN DI DALAM
  KRISTUS. Topik pertama pada edisi minggu ini, "Kemerdekaan dari
  Belenggu Dosa", merupakan topik yang akan tersirat dalam sajian
  kolom Kesaksian Misi edisi ini. Melalui lika-liku penulis dalam
  mendapatkan kemerdekaan dari dosa akar pahit terhadap ayahnya dan
  dosa-dosa lain yang membelenggunya, kita dapat belajar tentang
  kasih Tuhan yang luar biasa yang sanggup membebaskan kita dari kuasa
  dosa sebesar apapun.

  Berkaitan dengan kemerdekaan dari belenggu dosa, maka akan muncul
  pertanyaan, bagaimana cara supaya kemerdekaan dari belenggu dosa
  dapat dialami? Jawabannya hanya satu, yaitu mengerti identitas kita
  dengan benar dalam Kristus. Dengan demikian, kita dapat mengalami
  hidup Kristen yang berkemenangan. Simak kolom sumber misi untuk
  mendapatkan sumber-sumber bahan tentang kemerdekaan di dalam
  Kristus. Juga, satu sumber menarik di mana Anda bisa menemukan
  kesaksian-kesaksian dari mereka yang telah mengalami hidup
  berkemenangan bersama Allah. Sementara itu, ada tiga kesaksian
  menarik yang memperlihatkan bagaimana Allah berkarya secara ajaib
  dalam setiap perkara. Selamat menyimak!

  Redaksi Buletin e-JEMMi

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
            "Percaya bahwa Kristus mati -- adalah sejarah;
         Percaya Kristus mati bagi saya -- itulah keselamatan"
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=

~~ KESAKSIAN MISI ~~

                         PANGGILAN IRIAN JAYA
                         ====================

  Saya dibesarkan dalam suasana pertengkaran dan kebencian yang
  diciptakan oleh ayah saya yang belum lahir baru. Saya sangat
  menyayangi ibu saya, untuk itulah saya tidak dapat menerima cara
  ayah yang sangat kasar dalam memperlakukan ibu dan saya. Pernah
  suatu saat, saya diikat pada tiang bendera, lalu dicambuk dan
  dilarang makan. Terlebih lagi, pada kesempatan lain, saya ditombak
  dengan lembing, pernah juga saya diparang, dan hampir saja dibunuh.
  Semua pengalaman ini membuat saya menaruh perasaan dendam pada ayah.
  Saya trauma dan berjanji tidak akan kembali lagi ke rumah.

  Perasaan dendam yang sangat dalam telah menimbulkan kebencian
  terhadap ayah. Setelah tamat dari bangku SMP, saya ingin mendaftar
  sekolah tentara, hanya supaya dapat memiliki senjata yang hendak
  saya pakai untuk menembak mati ayah saya. Harapan untuk menjadi
  tentara tidak terpenuhi, sebab sewaktu saya tamat SMP tidak ada
  penerimaan prajurit baru. Lalu, saya lari meninggalkan rumah
  orangtua dan pergi ke kota Biak. Di sana, saya mencoba untuk
  mendaftar SMA Kristen, namun tidak diterima sebab pendaftaran telah
  ditutup. Hanya ada satu sekolah yang masih mau menerima murid baru,
  yaitu Sekolah Pendidikan Guru Agama Kristen (SPGAK) di Biak.

  Di sekolah ini saya belajar memahami Firman Tuhan dan mengerti
  tujuannya, namun kebencian dan sakit hati saya terhadap ayah tidak
  dapat hilang. Saya sendiri jatuh bangun dalam dosa -- suka mabuk,
  merokok, dan senang berkelahi. Saya belajar Firman Tuhan hanya
  karena kebetulan materi itu menjadi pelajaran wajib di SPGAK. Namun,
  hati saya sendiri jauh dari kebenaran Firman Tuhan.

  Tamat dari SPGAK, saya melanjutkan kuliah ke Sekolah Tinggi Teologia
  selama empat tahun. Pengalaman selama empat tahun tidak jauh lebih
  baik dibanding waktu di SPGAK. Sebab, kehidupan mahasiswa di STT
  tersebut begitu bebas. Para mahasiswa bisa mabuk-mabukan, merokok,
  dan sebagainya. Saya sendiri berjanji, tidak akan pulang ke rumah
  orangtua saya, sebelum ayah bertobat atau meninggal.

  Setelah tamat dari STT, saya tidak mau diutus kepada jemaat untuk
  melayani. Sebab saya menyadari betapa saya tidak layak untuk
  melakukan pelayanan tersebut. Saya memutuskan untuk tinggal di
  kampus. Kemudian, Sinode mengutus saya untuk mengikuti training
  motivator di Sukabumi, Jawa Barat selama delapan bulan. Saya senang
  sekali, sebab saya beranggapan bahwa dengan begitu saya semakin
  pergi jauh dari ayah saya. Tetapi, toh akibatnya saya tidak
  mengalami damai sejahtera, hati nurani selalu menuduh saya sebagai
  orang berdosa yang tidak layak untuk melayani Tuhan. Saya tetap
  menolak untuk berdamai dengan ayah saya. Saya berkeras hati untuk
  tidak kembali ke Irian Jaya, karena itu saya diutus untuk melayani
  di Bangka, Mentawai, dan Kalimantan Timur. Selama melakukan
  pelayanan, saya tidak pernah merasa sejahtera, bahkan saya mengalami
  penderitaan fisik dan kerohanian saya semakin merosot.

  Setelah tiga tahun melayani sebagai motivator, saya kembali ke
  Jakarta untuk menghadiri reuni. Saya memiliki kesempatan untuk
  mengikuti Institut Pendidikan Kepemimpinan yang diadakan oleh
  Persekutuan Evangelisasi Anak (PEA) di Bandung. Pada kesempatan
  itulah, saya menemukan jati diri saya sebagai orang berdosa yang
  dikasihi oleh Allah. Hal tersebut saya lihat berdasarkan praktik
  pelayanan terhadap anak-anak.

  Pada institut tersebut, para peserta dituntut untuk menjelaskan
  unsur-unsur Injil berdasarkan 1 Korintus 15:3,4 bahwa: "Kristus
  telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia
  telah dikuburkan dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang
  ketiga, sesuai dengan Kitab Suci". Itulah saat pertama di mana saya
  kagum dan terpesona dengan kabar suka cita tersebut. Sebab
  saya tahu bahwa Yesus telah mati untuk saya ketika saya masih
  berdosa (Roma 5:8). Karena Allah mengasihi saya yang berdosa ini,
  sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk datang
  ke dunia dan mati di kayu salib hanya untuk menebus dosa-dosa saya.

  Tanggal 28 Juli 1988 adalah saat yang tak akan pernah saya lupakan
  selama hidup saya. Saat di mana saya menyadari bahwa saya adalah
  orang berdosa. Sungguh indah saat itu, suasana yang sulit dilukiskan
  dengan kata-kata yang paling indah. Sebab, selama 20 tahun saya
  berjanji untuk tidak akan menangis lagi karena kebencian yang sangat
  dalam terhadap ayah saya. Selama 20 tahun, saya menghindari Allah
  Bapa karena segala dosa saya. Namun pagi itu, tanggal 28 Juli 1988
  Tuhan berbicara kepada saya: "Hai anak-Ku apakah engkau ingin
  menangis? Menangislah di pangkuan-Ku, sebab Aku ini Allah yang
  mempedulikan engkau."

  Mazmur 51:1-15, menggugah hati saya untuk merindukan hadirat Tuhan.
  Saya percaya bahwa Roh Kudus berkarya bagi keselamatan saya pada
  saat saya membaca bagian Firman Tuhan itu. Saya mengakui bahwa saya
  telah berdosa terhadap Bapa di surga, juga terhadap ayah saya. Di
  pagi yang indah itu, ada suatu kerinduan yang mendalam di hati saya
  kepada ayah dan terlebih pada ibu saya. Saya merasakan kekuatan yang
  sungguh luar biasa yang tidak dapat saya lawan. Hati saya luluh dan
  mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi saya. Karena
  itulah, saya bisa mengampuni ayah saya. Sejak saat itu, saya
  mengambil keputusan untuk tidak membenci ayah lagi. Saya berjanji
  untuk pulang kembali ke rumah orangtua dan menemui sanak saudara
  saya.

  Puji Tuhan atas anugerah-Nya, saya menikah dengan Louisa, pada
  tanggal 7 Juni 1990 di Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI),
  Bandung dan pada bulan Agustus 1993, saya pulang bersama istri dan
  putri kami, Naomi, menemui ayah dan ibu serta sanak saudara saya.
  Saya meminta maaf kepada ayah dan menceritakan bagaimana saya telah
  diselamatkan dari dosa. Ayah saya bertobat juga karena kebenaran
  Firman Tuhan yang telah mengubah hidup saya dan beliau membuka hati
  untuk menerima Yesus. Beliau menyesal telah melukai hati anak-
  anaknya. Saya tidak lagi membenci ayah dan saya rindu untuk kembali
  melayani Tuhan di antara orang-orang Irian Jaya. Saya bersyukur pada
  Allah sebab Ia telah mengobati luka hati saya dan tidak membiarkan
  saya larut dalam dosa, sebab Ia mengasihi saya dan telah rela
  mengorbankan diri demi saya. Dengan demikian, saya bisa menikmati
  persekutuan kasih bersama Dia di dunia ini.

  Saya tidak lagi takut untuk melayani jemaat, sebab saya tahu bahwa
  dosa saya sudah diampuni. Yesus telah mati untuk menggantikan saya
  untuk menerima hukuman. Saya tidak pernah takut lagi menghadapi
  kematian karena Yesuslah yang membuat saya menang atas maut.

  Saya sudah diselamatkan, maka saya rindu menyatakan berita suka cita
  ini kepada setiap anak dan kepada setiap pemuda yang menderita
  karena tekanan batin akibat sikap orangtuanya. Hanya di dalam Tuhan
  Yesus Kristus ada kedamaian, kepastian keselamatan, serta keberanian
  untuk mengampuni. Di Irian Jaya ada banyak anak yang sedang
  menderita akibat perlakuan orangtua yang kurang menghargai anak
  mereka. Selain itu, masih banyak anak yang perlu dididik sesuai
  dengan pengajaran Alkitab.

  Pengalaman di masa lalu selalu mengingatkan saya untuk mendidik anak
  dengan baik berdasarkan kasih. Saya juga terbeban terhadap orangtua
  terutama para bapak yang kurang menghargai anak-anaknya, sehingga
  menimbulkan frustasi serta kebencian. Akibatnya, anak bertumbuh
  secara tidak wajar.

  Pengalaman di masa lalu telah mengajar saya untuk menghargai serta
  mengasihi istri saya di depan anak-anak saya, supaya mereka bangga
  mempunyai seorang ayah yang baik. Saya mendapat berkat melalui
  seorang istri yang baik, baik budi, serta dikaruniai seorang anak
  yang baik budi dan mengasihi Tuhan. Kami semua senang melayani Tuhan
  di mana saja Tuhan mengutus kami. Itulah tanda suka cita bersama
  Tuhan Yesus. Semua pengalaman ini, saya nikmati sebagai anugerah
  Tuhan yang semata-mata karena kasih-Nya kepada saya. Saya bersyukur
  punya Allah yang Maha Kasih seperti Tuhan Yesus

  * Penulis adalah hamba Tuhan yang didukung selama satu tahun oleh
    GKI Monrovia, Los Angeles (USA) untuk pelayanan di Nabire, Irian
    Jaya.

  Sumber:
  Judul Buletin: Newsletter GKI Monrovia, Th. IX, No. 5/Mei 1995
  Judul Artikel: Panggilan Irian Jaya
  Penulis      : Septinus Asyerem
  Halaman      : 1 - 3

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~

 FREEDOM IN CHRIST MINISTRIES
==>     http://www.ficm.org/
==>     http://www.ficm.org/whoami.htm
  Pelayanan "Freedom in Christ" ini dirintis oleh Neil T. Anderson.
  Pelayanan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat Kristen di
  Amerika dan di negara-negara lain. Mereka melayani dengan keyakinan
  bahwa mengerti identitas masing-masing pribadi dalam Kristus
  merupakan syarat mutlak agar dapat mengalami hidup Kristen yang
  berkemenangan.

  Situs Freedom in Christ menyajikan informasi-informasi yang dapat
  menolong Anda untuk menemukan jati diri di dalam Kristus, a.l.: The
  Online Resources Center, Christian Counseling, Freedom in Christ
  Radio program, Newsletter, dan Prayer Page.

 CHRISTIAN FAITH
==> http://www.christian-faith.com/truestories.html/
  Anda sedang mencari situs yang berisi kumpulan kesaksian? Silakan
  berkunjung ke Situs Christian Faith yang menampilkan kumpulan
  kesaksian tentang iman dan pengalaman pribadi dari umat Kristen di
  berbagai penjuru dunia saat mereka menerima pengampunan, kasih, dan
  juga penyembuhan dari Allah.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~

 P A K I S T A N
  Pakistan mempertimbangkan untuk menghapus hukum yang tidak
  menghormati orang Kristen. Berita utama di Pakistan saat ini adalah
  pertimbangan pemerintah untuk menghapuskan hukum yang tidak
  menghormati orang Kristen. Banyak orang Kristen sangat merasa
  antusias dengan hal ini. Presiden dari Open Doors, USA, Carl Moeler
  mengatakan hal ini akan menjadi jawaban yang luar biasa terhadap
  doa-doa yang sudah dinaikkan untuk Pakistan, karena orang Kristen di
  sana diperlakukan kurang baik. "Orang Kristen tidak memiliki hak-hak
  umum seperti yang dimiliki oleh masyarakat Muslim Pakistan. Mulai
  dari pendidikan sampai pada pekerjaan dan juga kebebasan untuk
  beragama yang mendasar, orang Kristen selalu dilecehkan, kadang
  mereka ditangkap dan bahkan dibunuh." Moeler percaya bahwa kondisi
  politik internasional telah menyebabkan pemerintahan Musharraf untuk
  membuat peraturan yang telah disahkan oleh Dewan Nasional. Moeler
  meminta agar orang Kristen di Pakistan berdoa, sehingga mereka akan
  merasa terus terdorong." Terdorong untuk berdiri teguh dalam iman,
  terdorong untuk menyadari bahwa dunia tidak melupakan mereka, dan
  terdorong memiliki pengaruh secara literal untuk membawa negara
  mereka -- Pakistan kepada Tuhan Yesus."
  [Sumber: Mission Network News July 19th 2004]
  Pokok Doa:
  ---------
  * Bersyukur untuk rencana penghapusan hukum yang tidak menghormati
    orang Kristen di Pakistan.
  * Doakan agar orang Kristen di Pakistan lebih berani untuk
    membagikan kasih dan iman percaya mereka kepada orang-orang yang
    belum percaya.

 I N D I A
  Gladys Staines, istri dari seorang misionaris, Graham Staines yang
  menjadi martir di Orissa (India), meninggalkan India. Semenjak
  kematian suami dan dua anak laki-lakinya pada tahun 1999 yang lalu,
  Gladys memutuskan untuk tetap tinggal dan melayani di India.
  Beberapa laporan mengindikasikan bahwa kepergiannya meninggalkan
  India hanya sementara saja. Dia menemani anak perempuannya, Esther,
  untuk mendaftar di sekolah medis di Australia. David DeGroot dari
  Mission India sedang berada di Orissa ketika laporan tersebut
  dibuat. Dia mengatakan bahwa masyarakat lokal sangat sedih dengan
  kepergian Gladys. Meskipun demikan, keterlibatan pelayanan Graham
  Staine yang telah dirintis sejak 35 tahun yang lalu bersama dengan
  pelayanan Evangelical Missionary Society di Orissa, akan tetap
  bertumbuh. "Graham Staines adalah perintis berdirinya 21 gereja.
  Masyarakat lokal yang terinspirasi oleh pelayanannya telah
  mendirikan hampir 30 gereja-gereja kecil. Pada kenyataannya, menurut
  masyarakat lokal, sebagai dampak dari kematian Graham Staines dan
  penganiayaan yang terjadi di India, maka Injil tersebar dengan
  pesatnya." Salah satu dari murid perintisan gereja yang diadakan
  oleh Mission India adalah salah satu saksi utama pada saat
  pembunuhan Staines. Oleh karena karakternya baik, maka murid ini
  menjadi seorang pemimpin yang dihormati di komunitasnya. Degroot
  menceritakan tentang kesaksian mendalam yang disharingkan murid itu
  kepada masyarakat Hindu. "Komunitas ini tentu saja tahu pasti bahwa
  dia adalah orang Kristen. Walaupun demikian, ada banyak orang non-
  Kristen yang datang kepadanya untuk konseling." Dia membutuhkan
  dukungan doa karena banyak ancaman kematian yang mengintai setiap
  kali ia bersaksi.
  [Sumber: Mission Network News, July 19th, 2004]
  Pokok  Doa:
  -----------
  * Doakan agar pelayanan yang telah dirintis dan dikerjakan oleh
    Keluarga Staines di India tidak sia-sia, melainkan terus
    berkembang bagi kemuliaan Tuhan.
  * Doakan agar orang-orang Kristen di India memiliki kekuatan untuk
    bersaksi kepada saudara-saudara mereka yang belum percaya agar
    mendengar Injil dan mengambil keputusan untuk menerima Yesus
    sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka.

 A F R I K A   S E L A T A N.
  "Dia adalah seorang wanita sederhana yang melakukan sesuatu yang
  masuk akal dan realistik. Namun, justru dialah yang dipakai Yesus
  untuk mendirikan sebuah gereja di perkampungan gelandangan yang
  penduduknya berjumlah 450 orang.", seperti yang telah dilaporkan
  oleh Danie Vermeulen, koordinator DAWN di Afrika Selatan. "Kerry
  merupakan jemaat biasa dari gereja di Richards Bay, Afrika Selatan.
  Dia menjadi tenaga sukarelawan untuk mengatur air dan makanan bagi
  para wanita dengan bayi mereka yang sedang menunggu dokter di
  Kwambonami. Suatu hari, ada banyak makanan yang tersisa dan dia
  merasa bahwa Tuhan menghendaki ia supaya pergi ke daerah di Kamp
  Slovo, untuk mencari apakah ada orang yang kelaparan di sana. Di
  Slovo, dia menemukan ada 450 orang yang hidup di bawah garis
  kemiskinan. Oleh kerena tersentuh dengan keadaan tersebut, maka dia
  memutuskan untuk membawa makanan ke daerah tersebut setiap hari.
  Pada hari yang ketiga, ada tiga orang yang mendekati dia. Ternyata
  mereka adalah para pemimpin dari komunitas tersebut. "Kami ingin
  berbicara dengan Anda. Mengapa Anda melakukan hal ini? Mengapa Anda
  memberikan makanan kepada orang-orang ini?", tanya mereka. "Yesus
  menghendaki agar saya melakukan hal ini.", jawab Kerry. "Jadi, di
  perusahaan manakah Yesus bekerja?", tanya salah seorang dari mereka.
  "Dia tidak bekerja untuk sebuah perusahaan." jawabnya. "Dia adalah
  Tuhan." "Dapatkah kami bertemu Yesus, Tuhanmu itu? Jika dia mau
  melihat 450 orang penghuni kampung gelandangan ini, maka Dia
  pastilah Tuhan yang sebenarnya. Jika kami dapat bertemu Dia, maka
  seluruh komunitas yang berada di sini akan melayani Dia.", kata
  salah satu mereka. Kerry memberi tahu mereka bahwa dia akan
  memperkenalkan Yesus pada hari Sabtu. Setelah itu, dia kembali ke
  gerejanya. Dia meminta film mengenai Yesus dan 1000 bungkus makanan
  untuk hari Sabtu, sehingga tiap orang akan cukup mendapat makanan
  dan melihat bahwa pemeliharaan Tuhan tidak pernah berhenti, bahkan
  dia memiliki lebih dari cukup untuk semua.

  Pada hari Sabtu, setiap orang dapat makan sepuas mereka. Ini
  merupakan makanan terbaik yang pernah mereka makan. Pada hari itu,
  ada beberapa anak yang baru pertama kali makan daging selama hidup
  mereka. Pada sore harinya, mereka menonton film mengenai Yesus.
  Akhirnya, mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Sebuah
  gereja didirikan di sana dan dikenal sebagai gereja Kamp Slovo --
  melalui seorang wanita yang mau dipakai Yesus.", kata Vermeulen.
  [Sumber: Mission Network News, July 16, 2004]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan agar anak-anak Tuhan tergerak hatinya untuk melaksanakan
    tugas yang diberikan Yesus kepada meraka, yaitu membawa jiwa bagi
    Kristus.
  * Berdoa untuk gereja Kamp-Slovo agar bisa berkembang dan merasakan
    kasih Kristus yang luar biasa bagi hidup mereka.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI INDONESIA ~~

 Pembangunan Kantor YLSA (Yayasan Lembaga SABDA)
  -----------------------------------------------
  Buletin e-JEMMi adalah salah satu publikasi yang diterbitkan oleh
  YLSA. Seiring dengan berjalannya waktu, pelayanan YLSA juga semakin
  berkembang. Dengan berkembangnya pelayanan YLSA, kami merasakan
  bahwa tempat yang selama ini dipakai untuk melaksanakan tugas
  operasional YLSA menjadi sangat sempit. Kami telah banyak berdoa
  untuk waktu yang cukup lama, memohon hikmat Tuhan tentang kebutuhan
  yang mendesak untuk kantor yang lebih luas. Syukur kepada Tuhan,
  akhirnya kami berani melangkah dengan iman untuk melakukan
  pembangunan perluasan kantor YLSA!

  Hal yang penting dari tujuan pembangunan ini adalah agar YLSA dapat
  menambah beberapa staf baru untuk bersama-sama staf yang lama
  mengembangkan pelayanan YLSA, menjangkau masyarakat Kristen
  Indonesia melalui visi misi yang Tuhan berikan kepada YLSA, bagi
  kemuliaan nama Tuhan!

  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan pelaksanaan proyek pembangunan kantor YLSA, supaya dapat
    berjalan lancar dan bisa segera diselesaikan.

  * Berdoa khususnya untuk dana yang diperlukan (biaya keseluruhan
    diperkirakan 134 juta rupiah) agar bisa terpenuhi tepat pada
    waktunya.

  * Bersyukur saat ini untuk penambahan staf baru YLSA dan terus
    doakan supaya Allah mengirimkan SDM baru yang dibutuhkan untuk
    mendukung pengembangan pelayanan YLSA.

  * Berdoa untuk proses restrukturisasi pelayanan YLSA agar dapat
    semakin mempermantap salah satu misinya untuk menyebarluaskan
    informasi dan bahan-bahan seputar kekristenan dengan membangun
    "Electronic Resource Centers for Christian Information".

  * Doakan pelaksanaan visi untuk mewujudkan "Electronic Servants to
    the Body of Christ" ("hamba elektronik" bagi Tubuh Kristus/
    Gereja)

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ SURAT ANDA ~~

  Dari: "Halim, Eugene" <Eugene.Halim@>
  >Yth. Redaksi,
  >Terima kasih banyak untuk email yg saya terima. Ini membawa berkat
  >besar dalam kehidupan saya dan kel. Kesaksian2 yg tertera di bawah
  >ini(penjara di China) yg saya kira ingin didengar banyak anak2
  >Tuhan karena cerita2 ini akan menguatkan iman. Betul yg dikatakan
  >Alkitab bahwa ada kuasa di dalam nama Yesus. Saya pribadi mau
  >mengusulkan agar lebih banyak lagi kesaksian2 nyata yg akan
  >dimasukan dalam milis e-JEMMi. Ayo e-JEMMi maju terus! Tuhan
  >berkati senantiasa. Eugene Halim

  Redaksi:
  Terima kasih atas kiriman email dan usulannya. Kami bersyukur jika
  kesaksian-kesaksian yang disajikan dapat menguatkan iman para
  pembaca e-JEMMi. Kami akan terus berusaha menyajikan kesaksian-
  kesaksian dari berbagai negara untuk dapat menjadi berkat dan
  sekaligus menjadi pokok doa kita semua. Jadi jangan lupa doakan
  mereka juga, ya.

  Apabila ada di antara pembaca memiliki kesaksian-kesaksian untuk
  dapat dibagikan kepada para pembaca e-JEMMi, jangan segan-segan
  mengirimkannya kepada Redaksi. Kami dengan senang hati akan
  menerimanya.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ URLS Edisi Ini ~~

* Mission Network News              http://www.missionnetworknews.org/
* FridayFax                           http://www.cmd.org.nz/fridayfax/


_____________________________ DISCLAIMER ____________________________
Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi disadur dengan izin dari banyak pihak
Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Situs YLSA                                  http://www.sabda.org/ylsa/
______________________________________________________________________
Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan:
Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>,
atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org>
Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Djoko, Tesalonika, dkk.
______________________________________________________________________
Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk berhenti,   kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk Situs e-MISI                          http://www.sabda.org/misi/
Untuk Arsip Buletin e-JEMMi       http://www.sabda.org/publikasi/misi/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org