Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2004/28

e-JEMMi edisi No. 28 Vol. 7/2004 (14-7-2004)

Kultural-Religius di Asia

======================================================================
><> ><>                     Buletin e-JEMMi                    <>< <><
                     Edisi Juli 2004, Vol.7 No.28
======================================================================
SEKILAS ISI:

 o [Editorial]
 o [Artikel Misi]       : Situasi Kultural-Religius di Asia
                             dalam Terang Firman Allah
 o [Profil/Sumber Misi] : Global Opportunities, Immanuel Bible Church
 o [Doa Bagi Misi Dunia]: Yunani, Amerika Latin, Kazakhstan
 o [Doa Bagi Indonesia] : Pelayanan Kartidaya
 o [Surat Anda]         : Kesulitan Fasilitas
 o [URLs Edisi Ini]

**********************************************************************
Anda diizinkan mengutip/meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan
dari Buletin e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan
mencantumkan SUMBER ASLI dari setiap bahan dan Buletin e-JEMMi sebagai
penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia. Thanks.
**********************************************************************

~~ EDITORIAL ~~

  Salam Sejahtera,

  Tidak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan dan agama sangat erat
  kaitannya, sebab keduanya bisa tumbuh bersama dan saling
  mempengaruhi. Karena itu, para misionaris Injil lintas budaya
  dituntut juga untuk bersedia mempelajari kebudayaan masyarakat yang
  akan dilayani. Dengan demikian, mereka bisa melihat unsur-unsur
  kebudayaan mana yang bisa dipertahankan, mana yang bersifat netral,
  atau mana yang perlu diubah karena bertentangan dengan Injil. Untuk
  mengerti pentingnya memahami pelayanan lintas budaya, silakan Anda
  membaca sajian Artikel Misi minggu ini.

  Kami juga ingin agar para pembaca mendukung pelayanan outreach yang
  sudah dilakukan oleh para misionaris dan kegigihan mereka untuk
  mempelajari kebudayaan wilayah yang mereka layani. Untuk itu silakan
  memakai beberapa pokok-pokok doa yang kami sajikan dalam edisi ini
  untuk mendukung pelayanan mereka. Mari, kita terus berdoa bagi
  mereka, khususnya mereka yang saat ini melayani di Yunani, Amerika
  Latin, dan Kazakhstan. Selamat bekerja dan berdoa!

  Redaksi Buletin e-JEMMi

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
                    "Allah mengasihi Anda dan saya,
                 maka marilah kita saling mengasihi."
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=

~~ ARTIKEL MISI ~~

     SITUASI KULTURAL-RELIGIUS DI ASIA DALAM TERANG FIRMAN ALLAH
     ===========================================================

  Kebudayaan dan agama erat sekali hubungannya. Bahkan, seringkali
  sangat sulit dipisahkan. Oleh sebab itu, agar dapat mengerti dan
  memberikan evaluasi terhadap kebudayaan-kebudayaan Asia, maka kita
  harus mengetahui lebih dahulu agama-agama dan kepercayaan-
  kepercayaan orang Asia. Kita tentu tahu bahwa semua agama besar di
  dunia berasal dari Asia, seperti: Hindu, Budha, Islam, Kung-Fu Tze,
  Shinto, dan Kristen. Agama-agama tersebut bertemu bersama dalam
  situasi kebudayaan Asia yang diselubungi oleh kepercayaan dinamisme
  dan animisme. Selain itu, dalam pertumbuhannya, agama-agama ini
  saling bersaing dan saling mempengaruhi satu sama lain.

  Bagi para utusan Injil lintas-budaya, harus bersedia mempelajari
  kebudayaan masyarakat yang akan dilayani. Ini penting, agar mereka
  dapat menentukan unsur-unsur mana dalam kebudayaan masyarakat
  tersebut yang bersifat netral, mana yang melawan atau bertentangan
  dengan Alkitab, dan mana yang sesuai dengan Alkitab. Sebab, memang
  tidak ada satu pun kebudayaan di dunia ini yang dapat dikemukakan
  sebagai contoh kebudayaan yang Alkitabiah. Setiap kebudayaan bangsa
  yang diperhadapkan kepada Injil, pasti mengalami koreksi, penyucian,
  dan perombakan.

  Setiap utusan Injil yang mengabaikan hal ini, bisa jatuh ke dalam
  sikap ekstrem, misalnya:
  1. Ia mungkin langsung mengambil orang-orang yang baru bertobat itu
     dari lingkungan kebudayaannya. Akibatnya, mereka tidak punya
     kesempatan bersaksi di lingkungannya yang lama.

  2. Mungkin langsung memakai kebudayaan setempat sebagai sarana
     pekabaran Injil tanpa melihat bahwa kebudayaan tersebut memiliki
     unsur-unsur yang bertentangan dengan Injil. Misalnya: Pemakaian
     sarana wayang untuk pekabaran Injil. Ini memang baik, tetapi
     kalau si utusan Injil tidak tahu bahwa dalam wayang sendiri ada
     unsur-unsur magis religiusnya, maka bisa jadi pekabaran Injil
     bertabrakan dengan pemanggilan roh-roh halus.

  Sebaiknya, orang-orang setempat yang sudah diubahkan hidupnya karena
  percaya kepada Tuhan Yesus, benar-benar dibimbing untuk mempelajari
  Alkitab dengan baik, sehingga dengan demikian mereka akan mampu
  untuk menentukan sendiri unsur-unsur kebudayaannya, mana yang masih
  bisa dipertahankan dan mana yang harus dibuang atau ditinggalkan.
  Utusan Injil dari daerah atau negara lain, tentu sulit untuk
  melakukan hal tersebut, karena mereka tidak bisa menyelami
  kebudayaan setempat secara tepat.

            Unsur-unsur Kebudayaan Asia yang Bersifat Umum
            ----------------------------------------------

  Kedudukan Manusia Sebagai Satu Oknum yang Berpribadi
  ----------------------------------------------------
  Pada umumnya, manusia sebagai pribadi di Asia, tenggelam atau hilang
  dalam masyarakatnya karena kuatnya tradisi dan kebudayaan yang
  mengelilinginya. Tanggung jawab dan hak pribadinya terhanyut dalam
  air bah masyarakat serta kebudayaannya.

  Melalui komunikasi Injil, setiap "manusia" dipanggil secara pribadi
  oleh Sang Pencipta. Panggilan ini merupakan panggilan keselamatan.
  Bila ia menjawab "ya" terhadap panggilan-Nya, maka "ia" menemukan
  kepribadiannya sendiri. Kepribadian tersebut adalah kepribadian yang
  dikuasai dosa dan yang membutuhkan kemerdekaan dari dosa tersebut.

  Bila jawaban "ya" tadi disertai dengan kerinduan dan kesediaannya
  menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, maka "ia"
  mengalami pembaharuan hidup atau dengan kata lain, mengalami
  kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus dan Firman Allah
  (2Korintus 5:17).

  Dalam proses perkembangan selanjutnya, "ia" akan tiba pada suatu
  masa di mana "ia" sendiri berdiri dan menilai kembali hubungan,
  serta ikatannya dengan kebudayaannya yang lama. Misalnya pergaulan
  duniawi; tidak mengindahkan Tuhan; pemujaan atau penyembahan
  berhala; dan adat-istiadat yang dikuasai iblis. Kemudian, ia  mulai
  sadar bahwa kebudayaannya itu hanyalah ciptaan manusia. Suatu
  ciptaan yang terutama beroleh tempat dalam hati manusia sendiri atau
  dalam kata-kata J. Ban Baal, "Kita adalah kebudayaan kita."
  (J. Zoetmulder, Cultuur Oost an West, Penerbitan dan Balai Buku
  Indonesia, Jakarta, dll, hal. 15).

  Orang yang baru dilahirkan kembali oleh Roh Kudus membutuhkan waktu
  untuk menjadi matang dalam imannya dan matang dalam penilaiannya
  terhadap kebudayaan, mana yang dapat dipertahankan dan mana yang
  perlu ditinggalkan atau disucikan. Biasanya kematangan tersebut baru
  dicapai setelah ia sungguh-sungguh mendalami Firman Tuhan (Alkitab)
  dalam bahasa kebudayaannya. Inilah pentingnya penterjemahan Alkitab
  dalam berbagai bahasa di dunia.

  Sebagai hasil terbesar dari pengaruh Injil dalam kebudayaan dan
  peradaban manusia adalah pembentukan manusia sebagai satu pribadi,
  yang berdiri di hadapan Tuhan dan sesama manusia, serta
  kebudayaannya dengan penuh tanggung jawab. Mungkin hal inilah yang
  menjadi dasar kemajuan bangsa-bangsa Eropa yang sudah menerima Injil
  lebih dahulu. Namun sayang, dalam proses perkembangannya,
  pengindividuan di Barat sudah terlampau jauh dan bebas, sehingga
  individu menjadi tujuan. Dengan demikian kehilangan kepribadian
  Kristen yang Alkitabiah.

  Sebagian utusan Injil Barat seringkali dengan tidak sadar telah
  memamerkan keindividuannya. Mereka kurang menghargai kepribadian
  Kristen Asia yang bersifat gotong royong, toleran, serta memiliki
  ikatan kekeluargaan yang mesra. Yang penting seharusnya adalah
  berusaha menemukan keseimbangan antara individu, keluarga,
  masyarakat, serta kebudayaan. Misalnya: Orang yang menjadi Kristen
  tetap setia ikut dalam kerja bakti desa. Artinya, saling tolong-
  menolong dan tetap memberi sumbangan untuk desa. Bahkan, orang
  Kristen seharusnya lebih baik daripada orang yang belum menerima
  Kristus.

  Di sinilah tugas utusan Injil lintas-budaya. Ia perlu memelihara dan
  menolong orang Kristen baru di dalam hubungan dengan kebudayaannya
  dan tidak mengeluarkannya dari ikatan kebudayaan tersebut. Selain
  itu, seorang penginjil tidak menyodorkan syarat-syarat atau cara-
  cara kekristenan yang terikat kepada kebudayaannya. Dalam hal ini,
  hikmat Tuhan dalam Roh Kudus sebagai Maha Guru untuk menyaring,
  sangat dibutuhkan.

  Dalam hubungannya dengan kebudayaan, pertobatan secara marga atau
  keluarga, seperti pertobatan Kornelius dalam Kisah Para Rasul pasal
  10, lebih menguntungkan daripada pertobatan individu. Ini disebabkan
  dalam pertobatan individu, kadang-kadang terjadi pengucilan. Si
  petobat baru dikucilkan dari keluarga atau marganya atau masyarakat
  sekitarnya. Dalam hal ini utusan Injil harus menggumulkan dua cara
  atau kemungkinan untuk:

  1. Membentuk suatu masyarakat Kristen yang cukup kuat, agar dengan
     kasih dan kerendahan hati, mampu menyaingi kebudayaan-kebudayaan
     dan ikatan tradisi yang menolak Firman Allah.

     Hal ini "mungkin", bila terjadi pertobatan massal, seperti:
     marga, desa, people movement yang benar-benar meninggalkan segala
     adat-istiadat yang bersangkutan dengan penyembahan berhala atau
     penyembahan menurut agama/kepercayaan yang lama. Contoh: lahirnya
     Gereja Kristen Injili Sumatera Selatan (GEKISUS) pada tahun 1964.

     Hampir seluruh anggota gereja ini berlatar-belakang Islam.
     Sebelumnya, siang dan malam selama dua setengah bulan, Injil
     terus-menerus diberitakan secara terbuka kepada penduduk.
     Pemberitaan ini diakhiri dengan mengundang mereka untuk bertobat
     dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
     Undangan ini ternyata disambut oleh sebagian penduduk dengan
     diikuti pembakaran jimat-jimat, benda-benda berhala, dan
     penghalauan kuasa-kuasa setan.

     Pada tanggal 16 Agustus 1964, 299 orang dibaptiskan. Mereka
     berasal dari satu marga yang berdomisili dalam empat desa yang
     berpenduduk 1000 orang. Ini berarti, 30% penduduk menjadi
     Kristen. Karena jumlah yang cukup banyak ini, mereka dapat
     berdiri dan bertahan terhadap celaan, ancaman, dan aniaya dari
     masyarakat sekitarnya. Demikian juga, kesaksian-kesaksian hidup
     dari keluarga Kristen baru yang sudah mengalami pembaharuan
     hidup itu, turut meredakan suasana celaan dan ancaman.

     Pelayanan kasih yang menyusul kemudian, setelah didirikan gereja,
     sangat menolong posisi kehidupan orang-orang Kristen setempat. SD
     dan SMP Kristen serta balai kesehatan didirikan. Pelayanan
     pendidikan dan kesehatan ini didirikan untuk semua golongan dalam
     masyarakat sebagai pelengkap sarana komunikasi Injil.

     Bentuk-bentuk kebudayaan yang berupa pakaian daerah dan yang
     bersifat netral masih dipertahankan di sini. Misalnya:
     mendengarkan firman Tuhan dengan duduk bersila (di rumah-rumah
     keluarga); makan dengan tangan (tanpa sendok) sesudah dibasuh;
     dan memakai kain sarung dan kopiah.

     Demikian juga halnya, cara pria dan wanita berjalan masih tetap
     dipertahankan. Pria dan wanita tidak boleh berjalan berdampingan,
     meskipun mereka sudah menjadi suami-istri. Suami/pria harus
     berada di depan sejauh lebih kurang 5 meter, baru kemudian
     istri/wanita menyusul di belakangnya. Ini merupakan suatu cara
     untuk menghormati suami/pria. Baru kira-kira setahun kemudian,
     cara hidup ini dapat diubah, yaitu setelah mereka mengerti Firman
     Tuhan mengenai kedudukan wanita.

     Dengan cara-cara tersebut di atas, maka agama Kristen bisa
     bertahan dan berkembang di Sumatera Selatan, khususnya wilayah
     Bengkulu Selatan, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
     Semula, semua usaha pelayanan Injil dan pelayanan kasih ini
     dikerjakan oleh orang-orang Indonesia pribumi. Namun kemudian,
     menyusullah tenaga-tenaga asing. Ini penting untuk menghindari
     anggapan bahwa agama Kristen adalah agama Barat.

  2. Menyatakan kehadiran Kristus.

     Oleh Anugerah Tuhan Yesus dan hikmat Roh Kudus, Dr. Adriani dan
     Dr. Kruyt dalam sejarah gereja di Indonesia telah berhasil
     menempuh cara dan pendekatan ini di Sulawesi Tengah. Kehadiran
     mereka dalam nama Tuhan Yesus Kristus di tempat itu, telah
     menunjukkan kehadiran Kristus dalam pengertian, penderitaan,
     kasih, dan pelayanan. Tentu kehadiran Kristen tidak cukup untuk
     menerobos dan membongkar kebudayaan lama, adat-istiadat, dan
     penyembahan berhala yang ditolak oleh Firman Allah. Oleh sebab
     itu, pemberitaan Injil harus tetap disampaikan secara verbal
     untuk membawa orang sampai mendapat kesempatan mengambil
     keputusan, menerima atau menolak Kristus sebagai Tuhan dan
     Juruselamat pribadinya.

     Dalam usahanya mencapai orang-orang Poso bagi Kristus, Dr. Kruyt
     telah menyediakan diri untuk tidak dihormati oleh orang-orang
     yang dilayaninya. Ia mengadakan kontak, baik dengan para pemimpin
     masyarakat atau pun dengan masyarakat biasa. Dengan susah payah,
     Kruyt menjalin hubungan baik dengan mereka. Ia pernah nyaris mati
     dikeroyok orang-orang yang tak menyukainya.

     Puji Tuhan, ia tidak mundur. Bahkan, ia terus berusaha mencari
     cara yang tepat agar bisa berkomunikasi baik dengan mereka.
     Dengan segala tantangan dan penolakan dari masyarakat setempat,
     ia mendirikan sekolah-sekolah. Kemudian, cara yang rupanya sangat
     disenangi oleh masyarakat di tempat itu ialah cara pengobatan
     untuk orang-orang sakit yang diberinya nama "obat-obatan Allah".
     Cara ini sangat penting untuk perkembangan usaha pekabaran Injil
     di Sulawesi Tengah, khususnya daerah Poso.

     Dalam kehadirannya, Kruyt harus menghadapi suatu kelompok
     masyarakat di mana setiap oknumnya tak mungkin mengambil suatu
     keputusan sendiri, terlepas dari kelompok masyarakatnya. Dalam
     salah satu suratnya kepada Direktur Gunning, tersirat pernyataan
     bahwa "... di kalangan orang-orang Poso tidak ada pertobatan
     pribadi, pertobatan perorangan, seperti yang kita artikan." (J.
     Kruyt, 1997:11).

     Dr. Adriani, dalam hubungan pelayanannya terhadap orang-orang
     Poso memperlihatkan kepada kita "bahwa belajar berbicara dan
     mengerti bahasa para pendengar kita adalah penting untuk
     pemberitaan Injil yang Sejati." (Ibid, hal. 113). Dalam
     kehadirannya di antara orang-orang Poso, Adriani telah tekun
     belajar dari murid-muridnya sendiri dalam membuat cerita yang
     hidup untuk mengkomunikasikan Injil kepada mereka. Dengan sabar,
     Ia mengajarkan cerita Alkitab kepada anak-anak, kemudian setelah
     itu ia meminta mereka menceritakan kembali apa yang sudah mereka
     dengar. Dari cerita murid-muridnya inilah, kemudian dijadikan
     bahan untuk membuat karangan-karangan untuk pelayanan Injil.

     Melalui waktu yang cukup panjang, yaitu 17 tahun, akhirnya Kruyt
     dan Adrian berhasil membaptiskan orang-orang Kristen pertama di
     Poso, Sulawesi Tengah.

     Pelayanan dalam bentuk kehadiran ini cenderung dipergunakan pada
     masa kini. Oleh sebab itu, saya sangat setuju dengan pandangan
     Dr. McGavran yang disampaikan pada konsultasi para misiolog di
     Selly Oak, Birmingham, tanggal 16 April 1968 yang lalu. Saya
     menyimpulkan pandangannya sebagai berikut:
     a) Kehadiran diterima sebagai alat dan "bukan" tujuan -- supaya
        tidak menuju relativisme.
     b) Kehadiran maupun proklamasi cenderung untuk menjadi soal rasio
        dan intelektual, seolah-olah iman timbul dari diskusi ilmiah.
     c) Kehadiran bukanlah konsep Alkitabiah untuk pekabaran Injil.
        Para nabi dan rasul serta Tuhan Yesus sendiri tidak pernah
        menjadi tamu terhormat untuk mendekati agama-agama lain.
        Kehadiran hanya dapat dipakai dalam situasi-situasi yang
        sulit, seperti di Tiongkok atau negara-negara lain yang
        tertutup bagi proklamasi Injil.
     d) Kehadiran adalah jalan yang harus ditempuh oleh orang-orang
        Kristen pribumi dalam berkomunikasi dengan masyarakat
        sekitarnya.
     Kehadiran setiap orang Kristen, termasuk utusan Injil, harus
     merupakan kehadiran Kristen. Setelah itu, Injil diproklamasikan.

  Sumber:
  Judul Buku   : Identitas Kebudayaan Asia dalam Terang Firman Allah
  Judul Artikel: Situasi Kultural-Religius di Asia dalam Terang Firman
                 Allah
  Penulis      : Dr. P. Octavianus
  Penerbit     : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia
                 Departemen Literatur, 1985
  Halaman      : 33 - 39

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~

 GLOBAL OPPORTUNITIES
==>	http://www.globalopps.org
  Global Opportunities adalah sebuah organisasi yang memobilisasi dan
  memperlengkapi orang-orang awam atau para tentmakers yang melakukan
  pelayanan lintas budaya. Adapun tentmakers adalah para profesional
  Kristen yang bekerja di bidang sekular dengan tujuan menjangkau
  orang-orang yang belum mengenal Yesus, dengan cara mengintegrasikan
  pekerjaan dan kesaksian. Situs Global Opportunities menyajikan
  informasi tentang sumber dan kursus yang menarik bagi tentmakers.
  Global Opportunities juga menerbitkan jurnal GO World yang secara
  khusus ditujukan bagi para tentmakers. Jurnal ini telah tersedia di
  Situs Global Opportunities dan bisa di-download secara gratis.
  Setiap edisi GO World yang bertujuan menstimulasi pemikiran misi
  setiap pembacanya, menyajikan kisah-kisah tentang tentmaker,
  artikel-artikel seputar tentmaking dan misi, dan profil negara.

 IMMANUEL BIBLE CHURCH
==>	http://www.immanuelbible.net/worldmissions/us_outreach.htm
  Salah satu bentuk pelayanan jemaat Immanuel Bible Church adalah
  pelayanan outreach lintas budaya. Jemaat ini berkomitmen untuk
  mensharingkan tentang Yesus secara terbuka kepada masyarakat di
  sekitarnya. Pelayanan lintas budaya yang mereka lakukan mencakup:
  - mengutus misionaris untuk wilayah lokal maupun luar negeri
  - mengadakan sekolah-sekolah khusus
  - menyelenggarakan persekutuan International Bible Fellowship
  - membuka kelas-kelas bahasa Inggris
  - bekerja sama dengan International Outreach Ministries
  - membentuk persekutuan doa jemaat -- Jemaat Berdoa.

  Para misionaris dari Immanuel Bible Church secara aktif
  mensharingkan tentang Allah secara terbuka kepada masyarakat lokal.
  Mereka juga memberikan pengaruh kepada jaringan internasional yang
  ada di sini maupun di luar negeri. Para misionaris ini mendapat
  dukungan doa dan dorongan dari jemaat Immanuel Bible Church. Karena
  itu, mari kita menyediakan waktu untuk mendoakan para misionaris
  yang terlibat secara efektif dalam pelayanan lintas budaya.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~

 Y U N A N I
  Sebulan lagi, orang-orang Kristen siap untuk menghadapi Olimpiade
  Yunani. Saat ini berita utama tentang Olimpiade adalah obor
  Olimpiade yang dibawa melintasi Ukraina, Turki, dan Bulgaria. Orang-
  orang Kristen yang dilintasi oleh obor ini telah bersiap-siap untuk
  melakukan penginjilan. Paul Jenks dari AMG International mengatakan
  bahwa pengaturan adalah bagian terbesar dari apa yang disebut Flame
  2004. "Gereja-gereja dan agen-agen Kristiani bergabung di sana untuk
  mengadakan outreach, tidak hanya untuk Yunani saja, tetapi juga
  untuk jutaan pengunjung yang akan berada di sana untuk menikmati
  olimpiade tsb." Jenks mengatakan bahwa setiap orang terpesona dengan
  sebuah konser yang spesial, yang mengandung unsur-unsur penting
  Alkitab. "Salah satu hal yang sangat kami nantikan adalah konser
  penghormatan kepada "dewa yang terkenal" yang akan diatur di tengah
  permainan. Ini akan menjadi suatu kesempatan untuk mengundang
  komunitas orang-orang yang belum percaya untuk datang dan
  mendengarkan apa yang dulu pernah Rasul Paulus katakan di bukit Mars
  kepada orang-orang zaman sekarang yang dalam banyak hal masih tidak
  mengenal-Nya secara pribadi." AMG"s Cosmo Vision Center akan
  melayani sebagai pusat doa outreach yang pada saatnya nanti akan
  dilengkapi.
  [Sumber: Mission Network News, July 8th 2004]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan persiapan penginjilan yang akan dilaksanakan bertepatan
    dengan pelaksanaan Olimpiade pada bulan Agustus nanti.
  * Berdoa untuk kerjasama antargereja dan organisasi misi yang ada di
    Yunani dalam membantu pelaksanaan penginjilan tersebut.

 A M E R I K A   L A T I N
  Seorang generasi Kristen baru di Amerika Latin yang juga seorang
  misionaris Dawn di Colombia, Berna Salcedo, mengatakan, "Beberapa
  waktu yang lalu, saat saya berada di Santiago, ibukota Chile, saya
  melihat sekelompok orang muda di jalanan. Pakaian dan rambut mereka
  warnanya mencolok, begitu juga dengan lagu-lagu yang mereka
  nyanyikan. Yang membuat saya heran, mereka menyanyikan lagu-lagu
  Kristiani. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka mengikut Yesus
  tetapi tidak dengan cara penginjilan tradisional seperti yang
  dilakukan oleh nenek moyang mereka. Mereka ingin mengabarkan Injil
  kepada orang-orang yang tidak akan pernah menginjakkan kakinya di
  sebuah gereja tradisional. Sebagai tindak lanjut dari pernyataan
  yang mengejutkan itu, saya mencari informasi seputar fenomena
  tersebut di Amerika Latin. Amerika Latin adalah benua termuda, 60%
  penduduknya berusia dibawah 34 tahun; jutaan orang tidak memiliki
  agama, kecuali orang-orang pinggiran yang telah sedikit mengenal
  kebudayaan, seperti jenis musik. Berdasarkan penelitian saya,
  gereja-gereja yang sudah didirikan, hampir tidak pernah melakukan
  penginjilan kepada generasi ini. Itulah alasannya mengapa sekelompok
  orang muda tersebut meninggalkan gereja di Chile; mereka merasa
  tidak diterima! Pada saat para pemimpin Kristen muda dari Paraguay,
  Meksiko, Brazil, Chile, Peru, dan Venezuela berkumpul, sebuah
  gerakan baru yang bernama "Amanecer X" (dalam bahasa Spanyol disebut
  "Dawn X") dibentuk dengan koordinator Olgalvaro Bastos. Tujuan dari
  gerakan ini adalah untuk mendirikan gereja-gereja yang akan
  memuridkan dan melatih generasi ini. Lebih dari 300 pendiri gereja
  muda telah siap untuk dilatih. Para pemimpin muda ini tidak
  membiarkan tradisi-tradisi formal kembali mengikat mereka sehingga
  gerakan ini sepertinya menyebar lebih cepat dari penyakit! Jika Anda
  ingin tahu lebih banyak, kunjungi situs mereka -- jika Anda berani!
  ==>	http://www.tribalgeneration.com.br
  [Sumber: FridayFax, July 2, 2004]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukur untuk generasi Amanecer X yang berupaya untuk menjangkau
    generasi muda di Amerika Latin. Doakan supaya pelayanan ini bisa
    efektif dan tidak menjadi batu sandungan.
  * Berdoa agar tujuan mereka untuk mendirikan gereja dan melatih para
    generasi muda dapat segera terwujud. Dengan demikian bisa
    mendukung pertumbuhan iman generasi muda tersebut.

 K A Z A K H S T A N
  Lebih dari satu dekade setelah jatuhnya komunisme sebagai pendiri
  Uni Soviet, Tuhan memakai sekolah pelatihan kepemimpinan yang
  pertama di Almaty, Kazakhstan, untuk mengabarkan Injil ke daerah-
  daerah yang sulit dijangkau. Bridge International"s Agape Bible
  College telah meluluskan lebih dari 1000 mahasiswa di mana lebih
  dari 100 di antaranya dikirim sebagai misionaris ke daerah-daerah
  yang sulit dijangkau. Di daerah-daerah yang sulit dijangkau tersebut
  mereka mengatasi segala tantangan yang ada, dengan melakukan doa
  puasa kemudian menginjili dan mendirikan gereja-gereja baru.
  Kebanyakan dari lulusan yang lainnya bekerja di gereja mereka
  masing-masing, melayani sebagai penginjil, menjadi asisten pendeta,
  menjadi pemimpin ibadah dan kelompok sel, dan pemimpin pelayanan
  lainnya. Warren Hoytt, yang secara berkala mengunjungi Almaty untuk
  mengajar, mengatakan bahwa beberapa dari muridnya adalah bekas
  pencandu obat terlarang. "Mereka ini tidak hanya melepaskan
  kecanduannya, tetapi sekarang mereka juga menghabiskan waktunya
  untuk berdoa dan berpuasa -- mencari Kerajaan Allah dan memutuskan
  ikatan kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar masyarakat
  Kazakhstan." Beberapa dari mereka mengikut Kristus setelah mendengar
  kesaksian dari para pekerja muda ini.
  [Sumber: What In The World, June 30, 2004]
  Pokok Doa:
  ----------
  * Doakan untuk sekolah pelatihan kepemimpinan yang ada di
    Kazakhstan. Doakan agar setiap lulusannya menyediakan diri untuk
    dikirim sebagai misionaris yang menjangkau setiap sudut negara
    ini.
  * Berdoa untuk proses follow-up bagi petobat baru, gereja-gereja
    baru yang telah dirintis, dan para pekerjanya supaya senantiasa
    diberkati Allah untuk menyelesaikan pelayanan mereka.

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ DOA BAGI INDONESIA ~~

 Pelayanan Kartidaya
  -------------------
  Kartidaya adalah salah satu organisasi di Indonesia yang bergerak
  dalam pelayanan lintas budaya.
  Pokok Doa:
  ----------
  * Bersyukur untuk pelatihan lintas budaya dan linguistik terapan
    yang telah diadakan pada bulan Mei 2004 yang lalu. Doakan agar
    setiap peserta pelatihan mendapatkan bekal yang mantap untuk
    menjadi tenaga lapangan Kartidaya.

  * Berdoa bagi setiap kantor Kartidaya yang tersebar di beberapa kota
    di Indonesia. Doakan agar setiap kantor perwakilan ini dapat
    bekerja lebih luas guna menjangkau suku-suku di Indonesia.

  * Doakan para tenaga lapangan Kartidaya yang bekerja di tempat
    pelayanan masing-masing. Doakan agar mereka bersukacita dalam
    melakukan pelayanan mereka.

  * Berdoa untuk perwakilan Kartidaya di Dallas, USA, dalam
    pelayanannya untuk menggerakkan gereja-gereja Indonesia yang ada
    di negara-negara tersebut sehingga mereka ikut ambil bagian dalam
    pelayanan Kartidaya -- yaitu menjangkau suku-suku terabaikan di
    tanah air.

  * Doakan terjadinya kerja sama yang baik antara Kartidaya dengan
    instansi-instansi pemerintah di Indonesia. Doakan supaya sebagai
    organisasi, Kartidaya bisa memberi sumbangsih untuk bangsa
    Indonesia.

  [Sumber: Berita KARTIDAYA, Edisi I/2004]

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ SURAT ANDA ~~

  Surat ini adalah salah satu dari email yang dikirim ke dalam buku
  tamu e-MISI.

  Dari: "R. Herbert" <herbert_u@>
  >Staff Misi,
  >Terima kasih atas User name dan Password yg anda berikan sehingga
  >saya bisa masuk dalam situs ini dan saya sampaikan saya adalah
  >Fulltimer didalam pelayanan suku-suku yg terabaikan dan yg belum
  >terjangkau Injil di Sulawesi. Saya adalah anak suku asli ... pada
  >tahun 1999 bln Mei saya mengambil keputusan untuk mengikut Yesus
  >kemudia masuk sekolah Alkitab dan setelah selesai saya berkomitmen
  >untuk menyampaikan Injil Alllah kepada suku saya sendiri. Puji
  >Tuhan selama saya melayani Tuhan khususnya dalam suku ini sudah ada
  >beberapa orang dari suku ini yg mengenal Yesus sebagai Tuhan dan
  >juru selamat termasuk orang dekat dari saya sampai saat ini saya
  >tetap melayani Tuhan dan Fokus pada pelayanan itu. Namun saat ini
  >saya mengalami kendala khususnya kendala dalam fasilitas sebab saya
  >melayani secara kontekstual dalam bahasa dan budaya sebab saya tahu
  >persis bahasa dan budaya suku tersebut. Tetapi saya percaya dengan
  >adanya situs ini,saya harapkan supaya ada yg bisa menolong saya
  >dalam kendala ini. Terima kasih.
  >Dari ladangNya
  >R. Herbert

  Redaksi:
  Dear Herbert, terima kasih untuk sharing Anda. Kami tentu dengan
  senang hati mendukung kerinduan Anda untuk kembali dan melayani suku
  dari mana Anda dilahirkan. Kami juga akan mendukung Anda dalam doa,
  khususnya dalam kebutuhan fasilitas untuk pelayanan Anda. Bagi para
  pembaca Buletin e-JEMMi yang bisa membantu Sdr. Herbert, silakan
  mengontak Redaksi. Selamat melayani!

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=
~~ URLS Edisi Ini ~~

* Mission Network News              http://www.missionnetworknews.org/
* FRIDAY FAX                          http://www.cmd.org.nz/fridayfax/
* What in the World                        http://www.cmd.org.nz/what/


_____________________________ DISCLAIMER ____________________________
Bahan-bahan dlm Buletin e-JEMMi disadur dengan izin dari banyak pihak
Copyright(c) 2004 oleh Buletin e-JEMMi --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Situs YLSA                                  http://www.sabda.org/ylsa/
______________________________________________________________________
Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan:
Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. <owner-i-kan-misi@xc.org>,
atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi <owner-i-kan-misi@xc.org>
Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Tesalonika, dkk.
______________________________________________________________________
Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk berhenti,   kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk Situs e-MISI                          http://www.sabda.org/misi/
Untuk Arsip Buletin e-JEMMi       http://www.sabda.org/publikasi/misi/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org